Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Lampiran Output SPSS
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SBI 115 5.77 7.54 6.57 0.57
RTA 115 .00 4.87 0.36 0.46
SIZE 115 9.52 18.27 14.56 1.77
ROA 115 .00 295.87 16.69 29.63
DER 115 .01 2.62 0.24 0.35
Valid N (listwise) 115
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SBI RTA SIZE ROA DER
Unstandardiz ed Residual
N 115 115 115 115 115 115
Normal Parametersa
Mean 6.5740 .3605 14.5636 16.6870 .2440 .0000000 Std.
Deviation .56708 .46185 1.76851
2.96291E
1 .35084 .34456184 Most Extreme
Differences
Absolute .296 .262 .114 .287 .253 .255
Positive .296 .252 .114 .252 .232 .255
Negative -.234 -.262 -.086 -.287 -.253 -.252 Kolmogorov-Smirnov Z 3.172 2.806 1.225 3.074 2.712 2.730 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .099 .000 .000 .000 a. Test distribution is Normal.
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SBI.Ln RTA.Ln SIZE.Ln ROA.Ln DER.Ln
Unstandardized Residual
N 115 114 115 114 115 113
Normal Parametersa
Mean 1.8795 -1.2559 2.6711 2.2659 -2.0436 .0000000 Std.
Deviation .08532 .62975 .12284 1.0617
4 1.08938 .98134552 Most Extreme
Differences
Absolute .279 .085 .096 .068 .127 .051
Positive .279 .057 .092 .068 .127 .051
Negative -.250 -.085 -.096 -.068 -.088 -.036 Kolmogorov-Smirnov Z 2.989 .913 1.031 .725 1.358 .545 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .375 .238 .669 .050 .928 a. Test distribution is Normal.
(2)
(3)
(4)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .445a .198 .168 .99935 1.459
a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.545 3.004 -.847 .399
SBI.Ln .222 1.122 .017 .197 .844 .998 1.002
RTA.Ln .448 .150 .259 2.985 .004 .990 1.010
SIZE.Ln .585 .796 .066 .735 .464 .918 1.090
ROA.Ln -.402 .093 -.385 -4.297 .000 .925 1.081 a. Dependent Variable: DER.Ln
(5)
Regression
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .445a .198 .168 .99935
a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 26.657 4 6.664 6.673 .000a
Residual 107.860 108 .999
Total 134.517 112
a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.545 3.004 -.847 .399
SBI.Ln .222 1.122 .017 .197 .844
RTA.Ln .448 .150 .259 2.985 .004
SIZE.Ln .585 .796 .066 .735 .464
ROA.Ln -.402 .093 -.385 -4.297 .000
(6)
Regression Moderating
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .114a .013 .004 .67816
a. Predictors: (Constant), DER.Ln b. Dependent Variable: AbsRes_1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .677 1 .677 1.473 .227a
Residual 51.049 111 .460
Total 51.726 112
a. Predictors: (Constant), DER.Ln b. Dependent Variable: AbsRes_1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .600 .135 4.448 .000
DER.Ln -.071 .058 -.114 -1.214 .227
(7)
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Said Kelana dan Wijaya, Chandra, 2005,
Riset Keuangan,
Pengujian-pengujian Empiris
, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Atarmawan, 2011,
Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktek Perataan Laba Yang
Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Jurnal Ilmu Ekonomi Adbantage Vol. 2 No. 2
Bangun dan Vivi. 2008,
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
(studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta).
Jurnal Akuntansi.
Brigham, Eugene F, dan Weston, Joel F, 1999,
Dasar-dasar Manajemen
Keuangan
, Edisi kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F., dialihbahasakan oleh Dodo Suharto dan
Herman Widodo. 2010, “
Manajemen Keuangan
”, Buku 1, Penerbit
Erlangga. Jakarta
Ghozali, Imam 2005. “
Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”,
Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang.
Haryanto, 2003,
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan Food and Beverages di BEJ.
Jurnal Akuntansi
Harahap, Sofyan Safri. 2003. “
Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”.
Cetakan
Ketujuh, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Husnan, Suad 2005,
Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
, Edisi
Keempat, Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.
Ike Tri Anggraini. 2007,
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur
modal pada perusahaan Industri Rokok di BEJ
. Jurnal Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. “
Standard Akuntansi Keuangan
. Buku I.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. 2002. ”
Auditing”
, Jilid II, Edisi Lima, Penerbit
Salemba Empat, Jakarta.
(8)
Riyanto, Bambang 2003,
Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan,
Edisi Ketiga,
Yogyakarta: BPFE
Rizal Muhammad, 2002.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur
Modal Pada Industri
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode
1997-2001.
Jurnal online
Santoso, Singgih 2007,
Latihan SPSS_15
, Penerbit Elex Komputindo, Jakarta.
Sartono, Agus 2010,
Manajemen Keuangan-Teori dan Aplikasi,
Edisi Keempat,
Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Seftianne (2011),
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan publik sektor manufaktur.
Jurnal Akuntansi.
Suliyanto, 2011.
Ekonometrika Terapan – Teori & Aplikasi dengan SPSS.
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Sutrisno, 2003,
Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi
, Edisi
pertama, Ekonisia
Bursa Efek Indonesia : Fact Book 2007 – 2011
Bank Indonesia
(9)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variable lainya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Variabel Independen (X)
dalam penelitian ini adalah Suku bunga, struktur aktiva dan ukuran perusahaan
untuk kemudian diuji dan dianalisis pengaruhnya terhadap struktur modal (Y)
sebagai variabel dependen dan profitabilitas sebagai variabel moderating (Z)
dalam penelitian ini.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri Sektor Aneka Industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia dengan melakukan
browsing
pada situs
www.idx.co.id. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan mulai dari Agustus
2015 sampai Maret 2015.
3.3
Defenisi Variabel
Terdapat lima variabel dalam penelitian ini yaitu tiga variabel bebas, satu
variabel moderating dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah Suku
bunga, struktur aktiva dan ukuran perusahaan. Variabel moderatingnya adalah
profitabilitas. Variabel terikatnya adalah struktur modal .
(10)
a.
Variabel bebas (
independent variabel
) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiono, 2009:59). Variabel independen dalam
penelitian ini ada 3 yaitu:
1.
Suku bunga (X
1)
Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan
oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur Suku bunga dalam
penelitian ini diproksikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku
umum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia satuannya adalah rasio.
2.
Struktur Aktiva (X
2)
Struktur aktiva
merupakan susunan dari aktiva yang digunakan untuk
aktivitas operasional perusahaan. Struktur aktiva
pada penelitian ini
diproyeksikan rasio aktiva tetap yaitu antara
Fixed Asset (FA)
terhadap
Total Asset (TA)
selama periode tahun 2010 sampai dengan
tahun
2014. Diformulasikan sebagai berikut :
Fixed Assets
Rasio Tangible Assets
=
Total Assets
3.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar atau kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total
aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Formulasi ukuran
perusahaan adalah :
(11)
b.
Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel independen yang akan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap
variabel dependen. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah
profitabilitas yaitu tingkat keuntungan bersih yang mampu dihasilkan
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas perusahaan
dalam penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan rasio
return on
assets
yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada penggunaan asetnya. Diformulasikan
sebagai berikut :
Net Income
Return On Assets
=
Total Assets
c.
Variabel terikat (
dependent variabel
) adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono,
2009:59). Variabel dependen dalam penelitian ini ada 1 yaitu Struktur
modal (Y) merupakan perimbangan atau perbandingan antara modal
internal dan modal eksternal. Ukuran dari variabel DER diformulasikan
sebagai berikut :
DER =
Long Term Liabilities
Shareholders’ Equity
Untuk memperjelas indikator dan alat ukur yang digunakan untuk
masing-masing variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
(12)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Jenis Variabel Nama Variabel
Definis Variabel Parameter Skala
Dependent (Y) Struktur Modal
Perimbangan atau perbandingan antara modal internal dan modal eksternal DER = Long Term Liabilities Shareholders’ Equity Rasio Independent
(X)
1.
