Adhesi Intraperitoneal Epidemiologi Adhesi Intraperitoneal

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adhesi Intraperitoneal dan Epidemiologinya

2.1.1 Adhesi Intraperitoneal

Adhesi intraperitoneal adalah ikatan patologis yang biasanya terjadi antara omentum, usus, dan dinding abdomen. Ikatan ini dapat berupa lapisan jaringan ikat tipis, sambungan fibrous tebal yang berisi pembuluh darah dan saraf, atau perlengketan langsung antara kedua organ. Berdasarkan etiologinya, adhesi intraperitoneal dibagi menjadi kongenital dan didapat, yang bisa diakibatkan radang atau post operasi Arung et al., 2011.

2.1.2 Epidemiologi Adhesi Intraperitoneal

Penilaian insiden yang sebenarnya dari terbentuknya adhesi intraperitoneal sangat sulit dilakukan karena adhesi intraperitoneal yang asimptomatik jarang ditemukan kecuali pada pasien yang menjalani pembedahan abdomen di kemudian hari atau menjalani otopsi Lauder et al., 2010. Adhesi intraperitoneal kebanyakan diinduksi oleh prosedur pembedahan dalam cavum peritoneum, dengan prevalensi sebesar 63-97 setelah prosedur operasi abdomen mayor. Survei di Inggris pada tahun 1992 melaporkan total 12.000 – 14.400 kasus obstruksi karena adhesi intestinal pertahunnya. Pembedahan kolorektal sebagai jenis pembedahan yang paling sering menyebabkan adhesi Arung et al., 2011. Pada tahun 1994 di Amerika Serikat, ditemukan bahwa adhesiolisis merupakan alasan 303.836 dari seluruh pasien dirawatinapkan 1 dari keseluruhan rawat inap di Amerika Serikat pada tahun 1994, menghabiskan biaya sebesar 1,33 milyar dolar, dan rawat inap selama 846.415 hari. Adapun pada tahun 2004, sebesar 342.000 prosedur adhesiolisis telah dilakukan di Amerika Serikat. Bahkan setelah dilakukan adhesiolisis, obstruksi yang rekuren sering terjadi 8 sampai 32. Diketahui bahwa kematian terjadi pada 3 sampai 5 pasien dengan obstruksi sederhana, dan meningkat menjadi sebesar 30 jika usus terstrangulasi, nekrosis, dan perforasi Ergul dan Korukluoglu, 2008. Penelitian oleh Surgical and Clinical Adhesion Research SCAR dengan mengikuti 29,790 pasien yang telah menjalani operasi abdomen dan pelvis di Skotlandia, dalam kurun waktu 10 tahun, dan diikuti readmisi ke rumah sakitnya. Sekitar sepertiga pasien direadmisi dengan rata-rata 2,1 kali, untuk komplikasi yang berhubungan langsung atau kemungkinan berhubungan dengan adhesi atau telah menjalani operasi yang dikomplikasikan oleh adhesi intraperitoneal yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun. Dan ditemukan pula bahwa resiko adhesi tertinggi diakibatkan oleh prosedur pembedahan kolon dan rektum di bidang bedah umum dan, ovarium dan tuba fallopi pada pembedahan ginekologi Pados et al., 2010.

2.2 Penyembuhan Peritoneum dan Patofisiologi Adhesi Intraperitoneal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

1 54 49

Perbandingan Efektivitas Methylen Blue, Dextran 70 dan Oxidized Regenerated Cellulose dalam Pencegahan Adhesi Intraperitoneal Pascaoperasi Laparotomi dengan Abrasi Ileum Terminal Pada Hewan Percobaan Kelinci.

0 53 73

PERAN HYALURONIC ACID PADA OSTEO ARTRITIS

0 5 5

`PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LARUTAN MADU 90% DENGAN KETOCONAZOLE 1 % SECARA IN VITRO TERHADAP Perbandingan Efektivitas Larutan Madu 90% Dengan Ketoconazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale.

0 2 15

Perbandingan Efek Berkumur dengan Larutan Baking Soda (Sodium bicarbonate) dan Larutan Perasan Buah Lemon (Citrus limon Linn) dalam Menurunkan Jumlah Bakteri Aerob di Saliva.

2 6 20

PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA.

0 1 58

HUBUNGAN EKSPLORASI ILEUM DENGAN INSIDENSI ADHESI INTRAPERITONEAL PASCA APPENDEKTOMI TERBUICA (Penelitian pada hewan percobaan) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 24

Pemberian dexpanthenol intraperitoneal menghambat penurunan jumlah sel leydig dan sel sertoli pada testis tikus putih (rattus norvegicus) galur wistar yang dipapar monosodium glutamate

0 1 5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi dan Fungsi Peritoneum - Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

0 0 11

Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

0 0 14