skornya menurut skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menggunakan 3 kategori yakni, Setuju S diberi skor 3, Ragu-ragu RR diberi skor 2, Tidak Setuju
TS diberi skor 1. Total skor diperoleh nilai terendah 15 dan nilai tertinggi 45. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Hidayat:
Kelas Banyak
Rentang P
=
Ket : P =
Panjang kelas interval Rentang
= Nilai tertinggi – Nilai terendah
Banyak Kelas = Jumlah kategori
Di mana diketahui skor maksimum diperoleh dari jumlah nilai jawaban tertinggi dikali jumlah pernyataan 3x15 dan skor minimum diperoleh dari
jumlah nilai jawaban terendah dikali jumlah pernyataan 1x15. Rentang kelas sebesar 30 dan banyak kelas sebanyak 2 kelas maka didapatkan panjang kelas
sebesar 15. Jika skor maksimum adalah 45 dan skor minimum adalah 15 dapat dikategorikan :
1. Positif : apabila mendapat skor : 31-45
2. Negatif : apabila mendapat skor : 15-30
G. Uji Validitas dan Realibilitas
Validitas adalah menunjukan bahwa suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi
content validity yang terdiri dari 15 pertanyaan pengetahuan, 15 pertanyaan sikap, yang dibuat dengan berlandaskan teori dan akan dikonsulkan kepada
ahlinya yaitu dr. Agustini Raintung. Didapatkan skor rata-rata 3,86.
Universitas Sumatera Utara
Uji reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur, uji reliabilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai
alat ukur Arikunto, 2006. Uji reliabilitas dalam penelitian mengukur tingkat kestabilan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner.
Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan nilai Alpha Cronbach 0,714 untuk pertanyaan pengetahuan dan 0,927 untuk kategori sikap.
H. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang manajemen
terpadu balita sakit berbasis masyarakat. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada
institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada pimpinan
Puskesmas Ronga-Ronga. Setelah mendapat izin maka peneliti mencari informasi berupa berapa banyak jumlah ibu-ibu yang mempunyai balita di Wilayah Kerja
Puskesmas tersebut dan membagikan kuesioner pada saat jadwal imunisasi serta mendatangi tempat tinggal responden didampingi kader. Proses pembagian
responden yaitu dengan meminta persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela. Setelah responden bersedia maka diminta untuk
menandatangani lembar persetujuan Informed Consent, menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk
mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian
kuesioner.
Universitas Sumatera Utara
I. Analisa Data
1 Pengolahan Data
a Pemeriksaan data Editing
Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan
memeriksa keseragaman data. b
Pemberian Code Coding Setelah editing dilakukan, langkah selanjutnya ialah melakukan pengkodean
data. c
Entry Data Dilakukan dengan cara memasukan data kedalam sistem komputerisasi.
d Tabulating
Untuk memperoleh analisis data, pengolahan data seta pengambilan kesimpulan, data dimasukkan kedalam bentuk distribusi frekuensi.
2 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah univariat dan bersifat deskriptif. Semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensi dan
persentasenya. Dari pengolahan data deskriptif, data yang bersifat kategori disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase Sumantri,2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis
masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013”. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 83 ibu
yang memiliki balita. Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu terhadap Manajemen Terpadu
Balita Sakit berbasis masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah. Adapun data – data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Data Demografi
Tabel 5. 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Pengetahuan dan
Sikap Ibu Terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 n=83 Karakteristik
f Umur
20 tahun 2
2,4 20-35 tahun
71 85,5
35 tahun 10
12
Pendidikan
SD 14
16,9 SLTP
18 21,7
SMA 43
51,8 PT
8 9,6
Pekerjaan
Bidan 5
6 Perawat
1 1,2
Honorer 1
1,2 PNS
2 2,4
Petani 25
30,1 IRT
43 51,8
Wiraswasta 6
7,2
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian ini didapatkan karakteristik responden yaitu berdasarkan umur responden, mayoritas umur responden berada pada rentang usia 20 – 35 tahun
sebanyak 71 orang 85,5, mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 43 orang 51,8, serta mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga
sebanyak 43 orang 51,8. 2.
Pengetahuan ibu terhadap MTBS Berbasis Masyarakat
Tabel 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Terhadap Manajemen
Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 n=83 Kategori
F
Kurang 14
16,9 Cukup
23 27,7
Baik 46
55,4 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa pengetahuan mayoritas ibu
menunjukan pengetahuan baik terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat yaitu sebanyak 46 orang 55,4 dan minoritas ibu memiliki
pengetahuan yang kurang sebanyak 14 orang 16,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 3 Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Terhadap Manajemen Terpadu Balita
Sakit Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 n=83
No Pertanyaan
Pilihan Jawaban Salah
Benar f
f
1. Cara agar anak terhindar dari penyakit
43 51,8
40 48,2
2. Pengertian ASI eksklusif
23 27,7
60 72,3
3. Tanda bahaya pada anak sakit
21 25,3
62 74,7
4. Tindakan ibu jika anak mengalami kejang
19 22,9
64 77,1
5. Pengertian diare
13 15,7
70 84,3
6. Pengobatan diare yang bisa dilakukan ibu di
rumah 23
27,7 60
72,3 7.
