PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

No. Daftar FPEB: 321/UN 40.7.D1/LT/2015

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR

ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen

Oleh: Yulianti Solihah

1100334

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2015


(2)

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR

ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Oleh: Yulianti Solihah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

©Yulianti Solihah Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang, skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya


(3)

LEMBAR PENGESAHAAN SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR

ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Skripsi ini telah disetuji dan disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Ikaputera Waspada, MM NIP. 196104201987031002

Pembimbing II

Denny Andriana, SE.Ak.MBA NIP. 198111012010121002

Mengetahui Ketua Program Studi

Dr. Chairul Furqon, M.M NIP. 197206152003121001 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKANEKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industri yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015

Yulianti Solihah NIM: 1100334


(5)

Yulianti Solihah, 2015

ABSTRAK

Yulianti Solihah, 1100334. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Di bawah Bimbingan Dr. Ikaputera Waspada, MM dan Denny Andriana, SE.Ak.MBA.

Penelitian ini mengkaji mengenai fenomena harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran struktur modal yang diukur dengan Debt To Equity Ratio (DER), profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), dan harga saham, serta untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dan verifikatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari masing-masing perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan regresi linear berganda, serta uji hipotesis dengan menggunakan uji keberartian regresi dan uji keberartian koefisien regresi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur modal yang diukur dengan Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif atau signifikan terhadap harga saham. Adapun hubungan antara DER terhadap harga saham tergolong negatif, sedangkan ROA terhadap harga saham tergolong positif.


(6)

Yulianti Solihah, 2015

ABSTRACT

Yulianti Solihah, 1100334. Influence of Capital Structure and Profitability To Stock Prices on Miscellaneous Industry Sector Companies Listed In Indonesia Stock Exchange. Under The Guidance of Dr. Ikaputera Waspada, MM and Denny Andriana, SE.Ak.MBA.

This study examines the phenomenon of the stock price at miscellaneous industry sector company which listed in Indonesia Stock Exchange (IDX), period 2009-2013. The purpose of this research are to descript of capital structure

measured by debt to equity ratio (DER), the descript of profitability which is

profitability measured by return on asset (ROA), the descript of stock prices, while the purpose of this study is to determine the description of perception capital structure profitability to stock prices.

Method that used in this research are descriptive and verification. Data that used are secondary data of each company miscellaneous industry sector listed in the Indonesia Stock Exchange period 2009-2013. The research technique sampling was used purposive sampling. Technique of analysis which were used is the classical assumption test and multiple linear regression, than the hypothesis test using regression significance test and regression coefficient significance test.

The results of this research indicate that capital structure measured by

debt to equity ratio (DER) does not significantly on stock prices and profitability measured by return on asset (ROA) positively affect or significant on stock prices. As fot DER and stock price have relation that classified negative, while ROA and stock price have relation that classified positive.


(7)

Yulianti Solihah, 2015

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian... 11

1.5 Kegunaan Penelitian... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Kinerja Keuangan ... 13

2.1.2 Struktur Modal ... 15

2.1.3 Profitabilitas ... 20

2.1.4 Pasar Modal ...22

2.1.5 Saham... 23

2.1.6 Teori Sinyal... 30

2.1.7 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham ... 31

2.1.8 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham ... 32

2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

2.4 Paradigma Penelitian ... 36

2.5 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Objek Penelitian ... 38

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 38


(8)

Yulianti Solihah, 2015

3.2.2 Desain Penelitian... 39

3.3 Operasionalisasi Variabel... 39

3.4 Sumber Data ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6 Populasi dan Sampel ... 41

3.6.1 Populasi ... 41

3.6.2 Sampel... 41

3.7 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 44

3.7.1 Analisis Data Deskriptif... 44

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 45

3.7.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 46

3.7.4 Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Gambaran Umum Sektor Aneka Industri ... 51

4.1.2 Deskripsi Variabel yang Diteliti ... 60

4.1.3 Analisis Hasil Statistik ... 76

4.2 Pembahasan ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan... 90

5.2 Saran ... 91


(9)

Yulianti Solihah, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Peiode 2009-2013 ...3

Table 1.2 Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...5

Table 1.3 Return on Assets (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...8

Table 2.1 Penelitian Terdahulu ...33

Table 3.1 Operasionalisasi Variabel ...40

Table 3.2 Sampel...43

Table 3.3 Sampel Penelitian...43

Table 4.1 Perkembangan Total Hutang dan Total Ekuitas Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...61

Table 4.2 Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...63

Table 4.3 Perkembangan laba Bersih dan Total Aktiva Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013...67

Table 4.4 Perkembangan Return on Assets (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 ...69

Table 4.5Perkembangan Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Peiode 2009-2013 ...73

Table 4.6 Statistik Deskriptif ...76

Table 4.7 Regresi Linier Berganda ...78

Table 4.8 Uji Asumsi Autokorelasi...80

Tabel 4.9 Uji Asumsi Multikolineritas ...80

Table 4.10 Uji Keberartian Regresi ...82


(10)

Yulianti Solihah, 2015

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Rata-Rata Struktur Modal (DER) Perusahaan Sektor Aneka

Industri di BEI Periode 2009-2013 ...66

Grafik 4.2 Rata-Rata Profitabilitas (ROA) Perusahaan Sektor Aneka Industri

di BEI Periode 2009-2013 ...72

Grafik 4.3 Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industri di BEI


(11)

Yulianti Solihah, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran...36

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian...37

Gambar 4.1 Uji Asumsi Normalitas ...79


(12)

Yulianti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan dan perkembangan industri manufaktur saat ini menyebabkan semakin pesatnya laju perekonomian dan meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk. Meningkatnya permintaan konsumen terhadap produk menimbulkan persaingan industri manufaktur di Indonesia semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin bertambah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia sampai 31 Desember 2013, tercatat 141 perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Kemudian dari perusahaan-perusahan tersebut dibagi menjadi tiga kelompok/sektor yang terdiri dari sektor industri dasar dan kimia (58 emiten), sektor industri barang konsumsi (38 emiten), dan sektor aneka industri (45 emiten). (www.idx.co.id).