Suku bunga (X1)2.
Struktur Aktiva (X2)3.
Ukuran PerusahaanSuku bunga dalam penelitian ini diproksikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku umum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
Struktur aktiva pada
penelitian ini diproyeksikan rasio aktiva
tetap yaitu antara Fixed Asset (FA) terhadap Total Asset (TA)
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar atau kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
SBI
Fixed Assets RTA =
Total Assets
SIZE = LnTA
Rasio
Rasio
Rasio
Moderating (Z) Profitabilitas Profitabilitas perusahaan dalam penelitian ini dapat
diukur dengan menggunakan rasio return
on assets yang
menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada penggunaan asetnya.
Net Income ROA =
Total Assets
Rasio
(13)
3.4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu jenis data yang
berupa angka-angka yang dapat dihitung dan diinterprestasikan untuk menarik
sebuah kesimpulan.
3.4.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan meteode dokumentasi yaitu data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2003: 127).
3.5. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 115). Populasi
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan pada
sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Sampel adalah bagian dari populasi atau yang mewakili untuk diteliti.
Teknik pengambilan
sampling
penelitian menggunakan
purposive sampling
.
Menurut Suliyanto (2008:125) “
Purposive sampling
merupakan penetapan sampel
dengan didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang bertujuan memberikan
informasi yang maksimal”. Berikut ini adalah kriteria penarikan sampel:
1.
Perusahaan terdaftar di BEI periode 2010 - 2014.
2.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan periode 2010 – 2014.
3.
Perusahaan memperoleh profitabilitas positif.
(14)
Tabel III.2. Proses
Purposive Sampling
No
Kriteria
Yang
Melanggar
Kriteria
Jumlah
1
Perusahaan terdaftar di BEI periode 2010 - 2014
6
38
2
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan 2010 -
2014
2
32
3
Perusahaan memperoleh profitabilitas positif
7
30
Sampel penelitian
23
Berikut ini merupakan daftar sampel penelitian.
Tabel III.3. Daftar Sampel Perusahaan
No
Kode
Nama Perusahaan
1 AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
2 CEKA
Cahaya Kalbar Tbk / Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
3 DLTA
Delta Djakarta Tbk
4 ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
5 INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
6 MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
7 MYOR Mayora Indah Tbk
8 ROTI
Nippon Indosari Corpindo Tbk
9 SKLT
Sekar Laut Tbk
10 STTP
Siantar Top Tbk
11 ULTJ
Ultra Jaya Milk Tbk
12 GGRM Gudang Garam Tbk
13 HMSP
HM Sampoerna Tbk
14 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
15 INAF
Indofarma (Persero) Tbk
16 KAEF
Kimia Farma Tbk
17 KLBF
Kalbe Farma Tbk
18 MERK Merck Tbk
19 PYFA
Pyridam Farma Tbk
20 TCID
Mandom Indonesia Tbk
21 UNVR Unilever Indonesia Tbk
22 KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
23 KICI
Kedaung Indah Can Tbk
(15)
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh
dari situs Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan industri
Sektor Aneka Industri periode 2010-2014 yang terdiri dari :
1.
Data aktiva tetap akhir tahun 2010-2013.
2.
Data total aktiva akhir tahun 2010-2013.
3.
Data Ekuitas akhir tahun 2010-2013.
4.
Data Hutang akhir tahun 2010-2013.
5.
Data Laba bersih akhir tahun 2010-2013.
6.
Data bunga akhir tahun 2010-2013.
3.7. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah regresi
linier berganda (
multiple linier regression method
) dengan menggunakan regresi
data panel. Suliyanto (2011:231) mengatakan regresi data panel dengan asumsi
intercept dan koefesien slope konstan sepanjang waktu. Asumsi ini merupakan
yang paling sederhana dengan mengabaikan dimensi waktu dan ruang, langsung
melakukan regresi
Ordinary Least Square
(OLS). Setelah dilakukan pengujian
regresi berganda dilakukan pengujian regresi dengan variabel moderating dengan
menggunakan uji residual. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel profitabilitas merupakan variabel moderating yang memperkuat
hubungan antara suku bungan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan
terhadap
(16)
struktur modal. Seluruh analisis dilakukan dengan bantuan
Software
SPSS
(
Statistical Package Social Science
)
.
3.7.1. Pengujian Asumsi Klasik
Persamaan regresi
Ordinary Least Square
(OLS) harus bersifat BLUE
(
Best Linier Unbiased Estimator
), artinya pengambilan keputusan melalui uji t
tidak boleh bias. Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda
sebelum data tersebut dianalisis adalah uji Normalitas, Multikolinieritas,
Autokorelasi dan Heteroskedastisitas.
3.7.1.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka
digunakan pengujian
Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test
terhadap
masing-masing variabel. Fungsi pengujian suatu data dikategorikan sebagai distribusi
normal atau tidak adalah sebagai alat membuat kesimpulan populasi berdasarkan
data sampel Tingkat signifikasi (α) yang digunakan adalah 5% dengan kriteria
pengujian sebagai berikut (Santoso, 2007:392) :
• Jika Probabilitas > 0.05, maka distribusi normal
• Jika Probabilitas < 0.05, maka distribusi tidak normal
(17)
3.7.1.2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti
di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan
melihat toleransi variabel dan
Variante Inflation Factor
(VIF) dengan
membandingkan sebagai berikut (Ghozali, 2005:96):
• Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas
• Jika VIF > 10 dan Tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas
3.7.1.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain atau munculnya data dipengaruhi oleh data
sebelumnya. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji statistik d dari Durbin-Watson. (Ghozali,
2005:32)
-
Apabila nilai
Durbin-Watson
(DW-
test
) terletak antara 0 dan batas bawah
Lower Bound
(DL), berarti ada autokorelasi positif.
-
Apabila nilai
Durbin-Watson
(DW-
test
) terletak antara DL dan batas atas atau
Uper Bound
(DU), berarti kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi
autokorelasi positif atau tidak.
-
Apabila nilai
Durbin-Watson
(DW-
test
) terletak antara 4-DL dan 4, berarti ada
autokorelasi negatif.
-
Apabila nilai
Durbin-Watson
(DW-
test
) terletak antara 4-DU dan 4-DL, berarti
kita tidak dapat memutuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak.
(18)
3.7.1.4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pengujian mengenai sama atau tidak varians dari
residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Pengujiannya menggunakan
grafik plots dengan menggunakan uji glestjer. Terjadi homoskedastisitas jika pada
scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara Zpred dan Sresid menyebar
dibawah maupun diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai
pola yang teratur. Terjadi heteroskedastisitas jika pada scatterplot titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun
bergelombang-gelombang (Ghozali, 2005:125).
3.7.2. Pengujian Hipotesis
3.7.2.1. Persamaa Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui arah
hubungan dari setiap variabel bebas terhadap variabl terikatnya. Berdasarkan
spesifikasi model regresi berganda maka model persamaan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Y = α + β
1X
1+ β
2X
2+ β
3X
3+ e
Dimana :
Y
: Struktur Modal
α
: Koefisien Konstanta
β
1-
β
3: Koefisien Regresi
X
1: Suku Bunga
(19)
X
3: Ukuran Perusahaan
e
:
Error term
3.7.2.2. Uji F (F-test)
Untuk menguji signifikansi pengaruh dimensi variabel bebas secara
serempak terhadap variabel terikat dilakukan dengan uji-F. Bentuk pengujiannya
adalah sebagai berikut :
a.
