memiliki sikap positif 85,7. Seluruh ibu yang memiliki pengetahuan cukup dan pengetahuan baik memiliki sikap positif 100.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Manajemen
Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
1. Karakteristik Ibu
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 83 ibu yang menjadi responden ditemukan mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 71 orang 85,5 dan
minoritas ibu yang berumur 20 tahun sebanyak 2 orang 2,4. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak 2007 yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya
umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi mental dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa usia produktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.
Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 43 orang 51,8 dan minoritas mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi
sebanyak 8 orang 9,6. Notoadmojo 2007 menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari
konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari
tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi, imbauan, serta ide-ide
yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berperilaku hidup sehat.
Pada kategori pekerjaan, jumlah tertinggi ditemukan pada ibu rumah tangga sebanyak 43 orang 51,8 dan jumlah terendah adalah honorer yaitu sebanyak 1
orang 1,2. Menurut Mubarak 2007 bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. 2.Pengetahuan Ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, responden masih banyak menjawab salah pada pengetahuan cara agar anak terhindar dari penyakit. Mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat yaitu sebanyak 46 orang 55,4 dan minoritas responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 orang 16,9. Menurut Notoadmojo 2003 bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan secara
kondusif. Rotegarad 2007 dalam Purnamasari 2012 menyatakan bahwa informasi dan pengetahuan haruslah disampaikan oleh orang yang tepat dengan informasi yang
benar untuk mencegah orang tua bertanya kepada sumber yang salah. Suwito 2012 mengungkapkan bahwa ada hubungan antara konseling dalam penerapan MTBS
dengan pengetahuan terhadap pencegahan penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep.
Universitas Sumatera Utara
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu yang baik mengenai MTBS berbasis masyarakat dikarenakan upaya penyuluhan yang efektif dilakukan oleh
tenaga kesehatan sebagai sumber informasi utama mengenai kesehatan atau pola hidup sehat di tempat penelitian. Peran tenaga kesehatan sebagai pemberi
pendidikan kesehatan sangat bermanfaat dan mendukung terlaksananya kesehatan bagi masyarakat. Upaya tersebut memenuhi rasa keingintahuan orang tua dan
merawat anak mereka. 3. Sikap Ibu terhadap Manjemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 81 orang 97,6. Sejumlah 76
responden 91,6 lebih banyak memilih setuju pada pernyataan positif tentang pemberian imunisasi lengkap agar daya tahan tubuh anak meningkat. Untuk
pernyataan yang negatif, terdapat 43 responden 51,8 menjawab tidak setuju tentang anak yang mengalami batuk disertai sukar bernafas dan tidak sembuh selama
21 hari merupakan hal yang wajar. Sikap merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan. Hastuti 2010 mengemukakan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap penatalaksanaan MTBS di
Puskesmas Wilayah Kabupaten Boyolali. Menurut asumsi peneliti, mayoritas responden memiliki sikap positif
terhadap MTBS – BM dikarenakan pemahaman yang baik tentang MTBS – BM yang merupakan hasil atas baiknya penyuluhan mengenai MTBS – BM yang
diadakan petugas puskesmas kepada ibu-ibu di Desa Ronga-Ronga sehingga para ibu tahu bagaimana respon yang baik jika suatu hari anak mereka sakit. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitian Suwito 2012 bahwa ada hubungan antara konseling dalam penerapan MTBS dengan sikap pencegahan penyakit ISPA pada balita.
C. Keterbatasan Penelitian