Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan dan
perkembangan industri
manufaktur saat
ini menyebabkan  semakin  pesatnya  laju  perekonomian  dan  meningkatnya  permintaan
konsumen  terhadap  produk.  Meningkatnya  permintaan  konsumen  terhadap  produk menimbulkan  persaingan  industri  manufaktur  di  Indonesia  semakin  ketat.  Hal  ini
dapat  dilihat  dari  jumlah  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  Bursa  Efek Indonesia  dari  periode  ke  periode  semakin  bertambah.  Berdasarkan  data  Bursa
Efek  Indonesia  sampai  31  Desember  2013,  tercatat  141  perusahaan  yang  bergerak di  bidang  industri  manufaktur.  Kemudian  dari  perusahaan-perusahan  tersebut
dibagi  menjadi  tiga  kelompoksektor  yang  terdiri  dari  sektor  industri  dasar  dan kimia  58  emiten,  sektor  industri  barang  konsumsi  38  emiten,  dan  sektor  aneka
industri  45 emiten. www.idx.co.id
. Industri  manufaktur  memiliki  prospek  yang  menguntungkan,  karena
menghasilkan devisa
yang menjadi
sumber dana
bagi pembangunan
perekonomian  di  Indonesia.  Industri  manufaktur  diproyeksikan  tumbuh  mencapai 7,1  pada  2013  meskipun  kondisi  perekonomian  di  Amerika  Serikat  AS  dan
Uni  Eropa  masih  diwarnai  ketidakpastian.  Berbagai  faktor  negatif  di  Indonesia seperti  kenaikan  harga  gas,  tarif  dasar  listrik,  upah  minimum  pekerja,  infrastruktur
yang  belum  dapat  diandalkan,  serta  melemahnya  nilai  tukar,  tetap  tidak mengganggu  pertumbuhan  sektor  ini.  Menurut  MS  Hidayat,  Menteri  Perindustrian
kinerja  sektor  industri  manufaktur  pada  2013  tumbuh  akibat  meningkatnya investasi
disektor otomotif,
industri pupuk,
industri kimia
dan semen.
www.kemenperin.go.id Daya  tahan  sektor  manufaktur  terutama  ditopang  sektor
konsumsi  yang  tumbuh  28  dan  kontribusi  industri  dasar  terhadap  indeks manufaktur  tergolong  kecil  yakni  hanya  sebesar  20.  Sementara  itu,  perusahaan
dari  aneka  industri  justru  berperan  sebagai  penekan  kinerja  indeks  karena mencatat  penurunan  11 sejak awal  tahun.
www.ift.co.id Berdasarkan  penjelasan  diatas,  dapat  dikatakan  bahwa  sektor  yang
mengalami  penurunan  yang  di  akibatkan  belum  stabilnya  perekonomian  dalam
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
bidang  industri  manufaktur  yaitu  aneka  industri.  Ini  dapat  dilihat  pada  pergerakan indeks  saham  aneka  industri  pada  tahun  2013  berada  di  posisi  -2,37.  Berbeda
dengan  indeks  saham  industri  dasar  yang  berada  di  posisi  12,08  dan  indeks saham  industri  barang  konsumsi  di  posisi  18,76
www.idx.co.id .  Sehingga
dalam  penelitian  ini  yang  diangkat  adalah  sektor  aneka  industri,  karena  sektor aneka  industri  mengalami  penurunan  pergerakan  indeks  saham  lebih  besar
dibandingkan  sektor  industri  dasar  dan  sektor  barang  konsumsi.  Pendanaan menjadi  salah  satu  faktor  penting  untuk  menghadapi  persaingan  ini.  Salah  satu
sumber  pendanaan  yang  bisa  digunakan  yaitu,  memasuki  pasar  modal  dengan menerbitkan  saham.  Saham  merupakan  surat  berharga  atas  kepemilikan  suatu
perusahaan  atau  disebut  pemegang  saham  dan  memiliki  hak  klaim  atas penghasilan  dan  aktiva  perusahaan.
