MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM):Penelitian Tindakan Kelas di kelas V (lima) SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang.

(1)

Irma Urwatul Hasanah, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

Penelitian Tindakan Kelas di kelas V (lima) SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Irma Urwatul Hasanah 0903748

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

Irma Urwatul Hasanah, 2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI

MASYARAKAT (STM)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI KELAS V (LIMA) SDN CIPETE 2 KECAMATAN CURUG KOTA SERANG

Oleh

Irma Urwatul Hasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Irma Urwatul Hasanah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

IRMA URWATUL HASANAH, MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI

PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) Penelitian Tindakan Kelas di kelas V (lima) SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang

Latar belakang masalah dari penelitian ini bersumber pada observasi awal yang menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar Sains pada saat ini umumnya masih bersifat konvensional dimana guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar sehingga siswa pasif. sehingga hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederahana sangat rendah. Hal ini memerlukan tindakan dan upaya mengatasi yakni dengan penelitian tindakan kelas.

Rumusan masalah yang akan diteliti yaitu Bagaimana langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan Sains Teknlogi Masyarakat pada konsep pesawat sederhana di kelas V dan Apakah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep pesawat sederhan di kelas V.

Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana langkah-langkah pembelajran dan ingin meningkatkan hasil belajar melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada konsep pesawat sederhana.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas dalam beberapa tahapan kegiatan yang meliputi tahap orientasi, tahap perencanaan, pelaksanaan observasi dan refleksi.

Dengan melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) tindakan siklus I, dan II, siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang mengalami peningkatan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata setiap siklusnya, dengan nilai rata-rata pra siklus 5,19, siklus I 6,42, dan siklus II 7,88.

Dengan penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Sains pada konsep pesawat sederhana dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Sains merupakan suatu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana,

Berdasarkan kesimpulan diatas maka rekomendasi yang dapat disampaikan adalah Kualitas pembelajaran Sains hendaknya terus ditingkatkan melalui beberapa pendekatan STM sebagai salah satu alternatif pendekatan belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Sains.


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSRTAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 9

1. Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 9

2. Hasil Belajar ... 13

3. Konsep Pesawat Sederhana ... 18

4. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 22


(6)

C. Kerangka berpikir ... 32

D. Hipotesis Tindakan ... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 35

1. Lokasi Penelitian ... 35

2. Subjek Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 36

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 36

2. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 37

3. Model-model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 37

4. Pemilihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 39

C. Prosedur Penelitian ... 44

1. Pra Siklus ... 44

2. Siklus I ... 45

D. Intrumen Penelitian ... 49

1. Observasi ... 49

2. Tes ... 52

E. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 80 BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


(7)

A. Kesimpulan ... 81 B. Rekomendasi ... 82 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

3.1 Siklus Model Ebbut ... 38 3.2 Pedoman Observasi Langkah-langkah Pembelajaran Melalui Pendekatan

Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Konsep Pesawat Sederhan .... 50 3.3 Kriteria Penilaian ... 51 4.1 Nilai Siswa Kelas V Pada Konsep Pesawat Sederhana Pra Siklus ... 57 4.2 Nilai Siswa Kelas V Pada Konsep Pesawat Sederhana Pra Siklus ... 58 4.3 Hasil Formatif ( Tes ) Kelas V SDN Cipete 2 Pada Konsep Pesawat

Sederhana ... 64 4.4 Hasil Formatif ( Tes ) Kelas V SDN Cipete 2 Pada Konsep Pesawat

Sederhana ... 65 4.5 Data Hasil Kegiatan Dalam Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas V di

SDN Cipete 2 Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Konsep Pesawat SederhanaSiklus I …………...………..66 4.6 Hasil Formatif ( Tes ) Kelas V SD Cipete 2 Pada Konsep Pesawat

Sederhana ... 72 4.7 Hasil Formatif ( Tes ) Kelas V SD Cipete 2 Pada Konsep Pesawat

Sederhan ... 73 4.8 Data Hasil Kegiatan Dalam Langkah-langkah Pembelajaran Kelas V di

SDN Cipete 2 Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ( STM ) Pada Konsep Pesawat Sederhana ... 74 4.9 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana . 77


(9)

4.10 Rata-rata Nilai Obervasi Dalam Langkah-langkah Pembelajaran Kelas V Di SDN Cipete 2 Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat ( STM )


(10)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Alur Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ... 27 3.1Siklus PTK Menurut Model Kemmis & Taggart ... 40 3.2Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam Pembelajaran Sains Berdasarkan Model

Sains Teknologi Masyarakat (STM) ... 48 4.1 Rekapitulasi Semua Siklus ... 78 4.2 Diagram Niali Observasi Dalam Langkah-Langkah Pembelajaran Kelas V di

SDN Cipete 2 Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Konsep Pesawat Sederhana ... 79


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan prilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran.