Ho : b
1,b
2= 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
serempak dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat).
b.
Ha : b
1,b
2≠
0
(terdapat pengaruh yang signifikan secara serempak
dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat).
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada tingkat
kepercayaan 95 % (
α
= 0,05). Jika nilai F
hitung> F
tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima sedangkan jika nilai F
hitung ≤F
tabelmaka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.7.2.3. Uji t (t-test)
Uji t adalah untuk menguji hipotesis secara parsial antara masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai
berikut :
a.
Ho : b
1,b
2= 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat).
b.
Ha : b
1,b
2≠
0 (terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing
dimensi bebas terhadap variabel terikat).
(20)
Untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat
kepercayaan 95 % (
α
= 0,05). Jika nilai t
hitung> t
tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima sedangkan jika nilai t
hitung≤
t
tabelmaka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.7.3. Uji Moderating Variabel
Ghozali (2005:163), mengatakan bahwa : Variabel moderating adalah
variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel independen lainnya terhadap variabel dependen. Ada tiga cara menguji
regresi dengan variabel moderating yaitu : uji interaksi, uji nilai selisih mutlak dan
uji residual. Penelitian ini menggunakan uji residual dengan alasan model ini lebih
baik dari model lainnya. Suliyanto (2011:222) mengatakan metode ini relatif lebih
rumit dibanding metode interaksi dan selisih mutlak namun metode ini terbebas
dari gangguan multikolinieritas karena hanya menggunakan satu variabel bebas.
Dengan model residual maka regresinya dapat diformulasikan sebagai berikut :
Z = a + b
1X + e
|e|= a + b
1Y
Keterangan :
Z = variabel yang dihipotesiskan sebagai variabel moderasi
X = variabel bebas (Suku Bunga, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan)
|e|= nilai residual mutlak
(21)
4.6.4. Uji Koefisien Determinasi (R
2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Semakin besar
nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan varian dan variabel
bebas menerangkan variabel terikat.
(22)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskriptif Data Statistik
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang
objek penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian. Statistik
deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum,
rata-rata dan standar deviasi ditunjukkan Tabel 4.1:
Tabel 4.1. Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SBI 115 5.77 7.54 6.57 0.57
RTA 115 .00 4.87 0.36 0.46
SIZE 115 9.52 18.27 14.56 1.77
ROA 115 .00 295.87 16.69 29.63
DER 115 .01 2.62 0.24 0.35
Valid N (listwise) 115
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan hasil deskriptif dapat dilihat bahwa nilai rata-rata SBI
perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah
sebesar 6.57% dengan standar deviasi sebesar 0.57% artinya penyebaran data
bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak normal karena nilai
rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai SBI terendah terjadi pada tahun
2012 yaitu sebesar 5.77% dan nilai SBI tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar
7.54%. Pemerintah melakukan peningkatan suku bunga yang dapat
mempengaruhi kombinasi struktur modal perusahaan yang bersumber dari hutang.
(23)
Nilai rata-rata RTA perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 0.36 dengan standar deviasi sebesar 0.46
artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak
normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai
terendah ditunjukkan oleh emitten Multi Bintang Tbk (MLBI) pada tahun 2013
sebesar 0 dan nilai tertinggi ada pada emiten Pyridam Farma Tbk (PYFA) tahun
2013 sebesar 4.87. Semakin tinggi nilai RTA maka semakin baik karena
menunjukkan perusahaan memiliki aktiva tetap yang tinggi sehingga berpotensi
dapat menambah struktur modal dari hutang.
Nilai rata-rata SIZE perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 14.56 dengan standar deviasi sebesar 1.77
artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang
normal karena nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasinya. Nilai
tertinggi dari SIZE adalah 18.27 pada tahun 2014 terjadi pada emitten Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF), sedangkan nilai terendah dari SIZE adalah Pyridam
Farma Tbk (PYFA) pada tahun 2012 sebesar 9.52. Semakin tinggi nilai SIZE
maka semakin baik karena menunjukkan akses yang lebih besar bagi perusahaan
untuk menambah hutang pada struktur modalnya.
Nilai rata-rata ROA
perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 16.69 dengan standar deviasi sebesar 29.63
artinya penyebaran data bervariatif dan mengarah pada distribusi data yang tidak
normal karena nilai rata-rata lebih kecil dari nilai standar deviasinya. Nilai
tertinggi ROA
adalah 295.87 ada pada emitten Merck Tbk (MERK) tahun 2010
(24)
sebesar dan Indofarma (Persero) Tbk (INAF) memiliki nilai terendah pada tahun
2014 sebesar 0.09. Semakin tinggi nilai ROA
maka semakin baik karena
menunjukkan peningkatan laba perusahaan yang dapat meningkatkan struktur
modal perusahaan
.
Nilai rata-rata DER perusahaan Sektor Aneka Industri dalam sektor
barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014 adalah sebesar 0.24
dengan standar deviasi sebesar 0.35 artinya penyebaran data bervariatif dan
mengarah pada distribusi data yang normal karena nilai rata-rata lebih besar dari
nilai standar deviasinya. Nilai tertinggi DER adalah Sekar Laut Tbk (SKLT)
sebesar 2.62 tahun 2013 dan nilai terendah DER adalah 0.01 tahun 2013 pada
Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ). Semakin tinggi nilai DER maka semakin baik
karena mencerminkan perusahaan mampu memenuhi harapan investornya dalam
membagi sebagai laba bersih yang diperoleh perusahaan.
4.1.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolonieritas, dan gejala autokorelasi. Model
regresi akan dapat dijadikan estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi
persyaratan BLUE (
Best Linear Unbiased Estimator
) yakni tidak terdapat
heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolonieritas dan tidak terdapat
autokolerasi.
(25)
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dependen dan
independen yang digunakan dalam penelitian mempunyai ditribusi normal atau
tidak. Model regresi yang layak adalah model yang mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada
Gambar 5.1.
Gambar 4.1. Normal P-Plot
Sumber: Lampiran Output SPSS
Pada grafik normal probility Gambar 4.1. menunjukkan titik-titik menjauhi
garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi secara
normal.
(26)
Gambar 4.2. Grafik Histogram
Sumber: Lampiran Output SPSS
Pada grafik histogram pada gambar diatas tampak bahwa residual
terdistribusi secara tidak normal karena grafik histogram tidak proporsional yaitu
melenceng ke kiri. Uji
Kolmogorov-Smirnov
dapat dilakukan untuk menguji
apakah residual terdistribusi secara normal. Hasil uji
Kolmogorov-Smirnov
tampak dibawah ini:
Tabel 4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SBI RTA SIZE ROA DER
Unstandardiz ed Residual
N 115 115 115 115 115 115
Normal Parametersa
Mean 6.5740 .3605 14.5636 16.6870 .2440 .0000000
Std.
Deviation .56708 .46185 1.76851 2.96291E1 .35084 .34456184 Most Extreme
Differences
Absolute .296 .262 .114 .287 .253 .255
Positive .296 .252 .114 .252 .232 .255
Negative -.234 -.262 -.086 -.287 -.253 -.252
Kolmogorov-Smirnov Z 3.172 2.806 1.225 3.074 2.712 2.730
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .099 .000 .000 .000
(27)
Berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov
diperoleh sig. K-S < 0,05 (nilai
α)
yaitu 0,000 < 0,05 untuk variabel SBI, 0,000 < 0,05 untuk variabel RTA, 0,099 >
0,05 untuk variabel SIZE, 0,000 < 0,05 untuk variabel ROA, 0,000 < 0,05 untuk
variabel DER dan secara keseluruhan dari
Unstandardized Residual
sebesar 0,000
< 0,05. Oleh sebab itu, residual data tidak terdistribusi dengan normal.
