Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Adapun permasalahan yang dimaksud adalah yaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan metode bermain perandalam meningkatkan
keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 ? 2. Bagaimana hasil keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1
setelah menggunakan metode bermain peran?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dicapai pada hakikatnya adalah menjawab pertanyaan
yang dikemukakan pada rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Metode Bermain Peran dalam meningkatkan keterampilan berbicara sisiwa kelas V SDN Cipete 1
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 setelah menggunakan metode bermain peran
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode Bermain Peran sebagai berikut :
1. Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan berbicara.
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru khususnya dalam pembelajaran berbicara.
3. Bagi peneliti mahasiswa, Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
acuan bagi mahasiswa untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional khususnya
metode Bermain Peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara.
F. Sistematika Laporan
1. BAB 1 Pendahuluan yang didalamnya terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Laporan.
2. BAB 2 Kajian Pustaka yang didalamnya terdiri dari Kajian Teori, Kerangka
Berpikir, Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Hipotesis. 3.
BAB 3 Metode Penelitian yang didalamnya terdiri dari Metode dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian,
Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 4.
BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya terdiri dari Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data
5. BAB 5 Kesimpulan dan Saran yang didalamnya terdiri dari Kesimpulan dan
Saran.
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
20
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BABIII METODEPENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih lokasi ini, adalah karena
dinilai ideal dari jarak dan letak geografisnya. Sangat mendukung untuk dilakukan penelitian di sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN Cipete 1 dengan jumlah siswa 32 orang, diantaranya 17 siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan. Subjek tersebut dipilih sebagai fokus
penelitian karena keterampilan berbicara mereka dinilai belum sesuai harapan.
B. Desain Penelitian Dalam desain penelitian ini, ada beberapa ahli mengemukakan
model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi Arikunto dkk, 2012:64. Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan Planning
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Acting
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan di kelas. Tahap 3: Pengamatan Observing
Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini
dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.
Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Tahap 4: Refleksi Reflecting
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dan istilah refleksi ini berasal dari
bahasa inggris, yaitu reflection yang diterjemahkan dalam kedalam bahasa Indonesia menjadi pemantulan.Kegiatan refleksi ini sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan,
kemudian bertemu
dengan peneliti
untuk segeramembahas implementasi rancangan tindakan.
PERENCANAAN PELAKSANAAN
SIKLUS I REFLEKSI
PENGAMATAN PERENCANAAN
SIKLUS II PELAKSANAAN
PENGAMATAN REFLEKSI
PERENCANAAN SIKLUS III
PELAKSANAAN REFLEKSI
PENGAMATAN
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 PTK Model Kemmis dan Mc Tegart
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah
model penelitian tindakan kelas PTK atau dalam bahasa inggris biasanya di kenal dengan istilah
“Classroom Action Research”. Penelitian tindakan kelas dapat diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih
professional Yusnandar dan Alvar 2013:7. Oleh karena itu, peneliti memilih penelitian ini karena penelitian
tindakan kelas ini erat kaitannya sekali dengan segala permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dihadapi oleh para guru. Dan perlu
kita pahami bersama bahwa dalam sebuah penelitian tindakan kelas itu memiliki hal yang harus dipecahkan, yaitu bahwa masalah yang akan kita
angkat untuk diselesaikan. Itulah mengapa peneliti memilih penelitian tindakan kelas ini karena
dinilai sangat ideal dalam upaya meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran di kelas. Purwadi dalam Sukidin dkk,
2010:2 mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas, cukup potensial untuk membantu memecahkan masalah guru dalam menjalankan
profesinya sekaligus guna meningkatkan kinerjanya. Banyak tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas.
Sebagaiman yang dikemukakan oleh Purwadi dalam Sukidin dkk, 2010:10 bahwa Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang
dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dalam arti luas. Namun yang menjadi puncak dari tujuan penelitian tindakan kelas secara umum adalah untuk memperbaiki
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Sukidin dkk 2010:10.
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional Dalam penelitian ini penulis perlu menguraikan definisi operasional
dari judul yang telah diambil, maka definisi operasional dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berbicara Keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dan berpotensi
untuk dikembangkan. Berbicara adalah kegiatan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa utuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan.
Sehingga keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran gagasan
atau perasaan secara lisan. 2. Metode bermain peran
Metode adalah cara ilmiah Bermain peran adalah teknik yang berkaitan dengan studi kasus, tetapi
kasus tersebutmelibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi.
Sehingga Metode bermain peran adalah teknik yang berkaitan dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah
laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi.
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian 1.
Observasi Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap proses,
pengaruh dan kendala kegiatan. Peneliti mengamati aktivitas belajar siswa selama prosespembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan
metode bermain peran di Sekolah Dasar kelas V SDN Cipete 1. Dalam PTK, observasi dipusatkan baik kepada proses maupun
hasil interim tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa yang melingkupinya. Data dan interpretasi hasil dari observasi tersebut
dijadikan sebagai masukan dalam rangka pelaksanaan refleksi. Hamzah. B. Uno dkk. 2011, hal. 94.
Berdasarkan definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
observasi merupakan
suatu proses
pengamatan untukmengumpulan data dalam penelitian untuk mengetahui situasi
yang sebenarnya terjadi atau mengamati objek yang akan diteliti dan untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari tindakan penelitian
yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.
Tes Instrumen ini digunanakan untuk mengatahui hasil peningkatan
keterampilan berbicara melalui metode bermain peran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V. Tes merupakan alat
pengukur data yang berharga dalam penelitian, adapun jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan dan tertulis
F. Proses Pengembangan Instrumen 1.
Observasi a.