Pembelajaran sains di sekolah dasar merupakan dasar bagi anak didik untuk menerima sains dan teknologi pada jenjang yang lebih tinggi. Lebih jauh lagi, segala pengetahuan sains yang diperolehnya itu, akan menjadi dasar pengetahuan berharga bagi mereka untuk ikut memoderenisasi diri, yang pada saatnya nanti di abad super modern, mereka dipastikan akan selalu berhubungan dengan teknologi yang serba canggih.

Menurut Barlia, (2009:11) untuk ”mendidik” manusia-manusia masa depan yang mempunyai keahlian dan keterampilan yang tepat guna, banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pengalaman serta


(12)

pemahaman konsep dasar sains yang mereka peroleh sejak berada di bangku sekolah dasar. Oleh sebab itu, program pembelajaran sains yang baik dan sesuai dengan karakteristik anak didik di sekolah dasar, mutlak diperlukan sebagai jembatan emas dalam rangka menjadikan manusia-manusia masa depan yang berkeahlian dan berketerampilan teknologi tinggi sesuai dengan kebutuhan pada saat itu. Untuk pencapaian tujuan tersebut, pembelajaran sains di sekolah dasar harus dapat :

1. Membantu menumbuhkan rasa ingin tahu (curiosity) pada diri anak didik, dan berusaha mengembangkan potensi serta kemampuan yang ada pada mereka dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan yang mereka temukan seefektif mungkin.

2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah anak didik dan berusaha menterapkannya di dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Membantu membentuk manusia-manusia yang dapat mengembangkan sikap sosial, menghayati dan mengerhargai lingkungan, serta memperkaya pengetahuan berdasarkan prinsip-prinsip sains yang mereka dapatkan.

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.


(13)

Untuk kegiatan belajar mengajar harus di persiapkan dengan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik dengan menggunakan strategi atau pendekatan agar tercapaiannya tujuan pembelajaran.

Seperti pendapat Kozma dan Gafur (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran seorang guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi atau pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan. Sehubung dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat disesuaikan dengan situasi dan kondisi agar meningkatnya hasil belajar.

Secara umum, hasil belajar anak didik dapat dijabarkan dan diidentifikasikan dalam hal-hal berikut : Apersiatif terhadap alam ciptaan Tuhan Maha Kuasa yang harus dilestarikan; berfikir logis dan kreatif; berpikir inkuiri dalam sains; terjadi perubahan sikap; serta berusaha untuk menterapkanya di dalam kehidupan sehari-hari secara efekti. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar mencakup aspek keterampilan dan karakteristik yang harus dimiliki anak didik melalui proses pendidikan. (Barlia, 2009 : 11).


(14)

Berdasarkan hasil observasi tentang kegiatan belajar mengajar di kelas V SDN Cipete 2, guru mendominasi kegiatan belajar sehingga siswa pasif dan kurang dilibatkan, hal ini berimbas pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru, sehingga tujuan dari hasil belajar tidak tercapai.

Bagi peserta didik mata pelajaran IPA yang cakupannya luas itu sering diasumsikan sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Bahkan ada yang beranggapan bahwa pelajaran IPA hanyalah berupa hafalan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Kecenderungan pembelajaran demikian, mengakibatkan lemahnya pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.

Untuk mewujudkan tujuan dalam proses pembelajaran agar tercapai dengan baik, maka kita sebagai tenaga pendidik harus melakukan berbagai usaha. Salah satu usaha itu diantaranya adalah melakukan suatu perbaikan pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.