Adanya  penawaran  saham  yang  dilakukan  oleh  perusahaan  dan  tingginya permintaan  saham  oleh  investor  mengakibatkan  munculnya  kesepakatan  harga
yaitu  harga  saham.  Harga  saham  dapat  mencerminkan  kinerja  suatu  perushaan baik  atau  sedang  mengalami  masalah.  Apabila  kinerja  perusahaan  dalam  keadaan
baik  maka  akan  telihat  pada  tingginya  pemintaan  investor  akan  saham  yang mengakibatkan  naiknya  harga  saham  perusahaan.  Maupun  sebaliknya  apabila
kinerja  perusahaan  sedang  mengalami  masalah  dan  keuntungan  yang  diperoleh menurun  maka  para  investor  akan  menjual  sahamnya  yang  berakibat  pada
menurunnya  harga  saham.Bagi  investor  naik  atau  turunnya  harga  saham  menjadi informasi  dimana  saatnya  untuk  membeli  dan  menjual  sahamnya.  Ada  dua
keuntungan  yang  diperoleh  investor  dengan  memiliki  saham  yaitu  dividen  dan capital gain.
Dalam  sektor  aneka  industri  terdapat  lima  subsektor  yaitu  subsektor otomotif  dan  komponen,  subsektor  textile  dan  garmen,  subsektor  alas  kaki,
subsektor  kabel,  dan  subsektor  elektronik.  Terdapat  45  perusahaan  yang menerbitkan  sahamnya.  Namun  pada  tahun  2013,  27  perusahaan  mengalami
penuruan  harga  saham  yang  diakibatkan  dari  belum  stabilnya  perekonomian  dan berdampak  pada  perusahaan-perusahaan  yang  berada  pada  sektor  ini.  Adapun
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
rata-rata  penurunan  harga  saham  27  perusahaan  sektor  aneka  industri  di  Bursa Efek  Indonesia  adalah  sebagai  berikut:
Tabel 1.1 Harga  Saham  Sektor Aneka Industri  di BEI
Periode 2009-2013
dalam rupiah
No Nama  Perusahaan
Periode 2009
2010 2011
2012 2013
1
Astra Internasional Tbk
34.700 54.500
74.000 7.600
6.800 2
Astra Otoparts Tbk
5.750 13.950
3.400 3.700
3.650 3
Gajah Tunggal Tbk
425 2.300
3.000 2.225
1.680 4
Indo Kordsa Tbk
1.450 2.150
2.400 3.000
2.250 5
Indomobil  Sukses Internasional  Tbk
860 7.600
12.800 5.300
4.900 6
Indospring  Tbk
1.250 10.500
3.500 4.200
2.675 7
Multi  Prima Sejahtera Tbk
1.100 3.125
2.200 7.650
5.000 8
Multistrada Arah Sarana Tbk
205 330
500 450
390 9
Nipress Tbk
1.450 3.975
4.000 4.100
325 10
Prima Alloy  Steel Tbk
119 93
132 255
185 11
Apac Citra Centertex Tbk
52 68
225 375
305 12
Asia Pacific Fibers Tbk
131 240
450 193
80 13
Eratex Djaja Tbk
85 59
200 325
280 14
Indo-Rama Synthetics Tbk
470 1.700
1.980 1.420
1.000 15
Nusantara Inti Corpora Tbk
123 139
300 345
250 16
Pan Brother Tbk
135 1.600
440 470
420 17
Panasia Indo Resource Tbk
235 250
190 950
415 18
Polychem Indonesia Tbk
134 215
580 365
220 19
Ricky Putra Globalindo  Tbk
195 181
184 174
173 20
Sunson Textile Manufacture Tbk
250 225
180 134
79 21
Tifico  Fiber Indonesia Tbk
310 510
500 620
500 22
Primarindo  Asia Infrastructure Tbk
900 900
900 900
700 23
Sepatu Bata Tbk
36.000 67.600
55.000 60.000
1.060 24
KMI Wire and Cable Tbk
56 80
104 187
142 25
Sumi  Indo Kabel Tbk
1.620 1.200
750 1.530
920
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
26
Voksel Elektric Tbk
410 450
820 1.030
740 27
Sat Nusapersada Tbk
450 80
85 100
82
Rata-Rata 3.291,30
6.454,33 6.243,33
3.985,11 1.304,48
Sumber: www.idx.co.id
data diolah Dari  Tabel  1.1  rata-rata  perusahaan  sektor  aneka  industri  mengalami
penurunan  harga  saham  selama  tiga  tahun.  Pada  tahun  2009  rata-rata  harga  saham perusahaan  sekator  aneka  industri  adalah  Rp  3.291.  Kemudian  naik  ditahun  2010
menjadi  Rp  6.454.  Kenaikan  harga  itu  tidak  bertahan  lama,  pada  tahun  2011 mengalami  penurunan  menjadi  Rp  6.243.  Penurunan  kembali  terjadi  di  tahun
2012  menjadi  Rp  3.985,  dan  di  tahun  2013  merupakan  harga  rata-rata  saham paling  rendah  selama  periode  2009-2013  yaitu,  Rp  1.304.  Menurunnya  harga
saham  dapat  memperlihatkan  turunya  kinerja  perusahaan  sektor  aneka  industri,  ini mengakibatkan  investor  melakukan  evaluasi  kembali  untuk  menginvestasikan
dananya  di  perusahaan  tersebut. Kinerja  perusahaan  menjadi  tolak  ukur  para  investor  untuk  melakukan
investasi.  Suad  Husnan  2005:  54,  “sebelum  pemodal  melakukan  investasi  pada sekuritas,  perlu  dirumuskan  terlebih  dahulu  kebijakan  investasi,  menganlisis
laporan  keuangan,  dan  mengevaluasi  kinerja  perusahaan”.  Kinerja  perusahaan dapat  dilihat  dari  kinerja  keuangan  perusahaan  tersebut.  Kinerja  keuangan  dapat
diukur  dengan  banyak  indikator,  salah  satunya  analisis  laporan  keuangan.  Analisis kinerja  keuangan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah    struktur  modal  dan
profitabilitas. Struktur  modal  merupakan  masalah  yang  penting  bagi  perusahaan  karena
baik  buruknya  struktur  modal  akan  mempunyai  efek  langsung  terhadap  posisi keuangan  yang  pada  akhirnya  akan  memengaruhi  nilai  perusahaan.  Menurut
Bambang  Riyanto  2010:  282,  “Struktur  modal  adalah  pertimbangan  atau perbandingan  antara  jumlah  utang  jangka  panjang  dengan  modal  sendiri
”. Kesalahan  dalam  menentukan  struktur  modal  akan  berdampak  luas  terutama
apabila  perusahaan  terlalu  besar  dalam  menggunakan  hutang,  maka  beban  tetap yang  harus  ditanggung  perusahaan  akan semakin  besar pula.
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Struktur  modal  dalam  penelitian  ini  dianalisis  menggunakan  rasio  Debt    to Equity  Ratio  DER.  DER  merupakan  rasio  yang  menunjukan  kemampuan
perusahaan  dalam  mengelola  struktur  modal  dengan  membandingkan  total  utang dan  total  modal.  Beberapa  perusahaan  dalam  sektor  aneka  industri  melakukan
banyak  pinjaman  untuk  menunjang  kegiatan  operasionalnya  yang  memang membutuhkan  banyak  dana.  Hal  ini  berdampak  pada  nilai  DER  yang  semakin
tinggi  karena  perusahaan  mengguankan  lebih  banyak  dalam  operasionalnya. Adapun  data  nilai  Debt    to  Equity  Ratio  DER  perusahaan  sektor  aneka  industri
di Bursa  Efek  Indonesia  periode  2009-2013 adalah  sebagai  berikut:
Tabel 1.2 Debt  to Equity Ratio  DER Sektor Aneka Industri di BEI
Periode 2009-2013
dalam
No Nama  Perusahaan
Periode 2009
2010 2011
2012 2013
1
Astra Internasional Tbk
81,7 110
102 103
102 2
Astra Otoparts Tbk
39 38
47 62
32 3
Gajah Tunggal Tbk
232 194
161 135
152 4
Indo Kordsa Tbk
23 26
38 36
46 5
Indomobil  Sukses Internasional  Tbk
1016 499
154 208
229 6
Indospring  Tbk
275 239
80 46
27 7
Multi  Prima Sejahtera Tbk
49 41
33 28
25 8
Multistrada Arah Sarana Tbk