4.1.2.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi
Berikut ini dijelaskan hasil uji normalitas data setelah ditransformasi
menggunakan Logaritma Natural (LN). Hasil pengujian normalitas data dapat
dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 4.3. Normal P-Plot Setelah Transformasi
Gambar pada tampilan Normal P-Plot
memberikan pola distribusi normal
dengan penyebaran secara merata mendekati garis diagonal.
(28)
Gambar 4.4. Grafik Histogram Setelah Transformasi
Gambar pada tampilan grafik histogram memberikan pola distribusi
normal dengan penyebaran secara merata baik ke kiri maupun ke kanan. Selain
dari gambar diatas, uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik
Kolmogorov Smirnov, yang merupakan pengujian yang paling valid atas
normalitas. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai yang dihasilkan dari setiap
variabel dengan hasil yang terlihat pada Tabel 4.3. berikut:
(29)
Tabel 4.3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SBI.Ln RTA.Ln SIZE.Ln ROA.Ln DER.Ln
Unstandard ized Residual
N 115 114 115 114 115 113
Normal Parametersa Mean 1.8795 -1.2559 2.6711 2.2659 -2.0436 .0000000 Std. Deviation .08532 .62975 .12284 1.06174 1.08938 .98134552 Most Extreme
Differences
Absolute .279 .085 .096 .068 .127 .051 Positive .279 .057 .092 .068 .127 .051 Negative -.250 -.085 -.096 -.068 -.088 -.036 Kolmogorov-Smirnov Z 2.989 .913 1.031 .725 1.358 .545 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .375 .238 .669 .050 .928
Sumber Lampiran Output SPSS
Berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov
pada data yang ditransformasi
dalam bentuk Logaritma Natural (LN) diperoleh sig. K-S < 0,05 (nilai
α) yaitu
0,000 < 0,05 untuk variabel SBI, 0,375 > 0,05 untuk variabel RTA, 0,238 > 0,05
untuk variabel SIZE, 0,669 > 0,05 untuk variabel ROA, 0,050 > 0,05 untuk
variabel DER dan secara keseluruhan dari
Unstandardized Residual
sebesar 0,928
> 0,05. Oleh sebab itu, residual data terdistribusi dengan normal sehingga layak
untuk menggunakan statistik parametrik.
4.1.2.3. Uji Multikolonieritas
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transformasi
Model
Collinearity Statistics Keterangan Tolerance VIF
1 (Constant)
LN2.SBI .998 1.002 Tidak terjadi Multikolonieritas LN.RTA .990 1.010 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.SIZE .918 1.090 Tidak terjadi Multikolonieritas LN2.ROA .925 1.081 Tidak terjadi Multikolonieritas
a. Dependent Sizeiable: LN.DER
Setelah dilakukan transformasi, dieroleh nilai VIF yang lebih kecil dari 10
dan nilai toleransi yang lebih besar dari 0,1. Multikolonieritas terjadi apabila nilai
(30)
tolerance
< 0,10 dan
Sizeiance Inflation Factor
(VIF) > 10. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini tidak
saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen.
4.1.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Berikut ini hasil uji heteroskedasitas sesudah transformasi menggunakan
uji glesger dengan melihat grafik scaterplots berikut ini :
Gambar 4.5. Scatterplot Setelah Transformasi
Sumber: Hasil Penelitian 2015, (Data Diolah)
Berdasarkan grafik scater plots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak dan telah tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada
model regresi.
(31)
4.1.2.5. Uji Autokolerasi
Tabel 4.5 Tabel Autokorelasi Setelah Transformasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 .445a
.198 .168 .99935 1.459 a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln
b. Dependent Variable: DER.Ln
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan uji autokorelasi diperoleh nilai hitung
Durbin Watson
sebesar
1,459 menunjukkan terjadi autokorelasi negatif karena nilai
Durbin-Watson
(DW-test
) berada dibawah nilai dl (1,6207) disebabkan data SBI yang relatif konstan
setiap perusahaan.
4.1.3. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama
4.1.3.1 Uji Signifikansi Simultan
Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada SBI
,
RTA
,
SIZE
,
ROA
,
DER
,
terhadap DER dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.6. ANOVAb Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 26.657 4 6.664 6.673 .000a
Residual 107.860 108 .999
Total 134.517 112
a. Predictors: (Constant), ROA.Ln, SBI.Ln, RTA.Ln, SIZE.Ln b. Dependent Variable: DER.Ln
Sumber: Lampiran Output SPSS
Untuk kriteria uji F dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua arah (0,025).
Nilai F pada dk = 4 – 1 = 3 dan untuk n = 113 – 5 = 108 adalah 2,46 maka dapat diambil keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut :
(32)
Fhitung =
6,673
Fabel = 2,46
dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -2,46 ≤ thitung≤ 2,46
Ha diterima jika : 1. thitung≥ 2,46
2. -thitung≤ -2,46
- 2,46 0 2,46
6,673
Gambar 4.6. Kurva Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pengaruh
SBI, RTA, SIZE dan
ROA secara simultan terhadap struktur modal diperoleh nilai
Fhitung (6,673
) lebih besar dari t-tabel (2.46) dengan signifikansi 0,000 (Sig.< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. ArtinyaSBI, RTA, SIZE dan ROA secara
simultan terhadap DER
pada perusahaan Sektor Aneka Industridi BEI.4.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial
Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada SBI
,
RTA
,
SIZE, ROA
terhadap DER dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
(33)
Tabel 4.7. Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.545 3.004 -.847 .399 SBI.Ln .222 1.122 .017 .197 .844 RTA.Ln .448 .150 .259 2.985 .004 SIZE.Ln .585 .796 .066 .735 .464 ROA.Ln -.402 .093 -.385 -4.297 .000 a. Dependent Variable: DER.Ln
Sumber: Lampiran Output SPSS
a.
Pengaruh SBI
Terhadap DER
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% untuk
uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan
Derajat bebas (df) = 113 – 4 =
108
. Nilai t tabel dengan taraf nyata α/2 = 0,025 dan df =
108 adalah 1.98217.
-
Jika t
hitung> t
tabel(1.98217) atau -t
hitung< t
tabel(-1.98217), maka Ha dapat
diterima (berpengaruh).
-
Jika t
tabel(-1.98217)
≤ t
hitung≤ t
tabel(1.98217) maka Ha tidak diterima
(tidak berpengaruh).
- 1.98217 0 0.97 1.98217
Gambar 4.7. Kurva Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh SBI
(SBI)
terhadap struktur modal diperoleh nilai t-hitung (0.97) lebih kecil dari t-tabel
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
(34)
(1.98217) dengan signifikansi 0,844 (Sig.> 0,05) maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Artinya SBI
tidak berpengaruh signifikan terhadap DER perusahaan
Sektor Aneka Industri di BEI.
b.
Pengaruh RTA
Terhadap DER
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% untuk
uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan
Derajat bebas (df) = 113 – 4 =
108
. Nilai t tabel dengan taraf nyata α/2 = 0,025 dan df =
108 adalah 1.98217.
-
Jika t
hitung> t
tabel(1.98217) atau -t
hitung< t
tabel(-1.98217), maka Ha dapat
diterima (berpengaruh).
-
Jika t
tabel(-1.98217)
≤ t
hitung≤ t
tabel(1.98217) maka Ha tidak diterima
(tidak berpengaruh)
- 1.98217 0
1.98217 2.985
Gambar 4.8. Kurva Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh RTA
terhadap DER diperoleh nilai t-hitung (2.985) lebih besar dari t-tabel
(1.98217) dengan signifikansi 0,004 (Sig.< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
(35)
diterima. Artinya RTA
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI.
c.