Dari permasalahan diatas khusunya mengenai pesawat sederhana melalui pengamatan langsung, sebenarnya kegiatan yang dilakukan siswa dalam rutinitas sehari-hari sudah menngunakan pesawat sederhana, dengan kegiatan tersebut siswa telah melaksanakan pembelajaran langsung tanpa disadari. Selain itu guru dapat menugaskan siswanya untuk mencari tahu


(15)

pesawat sederhana melalui lingkungan sekitar rumahnya serta mengetahui manfaatnya.

Dari hasil observasi pemahaman siswa pada mata pelajaran sains pada konsep pesawat sederhana kurang baik. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti merasa perlu mengembangkan suatu, model pembelajaran Sains yang memuat kegiatan teknologi dengan mengangkat isu-isu atau masalah yang ada dilingkungan sekitar anak (masyarakat) kedalam suatu pembelajaran dan mengaitkan dengan konsep sains pada pesawat sederhana. Sehingga pelajaran sains akan lebih bermakna dan siswa akan menjadi lebih trampil. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di masyarakat.

Atas dasar permasalahan diatas peneliti merasa tergugah untuk melakukan penelitian tindakan kelas di SD NEGERI Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang dengan judul “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DI KELAS V SEKOLAH DASAR”.

Maka dari itu untuk penelitian ini peniliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan (action research). Yang dilakukan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasanya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas


(16)

(silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. (Arikunto, 2008 : 58).

B. Perumusan Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan Sains Teknlogi Masyarakat pada konsep pesawat sederhana di kelas V ?

2. Apakah pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar pada konsep pesawat sederhan di kelas V ?

C. Tujuan Penelitian

Dari penelitian diatas maka memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran melalui

pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada konsep pesawat sederhana di kelas V.

2. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada konsep pesawat sederhana dikelas V.


(17)

D. Manfaat Hasil Penelitan 1. Manfaat bagi siswa

Proses belajar menjadi bermakna dan menarik, serta memberikan keleluasan dalam berpikir karena materi yang diajarkan telah tersaji (konkret), selain itu dapat meningkatkan keterampilan hidup bagi siswa agar ilmu nya kelak bermanfaat bagi kehidupannya dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat bagi guru

Memberikan kemudahan dalam menyiapkan rencana pembelajaran. Serta dapat mengukur keberhasilan dalam setiap pembelajaran dan meningkatakan mutu pendidikan.

3. Manfaat bagi peneliti

Dapat mengetahui permasalahan-permasalahan secara langsung yang ditemukan dilapangan, selain itu menambah wawasan baru sebagai pelatihan dalam mengembangkan professional yang harus dimiliki oleh seorang guru.

E. Definisi Operasional 1. Hasil belajar

“Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya” (Indra Munawar, 2009 dalam Febriyanti 2010:6)

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat


(18)

tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi. (Hamalik Oemar, 2008 : 31 dalam Mulyawati 2010:8)

2. Pesawat sederhana

Pesawat sederhana adalah alat-alat yang mempermudahkan pekerjaan manusia, pada prinsipnya pesawat sederhana terbagi menjadi empat yaitu: tuas atau pengungkit, bidang miring, roda berporos, katrol (Azmiawati dkk, 2008:98 dalam Arini 2010:9) 3. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

(Menurut Takari, 2008:143 dalam Arini, 2010:9), pendekatan sains teknologi masyarakat adalah salah satu pendekatan pembelajran konstektual yang dapat membantu siswa untuk membuat pelajaran lebih berarti berkaitan dengan kehidupan nyata, dimana disini siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini lokasi penelitian yang digunakan adalah di kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Dipilihnya SDN Cipete 2 sebagai lokasi penelitian berdasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut merupakan tempat peneliti yang sangat strategis dan sekaligus tempat program pengalam lapangan (PPL), sehingga dapat mempermudah pelaksanaan penelitian.

2. Subjek Penelitian

Dengan menentukan subjek penelitian, maka penelitian akan lebih mudah dan efektif. Adapun subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang, dengan jumlah siswa kelas V secara keseluruhan sebanyak 26 orang terdiri dari 14 orang laki-laki, dan 12 orang perempuan.

Alasan memilih subjek penelitian siswa kelas V SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang ini adalah berlandaskan pada tingkat perkembangan kognitif anak kelas V yang sudah matang, menurut tahapan perkembangan kognitif mereka berada dalam tahap observasi


(20)

formal, dengan demikian mereka dapat mengemukakan pendepatnya secara rasional dan wajar.