Industri manufaktur memiliki prospek yang menguntungkan, karena menghasilkan devisa yang menjadi sumber dana bagi pembangunan perekonomian di Indonesia. Industri manufaktur diproyeksikan tumbuh mencapai 7,1% pada 2013 meskipun kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian. Berbagai faktor negatif di Indonesia seperti kenaikan harga gas, tarif dasar listrik, upah minimum pekerja, infrastruktur yang belum dapat diandalkan, serta melemahnya nilai tukar, tetap tidak mengganggu pertumbuhan sektor ini. Menurut MS Hidayat, Menteri Perindustrian kinerja sektor industri manufaktur pada 2013 tumbuh akibat meningkatnya investasi disektor otomotif, industri pupuk, industri kimia dan semen. (www.kemenperin.go.id) Daya tahan sektor manufaktur terutama ditopang sektor konsumsi yang tumbuh 28% dan kontribusi industri dasar terhadap indeks manufaktur tergolong kecil yakni hanya sebesar 20%. Sementara itu, perusahaan dari aneka industri justru berperan sebagai penekan kinerja indeks karena mencatat penurunan 11% sejak awal tahun. (www.ift.co.id)

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa sektor yang mengalami penurunan yang di akibatkan belum stabilnya perekonomian dalam


(13)

2

Yulianti Solihah, 2015

bidang industri manufaktur yaitu aneka industri. Ini dapat dilihat pada pergerakan indeks saham aneka industri pada tahun 2013 berada di posisi -2,37%. Berbeda dengan indeks saham industri dasar yang berada di posisi 12,08% dan indeks saham industri barang konsumsi di posisi 18,76% (www.idx.co.id). Sehingga dalam penelitian ini yang diangkat adalah sektor aneka industri, karena sektor aneka industri mengalami penurunan pergerakan indeks saham lebih besar dibandingkan sektor industri dasar dan sektor barang konsumsi. Pendanaan menjadi salah satu faktor penting untuk menghadapi persaingan ini. Salah satu sumber pendanaan yang bisa digunakan yaitu, memasuki pasar modal dengan menerbitkan saham. Saham merupakan surat berharga atas kepemilikan suatu perusahaan atau disebut pemegang saham dan memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.

Adanya penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan dan tingginya permintaan saham oleh investor mengakibatkan munculnya kesepakatan harga yaitu harga saham. Harga saham dapat mencerminkan kinerja suatu perushaan baik atau sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik maka akan telihat pada tingginya pemintaan investor akan saham yang mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila kinerja perusahaan sedang mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh menurun maka para investor akan menjual sahamnya yang berakibat pada menurunnya harga saham.Bagi investor naik atau turunnya harga saham menjadi informasi dimana saatnya untuk membeli dan menjual sahamnya. Ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan memiliki saham yaitu dividen dan capital gain.

Dalam sektor aneka industri terdapat lima subsektor yaitu subsektor otomotif dan komponen, subsektor textile dan garmen, subsektor alas kaki, subsektor kabel, dan subsektor elektronik. Terdapat 45 perusahaan yang menerbitkan sahamnya. Namun pada tahun 2013, 27 perusahaan mengalami penuruan harga saham yang diakibatkan dari belum stabilnya perekonomian dan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang berada pada sektor ini. Adapun


(14)

3

Yulianti Solihah, 2015

rata-rata penurunan harga saham 27 perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Harga Saham Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013

(dalam rupiah)

No Nama Perusahaan Periode

2009 2010 2011 2012 2013

1 Astra Internasional Tbk 34.700 54.500 74.000 7.600 6.800

2 Astra Otoparts Tbk 5.750 13.950 3.400 3.700 3.650

3 Gajah Tunggal Tbk 425 2.300 3.000 2.225 1.680

4 Indo Kordsa Tbk 1.450 2.150 2.400 3.000 2.250

5 Indomobil Sukses Internasional Tbk 860 7.600 12.800 5.300 4.900

6 Indospring Tbk 1.250 10.500 3.500 4.200 2.675

7 Multi Prima Sejahtera Tbk 1.100 3.125 2.200 7.650 5.000

8 Multistrada Arah Sarana Tbk 205 330 500 450 390

9 Nipress Tbk 1.450 3.975 4.000 4.100 325

10 Prima Alloy Steel Tbk 119 93 132 255 185

11 Apac Citra Centertex Tbk 52 68 225 375 305

12 Asia Pacific Fibers Tbk 131 240 450 193 80

13 Eratex Djaja Tbk 85 59 200 325 280

14 Indo-Rama Synthetics Tbk 470 1.700 1.980 1.420 1.000

15 Nusantara Inti Corpora Tbk 123 139 300 345 250

16 Pan Brother Tbk 135 1.600 440 470 420

17 Panasia Indo Resource Tbk 235 250 190 950 415

18 Polychem Indonesia Tbk 134 215 580 365 220

19 Ricky Putra Globalindo Tbk 195 181 184 174 173

20 Sunson Textile Manufacture Tbk 250 225 180 134 79

21 Tifico Fiber Indonesia Tbk 310 510 500 620 500

22 Primarindo Asia Infrastructure Tbk 900 900 900 900 700

23 Sepatu Bata Tbk 36.000 67.600 55.000 60.000 1.060

24 KMI Wire and Cable Tbk 56 80 104 187 142


(15)

4

Yulianti Solihah, 2015

26 Voksel Elektric Tbk 410 450 820 1.030 740

27 Sat Nusapersada Tbk 450 80 85 100 82

Rata-Rata 3.291,30 6.454,33 6.243,33 3.985,11 1.304,48 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Dari Tabel 1.1 rata-rata perusahaan sektor aneka industri mengalami penurunan harga saham selama tiga tahun. Pada tahun 2009 rata-rata harga saham perusahaan sekator aneka industri adalah Rp 3.291. Kemudian naik ditahun 2010 menjadi Rp 6.454. Kenaikan harga itu tidak bertahan lama, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi Rp 6.243. Penurunan kembali terjadi di tahun 2012 menjadi Rp 3.985, dan di tahun 2013 merupakan harga rata-rata saham paling rendah selama periode 2009-2013 yaitu, Rp 1.304. Menurunnya harga saham dapat memperlihatkan turunya kinerja perusahaan sektor aneka industri, ini mengakibatkan investor melakukan evaluasi kembali untuk menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut.

Kinerja perusahaan menjadi tolak ukur para investor untuk melakukan investasi. Suad Husnan (2005: 54), “sebelum pemodal melakukan investasi pada sekuritas, perlu dirumuskan terlebih dahulu kebijakan investasi, menganlisis laporan keuangan, dan mengevaluasi kinerja perusahaan”. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diukur dengan banyak indikator, salah satunya analisis laporan keuangan. Analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan profitabilitas.

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), “Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, maka beban tetap yang harus ditanggung perusahaan akan semakin besar pula.


(16)

5

Yulianti Solihah, 2015

Struktur modal dalam penelitian ini dianalisis menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam mengelola struktur modal dengan membandingkan total utang dan total modal. Beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri melakukan banyak pinjaman untuk menunjang kegiatan operasionalnya yang memang membutuhkan banyak dana. Hal ini berdampak pada nilai DER yang semakin tinggi karena perusahaan mengguankan lebih banyak dalam operasionalnya. Adapun data nilai Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Debt to Equity Ratio (DER) Sektor Aneka Industri di BEI

Periode 2009-2013

(dalam %)

No Nama Perusahaan Periode

2009 2010 2011 2012 2013

1 Astra Internasional Tbk 81,7 110 102 103 102

2 Astra Otoparts Tbk 39 38 47 62 32

3 Gajah Tunggal Tbk 232 194 161 135 152

4 Indo Kordsa Tbk 23 26 38 36 46

5 Indomobil Sukses Internasional Tbk 1016 499 154 208 229

6 Indospring Tbk 275 239 80 46 27

7 Multi Prima Sejahtera Tbk 49 41 33 28 25

8 Multistrada Arah Sarana Tbk 74 87 168 68 66

9 Nipress Tbk 148 128 169 145 206

10 Prima Alloy Steel Tbk 436 233 245 106 108

11 Apac Citra Centertex Tbk 756,1 270,6 279,8 -306 -262,6

12 Asia Pacific Fibers Tbk -158 -150 -150 -151 -146

13 Eratex Djaja Tbk -162 -156 -276 400 326

14 Indo-Rama Synthetics Tbk 114 97 128 132 139

15 Nusantara Inti Corpora Tbk 58 56 27 58 85

16 Pan Brother Tbk 523 431 121 143 136

17 Panasia Indo Resource Tbk 99 85 79 114 180


(17)

6

Yulianti Solihah, 2015

19 Ricky Putra Globalindo Tbk 84 82 83 130 181

20 Sunson Textile Manufacture Tbk 180 170 182 184 173

21 Tifico Fiber Indonesia Tbk -121,4 111 32 27 21

22 Primarindo Asia Infrastructure Tbk -147 -145 -148 -153 -156

23 Sepatu Bata Tbk 38 46 46 48 61

24 KMI Wire and Cable Tbk 114 105 51 37 70

25 Sumi Indo Kabel Tbk 14 22 22 34 23

26 Voksel Elektric Tbk 230 192 217 182 250

27 Sat Nusapersada Tbk 93 76 64 72 62

Rata-Rata 160,29 114,39 76,25 73,15 81,76 Sumber: www.idx.co.id (data diolah)

Dari Tabel 1.2 rata-rata nilai DER perusahaan sektor aneka industri pada tahun 2012 menjadi yang terendah yaitu 73,15% Dan tahun 2009 menjadi yang nilai tertinggi yaitu 160,29%. Namun pada tahun 2013 mengalami peningkatan nilai kembali menjadi 81,76% Dari data diatas terlihat nilai DER perusahaan sektor aneka industri mengalami peningkatan pemakaian total hutang dibandingkan total modal.

DER merupakan kemampuan perusahaan untuk menjamin utang dengan modal yang dimiliki. Semakin rendah rasio DER maka akan semakin baik dan nilai perusahaan akan semakin tinggi, begitupun sebaliknya semakin tinggi rasio DER nilai perusahaan semakin rendah karena kinerja perusahaan dalam membiayai kegiatan oprasionalnya lebih banyak menggunakan utang atau pinjaman. Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham. Semakin tinggi rasio ini berarti kemampuan perusahaan dalam menjamin utang tidak dapat ditutupi oleh modal yang membuat resiko perusahaan tinggi, ini diakibatkan dari tingginya bunga yang dikeluarkan. Mengakibatkan pula para investor menjual sahamnya yang berdampka pada penurunan harga saham. Struktur modal yang optimal yaitu perusahaan tidak boleh memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata lain debt


(18)

7

Yulianti Solihah, 2015

ratio tidak boleh lebih dari 50% sehingga hutang tidak lebih besar dari modal sendiri.

Faktor lain yang mempengaruhi harga saham adalah profitabilitas. Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan, menggambarkan perusahaan melaksanakan kegiatan industrinya dengan baik. Profitabilitas bagi para investor sebagai tolak ukur untuk berinvestasi. Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Dapat dilihat profitabilitas perusahaan menjadi suatu acuan bagi investor untuk menanamkan modalnya dan dapat melihat gambaran perusahaan dari rasio tersebut.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah ROA. Return on asset adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva, atau dapat dikatakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset. Semakin besar nilai ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan dan semakin baik posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Begitu juga sebaliknya bila nilai ROA kecil maka tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan akan kecil dan posisi perusahaan akan kurang baik. Menurut Suad Husnan (2006) Return On Assets menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian jika rasio profitabilitas yang diperoleh perusahaan meningkat, maka kepercayaan investor pada perusahaan akan meningkat dengan menyertakan modalnya untuk diinvestasikan pada perusahaan yang berdampak pada naiknya harga saham.