Pengaruh SIZE
Terhadap DER
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% untuk
uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan
Derajat bebas (df) = 113 – 4 =
108
. Nilai t tabel dengan taraf nyata α/2 = 0,025 dan df =
108 adalah 1.98217.
-
Jika t
hitung> t
tabel(1.98217) atau -t
hitung< t
tabel(-1.98217), maka Ha dapat
diterima (berpengaruh).
-
Jika t
tabel(-1.98217)
≤ t
hitung≤ t
tabel(1.98217) maka Ha tidak diterima
(tidak berpengaruh)
- 1.98217 0 0.735 1.98217
Gambar 4.9. Kurva Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh SIZE
terhadap
DER diperoleh nilai t-hitung (0.735) lebih besar dari t-tabel (1.98217) dengan
signifikansi 0,464 (Sig.> 0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya SIZE
(SIZE) tidak berpengaruh signifikan terhadap DER perusahaan Sektor Aneka
Industri di BEI.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
(36)
d.
Pengaruh ROA
Terhadap DER
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan taraf nyata 5% untuk
uji dua arah (α/2 = 0,05/2 = 0,025) dengan
Derajat bebas (df) = 113 – 4 =
108
. Nilai t tabel dengan taraf nyata α/2 = 0,025 dan df =
108 adalah 1.98217.
-
Jika t
hitung> t
tabel(1.98217) atau -t
hitung< t
tabel(-1.98217), maka Ha dapat
diterima (berpengaruh).
-
Jika t
tabel(-1.98217)
≤ t
hitung≤ t
tabel(1.98217) maka Ha tidak diterima
(tidak berpengaruh)
-4.297 - 1.98217 0
1.98217
Gambar 5.10. Kurva Pengujian Hipotesis
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengujian hipotesis pengaruh ROA
terhadap
DER diperoleh nilai t-hitung (-4.297) lebih kecil dari -t-tabel (-1.98217) dengan
signifikansi 0,000 (Sig.< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ROA
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan Sektor Aneka Industri
di BEI
4.1.3.3. Regresi Berganda
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
(37)
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui arah hubungan
variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian regresi berganda dapat
dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Regresi Linier Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.545 3.004 -.847 .399 SBI.Ln .222 1.122 .017 .197 .844 RTA.Ln .448 .150 .259 2.985 .004 SIZE.Ln .585 .796 .066 .735 .464 ROA.Ln -.402 .093 -.385 -4.297 .000 a. Dependent Variable: DER.Ln
Sumber: Lampiran Output SPSS
Informasi yang ditampilkan pada hasil regresi berganda adalah persamaan
regresi berganda antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y)
yang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan berikut ini:
DER = -2.545+0,222SBI.Ln+ 0,448RTA.Ln+0,585SIZE.Ln -0,402ROA.Ln + e
Berdasarkan persamaan regresi berganda terlihat bahwa :
a.
Nilai konstanta sebesar -2,454 artinya jika variabel struktur modal tidak
dipengaruhi oleh variabel SBI, RTA, SIZE dan ROA maka DER
perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI adalah sebesar -2,454 satuan.
b.
Nilai koefesien Beta untuk variabel SBI adalah sebesar 0,222 artinya
setiap kenaikan variabel SBI sebesar 1% maka DER akan naik sebesar
0,222 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
(38)
c.
Nilai koefesien Beta untuk variabel RTA adalah sebesar 0,448 artinya
setiap kenaikan variabel RTA sebesar 1% maka DER akan naik sebesar
0,448 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
d.
Nilai koefesien Beta untuk variabel SIZE adalah sebesar 0,585 artinya
setiap kenaikan variabel SIZE sebesar 1% maka DER akan naik sebesar
0,585 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
e.
Nilai koefesien Beta untuk variabel ROA adalah sebesar -0,402 artinya
setiap kenaikan variabel ROA sebesar 1% maka DER akan turun sebesar
0,402 satuan dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
4.1.3.4. Koefisien Determinasi
Uji Statistik koefisien determinasi pada penelitian ini tujuannya adalah
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan sizeiasi
variabel dependen. Uji statistik koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9. Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.445
a.198
.168
0.99935
Sumber: Lampiran Output SPSS
Tabel 4.10. memperlihatkan bahwa nilai
R Square
sebesar 0,134 atau
13,4% yang berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen (SBI
,
RTA
,
SIZE) terhadap struktur modal adalah sebesar nilai koefisien determinasi atau
13,4%. Sedangkan sisanya 86,6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain
(39)
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini misalnya faktor penjualan,
resiko, pertumbuhan perusahaan, likuiditas,
free cash flow
dan faktor lainnya.
4.1.4. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis ketiga ini dilakukan setelah diadakan pengujian regresi
berganda yang dilakukan sebelumnya. Pengujian hipotesis kedua ini
menggunakan regresi berganda dengan uji residual. Pengujian hipotesis kedua ini
dilakukan untuk menguji variabel moderating yang digunakan di dalam penelitian
yaitu profitabilitas (ROA) apakah dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen (SBI, RTA, SIZE) dengan variabel
dependen (DER). Hasil persamaan uji residual dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Moderating
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .600 .135 4.448 .000
DER.Ln -.071 .058 -.114 -1.214 .227
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Sumber: Lampiran Output SPSS
Berdasarkan hasil pengujian moderating, maka model uji residual dapat
diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
│e│ =
0,600 - 0,071DER + e
Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa nilai t
hitung (-1,214) lebih besar dari -t tabel (-1.98217) dengan signifikansi sebesar
(40)
0,227 > 0,05 dengan arah koefesien negatif, maka disimpulkan bahwa variabel
struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap nilai
absolute residual
.
Namun, dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas bukan merupakan
variabel moderating yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara SBI,
RTA, SIZE terhadap DER perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Uji Simultan (F)
Berdasarkan hasil uji statistik F yang dilakukan, diketahui variabel
independen yaitu SBI
,
RTA
,
SIZE
,
secara simultan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap DER
pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil riset Subramania
Devi and Maran Marimuthu (2013) yang membuktikan bahwa terdapat pengaruh
negatif dan signifikan
Investment opportunity set
terhadap
DER
.
Perusahaan dengan kesempatan investasi yang tinggi cenROAung akan
menahan sebagian keuntungan yang diperoleh sebagai cadangan dana internal.
Hal ini tentu saja berdampak pada struktur modal, dimana perusahaan akan
menurunkan pembayarannya.
Argumen ini diperkuat dari teori yang dipelopori oleh Smith dan Watts
(1992) yang menjelaskan
contracting hypotesis
dari Jensen (1986) bahwa
perusahaan yang memperoleh peluang tumbuh yang tinggi memiliki
free cash
flow
yang rendah dan akan membayarkan deviden yang rendah pula. Hal ini
(41)
berarti memiliki peluang investasi yang besar sehingga perusahaan membutuhkan
modal yang besar pula. Kebutuhan modal yang besar inilah yang menyebabkan
perusahaan akan menahan sebagian dari laba bersih yang diperolehnya untuk
penambahan modal, sehingga deviden yang akan dibagikan akan semakin kecil.
4.2.2. Hasil Uji Parsial (t)
4.2.2.1. Pengaruh SBI
terhadap
DER
Hasil pengujian variabel SBI terhadap struktur modal menggunakan uji t,
dapat disimpulkan bahwa variabel SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap
DER pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2011 –
2014. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Bangun dan Vivi
(2008) yang membuktikan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap struktur
modal.
Hasil pengujian yang diperoleh bahwa SBI tidak berpengaruh signifikan
terhadap DER menunjukan bahwa perusahaan lebih menganut
Packing Order
Theory
dimana perusahaan lebih mengurangi hutang dibanding dengan menambah
hutang. Pergerakan suku bunga yang tinggi menyebabkan tingginya proporsi
hutang terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini disebabkan semakin
bertambahnya beban bunga yang ditimbulkan dari hutang.