B. Metode Penelitian

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan (action research). Yang dilakukan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasanya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. (Arikunto, 2008 : 58), pendapat yang senada dikemukakan oleh David Hopkins dalam Enzelina (2012: 31) mengatakan bahwa ‘PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah’.

Selanjutnya Menurut Siswojo Hardjodipuro dalam Takari (2008: 5) dikatakan bahwa ‘istilah PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktek mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktek tersebut dan agar mau untuk mengubahnya’.


(21)

2. Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Adapun kelebihan-kelebihan yang dapat diperoleh yaitu:

a. Memperbaiki layanan maupun hasil kerja dalam suatu lembaga. b. mengembangkan rencana tindakan guna meningkatkan apa yang

telah dilakukan sekarang.

c. Tercapainnya kontek pembelajaran dari pihak yang terlibat, yaitu peneliti dan para subjek yang diteliti.

d. Meningkatkan kesadaran pada subjek yang di teliti untuk menningkatkan kualitas.

e. Diperolehnya pengalaman nyata yang berkaitan erat dengan usaha peningkatan kualitas secara professional maupun akademik.

3. Model-model (PTK)

a. Model Kemmis & Taggart

Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart tahun 1988, mereka menggunakan emapat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi).

b. Model Ebbut

Model ini terdiri dari tiga tingkatan atau daur. Pada tingkat pertama, ide awal dikembangkan menjadi langkah tindakan pertama tersebut dimonitor implementasi pengaruhnya terhadap subjek yang diteliti. Semua akibatnya dicatat secara sistematis termasuk keberhasilan dan kegagalan yang terjadi. Catatan


(22)

monitoring tersebut digunakan sebagai bahan revisi rencana umum kedua.

Pada tingkat kedua ini, rencana umum hasil revisi dibuat langkah tindakannya, dilaksanakan, monitoring efek tindakan yang terjadi pada subjek yang diteliti, dokumentasikan efek tindakan tersebut secara detail dan digunakan sebagai bahan untuk masuk ketingkat ketiga.

Pada tingkat ini, tindakan seperti yang dilakukan pada tingkat sebelumnya, dilakukan, didokumentasikan efek tindakan, kemudian kembali ke tujuan umum penelitian tindakan untuk mengetahui apakah pemarsalahan yang telah dirumuskan dapat dipecahkan, seperti pada table berikut ini:

Tabel 3.1 Siklus model Ebbut

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3

- Ide awal,

identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat

- Langkah tindakan

- Monitoring efek tindakan

- Revisi rencana umum

- Langkah tindakan

- Monitor efek tindakan

sebagai bahan untuk masuk ke tingkat ketiga

- Revisi ide umum

- Rencan diperbaiki

- Monitor efek tindakan sebagai bahan evaluasi tujuan penelitian

c. Model Elliot

Model ini dikembangkan oleh dua orang sahabat, yaitu Elliot dan Edelman. Mereka mengembangkan dari model Kemmis


(23)

dibuat dengan rinci pada setiap tingkatannya, agar lebih memudahkan dalam tindaknya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut digunakan untuk menyusun laporan penelitian.

Dalam penelitian tindakan model Elliot ini, setelah ditemukannya ide dan permasalahan yang menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaisance atau peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan adalah untuk melakukan semacam studi kelayakan untuk mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga diperoleh perencanan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang diteliti.

4. Pemilihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK) yang berupaya dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam pemahaman dan lain-lain yang dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru serta dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas juga keterampilan yang maksimal bagi siswa.

Menurut Kemmis dan Taggat (1988) dalam buku Sukardi (2008 : 214) mereka menggunakan empat komponen penelitian tindakan (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi) dalam suatu spiral yang saling terkait. Antara langkah satu dengan langkah


(24)

berikutnya yang secara singkat akan dapat digambarkan seperti berikut.