Terdapat beberapa perusahaan dalam sektor aneka industri mengalami kerugian. Kerugian yang dialami perusahaan sektor aneka industri terjadi karena adanya penurunan pendapatan yang disebabkan merosotnya permintaan global dan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini berdampak pada nilai ROA yang menurun dilihat pada periode tahun pengamatan. Berikut tabel Return on asset pada sektor aneka industri periode 2009-2013:


(19)

8

Yulianti Solihah, 2015

Tabel 1.3

Return on Asset (ROA) Sektor Aneka Industri di BEI Periode 2009-2013 (dalam %) No Nama Perusahaan

Periode

2009 2010 2011 2012 2013

1 Astra Internasional Tbk 14 15,07 13,37 12,48 10,42

2 Astra Otoparts Tbk 17,44 21,94 15,82 12,79 8,39

3 Gajah Tunggal Tbk 10,2 8,01 5,92 8,8 1,41

4 Indo Kordsa Tbk 5,61 9,7 4,28 9,81 1,44

5 Indomobil Sukses Internasional Tbk 3,03 6,58 7,52 5,11 3,17

6 Indospring Tbk 9,46 9,23 10,57 8,05 5,73

7 Multi Prima Sejahtera Tbk 7,4 9,36 7,19 9,64 5,47

8 Multistrada Arah Sarana Tbk 6,89 5,8 3,01 0,05 0,2

9 Nipress Tbk 1,17 3,75 3,99 4,1 4,38

10 Prima Alloy Steel Tbk -8,61 0,07 0,28 2,7 0,88

11 Apac Citra Centertex Tbk -1,27 -12,39 -6,52 -7 -0,49

12 Asia Pacific Fibers Tbk 25,88 8,4 -1,48 -7,96 -4,76

13 Eratex Djaja Tbk -24,84 -41,87 49,23 1,43 0,22

14 Indo-Rama Synthetics Tbk 2.08 4,57 6,55 0,14 0,17

15 Nusantara Inti Corpora Tbk 0,75 0,52 0,77 0,09 0,1

16 Pan Brother Tbk 4,08 4,02 4,76 4,51 4,47

17 Panasia Indo Resource Tbk 0,05 0,12 1,71 0,23 -5,67

18 Polychem Indonesia Tbk 1,45 0,98 5,41 1,4 2,28

19 Ricky Putra Globalindo Tbk 0,62 1,77 1,9 2,02 -2,75

20 Sunson Textile Manufacture Tbk 3,55 1,14 -2,86 -1,74 0,45 21 Tifico Fiber Indonesia Tbk -9,29 5,45 7,68 2,11 -1,83 22 Primarindo Asia Infrastructure Tbk 13 14,33 2,66 2,62 -9,01

23 Sepatu Bata Tbk 12,71 12,6 11 12 9,14

24 KMI Wire and Cable Tbk 4,22 8,13 5,88 10,78 3,93

25 Sumi Indo Kabel Tbk 5,11 0,77 2,92 4,99 2,28


(20)

9

Yulianti Solihah, 2015

27 Sat Nusapersada Tbk -4,04 -1,53 -0,98 1,06 1,05

Rata-Rata 3,89 3,62 6,21 4,03 1,58 SUMBER: www.idx.co.id (data diolah)

Dari Tabel 1.3 terlihat nilai ROA pada sektor aneka industri terjadi fluktuasi. Ditahun 2011 nilai ROA pada sektor aneka industri yang tertinggi yaitu 6,21%. Namun ditahun berikutnya mengalami penurunan yang pada akhirnya 2013 menjadi nilai ROA yang terendah yaitu 1,58%. Hal itu menunjukan kemampuan perusahaan-perusahaan sektor aneka industri dalam mengahasilkan laba atas aktiva rendah

ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari produktivitas asset. Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) “hubungan antara harga saham dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham.” Semakina baik kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset, akan meningkatkan laba perusahaan. Dengan meningkatnya laba perusahaan akan meningkatakan dividen yang diberikan pada investor dengan harapan meningkatkan kemakmuran. Dengan meningkatnya kemakmuran maka investor atau calon investor semakin tertarik untuk membeli saham perusahaan, semakin banyak investor yang tertarik maka harga saham meningkat karena permintaan terhadap saham perusahaan meningkat.

Jika struktur modal dan profitabilitas terjadi penurunan presentase maka akan mengakibatkan penarikan modal oleh para investor yang hasilnya berdampak pada harga saham di pasar modal menjadi turun. Apabila dibiarkan penurunan tersebut akan terus terjadi, maka semakin banyak para investor yang meninggalkan perusahaan alas kaki. Untuk itu perlu adanya perbaikan kondisi keuangan perusahaan agar meminimalisir penurunan tersebut dan kinerja manajemen perusahaan yang baik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti terkait struktur modal dan profitabilitas pada harga saham dengan judul

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHAPA HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA


(21)

10

Yulianti Solihah, 2015 1.2Identifikasi Masalah

Kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa masih diwarnai ketidakpastian dan berbagai faktor negatif di Indonesia membuat kondisi dimana industri manufaktur dapat mempertahankan pertumbuhannya. Namun sektor aneka industri yang berada pada bidang industri manufaktur di Bursa Efek Indoneisa mengalami penurunan di tahun 2013 dibandingkan sektor kedua lainnya. Peristiwa tersebut berdampak juga pada kinerja perusahaan di pasar modal dengan menurunnya harga saham perusahaan tersebut.

Harga saham juga dapat mencerminkan kinerja suatu perusahaan baik atau sedang mengalami masalah. Apabila kinerja perusahaan dalam keadaan baik maka akan telihat pada pemintaan saham tinggi yang mengakibatkan naiknya harga saham perusahaan. Maupun sebaliknya apabila kinerja perusahaan sedang mengalami masalah dan keuntungan yang diperoleh menurun maka para investor akan menjual sahamnya yang berakibat pada menurunnya harga saham. Adapun analisis kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal dan profitabilitas.