Salah satu cara untuk mencegah diare 15
18,1 68
81,9 8.
Tanda bahaya pada anak yang mengalami batuk 22
26,5 61
73,5 9.
Pengobatan batuk yang bisa dilakukan di rumah 16
19,3 67
80,7 10. Temperatur anak yang demam
33 39,8
50 60,2
11. Cara yang tepat untuk mengetahui suhu tubuh anak
44 53
39 47
12. Cara mencegah malaria 22
26,5 61
73,5 13. Gejala demam berdarah
42 50,6
41 49,4
14. Salah satu cara memberantas jentik nyamuk 23
27,7 60
72,3 15. Tanda anak yang mengalami campak
30 36,1
53 63,9
Berdasarkan tabel 5.3 pilihan jawaban pengetahuan ibu didapat bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan pengertian diare
sebanyak 70 responden 84,3 dan didapati jumlah ibu yang sedikit menjawab benar pada pertanyaan cara yang tepat untuk mengetahui suhu tubuh anak sebanyak
39 orang 47.
Universitas Sumatera Utara
3. Sikap ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu.
Tabel 5. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Manajemen Terpadu
Balita Sakit – Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 n=83 Kategori
F
Negatif 2
2,4 Positif
81 97,6
Tabel 5.4 menunjukkan gambaran sikap ibu terhadap Manajemen Terpadu
Balita Sakit – Berbasis Masyarakat. Hasil penelitian diperoleh responden yang bersikap positif sebanyak 81 orang 97,6 dan responden yang bersikap negatif
sebanyak 2 orang 2,4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. 5 Distribusi Jawaban Sikap Ibu Terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit –
Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2013 n=83
N o
Pernyataan Pilihan Jawaban
Tidak Setuju
Ragu-Ragu Setuju
f f
f
1. Saya akan memberikan anak saya imunisasi
lengkap agar daya tahan tubuhnya meningkat. 7
8,4 76
91,6 2.
Saya akan memberikan asi eksklusif kepada anak saya hingga berusia 6 bulan
1 1,2
11 13,3
71 85,5
3. Jika anak saya batuk dan susah bernafas, saya
akan memeriksakan anak saya ke dokter atau puskesmas terdekat
9 10,8
74 89,2
4. Saya akan menggunakan kelambu untuk
menghindari penyakit malaria 4
4,8 15
18,1 64
77,1 5.
Jika anak ibu demam sampai 7hari sebaiknya diberi obat yang dibeli di warung saja.
25 30,1
16 19,3
42 50,6
6. Anak yang mengalami batuk disertai sukar
bernapas dan tidak sembuh selama 21 hari merupakan hal yang wajar.
26 31,3
14 16,9
43 51,8
7. Ibu harus mencuci tangan setelah cebok, setelah
menceboki anak, sebelum menyiapkan makanan dan sebelum menyuapi anak makan atau meneteki
anak. 4
4,8 9
10,8 70
84,3
8. Makanan yang sudah di masak harus ditutup agar
tetap bersih 4
4,8 7
8,4 72
86,7 9.
Menurut ibu, menyuci bahan makanan yang akan dimasak merupakan tindakan yang penting.
4 4,8
12 14,5
67 80,7
10 .
Jika ada barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, maka akan saya kubur dan
tempat penampungan air harus dikuras. 4
4,8 9
10,8 70
84,3 11 Jika anak diare, akan saya berikan oralit atau air
rebusan sayur. 4
4,8 11
13,3 68
81,9 12
. Menurut ibu dengan memberikan anak banyak
minum ketika anak diare akan semakin baik. 3
3,6 15
18,1 65
78,3 13
. Seharusnya ibu membiasakan anak untuk buang
air besar di jamban dan membuang kotoran tinja anak di jamban.
3 3,6
12 14,5
68 81,9
14 .
Jika anak sedang diare maka sebaiknya saya memberi anak minum lebih banyak dari pada saat
dia tidak sakit. 10
12 8
9,6 65
78,3 15
. Jika anak memuntahkan semua makanan atau
minuman yang diberikan, harus segera dibawa ke bidan atau dokter.
7 8,4
6 7,2
70 84,3
Berdasarkan tabel 5.5 hasil pilihan jawaban ibu mengenai pernyataan sikap terhadap MTBS - BM didapatkan bahwa untuk pernyataan positif nomor
1,2,3,4,7,8,9,10, paling banyak ibu memilih jawaban setuju pada nomor 1 yaitu sebanyak 53 orang 96, yang menjawab ragu-ragu pada nomor 5 yaitu sebanyak
Universitas Sumatera Utara
15 orang 26,3, dan responden yang paling banyak menjawab tidak setuju pada pernyataan nomor 6 yaitu sebanyak 22 orang 38,6.