74 87
168 68
66 9
Nipress Tbk
148 128
169 145
206 10
Prima Alloy  Steel Tbk
436 233
245 106
108 11
Apac Citra Centertex Tbk
756,1 270,6
279,8 -306
-262,6 12
Asia Pacific Fibers Tbk
-158 -150
-150 -151
-146 13
Eratex Djaja Tbk
-162 -156
-276 400
326 14
Indo-Rama Synthetics Tbk
114 97
128 132
139 15
Nusantara Inti Corpora Tbk
58 56
27 58
85 16
Pan Brother Tbk
523 431
121 143
136 17
Panasia Indo Resource Tbk
99 85
79 114
180 18
Polychem Indonesia Tbk
241 201
104 87
72
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
19
Ricky Putra Globalindo  Tbk
84 82
83 130
181 20
Sunson Textile Manufacture Tbk
180 170
182 184
173 21
Tifico  Fiber Indonesia Tbk
-121,4 111
32 27
21 22
Primarindo  Asia Infrastructure Tbk
-147 -145
-148 -153
-156 23
Sepatu Bata Tbk
38 46
46 48
61 24
KMI Wire and Cable Tbk
114 105
51 37
70 25
Sumi  Indo Kabel Tbk
14 22
22 34
23 26
Voksel Elektric Tbk
230 192
217 182
250 27
Sat Nusapersada Tbk
93 76
64 72
62
Rata-Rata 160,29
114,39 76,25
73,15 81,76
Sumber: www.idx.co.id
data diolah Dari  Tabel  1.2  rata-rata  nilai  DER  perusahaan  sektor  aneka  industri  pada
tahun  2012  menjadi  yang  terendah  yaitu  73,15  Dan  tahun  2009  menjadi  yang nilai  tertinggi  yaitu  160,29.  Namun  pada  tahun  2013  mengalami  peningkatan
nilai  kembali  menjadi  81,76  Dari  data  diatas  terlihat  nilai  DER  perusahaan sektor
aneka industri
mengalami peningkatan
pemakaian total
hutang dibandingkan  total  modal.
DER  merupakan  kemampuan  perusahaan  untuk  menjamin  utang  dengan modal  yang  dimiliki.  Semakin  rendah  rasio  DER  maka  akan  semakin  baik  dan
nilai  perusahaan  akan  semakin  tinggi,  begitupun  sebaliknya  semakin  tinggi  rasio DER  nilai  perusahaan  semakin  rendah  karena  kinerja  perusahaan  dalam
membiayai  kegiatan  oprasionalnya  lebih  banyak  menggunakan  utang  atau pinjaman.  Menurut  Bringham  dan  Houston  2006:17,  semakin  tinggi  resiko  dari
penggunaan  lebih  banyak  utang  akan  cenderung  menurunkan  harga  saham. Semakin  tinggi  rasio  ini  berarti  kemampuan  perusahaan  dalam  menjamin  utang
tidak  dapat  ditutupi  oleh  modal  yang  membuat  resiko  perusahaan  tinggi,  ini diakibatkan  dari  tingginya  bunga  yang  dikeluarkan.  Mengakibatkan  pula  para
investor  menjual  sahamnya  yang  berdampka  pada  penurunan  harga  saham. Struktur  modal  yang  optimal  yaitu  perusahaan  tidak  boleh  memiliki  jumlah
hutang  yang  lebih  besar  daripada  jumlah  modal  sendiri  atau  dengan  kata  lain  debt
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ratio  tidak  boleh  lebih  dari  50  sehingga  hutang  tidak  lebih  besar  dari  modal
sendiri.
Faktor  lain  yang  mempengaruhi  harga  saham  adalah  profitabilitas. Meningkatnya
profitabilitas suatu
perusahaan, menggambarkan
perusahaan melaksanakan  kegiatan  industrinya  dengan  baik.  Profitabilitas  bagi  para  investor
sebagai  tolak  ukur  untuk  berinvestasi.  Menurut  Gitman  2009  rasio  profitabilitas adalah  rasio  yang  digunakan  untuk  mengukur  efektifitas  manajemen  berdasarkan
hasil  pengembalian  dari  penjualan  investasi  serta  kemampuan  perusahaan menghasilkan  laba  yang  akan  menjadi  dasar  pembagian  dividen  perusahaan.
