Pengaruh Tinggi Rendahnya Rasio Terhadap Komponen Laporan

ke-tahun 2013 sebesar 4,52 artinya peningkatan yang terjadi cukup bagus untuk perusahaan karena hampir mendekati standar umum sebesar 5,08. Hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, karena mampu menghasilkan laba bersih dengan baik. Perbandingan rasio profitabilitas 2012-2013 sebagai berikut: Tabel 3.6 Rasio Profitabilitas Akhir tahun 2012 dan 2013 No. Rasio-Rasio Profitabilitas 2012 2013 Perbandingan

1. Net Profit Margin

6,90 17,84 10,94 2. Gross Profit Margin 39,5 44,76 5,26 3. Return On Investmen 2,28 6,80 4,52 Dari komponen rasio profitabilitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat dan itu menguntungkan bagi perusahaan karena laba perusahaan juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio dari tahun 2012 ke- tahun 2013.

F. Pengaruh Tinggi Rendahnya Rasio Terhadap Komponen Laporan

Keuangan

a. Rasio Likuiditas

1. Current Ratio

Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Current Ratio pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 315,73 dan 276,15, dimana nilainya sudah berada diatas standar Current Ratio yang telah ditetapkan sebesar 200. Jadi PT. PGN sudah mampu menutupi kewajibannya dengan menggunakan aktiva lancar walaupun ada sedikit penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Namun apabila nilai Current Ratio berada dibawah 200 misalnya 100 maka hal itu akan merugikan perusahaan karena antara utang lancar dan aktiva lancar tidak sebanding 2:1 artinya disini bahwa utang lancar lebih besar dari aktiva lancarnya sehingga tidak mampu menutupi kewajiban jangka pedeknya dan begitu sebaliknya semakin tinggi rasio ini misalnya sampai 300 akan semakin bagus bagi perusahaan karena semakin mampu menjamin utang jangka pendeknya. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap aktiva lancar didalam laporan keuangan perusahaan dibagian neraca. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Melalui utang lancar tertentu diusahakan untuk menambah aktiva lancar b. Melalui aktiva lancar tertentu diusahakan untuk mengurangi utang lancar c. Mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar d. Melalui penambahan utang jangka panjang dan menurunkan utang jangka pendek

2. Quick Ratio

Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Quick Ratio pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 298,54 dan 271,43, dimana nilainya sudah berada diatas standar Current Ratio yang telah ditetapkan sebesar 100. Jadi dapat diartikan bahwa PT. PGN sudah mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar. Namun apabila nilai Current Ratio berada dibawah 100 misalnya 50 maka hal itu akan merugikan perusahaan karena antara utang lancar dan aktiva lancar tanpa persediaan tidak sebanding 1:1 artinya disini bahwa utang lancar lebih besar dari aktiva lancar tanpa persediaan sehingga tidak mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya dan begitu sebaliknya semakin tinggi rasio ini misalnya 200 akan semakin bagus bagi perusahaan karena semakin bisa menjamin utang jangka pendeknya. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap aktiva lancar didalam laporan keuangan perusahaan dibagian neraca. Namun apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Melalui utang lancar tertentu diusahakan untuk menambah aktiva lancar tanpa persediaan b. Melalui aktiva lancar tertentu diusahakan untuk mengurangi utang lancar c. Melalui pengurangan jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar tanpa persediaan. d. Melalui penambahan utang jangka panjang dan menurunkan utang jangka pendek