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan yang pada akhirnya akan memengaruhi nilai perusahaan. Menurut Bambang Riyanto (2010: 282), “Struktur modal adalah pertimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Indikator yang di pakai untuk mengukur struktur modal adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Profitabilita bagi para investor sebagai tolak ukur untuk berinvestasi. Menurut Gitman (2009) rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Indikator yang dipakai dalam mengukur profitabilitas yaitu return on assets (ROA).


(22)

11

Yulianti Solihah, 2015

Menurut Bringham dan Houston (2006:17), semakin tinggi resiko dari penggunaan lebih banyak utang akan cenderung menurunkan harga saham. Semakin rendah DER maka investor dan calon investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan, yang pada akhirnya akan mingkatkan harga saham. Menurut David dan Kurniawan (2010, 282) “hubungan antara harga saham dengan Return On Assets (ROA) adalah postif artinya, semakin besar hasil yang diperoleh dari aset, maka semakin besar harga dari saham.”

1.3Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang penelitian, terdapat batasan-batasan penelitian yang tertuang pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode 2009-2013?

2. Bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode 2009-2013?

3. Bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indoneisa periode 2009-2013?

4. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

5. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

1.4Tujuan Penelitian

Ada pun tujuan diadakanya penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran struktur modal pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran profitabilitas pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.


(23)

12

Yulianti Solihah, 2015

4. Unutk mengetahui bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

5. Unutk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

1.5Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan kegunaan secara teoritis maupun praktis, yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran dan dapat menambah informasi bagi penulis dan menjadi pelengkap kajian-kajian dalam ilmu manajemen keuangan, khususnya yang berkaitan dengan struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber informasi bagi perusahaan terkait untuk mengatasi masalah penurunan harga saham dan bagi investor untuk pengambilan keputusan investasi.


(24)

Yulianti Solihah, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Objek Penelitian

Menurut Moh. Nazir (2011:123), “variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.” Masih menurut Moh. Nazir (2011:124) “umumnya variabel dibagi atas dua jenis, yaitu variabel dependent (variabel terikat) dan variabel independent (variabel bebas). Variabel independent (variabel bebas) adalah antecedent dan variabel dependent (variabel terikat) adalah konsekuensi.” Variabel Y disebabkan variabel X, maka variabel Y dinamakan dependent dan variabel X adalah variabel independent.

Adapun yang menjadi objek penelitian variabel independent (variabel bebas) yaitu, struktur modal (X1) dan profitabilitas (X2). Struktur modal dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan profitabilitas dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Kemudian yang menjadi variabel dependent (variabel terikat) yaitu harga saham (Y). Penelitian mengenai pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013.

3.2Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2009:234) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan tentang sesuatu variabel, keadaan, gejala atau fenomena”. Kemudian menurut M. Subana dan Sudrajat (2005:26) “metode deskriptif yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi dan dialami sekarang, sikap dan pandangan yang menggejala saat sekarang, hubungan antar variable, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondis, perbedaan antar fakta, dan lain-lain”. Dari penggunaan metode penelitian deskriptif ini akan diperoleh deskripsi mengenai struktur modal dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER),


(25)

39

Yulianti Solihah, 2015

sedangkan profitabilitas dihitung dengan menggunakan Return On Assets (ROA), dan harga saham pada perusahaan sektor aneka industri.

Adapun “penelitian verifikatif adalah penelitian untuk menguji hipotesis-hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan” (Moh. Nazir, 2011:89). Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri.

3.2.2 Desain Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan, yang akan dilaksanakan”. Desain penelitian ini adalah kausal karena, membuktikan hubungan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

3.3Operasionalisasi Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel independent (variabel bebas) yaitu, struktur modal (X1) dan profitabilitas (X2) sedangkan variabel dependent (variabel terikat) yaitu harga saham (Y). Operasionalisasi tersebut secara rinci terdapat pada tabel sebagai berikut:


(26)

40

Yulianti Solihah, 2015

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Struktur Modal (X1)

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2010:282)

=TotalModalSendiri �TotalHutang % Rasio

Profitabilitas (X2)

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampauan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen.(Gitman :2009)

�� = � �ℎ % Rasio

Harga Saham (Y)

Harga saham atau pasar saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder. (Sutrisno :2003)

Harga pasar saham berdasarkan harga penutupan pada setiap akhir

tahun

Rasio

3.4Sumber Data

Suharsimi Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.” Sumber data dibedakan menjadi menjadi dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sebelumnya. Data yang dipakai dalam penelitian adalah sekunder yang meliputi:

 Data laporan struktur modal dan profitabilitas yang terdapat dikeuangan per tahun perusahaan sektor aneka industri.

 Data statistik yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dalam IDX Annual Report

 Data historis pergerakan pergerakan harga saham perusahaan sektor aneka industri.


(27)

41

Yulianti Solihah, 2015

3.5Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:100), “metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data.” Maka dapat diakatakan bahwa, teknik atau metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mendapat data guna menunjang penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan, pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait. Salah satunya data berupa laporan keuangan perusahaan.

3.6Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Dalam suatu penelitian dibutuhkan populasi yang akan meliputi karakteristik dari objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2006:72) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah 45 perusahaan pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012:62) “sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki pada populasi.” Oleh karena itu, peneliti harus memastikan bahwa sampel tersebut benar-benar wakil dari populasi dengan kata lain, sampel tersebut merupakan reperesentatif dari populasi.

Untuk menentukaan cara pengambilan sampling, diperlukan teknik pengambilan sampel. “Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel” (Sugiyono, 2012:62). Teknik sampling pada dasarnya dibedakan menjadi dua probability sampling dan nonprobability sampling.


(28)

42

Yulianti Solihah, 2015

“Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel” (Sugiyono, 2012:63). Masih menurut Sugiyono (2012:63) ”teknik probability sampling meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random dan sampling area.”