Dapat  dilihat  profitabilitas  perusahaan  menjadi  suatu  acuan  bagi  investor  untuk menanamkan  modalnya  dan  dapat  melihat  gambaran  perusahaan  dari  rasio
tersebut. Dalam
penelitian ini
indikator yang
digunakan untuk
mengukur profitabilitas  adalah  ROA.  Return  on  asset  adalah  perbandingan  antara  laba
sebelum  pajak  dengan  total  aktiva,  atau  dapat  dikatakan  perbandingan  antara  laba bersih  dengan  total  aset.  Semakin  besar  nilai  ROA  semakin  besar  pula  tingkat
keuntungan  yang  dicapai  oleh  perusahaan  dan  semakin  baik  posisi  perusahaan tersebut  dari  segi  penggunaan  aset.  Begitu  juga  sebaliknya  bila  nilai  ROA  kecil
maka  tingkat  keuntungan  yang  dicapai  oleh  perusahaan  akan  kecil  dan  posisi perusahaan  akan  kurang  baik.  Menurut  Suad  Husnan  2006  Return  On  Assets
menunjukkan  seberapa  banyak  laba  bersih  yang  diperoleh  dari  seluruh  kekayaan yang  dimiliki  perusahaan.  Dengan  demikian  jika  rasio  profitabilitas  yang
diperoleh  perusahaan  meningkat,  maka  kepercayaan  investor  pada  perusahaan akan  meningkat  dengan  menyertakan  modalnya  untuk  diinvestasikan  pada
perusahaan  yang  berdampak  pada naiknya  harga  saham. Terdapat  beberapa  perusahaan  dalam  sektor  aneka  industri  mengalami
kerugian.  Kerugian  yang  dialami  perusahaan  sektor  aneka  industri  terjadi  karena adanya  penurunan  pendapatan  yang  disebabkan  merosotnya  permintaan  global
dan  melemahnya  nilai  tukar  rupiah.  Hal  ini  berdampak  pada  nilai  ROA  yang menurun  dilihat  pada  periode  tahun  pengamatan.  Berikut  tabel  Return  on  asset
pada sektor aneka  industri  periode  2009-2013:
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.3 Return on Asset ROA Sektor Aneka Industri  di BEI Periode 2009-2013
dalam
No Nama  Perusahaan
Periode 2009
2010 2011
2012 2013
1
Astra Internasional Tbk
14 15,07
13,37 12,48
10,42 2
Astra Otoparts Tbk
17,44 21,94
15,82 12,79
8,39 3
Gajah Tunggal Tbk
10,2 8,01
5,92 8,8
1,41 4
Indo Kordsa Tbk
5,61 9,7
4,28 9,81
1,44 5
Indomobil  Sukses Internasional  Tbk
3,03 6,58
7,52 5,11
3,17 6
Indospring  Tbk
9,46 9,23
10,57 8,05
5,73 7
Multi  Prima Sejahtera Tbk
7,4 9,36
7,19 9,64
5,47 8
Multistrada Arah Sarana Tbk
6,89 5,8
3,01 0,05
0,2 9
Nipress Tbk
1,17 3,75
3,99 4,1
4,38 10
Prima Alloy  Steel Tbk
-8,61 0,07
0,28 2,7
0,88 11
Apac Citra Centertex Tbk
-1,27 -12,39
-6,52 -7
-0,49 12
Asia Pacific Fibers Tbk
25,88 8,4
-1,48 -7,96
-4,76 13
Eratex Djaja Tbk
-24,84 -41,87
49,23 1,43
0,22 14
Indo-Rama Synthetics Tbk
2.08 4,57
6,55 0,14
0,17 15
Nusantara Inti Corpora Tbk
0,75 0,52
0,77 0,09
0,1 16
Pan Brother Tbk
4,08 4,02
4,76 4,51
4,47 17
Panasia Indo Resource Tbk
0,05 0,12
1,71 0,23
-5,67 18
Polychem Indonesia Tbk
1,45 0,98
5,41 1,4
2,28 19
Ricky Putra Globalindo  Tbk
0,62 1,77
1,9 2,02
-2,75 20