Untuk pernyataan yang negatif nomor 5 dan 6, paling banyak responden yang menjawab setuju pada nomor 6 sebanyak 43 orang 51,8. Jumlah terbanyak
responden yang menjawab ragu-ragu pada nomor 5 yaitu sebanyak 16 orang 19,3 dan yang responden paling banyak menjawab tidak setuju pada nomor 6 yaitu
sebanyak 26 orang 31,3. Tabel 5. 6
Tabulasi Silang Pengetahuan dan Sikap Responden Terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga
Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013 n=83
Kategori Sikap Total
negatif positif
Kategori Pengetah
uan kurang Count
2 12
14 within Kategori Pengetahuan
14.3 85.7 100.0
within Kategori Sikap 100.0
14.8 16.9
of Total 2.4
14.5 16.9
cukup Count 23
23 within Kategori Pengetahuan
.0 100.0 100.0 within Kategori Sikap
.0 28.4
27.7 of Total
.0 27.7
27.7 baik
Count 46
46 within Kategori Pengetahuan
.0 100.0 100.0 within Kategori Sikap
.0 56.8
55.4 of Total
.0 55.4
55.4 Total
Count 2
81 83
within Kategori Pengetahuan 2.4
97.6 100.0 within Kategori Sikap
100.0 100.0 100.0 of Total
2.4 97.6 100.0
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 14 orang ibu yang memiliki pengetahuan kurang, 14,3 diantaranya memiliki sikap negatif dan selebihnya
Universitas Sumatera Utara
memiliki sikap positif 85,7. Seluruh ibu yang memiliki pengetahuan cukup dan pengetahuan baik memiliki sikap positif 100.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian disajikan dengan mengacu pada tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Manajemen
Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat di Desa Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013
1. Karakteristik Ibu
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 83 ibu yang menjadi responden ditemukan mayoritas ibu berumur 20-35 tahun sebanyak 71 orang 85,5 dan
minoritas ibu yang berumur 20 tahun sebanyak 2 orang 2,4. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak 2007 yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya
umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi mental dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa usia produktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.
Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 43 orang 51,8 dan minoritas mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi
sebanyak 8 orang 9,6. Notoadmojo 2007 menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari
konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari
tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi, imbauan, serta ide-ide
yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berperilaku hidup sehat.
Pada kategori pekerjaan, jumlah tertinggi ditemukan pada ibu rumah tangga sebanyak 43 orang 51,8 dan jumlah terendah adalah honorer yaitu sebanyak 1
orang 1,2. Menurut Mubarak 2007 bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. 2.Pengetahuan Ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, responden masih banyak menjawab salah pada pengetahuan cara agar anak terhindar dari penyakit. Mayoritas
responden memiliki pengetahuan yang baik tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat yaitu sebanyak 46 orang 55,4 dan minoritas responden
berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 14 orang 16,9. Menurut Notoadmojo 2003 bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan
ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan secara
kondusif. Rotegarad 2007 dalam Purnamasari 2012 menyatakan bahwa informasi dan pengetahuan haruslah disampaikan oleh orang yang tepat dengan informasi yang
benar untuk mencegah orang tua bertanya kepada sumber yang salah. Suwito 2012 mengungkapkan bahwa ada hubungan antara konseling dalam penerapan MTBS
dengan pengetahuan terhadap pencegahan penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Pandian Kabupaten Sumenep.
Universitas Sumatera Utara
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan ibu yang baik mengenai MTBS berbasis masyarakat dikarenakan upaya penyuluhan yang efektif dilakukan oleh
tenaga kesehatan sebagai sumber informasi utama mengenai kesehatan atau pola hidup sehat di tempat penelitian. Peran tenaga kesehatan sebagai pemberi
pendidikan kesehatan sangat bermanfaat dan mendukung terlaksananya kesehatan bagi masyarakat. Upaya tersebut memenuhi rasa keingintahuan orang tua dan
merawat anak mereka. 3. Sikap Ibu terhadap Manjemen Terpadu Balita Sakit – Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 81 orang 97,6. Sejumlah 76
responden 91,6 lebih banyak memilih setuju pada pernyataan positif tentang pemberian imunisasi lengkap agar daya tahan tubuh anak meningkat. Untuk
pernyataan yang negatif, terdapat 43 responden 51,8 menjawab tidak setuju tentang anak yang mengalami batuk disertai sukar bernafas dan tidak sembuh selama
21 hari merupakan hal yang wajar. Sikap merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan. Hastuti 2010 mengemukakan bahwa terdapat pengaruh antara pengetahuan dan sikap terhadap penatalaksanaan MTBS di
Puskesmas Wilayah Kabupaten Boyolali. Menurut asumsi peneliti, mayoritas responden memiliki sikap positif
terhadap MTBS – BM dikarenakan pemahaman yang baik tentang MTBS – BM yang merupakan hasil atas baiknya penyuluhan mengenai MTBS – BM yang
diadakan petugas puskesmas kepada ibu-ibu di Desa Ronga-Ronga sehingga para ibu tahu bagaimana respon yang baik jika suatu hari anak mereka sakit. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitian Suwito 2012 bahwa ada hubungan antara konseling dalam penerapan MTBS dengan sikap pencegahan penyakit ISPA pada balita.
C. Keterbatasan Penelitian