“Teknik nonprobabiltiy sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dijadikan sampel” (Sugiyono, 2012:66). “Adapun teknik sampel ini meliputi, sampling sitematis, sampling kuota, sampling incidental, sampling purpose, snowball sampling dan sampling jenuh” (Sugiyono, 2012:66).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. “Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya” (Sugiyono, 2012:68). Teknik ini dipilih karena, adanya beberapa pertimbangan yaitu, faktor waktu, tenaga dan biaya yang terbatas. Dengan teknik ini, peneliti dapat menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu, tetapi tetap mematuhi syarat-syarat yang berlaku. Adapun syarat yang ditentukan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan harus terdaftar pada sektor aneka industri di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

2. Perusahaan harus tercatat selama periode 2009-2013 dan tidak mengalami delisting.

3. Perusahaan memiliki laporan keuangan selama periode 2009-2013. 4. Perusahaan mengalami penurunan harga saham pada tahun 2013.

5. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu struktur modal (DER), profitabilitas (ROA) dan harga saham periode 2009-2013.

Berikut table yang menerangkan jumlah sampel sesuai persyaratan yang telah ditentukan:


(29)

43

Yulianti Solihah, 2015

Tabel 3.2 Sampel

Jumlah Perusahaan Sektor Aneka Industri 45

Perusahaan Mengalami Delisting (8)

Perusahaan Tidak Mengalami Penurunan Harga Saham (10)

Jumlah Sampel Penelitian 27

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dari jumlah perusahaan sektor aneka industri sebanyak 45 perusahaan, maka perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut adalah 27 perusahaan sektor aneka industri. Adapun sampel perusahaan sektor aneka industri diantaranya, terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan di BEI Nama Perusahaan

1 ASII Astra Internasional Tbk

2 AUTO Astra Otoparts Tbk

3 GJTL Gajah Tunggal Tbk

4 BRAM Indo Kordsa Tbk

5 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk

6 INDS Indospring Tbk

7 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk

8 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk

9 NIPS Nipress Tbk

10 PRAS Prima Alloy Steel Tbk

11 MYTX Apac Citra Centertex Tbk

12 POLY Asia Pacific Fibers Tbk

13 ERTX Eratex Djaja Tbk

14 INDR Indo-Rama Synthetics Tbk

15 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

16 PBRX Pan Brother Tbk


(30)

44

Yulianti Solihah, 2015

18 ADMG Polychem Indonesia Tbk

19 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

20 SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk

21 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk

22 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk

23 BATA Sepatu Bata Tbk

24 KBLI KMI Wire and Cable Tbk

25 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk

26 VOKS Voksel Elektric Tbk

27 PTSN Sat Nusapersada Tbk

3.7Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

“Analisis data adalah memberikan arti dan mkana terhadap data yang diperoleh guna memecahkan masalah penelitian” (Moh. Nazir, 2011, hlm. 346). Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data yang kemudian diolah melalui beberapa tahapan, antara lain:

1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh, kemudian diajukan kembali dalam bentuk tabel maupun grafik.

2. Analisis deskriptif terhadap struktur modal dengan menghitung nilai struktur modal dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).

3. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas dengan menghitung profitabilitas dengan menggunakan Return on Assets (ROA).

4. Analisis deskriptif harga saham perusahaan dengan mengambil harga saham penutupan akhir tahun.

5. Analisis statistik untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham.

3.7.1 Analisis Data Deskriptif

“Analisis data deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi yang bersifat objektif” (Sugiyono, 2012:29). Adapun analisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:


(31)

45

Yulianti Solihah, 2015

1. Analisis Deskriptif Struktur Modal

“Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri” (Bambang Riyanto, 2010:282). Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dengan cara, menghitung total hutang dibandingkan dengan total ekuitas. Analisis struktur modal dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

� = TotalModalSendiriTotal Hutang � % 2. Analisis Deskriptif Profitabilitas

“Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian dari penjualan investasi serta kemampauan perusahaan menghasilkan laba yang akan menjadi dasar pembagian dividen”.(Gitman :2009) Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rasio Return On Assets (ROA) dengan cara menghitung pendapatan setelah pajak dibandingkan dengan total asset. Analisis data deskriptif profitabilitas dapat dihitung dengan rumus, sebagai berikut:

�� = � �ℎ

� � %

3. Analisis Deskriptif Harga Saham

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk memperoleh harga saham dengan cara melihat harga saham pada waktu penutupan (closing price). “Harga saham Harga saham atau pasar saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder” (Sutrisno ,2003).

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

“Analisis regresi linier berganda ialah, suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua


(32)

46

Yulianti Solihah, 2015

variabel atau lebih dengan satu variabel terikat” (Riduwan dan Sunarto, 2012:108). Berikut persamaan regresi berganda:

Y= a+ β1X1+ β1X2 (Riduwan dan Sunarto, 2012, hlm. 108) Keterangan:

Y = Harga saham α = Konstanta

X1 = Debt to Equity Ratio (DER) X2 = Profitabilitas (ROA)

β1 = Koefisien persamaan regresi variabel bebas β2 = Koefisien persamaan regresi variabel bebas

3.7.3 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan menggunakan grafik normal probability plot. Apabila variabel terdistribusi normal maka penyebaran plot akan berada di sektor dan di sepanjang garis 45◦.

2. Uji Autokorelasi

“Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)” (Ghozali, 2007). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:


(33)

47

Yulianti Solihah, 2015

a. Inersia, dimana adanya momentum yang masuk ke dalam variabel-variabel bebas secara terus menerus sehingga mempengaruhi nilai variabel bebasnya.

b. Terjadi penyimpangan spesifikasi akibat adanya variabel-variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model.

c. Bentuk fungsi yang salah. d. Adanya tenggang waktu.

Menurut Singgih Santoso (2012, hlm. 242), untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan statistik D-W (DurbinWatson) dengan kriteria autokorelasi sebagai berikut :

- Jika nilai D-W di bawah -2, maka terdeteksi ada autokorelasi positif.

- Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2, maka terindikasi tidak ada autokorelasi.

- Jika nilai D-W di atas +2, maka terindikasi ada autokorelasi negatif. 3. Uji Multikoleniaritas

Tujuan dari Uji multikoleniaritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk menditeksi ada tidaknya multikoleniaritas dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2007):

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika, antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoleniaritas.

c. Multikoleniaritas dapat dilihat dari VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikoleniaritas pada data yang akan diolah.