4.2.2.2. Pengaruh RTA terhadap struktur modal
Hasil pengujian variabel RTA terhadap DER menggunakan uji t, dapat
disimpulkan bahwa variabel RTA berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan
terhadap DER pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI
(42)
tahun 2011– 2014. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ike Tri Anggraini (2007yangmembuktikan bahwa variabel Tangible Assets (FTA) dapat
mempengaruhi struktur modal.
Hasil pengujian yang diperoleh bahwa RTA berpengaruh signifikan
terhadap DER menunjukan bahwa perusahaan yang melakukan investasi pada
aktiva tetap mempunyai pengaruh terhadap peningkatan struktur modal
perusahaan. Hal ini disebabkan bahwa perusahaan yang ingin menambah investasi
pada aset tetap lebih banyak menggunakan dana eksternal seperti penerbitan
saham, penerbitan surat utang (obligasi) dan melakukan pinjaman kepada kreditor
sehingga ketersediaan laba bersih tetap terjaga dalam proporsi pembagian
deviden.
4.2.2.3. Pengaruh SIZE terhadap DER
Hasil pengujian variabel SIZE
terhadap DER menggunakan uji t, dapat
disimpulkan bahwa variabel SIZE berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap DER pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI
tahun 2010-2014. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari
Bangun dan Vivi (2008) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap struktur modal
.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori Riyanto (2001) yang
menyatakan bahwa Perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat
luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya
untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih
kecil. Hasil ini membuktikan bahwa variabel
Firm Size (SIZE)
secara parsial
(43)
signifikan bisa dikarenakan perusahaan yang tumbuh dengan cepat lebih banyak
membutuhkan modal. Lebih jauh, biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham
biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual saham, yang selanjutnya
mendorong perusahaan untuk lebih memilih hutang diri pada menerbitkan saham.
4.2.2.4. Pengaruh ROA terhadap DER
Hasil pengujian variabel ROA
terhadap DER menggunakan uji t, dapat
disimpulkan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan terhadap DER pada
perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Hasil
ini didukung oleh hasil penelitian Bangun dan Vivi (2008) yang membuktikan
bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal
.
Hasil pengujian yang diperoleh bahwa ROA berpengaruh signifikan
terhadap DER menunjukan bahwa konsisten dengan teori Bambang Riyanto
(2001) yang menyatakan bahwa Suatu perusahaan yang mempunyai
earnings
yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat
dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai
earnings
yang tidak stabil dan
unpredictable
akan menanggung risiko tidak dapat
membayar beban bunga pada tahun atau keadaan yang buruk.
4.2.3. Pengaruh Variabel Moderating (Profitabilitas)
Setelah pengujian hipotesis dilakukan, maka dilakukan pengujian kembali
menggunakan variabel moderating yakni profitabilitas. Pengujian hipotesis kedua
ini menggunakan uji selisih mutlak (metode residual), disimpulkan bahwa
variabel profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap nilai
absolute residual
namun tidak signifikan, dapat disimpulkan bahwa variabel struktur modal dapat
(44)
dikatakan memoderasi hubungan antara SBI, RTA, SIZE terhadap DER
perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI dengan pengaruh yang tidak signifikan.
Hasil penelitian ini tidak mendukung teori struktur modal yakni
trade off theory
yang dipelopori oleh Myers (1977) bahwa perusahaan akan berhutang sampai
pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak dari tambahan hutang
sama dengan biaya kesulitan. Artinya dengan penggunaan hutang maka ada dua
manfaat yang akan diperoleh perusahaan yakni manfaat pajak dan manfaat
investasi. Manfaat pajak diperoleh perusahaan sebagai akibat dari adanya hutang
yang menimbulkan biaya yang dapat mengurangi Penghasilan Kena Pajak (PKP)
dalam perhitungan tarif pajak badan, sedangkan manfaat investasi diperleh
perusahaan karena dengan adanya hutang maka kebutuhan modal untuk investasi
akan semakin bertambah.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa profitabilitas tidak memoderasi
variabel SBI
,
RTA
,
SIZE terhadap struktur modal. Implikasi dari hasil penelitian
ini yaitu profitabilitas bukan merupakan faktor yang dapat memperkuat maupun
memperlemah struktur modal.
Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi akan tetapi tetap dapat membagikan devidennya maka
cara yang dapat ditempuh adalah mengkombinasikan sumber modal yang berasal
dari dana internal (laba ditahan) dan sumber dana eksternal (hutang). Penambahan
hutang tentu saja akan membantu perusahaan menyediakan sumber modal baru
tanpa mengurangi laba bersih yang akan dibagikan.
(45)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Variabel SBI
,
RTA
,
SIZE dan
ROA
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014.
2.
Pengujian secara parsial hanya variabel RTA dan ROA yang berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Aneka Industri
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014.
3.
Pengujian secara parsial variabel SBI dan SIZE tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan Sektor Aneka Industri terdaftar di
Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014.
4.
Variabel profitabilitas mampu memoderasi hubungan SBI
,
RTA
,
dan
SIZE
dengan struktur modal pada perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar
di BEI untuk periode 2010-2014 dimana pengaruhnya negatif namun tidak
signifikan
.
(46)
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1.
Nilai
R-Square
yang kecil menyebabkan adanya keterbatasan dalam
menggunakan faktor-faktor struktur modal yaitu SBI
,
RTA
,
dan
SIZE
dengan kemungkinan masih terdapat banyak lagi faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap struktur modal selain dari faktor dalam penelitian
ini.
2.
Keterbatasan menggunakan sampel yaitu hanya pada perusahaan Sektor
Aneka Industri saja sehingga belum dapat dijadikan dasar keputusan
secara umum terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
5.3. Saran
Adapun saran yang atas dasar kesimpulan dan keterbatasan penelitian
diatas, adalah sebagai berikut:
1.
Peneliti selanjutnya diharapkan menambah jumlah variabel independen
lainnya misalnya penjualan, resiko, pertumbuhan perusahaan, likuiditas,
free cash flow
dan faktor lainnya sehingga dengan menambah variabel
akan menambah temuan baru yang lebih baik lagi yang diduga dapat
mempengaruhi struktur modal.
2.
Peneliti selanjutnya diharapkan menambah sampel selain perusahaan
Sektor Aneka Industri seperti sektor keuangan, sektor pertambangan,
sektor telekomunikasi, sektor perdagangan dan sektor lainnya agar hasil
penelitiannya lebih baik lagi.
(47)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Teoritis
2.1.1.
Struktur Modal
2.1.1.1.Pengertian dan Teori Struktur Modal
Struktur modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Kelana dan Wijaya (2005:121) menjelaskan
“Struktur modal merupakan sisi kanan dari neraca, jadi merupakan kombinasi
antara utang dan modal sendiri. Riset biasanya berkenaan dengan komposisi dua
hal ini, biasa dikenal sebagai DER (
Debt to Equity Ratio
) atau
Leverage
[
debt
/(
deb
t+
equity
)]”. Komposisi ini dianggap dipengaruhi oleh berbagai faktor
fundamental keuangan, dan selanjutnya dilakukan pengetesan empiris. Selain itu
(khusus untuk utang) biasanya dikaitkan dengan
financial distress
atau peluang
bangkrut dan
expectid return
atau imbalan yang diharapkan.
Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi ke dalam dua
kategori yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Jadi, keputusan
pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal). Sumber dana internal perusahaan berasal
dari laba bersih atau arus kas masuk. Dana internal ini berasal dari hasil operasi
perusahaan yang pada dasarnya milik pemegang saham. Sedangkan sumber dana
eksternal perusahaan berasal dari ekuitas pemegang saham dan utang dari
kreditor.