Gambar. 3.1 Siklus PTK menurut model Kemmis & Taggart

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu:

a. Plan (perencanaan)

Rencana merupakan serangkaian tindakan rencana untuk meningkatkan apa yang telah terjadi dalam penelitian tindakan, rencana tidak hanya berorientasi kedepan melainkan perencanan harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko, oleh karena itu perencanan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi, perencanan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategi yang mampu menjawab


(25)

tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

b. Act (tindakan)

Tindakan dalam penelitian tindakan merupakan kegiatan yang terpraktis dan terencana, Tindakan harus mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur.

c. Observasi (pengamatan)

Observasi pada penelitian tindakan mempunyai fungsi mengdokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek, observasi harus mempunyai beberapa macam unggulsn seperti: memiliki orientasi prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan dating. Observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

d. Reflektif (refleksi)

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Refleksi ini berusah mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu, dan hambatan yang muncul dalam perencanan tindakan strategi, serta dapat digunakan untuk menjawab variasi situasi sosial dan isu


(26)

sekitar yang muncul sebagai konsekuensi adanya tindakan terencana.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik yang sangat penting, yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru kelas. PTK akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang dihadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu pendidik menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional. Jika pendidik merasa bahwa apa yang dia praktikan sehari-hari di kelas tidak bermasalah maka PTK tidak diperlukan. Namun, pendidik/guru perlu melihat dan merasakan sendiri apa yang telah dilakukannya selama mengajar di kelas.

Tujuan diselenggarakannya kegiatan penelitian tindakan kelas ini difokuskan untuk membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran sains yang berhubungan dengan pembelajaran teknologi.

Dengan demikian, penelitian tindakan kelas ini merupakan upaya dalam memperbaiki proses belajar mengajar dikelas kearah yang lebih baik. Penelitian ini diharapkan menjadi solusi alternatif


(27)

dalam meningkatkan, memperbaiki, ataupun merubah proses belajar yang digunakan pada saat ini. Sebab pendidikan selalu berkembang dengan pesatnya, sehingga dalam proses pembelajaran pun disesuaikan dengan keadaan saat ini.

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini harus melibatkan guru kelas yang akan meneliti dalam proses pembelajaran berlangsung dalam keseluruhan tindakan kelas. Prosedurnya adalah melibatkan guru kelas dalam seluruh tindakan penelitian, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi hingga refleksi. Hubungan penelitian dengan guru kelas bersifat kemitraan dalam bentuk penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar dikelas dengan melibatkan kondisi siswa. Bahkan McNiff (1992 : 1) dalam buku Arikunto (2008 : 102) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.


(28)

C. Prosuder Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang optimal, dalam penelitian ini diperlukan cara dan prosedur yang efektif. Salah satu isu yang menarik untuk dibahas adalah bagaimana langkah-langkah praktis pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut dijabarkan secara jelas dan mudah dipahami. Untuk menjawab isu tersebut, pada bagian ini akan difokuskan pada kegiatan pokok, yaitu, (1) planning, (2) acting, (3) observing, (4) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, samapai peneliti merasa puas. Adapun langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pra Siklus

a. Observasi

Pada tahap ini peneliti ke tempat yang akan dijadikan penelitian yaitu SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 26 orang. Terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas mengenai pembelajaran IPA dan peneliti mengamati pembelajaran Sains pada konsep pesawat sederhana tanpa menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).


(29)

b. Refleksi

Pada tahap ini, guru dan peneliti diskusi pada prasiklus tentang hal-hal yang diperoleh pada saat observasi. Temuan-temuan yang ditemukan atau kelemahannya dijadikan bahan revisi pelaksanan untuk siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan (planning)

1) Merancang pembelajaran Sains pada sub pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan (STM).

2) Merancang Lembar Kerja Siswa (LKS).

b. Tindakan (acting)

Pelaksanan pembelajaran tentang konsep pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).

1) Tahap Invitasi

- Guru melakukan tanya apakah diantara kalian ada yang pernah pergi ke daerah pegunungan atau puncak? - Mengapa jalan menuju pegunungan atau puncak itu

berkelok-kelok?

- Dengan bimbingan guru siswa melakukan diskusi mengenai pesawat sederhana.


(30)

- Dari hasil invitasi siswa menemukan konsep pesawat sederhana.

- Kemudian menjelaskan dan mengidentifikasi pesawat sederhana serta jenis-jenisnya yaitu: pengungkit atau tuas dan bidang miring.

- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok - Guru menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan

percobaan.

- Siswa secara berkelompok (5-6 orang) diminta berdiskusi untuk melakukan percobaan tentang bidang miring.