Sunson Textile Manufacture Tbk
3,55 1,14
-2,86 -1,74
0,45 21
Tifico  Fiber Indonesia Tbk
-9,29 5,45
7,68 2,11
-1,83 22
Primarindo  Asia Infrastructure Tbk
13 14,33
2,66 2,62
-9,01 23
Sepatu Bata Tbk
12,71 12,6
11 12
9,14 24
KMI Wire and Cable Tbk
4,22 8,13
5,88 10,78
3,93 25
Sumi  Indo Kabel Tbk
5,11 0,77
2,92 4,99
2,28 26
Voksel Elektric Tbk
4,33 0,91
7,03 8,66
1,53
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
27
Sat Nusapersada Tbk
-4,04 -1,53
-0,98 1,06
1,05
Rata-Rata 3,89
3,62 6,21
4,03 1,58
SUMBER: www.idx.co.id
data diolah Dari  Tabel  1.3  terlihat  nilai  ROA  pada  sektor  aneka    industri  terjadi
fluktuasi.  Ditahun  2011  nilai  ROA  pada  sektor  aneka  industri  yang  tertinggi  yaitu 6,21.  Namun  ditahun  berikutnya  mengalami  penurunan  yang    pada  akhirnya
2013  menjadi  nilai  ROA  yang  terendah  yaitu  1,58.  Hal  itu  menunjukan kemampuan  perusahaan-perusahaan  sektor  aneka  industri  dalam  mengahasilkan
laba  atas aktiva  rendah ROA  merupakan  kemampuan  perusahaan  dalam  menghasilkan  laba  yang
berasal  dari  produktivitas  asset.  Menurut  David  dan  Kurniawan  2010,  282 “hubungan  antara  harga  saham  dengan  Return  On  Assets  ROA  adalah  postif
artinya,  semakin  besar  hasil  yang  diperoleh  dari  aset,  maka  semakin  besar  harga dari  saham.”  Semakina  baik  kemampuan  perusahaan  dalam  pengelolaan  asset,
akan  meningkatkan  laba  perusahaan.  Dengan  meningkatnya  laba  perusahaan  akan meningkatakan
dividen yang
diberikan pada
investor dengan
harapan meningkatkan  kemakmuran.  Dengan  meningkatnya  kemakmuran  maka  investor
atau  calon  investor  semakin  tertarik  untuk  membeli  saham  perusahaan,  semakin banyak  investor  yang  tertarik  maka  harga  saham  meningkat  karena  permintaan
terhadap  saham  perusahaan  meningkat. Jika  struktur  modal  dan  profitabilitas  terjadi  penurunan  presentase  maka
akan  mengakibatkan  penarikan  modal  oleh  para  investor  yang  hasilnya  berdampak pada  harga  saham  di  pasar  modal  menjadi  turun.  Apabila  dibiarkan  penurunan
tersebut  akan  terus  terjadi,  maka  semakin  banyak  para  investor  yang meninggalkan  perusahaan  alas  kaki.  Untuk  itu  perlu  adanya  perbaikan  kondisi
keuangan  perusahaan  agar  meminimalisir  penurunan  tersebut  dan  kinerja manajemen  perusahaan  yang  baik.  Oleh  karena  itu,  penulis  tertarik  untuk  meneliti
terkait  struktur  modal  dan profitabilitas  pada harga  saham  dengan  judul
”PENGARUH  STRUKTUR  MODAL  DAN  PROFITABILITAS  TERHAPA HARGA  SAHAM  PERUSAHAAN  SEKTOR  ANEKA  INDUSTRI  YANG
TERDAFTAR  DI BURSA EFEK INDONESIA ”
Yulianti Solihah, 2015 PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM  PERUSAHAAN
SEKTOR ANEKA IND USTRI  YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1.2 Identifikasi Masalah