Patofisiologi Adhesi Intraperitoneal Penyembuhan Peritoneum dan Patofisiologi Adhesi Intraperitoneal

Akhirnya, segala tipe cedera jaringan akan berujung pada satu dari empat kemungkinan. Pertama, tercapainya kesamaan jaringan melalui mekanisme perbaikan normal. Kedua, regenerasi yang terjadi dengan penggantian. Ketiga, kurangnya penyembuhan, seperti yang terjadi pada ulkus kronis. Terakhir, penyembuhan yang berlebihan, seperti yang terjadi pada jaringan parut dan kontraktur Vaze et al., 2010.

2.2.2 Patofisiologi Adhesi Intraperitoneal

Sampai saat ini, patofisiologi adhesi intraperitoneal masih belum jelas dan menjadi kontroversi Arung et al., 2011. Secara umum, keseimbangan antara deposisi fibrin dan degradasinya yang akan menentukan mekanisme penyembuhan peritoneum apakah akan berjalan normal atau terbentuk adhesi. Waktu yang dibutuhkan oleh mesotel untuk mengalami regenerasi komplit adalah 8 hari Kamel, 2010. Cedera peritoneum akan merangsang terjadinya radang, dan kemudian mengaktivasi kaskade koagulasi, membentuk trombin, yang akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Pada pembedahan abdomen, terjadi gangguan keseimbangan sehingga sistem koagulasi lebih besar pengaruhnya daripada sistem fibrinolisis. Fibroblas menginvasi matriks fibrin dan membentuk ECM yang kemudian dikumpulkan. ECM ini masih dapat didegradasi oleh proenzim dari matriks metalloproteinase sehingga penyembuhan peritoneal menjadi normal. Jika proses ini diinhibisi oleh tissue inhibitor dari matriks metalloproteinase, maka terjadilah pembentukan adhesi. Secara umum, jika fibrinolisis tidak terjadi dalam 5-7 hari, maka matriks fibrin bertahan dan diorganisasi oleh fibroblas penghasil kolagen, membentuk adhesi, yang kemudian diikuti oleh tumbuhnya pembuluh darah baru yang dimediasi oleh faktor angiogenik Arung et al., 2011. Cedera peritoneum Inflamasi kerusakan dinding pembuluh darah Dan mesotel Meningkatkan protein-protein, protrombin Sitokin-sitokin fibrinogen Meningkatkan sel-sel makrofag, platelet, mesotel trombin fibrin tPA Plasminogen PAI-1 uPA PAI-2 PAI-1 tPA PAI-2 uPA Fibrin bertambah fibroblas, sintesis kolagen TIMPs Plasmin - Pr-MMPs MMPs ECM produk degradasi fibrin produk pertumbuhan degradasi kapiler penyembuhan adhesi penyembuhan normal normal perbaikan peritoneum Gambar 2.1 Keseimbangan antara plasminogen activator dan plasminogen inihibitor. TIMP: Tissue inhibitors of metalloproteinases ; MMP: Matrix metalloproteinase; ECM: Extracellular matrix ; tPA: Tissue-type plasminogen activator; uPA: Urokinase- type plasminogen Activator ; PAI: Plasminogen-activating inhibitor Arung et al., 2011. Tabel 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas fibrinolitik dari mesotel Brugmann et al., 2010 Faktor Aktivitas fibrinolitik Urokinase-like plasminogen activator u-PA ↑ Tissue plasminogen activator t-PA ↑ Matrix metalloproteinases MMP ↑ Tissue-derived inhibitors TIMP ↓ Plasminogen activation inhibitors PAI 1 2 ↓ Mechanical destruction of mesothelium ↓ Mesothelial ischemia ↓ Hypoxy ↓ Radical formation ↓ Bacterial lipopolysaccharide ↓ Interleukins e.g., IL-1, IL-6 ↓ Neurokinin-1 receptor NK-1 ↓ Substance P SP ↓ Tumor necrosis factor α TNF α ↓ Transforming growth factor β TGF β ↓ Intracellular adhesion molecule ICAM 1 ↓ Vascular cell adhesion molecule VCAM ↓ Di sisi lain, aktivasi sistem fibrinolitik mengubah plasminogen menjadi plasmin yang bekerja mendegradasi fibrin. Plasminogen aktivator terdiri dari tissue type plasminogen activator tPA dan urokinase-type plasminogen Activator uPA, yang diekspresikan oleh sel endotel, sel mesotel, dan makrofag. Di dalam peritoneum, 95 dari pengaktifan plasminogen diakibatkan oleh tPA. uPA sama efektifnya dalam mendegradasi fibrin, namun afinitas terhadap fibrinnya lebih rendah, sehingga perannya lebih sedikit dalam mengaktivasi plasminogen Arung et al., 2011. Aktivasi plasminogen dihambat oleh plasminogen activator inhibitor PAI –1 dan -2, dimana PAI–1 adalah glikoprotein yang lebih kuat dalam menginhibisi tPA dan uPA. PAI-1 dan PAI-2 diproduksi oleh sel endotel, sel mesotel, monosit, makrofag, dan fibroblas. Plasminogen activator inhibitor lain yang teridentifikasi yaitu PAI-3 dan protease nexin 1. Keseimbangan antara plasminogen activator dan plasminogen inhibitor penting dalam menentukan penyembuhan peritoneum. PAI-1 penting dalam pembentukan adhesi dan konsentrasi PAI -1 ditemukan tinggi pada pasien dengan adhesi yang luas Arung et al., 2011.

2.3 Etiologi dan Faktor Resiko Adhesi Intraperitoneal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

1 54 49

Perbandingan Efektivitas Methylen Blue, Dextran 70 dan Oxidized Regenerated Cellulose dalam Pencegahan Adhesi Intraperitoneal Pascaoperasi Laparotomi dengan Abrasi Ileum Terminal Pada Hewan Percobaan Kelinci.

0 53 73

PERAN HYALURONIC ACID PADA OSTEO ARTRITIS

0 5 5

`PERBANDINGAN EFEKTIVITAS LARUTAN MADU 90% DENGAN KETOCONAZOLE 1 % SECARA IN VITRO TERHADAP Perbandingan Efektivitas Larutan Madu 90% Dengan Ketoconazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale.

0 2 15

Perbandingan Efek Berkumur dengan Larutan Baking Soda (Sodium bicarbonate) dan Larutan Perasan Buah Lemon (Citrus limon Linn) dalam Menurunkan Jumlah Bakteri Aerob di Saliva.

2 6 20

PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA.

0 1 58

HUBUNGAN EKSPLORASI ILEUM DENGAN INSIDENSI ADHESI INTRAPERITONEAL PASCA APPENDEKTOMI TERBUICA (Penelitian pada hewan percobaan) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 24

Pemberian dexpanthenol intraperitoneal menghambat penurunan jumlah sel leydig dan sel sertoli pada testis tikus putih (rattus norvegicus) galur wistar yang dipapar monosodium glutamate

0 1 5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Anatomi dan Fungsi Peritoneum - Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

0 0 11

Pengaruh Suhu Salin Dingin dan Durasi Irigasi Intraperitoneal terhadap Pembentukan Adhesi Peritonium pada Hewan Coba Tikus

0 0 14