3) Tahap Penjelasan dan Solusi

- Melanjutkan pembelajaran percobaan tentang bidang miring.

- Mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang bidang miring.

- Siswa diminta untuk menuliskan kesimpulan dari hasil pengamatan di kertas yang telah dibuat oleh guru. - Setelah diskusi bersama, setiap kelompok diminta untuk

maju kedepan kelas mempresentasikan dan mengumpulkan hasil penmgamatan.


(31)

4) Tahap Pengambilan Tindakan

- Guru menugaskan mengisi LKS kepada siswa untuk mencari benda-benda dalam kehidupan sehari-hari yang mengunakan prinsip penungkit atau tuas dan bidang miring kemudian tuliskan cara penggunaannya.

c. Observasi (observing)

Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung, dimana peneliti mengamati pelaksanaan tindakan proses belajar mengajar dikelas terhadap siswa. Hal-hal yang diobservasi yaitu meliputi :

1) Pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam membuat pesawat sederhana.

2) Pengamatan terhadap langkah-langkah pembelajaran melalui pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). d. Refleksi (reflecting)

Dalam tahapan ini, yaitu tahap pengkajian terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, hal ini dilakukan juga pada setiap siklus. Dan berdasarkan hasil refleksi ini dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga diperoleh model pembelajaran yang diharapkan. Hasil refleksi ini digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian dengan perkatan lain. Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang


(32)

telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam observasi. Dalam hali ini peneliti menentukan Kriteria keberhasilan siswa berdasarkan kemampuan siswa dalam membuat, dan memproses bahan pesawat sederhana.

Adapun alur penelitian yang penulis lakukan adalah seperti tampak pada bagan berikut ini

REFLEKSI KESELURUHAN TINDAKAN

Gambar 3.2 Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam Pembelajaran Sains Berdasarkan Model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Refleksi awal

(pra tindakan)

TINDAKANI Invitasi.Explorasi, Penjelasan dan Solusi, Pengambilan tindakan

OBSERVASI

REFLEKSI

TINDAKAN II

Invitasi, Explorasi, Penjelasan dan Solusi,

Pengambilan tindakan OBSERVASI


(33)

D. Intrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Arikunto (2006 : 30) dan menurut Sudjanan, (2009:85) ada tiga jenis observasi, yaitu:

a. Observasi langsung b. Observasi tidak langsung c. Observasi partisipan

Dalam penelitian ini peniliti memilih observasi langsung dimana pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.

Sudjana (2009:85) langkah yang harus ditempuh dalam membuat pedoman observasi langsung adalah :

a. Terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku.

b. Menentukan segi-segi mana dari prilaku guru tersebut yang akan diamati sehubung dengan keperluannya.

c. Tentukan bentuk pedoman observasi d. Observasi dilaksanakan


(34)

e. Bila ada hal khusus yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman observasi sebaiknya disediakan catatan khusus atau komentar pengamatan dibagian akhir pedoman observasi.

Pedoman observasi dan pengamatan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung maupun selama melakukan percobaan dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyrakat (STM) pada pembelajaran konsep pesawat sederhana di kelas V SDN Cipete 2.

Tabel 3.2

PEDOMAN OBSERVASI LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM)

PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA

No Deskriptor Skala Nilai Keterangan

0 1 2 3

1 Invitasi

a. Guru memotivasi siswa.

b. Guru mengajak siswa untuk dapat mengaitkan materi dengan isu-isu yang ada dalam lingkungan masyarakat.

c. Siswa diminta untuk menemukan satu contoh isu yang sedang ramai dibicarakan.

2 Eksplorasi

a. Guru menampilkan sebuah alat peraga.

b. Guru meminta siswa untuk dapat menyelidiki dan dapat menemukan konsep tentang pesawat sederhana. c. Siswa dapat menyebutkan salah

satu contoh dari pesawat sederhana. 3 Tahap Penjelasan dan Solusi

a. Guru memotivasi agar dapat menghasilkan sebuah produk


(35)

b. Guru meminta siswa untuk dapat menjelaskan tentang konsep yang telah ditemukan

c. Siswa dengankeberaniannya mengungkapakan konsep yang telah ditemukan secara bergantian. 4 Pengambilan Tindakan

a. Guru memberikan salah satu contoh kepada anak-anak jenis-jenis pesawat sederhana.

b. Siswa menyebutkan jenis-jenis pesawat sederhana.

c. Guru memberikan penguatan dan penyimpulan pada konsep pesawat sederhana.