3. Cash Ratio

Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Cash Ratio pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 1,45 dan 4,03, dimana tidak terdapat standar khusus pada Cash ratio sehingga penilainnya tergantung kebijakan perusahaan. Namun apabila nilai Cash Ratio mengalami penurunan dari tahun ke tahun maka hal itu akan merugikan perusahaan karena antara utang lancar dan kas tidak sebanding artinya disini bahwa utang lancar lebih besar dari kas sehingga tidak mampu menutupi kewajiban jangka pendeknya dan begitu sebaliknya semakin tinggi rasio ini maka akan semakin bagus bagi perusahaan karena akan mampu menutupi utang jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap kas didalam laporan keuangan perusahaan dibagian neraca disisi aktiva lancar. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. menambah jumlah kas, baik itu dari modal sendiri atau dengan menjual aktiva tetap b. Berusaha untuk mengurangi utang lancar c. Cara melihat dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas b. Rasio Solvabilitas 1. Total Debt to Total Equity Ratio Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Total Debt to Total Equity Ratio pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 24,83 dan 16,36, dimana nilainya sudah berada dibawah standar Total Debt to Total Equity Ratio yang telah ditetapkan sebesar 100. Artinya dengan adanya penurunan ini maka perusahaan akan mampu membayar utang jangka panjang dengan menggunakan modal sendiri. Namun apabila nilai Total Debt to Total Equity Ratio berada diatas 100 misalnya 200 maka hal itu akan merugikan perusahaan karena jaminan modal pemilik terhadap utang jangka panjang akan semakin kecil atau jumlah utang jangka panjang lebih besar dari pada modal pemilik dan begitu sebaliknya jika rasio ini semakin kecil misalnya 20 maka akan menguntungkan perusahaan karena jaminan utang jangka panjang terhadap modal akan semakin bagus. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap modal didalam neraca laporan keuangan perusahaan dibagian aktiva tetap atau yang bersifat jangka panjang. Namun apabila rasio semakin meningkat bahkan jauh dari standar umum maka dapat dilakukan upaya untuk menurunkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Penambahan aktiva tetap dan bersifat jangka panjang relatif lebih besar dari pada tambahan utang jangka panjang b. Mengurangi jumlah utang jangka panjang relatif lebih besar dari pada berkurangnya aktiva 2. Total Debt to Total Assets Ratio Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Total Debt to Total Assets Ratio pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 33,04 dan 14,06, dimana nilainya sudah berada dibawah standar Total Debt to Total Assets Ratio yang telah ditetapkan sebesar 100. Artinya dengan adanya penurunan ini maka perusahaan akan mampu membayar utang jangka panjang dengan menggunakan aset. Namun apabila nilai Total Debt to Total Assets Ratio berada diatas 100 misalnya 200 maka hal itu akan merugikan perusahaan karena jaminan aset terhadap utang jangka panjang akan semakin kecil atau jumlah utang jangka panjang lebih besar dari pada aset dan begitu sebaliknya jika rasio ini semakin kecil misalnya 20 maka akan menguntungkan perusahaan karena jaminan utang jangka panjang terhadapaset akan semakin bagus. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap aset aktiva didalam neraca laporan keuangan perusahaan. Namun apabila rasio terus meningkat bahkan diatas nilai standar maka dapat dilakukan upaya untuk menurunkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Menambah total aktiva aset relatif lebih besar dari pada tambahan utang jangka panjang b. Mengurangi jumlah utang jangka panjang relatif lebih besar dari pada berkurangnya aktiva aset c. Rasio Aktivitas 1. Working Capital Turn Over Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Working Capital Turn Over pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,25 kali dan 0,44 kali, dimana nilainya berada dibawah standar Working Capital turn Over yang telah ditetapkan sebesar 6 kali. Namun perputaran modal kerja pada PT. PGN sudah baik karena mengalami peningkatan ke periode berikutnya. Namun apabila nilai Working Capital turn Over berada mendekati 6 kali misalnya 5,2 kali bahkan berada diatasnya maka diatas hal itu menguntungkan perusahaan karena semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya dalam setahun makan akan semakin efektif dalam penggunaan modal kerja dan akan menghasilkan penjualan yang meningkat pula dan begitu sebaliknya apabila rasio ini jauh dari nilai standarnya maka akan merugikan perusahaan karena perputaran modal kerjanya tidak efektif. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah penjualan dan kas yang digunakan sebagai modal kerja didalam laporan laba rugi dan neraca perusahaan. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: 1. Melihat berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja termasuk kas 2. Melihat dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen- komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas 3. Melakukan penekanan biaya terus menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang tidak perlu terjadi dapat dihapuskan. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-biaya tersebut tidak mengganggu kelancaran jalannya operasi perusahaan. 2. Fixed Assets Turn Over Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Fixed Assets Turn Over pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,51 kali dan 0,63 kali, dimana nilainya berada dibawah standar Fixed Assets Turn Over yang telah ditetapkan sebesar 1,1 kali. Namun perputaran aset tetap pada PT. PGN sudah baik karena mengalami peningkatan ke periode berikutnya. Namun apabila nilai Fixed Assets Turn Over berada mendekati 1,1 kali misalnya 1 kali atau bahkan berada diatasnya maka hal itu menguntungkan perusahaan karena semakin tinggi tingkat rasio ini dalam setahun akan semakin efektif dalam penggunaan aktiva tetap dan akan menghasilkan penjualan yang meningkat pula. Dan sebaliknya jika rasio ini rendah perputarannya lambat, kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau disebabkan oleh karena hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan output yang akan diperoleh maka akan merugikan perusahaan. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah penjualan laba rugi yang berasal dari perputaran aktiva tetap didalam neraca laporan keuangan perusahaan. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Melihat berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari aktiva tetap b. Memperhatikan dibagian aktiva tetap mana yang lebih banyak di investasi dan mengurangi aktiva tetap yang tidak bermanfaat baik dengan cara menjual dan lain sebagainya. c. Melakukan penekanan biaya terus menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang tidak perlu terjadi dapat dihapuskan. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-biaya tersebut tidak mengganggu kelancaran jalannya operasi perusahaan.

3. Total Assets Turn Over

Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai Total Assets Turn Over pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 0,33 kali dan 0,38 kali, dimana nilainya berada dibawah standar Total Assets Turn Over yang telah ditetapkan sebesar 1,1 kali. Namun perputaran aset pada PT. PGN sudah baik karena mengalami peningkatan ke periode berikutnya. Namun apabila nilai Total Assets Turn Over berada mendekati 1,1 kali misalnya 1 kali atau bahkan berada diatasnya maka hal itu menguntungkan perusahaan karena semakin tinggi tingkat rasio ini dalam setahun akan semakin efektif yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisisen penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dan sebaliknya jika rasio ini rendah perputarannya lambat, kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau banyak aktiva namun kurang bermanfaat, atau disebabkan oleh karena hal lain seperti investasi pada aktiva yang berlebihan dibandingkan dengan output yang akan diperoleh maka hal ini akan merugikan perusahaan. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah penjualan laba rugi yang berasal dari perputaran aktiva didalam neraca laporan keuangan perusahaan. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Melihat berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari aktiva b. Memperhatikan dibagian aktiva mana yang lebih banyak di investasi dan mengurangi aktiva yang tidak bermanfaat baik dengan cara menjual dan lain sebagainya. c. Melakukan penekanan biaya terus menerus melalui perbaikan prosedur kerja sehingga biaya-biaya yang tidak perlu terjadi dapat dihapuskan. Dengan catatan bahwa penekanan biaya-biaya tersebut tidak mengganggu kelancaran jalannya operasi perusahaan. 4. Rasio Profitabilitas a. Net Profit Margin Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai NPM pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 6,90 dan 17,84, dimana nilainya berada dibawah standar NPM yang telah ditetapkan sebesar 25. Jadi hal tersebut kurang menguntungkan untuk PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan karena laba bersih yang diperoleh belum mencapai maksimal akan tetapi kenaikan angka rasio profitabilitas dari tahun 2012 ke tahun 2013 hampir mendekati nilai standar umum untuk industri. Namun apabila nilai NPM berada diatas 25 misalnya 30 atau bahkan lebih maka hal itu akan menguntungkan perusahaan karena dalam setiap Rp. 100,- penjualan bersih dalam perusahaan akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.30,- dan begitu sebaliknya apabilai nilai rasio jauh berada dibawah 25 misalnya 10 maka hal ini akan merugikan perusahaan sebab penerimaan laba bersih juga akan semakin sedikit. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap laba bersih didalam laporan laba rugi perusahaan. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Mengurangi biaya dan menekan pengeluaran b. Menjual lebih banyak produk atau jasa c. Menggunakan aset-aset perusahaan secara leih baik, dengan melakukan lebih banyak pekerjaan dengan sedikit biaya d. Meningkatkan mutu pelayanan e. Lebih memperhatikan berapa jumlah penjualan bersih yang bisa menjadi laba bersih setelah bunga dan pajak b. Gross Profit Margin Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai GPM pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 39,5 dan 44,76, dimana nilainya berada dibawah standar GPM yang telah ditetapkan sebesar 50. Jadi hal tersebut kurang menguntungkan untuk PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan karena laba kotor yang diperoleh belum mencapai maksimal, akan tetapi kenaikan angka rasio profitabilitas dari tahun 2012 ke tahun 2013 hampir mendekati nilai standar umum untuk industri. Namun apabila nilai NPM berada diatas 50 misalnya 75 atau bahkan lebih maka hal itu akan menguntungkan perusahaan karena dalam setiap Rp. 100,- penjualan dalam perusahaan akan menghasilkan laba kotor sebesar Rp.75,- dan begitu sebaliknya apabila rasio berada jauh dibawah 50 misalnya 20 maka akan merugikan perusahaan karena tidak mampu memperoleh laba kotor yang maksimal . Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap laba kotor didalam laporan laba rugi perusahaan. Apabila rasio jauh menurun dari standar yang ditetapkan maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Mengurangi biaya dan menekan pengeluaran b. Menjual lebih banyak produk atau jasa c. Menggunakan aset-aset perusahaan secara leih baik, dengan melakukan lebih banyak pekerjaan dengan sedikit biaya d. Meningkatkan mutu pelayanan e. Lebih memperhatikan berapa jumlah penjualan yang bisa menjadi laba kotor untuk biaya yang tak terduga c. Return On Investmen Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan memiliki nilai ROI pada tahun 2012 dan 2013 sebesar 2,28 dan 6,80, dimana nilainya kenaikan ke periode 2013 berada diatas standar ROI yang telah ditetapkan sebesar 5,08. Jadi hal tersebut menguntungkan untuk PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, Medan karena dari seluruh dana yang tertanam dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi dengan baik. Namun apabila nilai ROI berada jauh dibawah nilai standar yaitu 5,08 misalnya 3,1 maka hal itu tidak menguntungkan perusahaan hal itu berarti bahwa perusahaan tidak mampu mengembalikan investasi yang telah ditanam di dalam aktiva artinya perusahaan akan rugi dan sebaliknya apabila rasio berada diatas nilai standar maka akan semakin meguntungkan perusahaan. Jadi hal tersebut berpengaruh terhadap laba kotor dan laba bersih didalam laporan laba rugi perusahaan dan hal tersebut juga berpengaruh kepada neraca kas dan modal. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dapat dilakukan upaya untuk menaikkan rasio yaitu sebagai berikut: a. Mengurangi biaya dan menekan pengeluaran b. Menggunakan aset-aset perusahaan secara leih baik, dengan melakukan lebih banyak pekerjaan dengan sedikit biaya c. Lebih memperhatikan bentuk investasi apa saja yang dilakukan dalam proses penjualan guna meraih keuntungan d. Lebih memperhatikan berapa jumlah penjualan bersih yang bisa menjadi laba kotor dan laba bersih. 68

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk Medan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang dianggap sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan demi penyempurnaan dan pencapaian dimasa yang akan datang.

A. Kesimpulan

1. Dilihat dari rasio likuiditas, dari segi Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan dalam keadaan likuid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar termasuk kas yang dimiliki perusahaan. Hanya saja terdapat sedikit penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Hal ini dicerminkan Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio masing-masing sebesar 315,73, 298,54, dan 1,45 dan pada tahun 2013 masing-masing sebesar 276,15, 271,43, dan 4,03. Dimana perbandingan dari masing- masing rasio sebagai berikut: Current Ratio,Quick Ratio, dan Cash Ratio dari tahun 2012 ke-tahun 2013 masing-masing sebesar 39,58, 27,11, dan 2,58 artinya penurunan yang terjadi di masing-masing rasio tidak terlalu rendah sehingga perusahaan masih mampu menjamin setiap utang lancarnya dari aktiva lancar, aktiva lancar tanpa persediaan, dan kas dan tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.