(34)

48

Yulianti Solihah, 2015

4. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk menentukan ada tidaknya indikasi varians antara residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak efisien. Heteroskedastisitas terjadi apabila ada koefisien dari masing-masing variabel bebas yang signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar scatterplot.

Suatu model regresi yang baik didapatkan apabila pada diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu dan apabila berpencar di sekitar (pada sumbu Y). Selain itu tidak terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit.

3.7.4 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang signifikan anatara dua variabel bebas yaitu (X1, X2) dan variabel terikat (Y). Hipotesis nol (H0) menunjukan tidak adanya signifikasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan hipotesi alternatif (Ha) menunjukan adanya signifikasi antara variabel bebas dan variabel terikat. Statistik hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan pengambilan dan penolakan hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. H0 : Struktur modal tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha : Struktur modal berpengaruh terhadap harga saham 2. H0 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap harga saham Ha : Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham

3.7.4.1Uji Keberatian Regresi

“Uji keberatian regresi adalah angka yang menunjukan kuatnya hubungan antar dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen” (Sugiyono, 2012:222). Pengujiannya dapat menggunakan uji


(35)

49

Yulianti Solihah, 2015

F. Uji F adalah membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Adapun rumus Fhitung sebagai berikut:

=

�� �

− − Dimana:

�� = Σ � + Σ �

= Σ + �� Sujana (2003, hlm.31) Keterangan:

F = Nilai Fhitung

JK(Reg) = Jumlah Kuadrat Regresi

JK(s) = Jumlah Kuadrat Sisa (Residual) k = Jumalah Variabel Bebas n = Jumlah anggota sample

Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel, taraf signifikansinya 5% (α 0,05). Bila signifikasinya lebih tinggi daripada tingkat keyakinannya, menunjukkan regresi berarti, barulah dilanjutkan dengan uji keberatian koefisien regresi dan sebaliknya. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Fhitung > Ftabel atau nilai sig < taraf signifikansi 0,05 atau 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Fhitung ≤ Ftabel atau nilai sig > taraf signifikansi 0,05 atau 5% maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.7.4.2Uji Keberartian Koefisien Regresi

“Uji keberartian koefisien regresi digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui pengaruh atau hubungan antar variabel independent dan dependent dimana, salah satu variabel indepentdent dibuat tetap atau dikendalikan” (Sugiyono, 2012, hlm. 235). “Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara ttabel dengan thitung. Gunanya untuk menguji


(36)

50

Yulianti Solihah, 2015

kemampuan siginifikasi hasil penelitian” (Riduwan dan Sunarto, 2012, hlm. 126). Uji keberartian koefisien regresi dilakukan apabila hasil yang ditunjukan dengan uji keberartian regresi menunjuakan bahwa regresi berarti. Rumus thitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:

=β Di mana:

Sβ = √ ΣX S+y. …− R S y. … = Σ Yi − Ŷ

n − k −

ΣX = Σ X − X̅

R = ΣY��

Sudjana (2003, hlm. 111) Keterangan:

t = Nilai thitung

β= Koefisien regresi Xi

Sβ= Kesalahan Baku (Standard Error) Koefisien Regeresi Xi

Selanjutnya hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan taraf signifikansi 5% (α=0,05) uji dua pihak. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:

- Jika thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima


(37)

Yulianti Solihah, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), serta profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013, melalui analisis deskriptif dan verifikatif, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor aneka industri pada periode penelitian sebesar 101,68%.

2. Perkembangan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung terjadi penurunan. Rata-rata Return On Assets (ROA) perusahaan sektor aneka industri pada periode penelitian sebesar 3.87%.

3. Kondisi harga saham sektor aneka industri dalam kurun waktu 2009-2013 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari harga saham masing-masing perusahaan maupun rata-rata sektor aneka industri. Rata-rata harga saham sektor aneka industri selama periode penelitian sebesar 4.255,71.

4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji keberartian koefisien regresi, struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Sturktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Ketika struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) naik maka harga saham akan menurun.


(38)

91

Yulianti Solihah, 2015

5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji keberartian koefisien regresi, profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham. Ketika profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) naik maka harga saham akan meningkat.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor aneka industri pada tahun periode yang diteliti tidak terlalu mengalami peningkatan Debt to Equity Ratio (DER), karena hanya terjadi peningkatan yang tidak seberapa. Perlu adanya penelitian lain untuk membuktikan DER yang meningkat berpengaruh pada harga saham.

2. Dalam upaya meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA), perusahaan harus meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan asset serta biaya operasional dalam kegiatan usahanya guna menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan keuntungan yang maksimal diharapkan dapat menigkatkan harga saham perusahaan.

3. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan harga saham dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian, investor tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan sektor aneka industri akibat penilaian investor yang meningkat, karena kinerja perusahaan yang meningkat.

4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan diharapkan dapat meneliti mengenai harga saham, dengan menggunakan variabel-variabel lain yaitu, likuiditas, nilai pasar, dan aktivitas yang dapat mempengaruhi harga saham. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek penelitian lainnya seperti subsektor dan perusahaan yang terdaftar di BEI dan menambah tahun periode pengamatan.


(39)

Yulianti Solihah, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE

Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

David Kodrat Sukardi dan Kurniawan Indojaya. 2010.Manajemen Investasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hanafi, M Mamduh. Halim Abdul. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: STIM YKPN

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Husnan, S dan Enny. P. 2006.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi V. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Iraham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.

Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian (Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Penerbit Alfabeta: Bandung. Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta:

Erlangga.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE

Sudana, I Made. 2010. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta: Erlangga


(40)

93

Yulianti Solihah, 2015

Sudjana. 2003. Metoda Statistika. Bandung: Tristo

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Referensi Lainnya

Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Panduan Investasi Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal.

Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 13, No 1, April 2011, hlm 57-66

Ircham, Muhammad. 2014. Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada Peusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Jurnal Adminitrasi Bisnis. Vol.11 No.1 Juni 2014

Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, Maret 2009: 38-45

Riffandi, Destryana. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Miningyang Terdaftar di BEI. Skripsi. UPI. Bandung

Rinati, Ina. 2010. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Retunr On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE), Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum Pada Indeks LQ45

Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis. Vol. 3 No. 1, Oktober 2012


(41)

94

Yulianti Solihah, 2015 Situs Internet

www.idx.co.id www.bi.go.id

www.kemenperin.go.id www.ift.co.id

www.ekbis.sindonews.com www.vibenews.co.id


(1)

50

kemampuan siginifikasi hasil penelitian” (Riduwan dan Sunarto, 2012, hlm. 126). Uji keberartian koefisien regresi dilakukan apabila hasil yang ditunjukan dengan uji keberartian regresi menunjuakan bahwa regresi berarti. Rumus thitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:

= β

Di mana:

Sβ = √ ΣX S+y. …− R

S y. … = Σ Yi − Ŷ

n − k −

ΣX = Σ X − X̅

R = Σ ��

Y

Sudjana (2003, hlm. 111) Keterangan:

t = Nilai thitung

β= Koefisien regresi Xi

Sβ= Kesalahan Baku (Standard Error) Koefisien Regeresi Xi

Selanjutnya hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan ketentuan taraf

signifikansi 5% (α=0,05) uji dua pihak. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah:

- Jika thitung ≥ ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima


(2)

Yulianti Solihah, 2015

PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), serta profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) terhadap harga saham pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013, melalui analisis deskriptif dan verifikatif, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami peningkatan. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan sektor aneka industri pada periode penelitian sebesar 101,68%.

2. Perkembangan profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) pada perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mengalami fluktuasi dan cenderung terjadi penurunan. Rata-rata

Return On Assets (ROA) perusahaan sektor aneka industri pada periode

penelitian sebesar 3.87%.

3. Kondisi harga saham sektor aneka industri dalam kurun waktu 2009-2013 mengalami fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini dapat dilihat dari harga saham masing-masing perusahaan maupun rata-rata sektor aneka industri. Rata-rata harga saham sektor aneka industri selama periode penelitian sebesar 4.255,71.

4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji keberartian koefisien regresi, struktur modal yang diukur dengan Debt to

Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap harga saham pada

perusahaan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Sturktur modal yang diukur dengan Debt to Equity

Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap harga saham. Ketika struktur

modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) naik maka harga saham akan menurun.


(3)

91

5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji keberartian koefisien regresi, profitabilitas yang diukur dengan Return On

Assets (ROA) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor

aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap harga saham. Ketika profitabilitas yang diukur dengan

Return On Assets (ROA) naik maka harga saham akan meningkat.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan sektor aneka industri pada tahun periode yang diteliti tidak terlalu mengalami peningkatan Debt to Equity Ratio (DER), karena hanya terjadi peningkatan yang tidak seberapa. Perlu adanya penelitian lain untuk membuktikan DER yang meningkat berpengaruh pada harga saham.

2. Dalam upaya meningkatkan profitabilitas yang diukur dengan Return On

Assets (ROA), perusahaan harus meningkatkan efektivitas dan efisiensi

penggunaan asset serta biaya operasional dalam kegiatan usahanya guna menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dengan keuntungan yang maksimal diharapkan dapat menigkatkan harga saham perusahaan.

3. Diharapkan perusahaan dapat meningkatkan harga saham dengan cara meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian, investor tertarik untuk berinvestasi pada saham perusahaan sektor aneka industri akibat penilaian investor yang meningkat, karena kinerja perusahaan yang meningkat.

4. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan diharapkan dapat meneliti mengenai harga saham, dengan menggunakan variabel-variabel lain yaitu, likuiditas, nilai pasar, dan aktivitas yang dapat mempengaruhi harga saham. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek penelitian lainnya seperti subsektor dan perusahaan yang terdaftar di BEI dan menambah tahun periode pengamatan.


(4)

Yulianti Solihah, 2015

PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE

Brigham, E.F., dan Houston, J.F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

David Kodrat Sukardi dan Kurniawan Indojaya. 2010.Manajemen Investasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hanafi, M Mamduh. Halim Abdul. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: STIM YKPN

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Husnan, S dan Enny. P. 2006.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi V. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Iraham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis

Investasi. Bandung: Alfabeta.

Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian (Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis). Penerbit Alfabeta: Bandung.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.

Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE

Sudana, I Made. 2010. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori & Praktik. Jakarta: Erlangga


(5)

93

Sudjana. 2003. Metoda Statistika. Bandung: Tristo

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep & Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Referensi Lainnya

Badan Pengawas Pasar Modal. 2003. Panduan Investasi Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal.

Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan

Dividen Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 13, No

1, April 2011, hlm 57-66

Ircham, Muhammad. 2014. Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas

Terhadap Harga Saham (Studi Pada Peusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Jurnal

Adminitrasi Bisnis. Vol.11 No.1 Juni 2014

Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.11, No. 1, Maret 2009: 38-45

Riffandi, Destryana. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Miningyang Terdaftar di BEI. Skripsi. UPI. Bandung

Rinati, Ina. 2010. Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Retunr On Assets (ROA),

dan Return On Equity (ROE), Terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Tercantum Pada Indeks LQ45

Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(6)

Yulianti Solihah, 2015

PENGARUH STRUKTUR MOD AL D AN PROFITABILITAS TERHAD AP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA IND USTRI YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Situs Internet www.idx.co.id www.bi.go.id

www.kemenperin.go.id www.ift.co.id

www.ekbis.sindonews.com www.vibenews.co.id


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 83 97

Pengaruh Pendanaan Modal Kerja Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 77

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 78 83

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

26 137 88

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 7 88

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - repository UPI S PEM 1100334 Title

0 0 4

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Modal Kerja terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur meliputi Sektor Aneka Industri dan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN MODAL KERJA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR MELIPUTI SEKTOR ANEKA INDUSTRI DAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 11

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 18