(48)
Pengukuran struktur modal dapat menggunakan beberapa teori yang
menjelaskan struktur modal dalam suatu perusahaan, diantaranya adalah
Trade
Off Theory
dan
Pecking Order Theory
.
a.
Trade Off Theory
Menurut
trade-off teory
yang diungkapkan oleh Myers (1977) dikutip dari
Kelana dan Wijaya (2005:121), menjelaskan “Perusahaan akan berhutang sampai
pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (
tax shields
) dari
tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (
financial distress
)”.
Biaya kesulitan keuangan (
Financial distress
) adalah biaya kebangkrutan
(
bankruptcy costs
) atau reorganization, dan biaya keagenan (
agency costs
) yang
meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
Husnan (2005:231) mengatakan bahwa “secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa
Trade Off
menganut pola keseimbangan antara keuntungan
penggunaan dana dari utang dengan tngkat bunga yang tinggi dan biaya
kebangkrutan”.
Sundjaya dan Barlian (2002:242) menjelaskan bahwa ”struktur modal
yang optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari
pembiayaan dengan pinjaman. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan
pinjaman adalah pengurangan pajak yang diperoleh dari pemerintah yang
mengizinkan bunga atas pinjaman dapat dikurangi dalam menghitung pendpatan
kena pajak”.
(49)
Brigham dan Weston, (1999:431) teori
trade off
memberi 3 pernyataan
penggunaan utang yang dapat digunakan untuk menentukan secara pasti struktur
modal optimal setiap perusahaan, yaitu :
1.
Perusahaan dengan resiko lebih tinggi, diukur dengan variabelitas retur
atas aktiva perusahaan, harus meminjam lebih sedikit dari pada
perusahaan dengan resiko lebih rendah. Semakin tinggi variabelitas,
semakin tinggi kemungkinan tekanan finansial pada setiap tingkat
resiko utang, semakin tinggi espektasi biaya tekanan finansial. Dengan
demikian, perusahaan dengan resiko bisnis yang lebih rendah dapat
meminjam lebih banyak sebelum biaya tekanan finansial menyerap
habis keuntungan pajak dari utang.
2.
Perusahaan yang operasinya menggunakan aktiva berwujud, aktiva
yang memiliki pasar misalnya real estate dapat meminjam lebih
banyak dari pada perusahaan yang nilainya terutama berasal dari aktiva
tak berwujud, misalnya paten dan goodwill. Aktiva spesifik, aktiva
tidak berwujud, dan peluang pertumbuhan akan kehilangan nilainya
jika tekanan finansial terjadi dibanding dengan aktiva berwujud
standar.
3.
Perusahaan yang memiliki tarif pajak yang tinggi, yang kemungkinan
berlanjut pada masa yang akan datang dapat meminjam lebih banyak
daripada perusahaan dengan tarif pajak dan prospek pajak yang lebih
rendah. Tarif pajak yang tinggi menyebabkan keuntungan yang lebih
besar daripada pendanaan dengan utang, sehingga perusahaan dengan
tarif pajak yang lebih tinggi dapat meminjam lebih banyak, hal lain
dianggap sama, sebelum keuntungan pajak diserap oleh biaya tekanan
finansial dan biaya keagenan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
teori
trade off
mengindikasikan setiap perusahaan harus menetapkan target
struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan
marginal dari pendanaan dengan utang, sebab pada posisi keseimbangan biaya
dan keuntungan marginal dari pendanaan dengan utang, sebab pada posisi itu nilai
perusahaan menjadi maksimum. Teori
Trade Off
juga menjelaskan bahwa struktur
modal optimal ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan
biaya tekanan finansial dari penambahan utang, sehingga biaya dan keuntungan
(50)
dari penambahan utang di
trade off
(saling tukar antara satu sama lain). Tekanan
finansial biasanya terjadi hanya pada perusahaan yang memiliki utang, perusahaan
yang bebas dari utang biasanya tidak mengalami tekanan finansial.
b.
Pecking Order Theory
Pecking Order Theory
menitikberatkan struktur modal pada dana internal
perusahaan yang bersumber dari laba ditahan. Perusahaan akan lebih baik
mengurangi hutang dari pada menambah hutang dalam struktur modalnya.
Sartono (2010:242) menjelaskan :
Teori
pecking order
adalah teori yang menjelaskan bahwa manajemen
secara sistematis mendahulukan pendanaan investasi dengan
menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada penggunaan dana
eksternal dan mendahulukan utang daripada ekuitas jika pendanaan
eksternal dibutuhkan. Dalam pandangan
pecking order,
perusahaan
sebaiknya menggunakan dana internal sebanyak mungkin untuk mendanai
proyek baru. Apabila dana internal tidak mencukupi maka utang atau
sekuritas yang paling aman lebih didahulukan daripada sumber dana
eksternal lainnya.
Myers (1977) dikutip dari Kelana dan Wijaya (2005:121) berpendapat
bahwa :
Manajer mengikuti teori
pecking order
menyatakan bahwa manajer lebih
mengutamakan pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Dengan
demikian, jika arus kas internal lebih besar dari kebutuhan investasi maka
manajer akan membayarkan
free cash flow
untuk melunasi utang atau
membeli sekuritas. Sebaliknya jika arus kas internal lebih kecil dari
kebutuhan investasi maka manajer pertama akan menjual sekuritas, jika
tidak cukup akan menggunakan utang, penerbitan ekuitas merupakan
pilihan terakhir.
Kesimpulannya menurut teori
pecking order
, perusahaan tidak memiliki
struktur modal optimal, sebab pendanaan perusahaan tidak sepenuhnya tergantung
pada biaya modal. Tetapi berdasarkan pada urutan hirarki (dana internal, utang,
(51)
dan ekuitas). Urutan pendanaan dimulai dari laba ditahan, utang, dan penerbitan
saham (ekuitas) pada urutan terakhir. Hal ini didasarkan pada argumentasi bahwa
penggunaan laba ditahan lebih murah dibandingkan utang dan ekuitas. Menurut
teori
pecking order
juga mengisyaratkan peningkatan profitabilitas akan
meningkatkan laba ditahan, yang dapat digunakan untuk pendanaan investasi.
Sehingga semangkin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin
sedikit pendanaan dengan menggunakan utang. Teori ini menjelaskan mengapa
perusahaan-perusahaan yang
profitable
umumnya meminjam dalam jumlah
sedikit.
2.1.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Banyak faktor yang mempengaruhi struktur modal di perusahaan. Menurut
Sutrisno (2000:307), ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penentuan kebijaksanaan struktur modal adalah :
1.
Persesuaian atau
suitability
Merupakan persesuaian antara cara pemenuhan dana dengan jangka
waktu kebutuhannya. Bila yang dibutuhkan perusahaan dana berjangka
pendek, bila dibelanjai dengan hutang, obligasi atau dengan
mengeluarkan modal sendiri kurang sesuai. Sebaliknya cara
pemenuhan dana disesuaikan dengan jangka waktu kebutuhannya
artinya bila kebutuhan dana berjangka pendek, maka sebaiknya
dipenuhi dari sumber dana jangka pendek dan bila kebutuhan dana
jangka panjang sebaiknya dipenuhi sumber dana jangka panjang.
2.
Pengawasan atau
control
Pengendalian atau pengawasan perusahaan ada di tangan para
pemegang saham. Manajemen perusahaan mengemban tugas untuk
menjalankan hasil keputusan pemegang saham. Biasanya sebuah
perusahaan dimiliki oleh beberapa pemegenag saham sehingga bila
diperlukan tambahan dana perlu dipertimbangkan apakah fungsi
pengawasan dari pemilik lama tidak akan terkurangi. Oleh sebab itu
(52)
dengan pertimbangan tersebut, biasanya pemilik lama lebih
menginginkan mengeluarkan obligasi dibanding dengan menambah
saham.
3.
Laba atau
earning per share
Memilih sumber dana apakah dari saham atau utang, secara financial
harusnya yang bisa menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham
atau
earning per share
lebih besar.
4.
Tingkat resiko atau
riskness
Utang merupakan sumber dana yang mempunyai resiko tinggi sebab
bunganya tetap harus dibayarkan baik pada saat perusahaan
mendapatkan laba maupun dalam kondisi merugi. Oleh karena itu
semakin besar penggunaan dana dari utang mengindikasikan
perusahaan mempunyai tingkat resiko yang besar.
Menurut Sartono (2003:248), fakor yang mempengaruhi struktur moal
adalah :
1.
Tingkat penjualan, Struktur asset, Tingkat Pertumbuhan
perusahaan, Profitabilitas, Variabel laba dan pelindung pajak,
Skala perusahaan, Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil berarti memiliki
aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang
lebih besar dari pada perusahaan dengan penjualan yang tidak
stabil.
2.
Struktur asset
Perusahaan yang memiliki asset tetap alam jumlah besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena
dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan
akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.
3.
Tingkat Pertumbuhan perusahaan
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar
kebutuhan dana dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar
kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar
keinginan perusahaan untuk menahan laba.
4.
Profitabilitas
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor dalam
menentukan sruktur modal. Dengan laba ditahan yang besar,
perusahaa akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum
menggunakan hutang.
(53)
5.
Variabel laba dan pelindung pajak
Variabel ini sanga erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika
variabilitas atau volalitas laba perusahaan kecil maka perusahaan
mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung
beban tetap dari utang. Ada kecnderungan bahwa penggunaan
utang akan memberikan manfaat berupa perlindungan pajak.
6.
Skala perusahaan
Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah
memperoleh modal dipasar modal dibanding dengan perusahaan
kecil.
7.
Kondisi intern perusahaan dan ekonomi makro
Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan
obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual
obligasi atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang
rendah dan pasar sedang bullish.
Empat faktor lain yang mempengaruhi keputusan struktur modal
menurut Brigham (1999:6) yaitu :
1.
Risiko bisnis, yakni risiko yang melekat pada operasi perusahaan
apabila perusahaan tidak menggunakan utang. Makin besar risiko
bisnis perusahaan, maka makin rendah rasio utang yang optimal.
2.
Posisi pajak perusahaan, yakni dengan menggunakan utang maka
biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga
menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.
3.
Fleksibelitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal
dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk.
Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa modal yang
kuatdiperlukan untuk operasi yang stabil dan pemilik modal lebih
suka menanamkan modalnya pada perusahaan denganposisi neraca
yang baik bila keadaan perekonomian sulit.
4.
Konservatisme atau agresivitas manajemen, yakni ada sebagian
besar manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian
perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk
meningkatkan laba, dimana hal ini tidak mempengaruhi struktur
modal yang optimal, tetapi akan mempengaruhi struktur modal
yang ditargetkan.
Sedangkan menurut (Riyanto, 2001, hal 296), struktur modal suatu
perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor yang utama
adalah :
(1)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, karena atas segala berkat, kasih dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dalam rangka penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulisan skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
S1 Akuntansi dan Bapak Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 dan
selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan nasihat dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
(2)
5. Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak selaku Dosen Pembibing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Syahrur Rahman, SE, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
banyak memberikan nasihat dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Orangtua Penulis yang terkasih, Papa saya Pdt. Jhonfri Sijabat, BA dan Mama
saya tercinta Rosmawati Br. Berutu yang telah menjadi motivator dan pendoa sehingga penulis tetap bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Teman - teman seperjuangan yang terkasih, Matius Rikky Yaputra, Santa,
Dessy, Yessica, Emmanuella, Azura, MAGIC MUSHROOMS, MCM (Medan Campus Ministry), dan nama-nama yang tidak dapat saya uraikan satu per satu yang telah berkorban, membantu, mendoakan, dan mendukung sehingga penulis dapat bersemangat dalam mengerjakan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada seluruh pihak yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan Penulis membuat penelitian ini menjadi kurang sempurna, karena itu masih diperlukan saran maupun masukan dari pembaca. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
Medan, 4 November 2015 IRENE KRISTINA NATALIA SIJABAT
(3)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. PerumusanMasalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis ... 9
2.1.1. Struktur Modal ... 9
2.1.1.1. Pengertian dan Teori Struktur Modal ... 9
2.1.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 13
2.1.1.3. Suku Bunga ... 18
2.1.1.4. Struktur Aktiva ... 19
2.1.1.5. Ukuran Perusahaan (Size) ... 22
2.1.2. Profitabilitas ... 23
2.1.2.1. Pengertian Profitabilitas ... 23
2.1.2.2. Jenis-Jenis Profitabilitas ... 24
2.1.2.3. Pengukuran Profitabilitas ... 26
2.2. ReiewPenelitianTerdahulu ... 27
2.3.Kerangka Konseptual ... 29
(4)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. JenisPenelitian... 32
3.2.Tempat dan WaktuPenelitian ... 32
3.3.DefinisiVariabel ... 32
3.4.Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 36
3.5. Populasi Penelitian ... 36
3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.7. Metode Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 45
4.1.1. Deskriptif Data ... 45
4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 47
4.1.2.1. Uji Normalitas ... 48
4.1.2.2. Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 50
4.1.2.3. Uji Multikolonieritas ... 52
4.1.2.4 Uji Heterokedasitas ... 53
4.1.2.5 Uji Autokorelasi ... 54
4.1.3. Hasil Analisis Data Hipotesis Pertama... 54
4.1.3.1. Uji Signifikansi Simultan ... 54
4.1.3.2. Uji Signifikansi Parsial... 55
4.1.3.3. Regresi Linier Berganda... 60
4.1.3.4. Koefisien Determinasi ... 61
4.1.4. Hasil Analisis Data Hipotesis Kedua ... 62
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
4.2.1. Hasil Uji Simultan (F) ... 63
4.2.2. Hasil Uji Parsial (t) ... 64
4.2.3. Pengaruh Variabel Moderating (Profitabilitas) ... 67
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 70
5.3 Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Struktur Modal Beberapa Perusahaan Industri Sektor Aneka
Industri Periode tahun 2010 – 2014 ... 5
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ... 27
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35
Tabel 3.2 Proses Purposive Sampling ... 37
Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan ... 37
Tabel 4.1 Descriptive Statistics ... 45
Tebel 4.2 Uji Normalitas Data ... 49
Tebel 4.3 Uji Normalitas Data Setelah Transformasi ... 52
Tebel 4.4 Uji Multikolinieritas ... 52
Tebel 4.5 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Setelah Transformasi ... 54
Tebel 4.6 Uji F ... 54
Tebel 4.7 Hasil Uji Statistik t ... 56
Tebel 4.8 Regresi Linier Berganda ... 60
Tebel 4.9 Koefisien Determinasi... 62
Tebel 4.10 Hasil Pengujian Moderating... 62
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 29
Gambar 4.1 Normal PP-Plots ... 48
Gambar 4.2Grafik Histogram... 49
Gambar 4.3 Normal PP-Plots Setelah Transformasi ... 50
Gambar 4.4Grafik Histogram Setelah Transformasi ... 51
Gambar 4.5 Scatterplot Setelah Transformasi ... 53
Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis ... 54
Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis ... 56
Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis ... 57
Gambar 4.6 Kurva Pengujian Hipotesis ... 58