Imunitas terhadap infeksi virus

10 ke permukaan sel dan disajikan ke sel T sitotoksik melalui reseptor TCR. Proses selanjutnya sel T sitotoksik mengeluarkan bahan toksik sehingga sel penyajinya akan terbunuh Tobian dkk., 2003. Pada fagolisosom terjadi pemrosesan antigen yang meliputi proses oksidasi, non oksidasi, dan degranulasi. Fragmen-fragmen antigen yang terbentuk, akan diikat oleh molekul MHC II selanjutnya dibawa ke permukaan sel untuk disajikan ke sel T. Sel T helper melalui reseptornya TCR akan mengenal antigen yang disajikan oleh makrofag. Ligan antara kompleks antigen-MHC pada sel penyaji dengan kompleks CD3-TCR pada sel T helper membangkitkan aktivitas inositol pada membran sel T menjadi inositol trifosfat dan senyawa gliserol dalam sitoplasma. Inositol trifosfat akan meningkatkan ion Ca ++ dalam sitoplasma, sedangkan diasilgliserol akan mengaktifkan enzim proteinkinase C. Keduanya merupakan sinyal untuk mengaktifkan sel T. Namun kedua sinyal itu belum cukup untuk mengaktifkan sel T, karena itu masih memerlukan sinyal ketiga yang diawali oleh IL-1 yang dilepaskan oleh makrofag. Aktivasi sel T helper dapat diamati dengan disekresikannya IL-2 yang berguna dalam proses diferensiasi dan proliferasi sel B untuk menghasilkan antibodi Noss dkk., 2001; Abbas dkk., 2007.

2.4.2 Sel Natural Killer NK

Istilah NK berasal dari kemampuan sel tersebut membunuh berbagai sel tanpa bantuan tambahan untuk aktivasinya. Sel NK tidak 11 memiliki petanda sel B atau sel T atau imunoglobulin permukaan. Sel NK memiliki banyak sitoplasma, granul sitoplasma azurofilik, pseudopodia dan nukleus eksentris. Sel NK merupakan sumber interferon γ INF-γ yang mengaktifkan makrofag dan berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel tumor. Sel NK mengenal dan membunuh sel terinfeksi atau sel yang menunjukkaan transformasi ganas, tetapi tidak membunuh sel sendiri yang normal oleh karena dapat membedakan sel sendiri dari sel yang potensial berbahaya, akibat adanya reseptor inhibitori dan reseptor aktivasi Bottino dkk., 2005; Baratawidjaya, 2010 Sel NK mengenal MHC-I yang diekspresikan semua sel sehat dan tidak oleh sel terinfeksi virus dan kanker. Pengaruh reseptor inhibitori akan dominan dan mengikat MHC-I yang normal diekspresikan pada sel sehat. Sel NK membunuh sel yang terinfeksi oleh berbagai jenis virus dan merupakan efektor imunitas penting terhadap infeksi virus secara dini, sebelum respon imun spesifik bekerja. Sel NK mengenal sel terinfeksi walaupun tidak mengekspresikan MHC-I. Untuk membunuh virus sel NK tidak memerlukan bantuan molekul MHC- I. Sel NK memiliki reseptor aktivasi dapat merupakan pembunuh poten sel terinfeksi virus, jamur dan tumor dengan langsung, tanpa bantuan komplemen. Fenomena ini disebut Antibody Dependent Cell Cytotoxicity ADCC Bottino dkk., 2005; Abbas dkk., 2007; Baratawidjaya, 2010.