D. Laporan Keuangan PT. Perusahaan Gas NegaraPersero Tbk, Medan
Laporan Neraca PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan per 31 Desember 2012 sampai dengan 2013. Berikut tabel laporan neraca PT. Perusahaan
Gas Negara Persero Tbk, Medan per 31 Desember 2012 sampai dengan 2013.
Tabel 3.1 Laporan Neraca PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan
Per 31 Desember 2012 dan 2013 Dalam Jutaan Rupiah
Sumber: PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, 2015
Keterangan Tahun
2012 2013
Aktiva Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas 878
3.386 Piutang Usaha
152.138 224.388
Persediaan 10.408
3.963 Piutang anakinduk perusahaan
23.236 -
Uang muka 4.432
- Biaya dibayar dimuka
- 303
Total Aktiva Lancar
191.092 232.040
Aktiva Tetap
Aset tetap 174.491
203.334 Aset dalam pelaksanaan
62.190 112.801
Aset belum terpasang 72.294
16.930 Aktiva tak berwujud
661 4.821
Aktiva lain- lain 34.691
15.976 Beban Tangguhan Hak atas Tanah
- -
Promissory Notes -
-
Total Aktiva Tetap
344.327 353.862
TOTAL AKTIVA
535.419 585.902
Kewajiban dan Modal Kewajiban Lancar
Utang Pajak 9.427
5.096 Kewajiban jangka pendek lainnya
20.539 30.757
Kewajiban yang harus masih dibayar 27.658
34.810 Utang anak induk perusahaan
1.078 10.340
Kewajiban lancar lain-lain 1.820
3.025
Total Kewajiban Lancar
60.522 84.028
Kewajiban Tidak Lancar
3.458 4.676
Kewajiban lain-lain 240.870
6.308
Total Kewajiban
176.890 82.396
Modal
712.309 503.506
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 535.419
585.902
Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi PT Perusahaan Gas Negara PerseroTbk Medan
Per 31 Desember 2012 dan 2013 dalam juta rupiah
Uraian Tahun
2012 2013
Penjualan Pendapatan Usaha 176.819
223.331 Harga Pokok Penjualan
106.885 123.366
Laba Kotor 69.934
99.965 Beban Usaha
61.455 63.254
Laba Usaha 8.479
36.711 Pendapatan Beban lain-lain
3.715 3.136
Laba Bersih 12.194
39.847 Pajak
- -
Laba Bersih setelah Pajak 12.194
39.847
E. Analisis Laporan Keuangan menggunakan Rasio Keuangan
Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan Likuiditas,
Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas. Berikut ini penjelasan analisis rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan
1. Rasio Likuiditas
= 315,73
Berdasarkan perhitungan Current Ratio pada tahun 2012, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 315,73 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun
2013 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 276,15 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar
dengan jaminan aktiva lancar menurun pada tahun 2013, namun masih dalam keadaan likuid karena diatas 200. Dan perbandingan penurunannya sebesar 39,58
artinya penurunan yang terjadi tidak terlalu rendah sehingga perusahaan masih mampu menjamin setiap utang lancarnya dari aktiva lancar.
Berdasarkan perhitungan Quick Ratio pada tahun 2012, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 298,54 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun
2013 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 271,43 aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengangsur setiap rupiah
hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan menurun pada tahun 2013, namun masih dalam keadaan likuid karena diatas 100. Dan perbandingan
penurunannya sebesar 27,11 artinya penurunan yang terjadi tidak terlalu rendah
sehingga perusahaan masih mampu menjamin setiap utang lancarnya dengan aktiva lancar tanpa persediaan.
= 1,45
4,03
Berdasarkan perhitungan Cash Ratio, pada tahun 2012 sebesar 1,45, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,03. Dalam analisis ini terjadi peningkatan rasio
sebesar 2.58. Setiap utang lancar Rp.1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash ratio nya, dan tidak terdapat standar khusus pada cash
ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
Perbandingan rasio likuiditas tahun 2012-2013 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Rasio Likuiditas
Akhir tahun 2012 dan 2013 No.
Rasio-rasio likuiditas 2012
2013 Perbandingan
1. Current Ratio
315,73 276,15
39,58 2.
Quick Ratio 298,54
271,43 27,11
3. Cash Ratio
1,45 4,03
2,58 Dari komponen Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio dapat dikatakan
bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar termasuk kas. Namun
pada Cash Ratio mencerminkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Namun hanya saja terdapat penurunan
pada Current Ratio dan Quick Ratio dari tahun 2012 ke-tahun 2013, sedangkan pada Cash Ratio
terjadi peningkatan dari tahun 2012 ke-tahun 2013.
2.
Rasio Solvabilitas
24,83
16,36 Berdasarkan perhitungan rasio utang terhadap ekuitas Total Debt to Total
Equity Ratio , pada tahun 2012 sebesar 24,83 dan pada tahun 16,36. Setiap utang
jangka panjang dijamin dengan RP.1,- modal sendiri. Dan pada tahun 2012 dan tahun 2013 rasio hutang terhadap ekuitas mengalami penurunan sebesar 8,47 artinya
penurunan yang terjadi cukup baik terhadap perusahaan , dengan adanya penurunan rasio ini maka perusahaan cukup mampu membayar utang jangka panjangnya dengan
modal sendiri. Jadi komposisi utang terhadap modal sendiri ekuitas aman karena mengalami penurunan rasio. Dan apabila rasio semakin besar bahkan lebih dari 100
sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.
33,04
Berdasarkan perhitungan rasio utang Total Debt to Total Asset Ratio pada tahun 2012 sebesar 33,04 ,sedangkan pada tahun 2013 sebesar 14,06 dari total
aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman utang. Terjadi penurunan rasio dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 18,98 artinya penurunan yang terjadi cukup
baik terhadap perusahaan, sehingga dengan penurunan rasio ini maka perusahaan cukup mampu membayar utang jangka panjangnya dengan aset. Hal ini menunjukkan
bahwa komposisi utang baik terhadap total aset aktiva relatif aman karena masih dibawah 100.
Perbandingan rasio solvabilitas tahun 2012-2013 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rasio Solvabilitas
Akhir tahun 2012 dan 2013 No.
Rasio-Rasio Solvabilitas 2012
2013 Perbandingan
1. Total Debt to Total Equity
Ratio 24,83
16,36 8,47
2. Total Debt to Total Asset
Ratio 33,04
14,06 18,98
Dilihat dari persentase Rasio Solvabilitas baik itu Total Debt to Total Equity Ratio
dan Total Debt to Total Asset Ratio bahwa komposisi utang jangka panjangnya
baik dijamin dengan modal sendiri ekuitas dan total aktiva aset relatif aman karena menunjukkan kondisi yang menurun dari tahun 2012 ke-tahun 2013.
3. Rasio Aktivitas
kali Berdasarkan perhitungan modal kerja Working Capital Turn Over Ratio,
pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,25 kali dari modal kerja, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan
sebesar 0,44 kali dari modal kerja. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 0,19 kali artinya peningkatan yang terjadi masih sangat rendah
bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari modal kerja, karena standar umum dari Working Capital Turn Over Ratio sebesar 6 kali.
Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan sudah cukup efektif, karena semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya, berarti semakin efektif pula
penggunaan modal kerja perusahaan.
0,51 kali
Berdasarkan perhitungan Fixed Assets Turn Over, pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,51 kali dari aktiva tetap,
sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,63 kali dari aktiva tetap. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013
sebesar 0,12 kali artinya peningkatan yang terjadi masih sangat rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari aktiva tetap,
karena standar umum dari Fixed Assets Turn Over sebesar 1,1 kali. Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan cukup efektif dalam penggunaan dana
yang ditanam dalam aktiva tetap perusahaan.
0,33 kali
Berdasarkan perhitungan Total Assets Turn Over, pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,33 kali dari total aktiva, sedangkan pada
tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,38 kali dari total aktiva. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 0,05
kali peningkatan yang terjadi masih sangat rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari total aktiva, karena standar umum dari
Total Assets Turn Over sebesar 1,1 kali. Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara
Persero Tbk Medan cukup efektif dalam penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Perbandingan rasio aktivitas tahun 2012-2013 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Rasio Aktivitas
Akhir tahun 2012 dan 2013 No.
Rasio-Rasio Aktivitas 2012
2013 Perbandingan
1. Working Capital Turn Over
0,25 kali 0,44 kali
0,19 kali 2.
Fixed Assets Turn Over 0,51 kali
0,63 kali 0,12 kali
3. Total Assets Turn Over
0,33 kali 0,38 kali
0,05 kali
Dari dua 2 komponen Rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut efektif dalam menggunakan dan mengembalikan sumber-
sumber yang dimiliki perusahaan meskipun peningkatannya belum memenuhi standar yang telah ditetapkan.
4. Rasio Profitabilitas
6,90
Berdasarkan perhitungan Net Profit Margin, pada tahun 2012 sebesar 6,90 dan pada tahun 2013 sebesar 17,84. Dalam hal ini setiap Rp.100,- penjualan bersih
dalam perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.6,90,- dan Rp.17,84,-. Terjadi peningkatan pendapatan laba bersih perusahaan Net Profit
Margin dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 10,94 artinya peningkatan yang
terjadi pada Net Profit Margin masih cukup rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN, karena masih jauh dari ukuran standar yang ditetapkan sebesar 25. Tetapi
hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, karena laba bersih perusahaan ikut meningkat.
39,5
Berdasarkan perhitungan Gross Profit Margin, pada tahun 2012 sebesar 39,5 dan pada tahun 2013 sebesar 44,76. Hal tersebut berarti dalam setiap
Rp.100,- penjualan bersih dalam perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp.39,5,- dan Rp.44,76,-. Terjadi peningkatan pendapatan laba Gross Profit Margin
dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 5,26 dan peningkatan ini masih rendah terhadap perusahaan industri seperti PT. PGN, karena jauh dari standar umum yang
ditetapkan yaitu sebesar 50, akan tetapi hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, karena kinerja penjualan bersih dalam
menghasilkan laba kotor meningkat.
2,28
Berdasarkan perhitungan Return On Investmen tahun 2012 sebesar 2,28 dan tahun 2013 sebesar 6,80. Hal tersebut berarti setiap Rp.100,- dari seluruh dana yang
tertanam dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi sebesar Rp.2,28,- dan Rp.6,80,-. Nilai Return On Investmen mengalami peningkatan dari tahun 2012
ke-tahun 2013 sebesar 4,52 artinya peningkatan yang terjadi cukup bagus untuk perusahaan karena hampir mendekati standar umum sebesar 5,08. Hal ini
menguntungkan bagi PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, karena mampu menghasilkan laba bersih dengan baik.
Perbandingan rasio profitabilitas 2012-2013 sebagai berikut:
Tabel 3.6 Rasio Profitabilitas
Akhir tahun 2012 dan 2013 No.
Rasio-Rasio Profitabilitas 2012
2013 Perbandingan
1. Net Profit Margin
6,90 17,84
10,94 2.
Gross Profit Margin 39,5
44,76 5,26
3. Return On Investmen
2,28 6,80
4,52
Dari komponen rasio profitabilitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio
ini meningkat dan itu menguntungkan bagi perusahaan karena laba perusahaan juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio dari tahun 2012 ke-
tahun 2013.
F. Pengaruh Tinggi Rendahnya Rasio Terhadap Komponen Laporan