Pedoman observasi Pedoman observasi pembelajaranketerampilan berbicara melalui
metode bermain peran
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1 Pedoman ObservasiAktivitas SiswaDalamPembelajaran Keterampilan
BerbicaraMelalui Metode Bermain peran
No Aspek yang dicapai
Realisasi Ya √
Tidak √
A. Perencanaan 1.
Mempersiapkan untuk pementasan drama
2. Mengikuti petunjuk kegiatan
3. Membuat kelompok yang telah
ditentukan 4.
Mendiskusikan drama yang akan ditampilkan.
B. Pelaksanaan
1. Mengimplementasikan pementasan
drama. 2.
Berkerja efektif bersama kelompok masing-masing
3. Mau bekerja sama dengan teman.
4. Mengikuti petunjuk kegiatan
5. Melakukan diskusi secara kelompok
6. Menentukan pemain drama
7. Mencatat hasil pengamatan dari
pementasan drama klompok lain 8.
Menyiakan refleksi 9.
Mengikuti kegiatan sampai selesai C.
Tindak lanjut dan Evakuasi 1.
Menanggapi atau mengungkapkan pendapat dari pementasan drama
kelompok lain. 2.
Masing-masing kelopok menampilkan drama.
3. Menjawab evaluasi yang diberikan
guru.
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan : 81
– 100 = Sangat baik 71
– 80 = Baik 61
– 70 = Cukup 51
– 60 = Kurang
Tabel 3.2 Pedoman Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode
Bermain Peran No
Nama A
B C
D E
Total Skor
Nilai 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
27 28
29 30
31 32
Jumlah Rata-Rata
Persentase
Nilai : Jumlah Skor x 100
Skor maksimal
Indikator : A = Kelancaran berbicara
1. Siswa tidak mampu berbicara 2. Siswa kurang lancar berbicara
3. Siswa lancar berbicara
B = Intonasi 1. Intonasi tidak tepat
2. Intonasi kurang tepat 3. Intonasi tepat
C = Lafal 1. pengucapan lafal tidak jelas
2. pengucapan lafal kurang jelas 3. pengucapan lafal jelas
D = Volume suara 1. rendah
2. sedang 3. lantang
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E = Penghayatan 1. tidak menjiwai
2. kurang menjiwai 3. sangat menjiwai
Keterangan 81 - 100 = Sangat baik
71 – 80 = Baik
61 – 70 = Cukup
51 – 60 = Kurang
G. Teknik Pengumpulan Data Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data ini sangat berperan
penting, karena sebagai penunjang demi terlaksananya penelitian ini. Semakin banyak data yang kita peroleh maka semakin bagus pula hasil
akhir dari suatu penelitiannya. Peneliti sendiri disini menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data. Diantaranya dengan
observasi, wawancara, analisis dokumen, serta mengadakan tes tulislisan. Pada saat observasi, peneliti akan terlibat dengan kegiatan
pembelajaran subjek penelitian yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Selanjutnya wawancara dengan
menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan data penelitian kepada guru yang bersangkutan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang Sugiyono, 2009:329. Pengumpulan data dengan
Tes itu bisa mengukur besar kecilnya kemampuan yang dimiliki subjek penelitian.
H. Analisis Data Setelah mengetahui teknik apa saja yang akan dilakukan dalam
teknik pengumpulan data tersebut, maka untuk analisis data temuan
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tersebut harus dilakukan analisis data temuan hasil wawancara, analisis data temuan hasil observasi, analisis data temuan hasil analisis dokumen,
dan analisis data hasil tes yang dilakukan. 1.
Observasi Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam penelitian
tindakan kelas itu menggunakan beberapa siklus. Dan disetiap siklus itu terdiri dari empat tahapan tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum memulai siklus pertama, penelitian di awali dengan prasiklus terlebih dahulu, yaitu dengan
mengamati atau mengobservasi subjek penelitian pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka data yang diperoleh itulah data
dari hasil observasi yang dilakukan peneliti.
2. Tes
Dalam pelaksanaan tes ini, disini peneliti menggunakan beberapa tes yang disajikan dalam bentuk drama. Setelah skor poin diperoleh
dari setiap kelompok masing-masing maka hasil dari tes itu akan memberikan gambaran kelompok mana yang paling unggul dan
kelompok mana yang masih tertinggal.
61
Riyan Afid, 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Penelitan tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 17 Mei sampai dengan 24 Mei 2013 dan dilakukan dalam tiga siklus. Sebelum melakukan atau
melaksanakan siklus tentunya dilakukan pra siklus terlebih dahulu sebagai studi pendahuluan. Sehingga dapat menemukan masalah-masalah yang harus
dicari penyelesaiannyasolusinya, setelahnya direalisasikan siklus-siklus. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat
disimpulkan: 1.
Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu ingin mendeskripsikan pelaksanaan metode bermain peran dalam meningkatkan keterampilan
berbicara,dapat dilihat bahwa metode tersebut dapat memberikan pengalaman yang baru bagi siswa, suasana belajar yang menyenangkan
dan motivasi untuk semangat dalam belajar pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan berbicara.
Hal ini terbukti dari meningkatnya proses dan hasil belajar siswa. 2.
Adapun tujuan yang ke dua yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam keterampilan berbicara melalui metode bermain
peran. Maka dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa yang meningkat dari setiap
siklusnya pada pra siklus nilai rata-rata siswa yaitu 53.75, siklus I rata- ratanya 64.79, siklus II rata-ratanya 74.58 dan siklus III rata-ratanya
83.33. B.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa metode bermain perandapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran drama, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada: