16 terinfeksi virus, menghancurkan sel ganas dan sel histoin kompatibel yang
menimbulkan penolakan pada transplantasi. Sel Tc menimbulkan sitolisis melalui perforingranzim apoptosis, TNF-α dan memacu produksi sitokin
Th1 dan Th2 Hewitt, 2003; Baratawidjaya, 2010.
2.5.2 Limfosit B
Sel B diproduksi pertama selama fase embrionik dan berlangsung terus selama hidup. Sebelum lahir yolk sac, hati dan sumsum tulang janin
merupakan tempat pematangan utama sel B dan setelah lahir pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Pematangan sel B terjadi
dalam berbagai tahap. Pada unggas, sel B berkembang dalam bursa fabricius yang terbentuk dari epitel kloaka. Pada manusia belum
didapatkan hal yang analog dengan bursa tersebut dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang atau ditempat yang belum diketahui. Setelah
matang sel B bergerak ke organ limpa, kelenjar getah bening dan tonsil Busslinger, 2004; Baratawidjaya, 2010.
Reseptor sel B yang mengikat antigen multivalen asing akan memacu proses proliferasi, diferensiasi menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi, membentuk sel memori dan mempresentasikan antigen ke sel T. Proliferasi sel B merupakan senter germinal kelenjar
getah bening. Reseptor sel B mengawali sinyal transduksi yang efeknya ditingkatkan oleh molekul konstimulator yang kompleks. Perkembangan
sel B dalam sumsum tulang adalah antigen independen, tetapi
17 perkembangan selanjutnya memerlukan rangsangan antigen. Sel B yang
diaktifkan berkembang menjadi limfoblas, selanjutnya menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi dan sel memori Busslinger, 2004; Abbas
dkk., 2007.
2.5.3 Interleukin 2 IL-2
Interleukin 2 adalah faktor pertumbuhan sel T yang dirangsang antigen dan berperan pada ekspansi klon sel T setelah antigen dikenal.
Ekspresi reseptor IL-2 ditingkatkan oleh rangsangan antigen, oleh karena itu sel T yang mengenal antigen merupakan sel utama yang berproliferasi
pada respons imun spesifik. IL-2 meningkatkan proliferasi dan
diferensiasi sel T, sel B dan NK. IL-2 juga mencegah respons imun terhadap antigen sendiri melalui peningkatan apoptosis sel T
Baratawijaya, 2010. Peningkatan IL-2 dalam tubuh akan meningkatkan produksi CD4
+
, dengan demikian IL-2 juga berfungsi sebagai imunomodulator yaitu
pengaturan menyeluruh sistem imun di dalam tubuh, baik dalam keadaan normal maupun abnormal. Pemberian IL-2 telah terbukti dapat menekan
pertumbuhan beberapa tipe kanker. Treatmen penyakit HIV dengan menggunakan IL-2 jugasudah pernah dilakukan walaupun hasilnya belum
signifikan Waldmann, 2006 .
18
BAB III KESIMPULAN
Sistem immun tubuh terdiri dari banyak komponen. Semua komponen tersebut akan bekerja serentak manakala tubuh mendapat
serangan dari penyakit yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh. Tubuh dalam
melindungi diri dari serangan mikroorganisme patogen terutama virus dengan cara mengembangkan sistem pertahanan
tubuh. Sistem pertahanan tubuh dapat diaktifkan dengan memberikan suatu senyawa yang dapat digunakan untuk meningkatkan respon immun
yang disebut immunomodulator. Immunomodulator adalah senyawa yang dapat meningkatkan
mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik. Immunomudulator dapat mengaktifkan respon immun yang non spesifik
yaitu makrofag, sel NK, interferon, interleukin IL1 dan IL6, dan respon immun yang spesifik yaitu limfosit T, limfosit B dan IL2.