Jumlah nilai Rata-rata

Kriteria

Cara menilai:

Nilai 0 = Jika tidak ada Deskriptor yang Nampak Nilai 1 = Jika muncul 1 (satu) deskriptor

Nilai 2 = Jika muncul 2 (dua) deskriptor Nilai 3 = Jika muncul 3 (tiga) deskriptor

Tabel 3. 3 Kriteria penilaian

No Nilai Kriteria

1 <2,00 Kurang

2 2,00-2,49 Sedang

3 2,50-2,99 Baik

4 3,00-3,35 Baik sekali

Nilai Akhir : Jumlah skor nilai x 100 Jumlah deskriptor yang dinilai


(36)

2. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.(Arikunto,2006 : 53).

Dalam penelitian ini menggunakan tes tulis dimana jenis tes yang digunakan adalah soal-soal bentuk obyektif, hal ini dilakukan karena luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. Salah satu bentuk tes yang digunakan adalah bentuk tes dengan pilihan ganda. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah pembelajaran.

Dan menurut keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 129/C/Kep/LK/2003 tanggal 25 Maret 2003 (Arini, Ririn:2012) menjelaskan bahwa klasifikasi predikat persentasi nilai ujian sekolah adalah sebagai berikut :

> 9,50 = Istimewa 8,00 – 9,49 = Amat Baik 6,50 – 7,99 = Baik 5,50 – 6,49 = Cukup 3,01 – 5,49 = Kurang < 3,00 = Amat Kurang Nilai Akhir : Jumlah yang diperoleh x 100


(37)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diadakan dalam dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan dalam bentuk observasi selama tindakan berlangsung. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes tulis siswa, jenis data yang akan dikumpulkan adalah data dalam bentuk penilaian hasil belajar secara kuantitatif. Adapun analisis data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis hasil observasi proses pembelajaran

Analisis hasil observasi proses pembelajaran merupakan data yang diperoleh untuk mengamati proses pembelajaran IPA pada konsep pesawat sederhana dengan menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM). Untuk penilaian lembar observasi skala nilainya 0-10. Setiap nilai yang diperoleh dijumlahkan kemudian dibagi jumlah indikator dikalikan 10 hingga mendapatkan nilai rerata tiap siswa. Kemudian untuk mencari jumlah rerata dari seluruh siswa yaitu: jumlah rerata setiap siswa dibagi jumlah siswa.

2. Analisi hasil tes belajar

Analisis tes hasil belajar adalah data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa pada pembelajran IPA tentang konsep pesawat sederhana mulai dari siklus I, siklius II dan siklus III. Jumlah soal tiap tindakan adalah 10 soal dan setiap soal memiliki bobot yang disesuaikan dengan jenis kesukarannya.


(38)

Setelah data terkumpul, maka data harus segera diolah. Menurut Arikunto (2010:235), secara garis besar prosedur pengolahan data hasil penelitian tindakan kelas meliputi tahapan sebagai beikut: a. Tahap persiapan

Kegiatan dalam persiapan adalah : 1) Mengecek kelengkapan data 2) Mengecek isisn data

b. Tahap pentabulasian

Pada tahap ini peneliti mengklasifikasikan data melalui tabulasi dan kegiatan pentabulasian data meliputi beberapa hal, antara lain:

1) Penilaian skor hasil observasi

2) Menjumlahkan nilai untuk dibuat prosentase

3) Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dibuat rata-rata pada setiap siklus pembelajaran.

c. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini, yaitu:

1) Menafsirkan data sesuai denag peneliti

2) Mendeskripsikan hasil temuan, membahasnya dan menarik kesimpulan.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang Nampak bahwa penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Sains pada konsep pesawat sederhana, menunjukan hasil yang cukup baik pada setiap siklusnya. Secara lebih rinci dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, dalam pembelajaran Sains dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) melalui upaya-upaya yang dikembangkan pengajar dalam pola pembelajaran dikelas dengan mengangkat tema masalah atau isu-isu yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran dapat membentuk perkembangan intelektual, penalaran, keterampilan serta inisiatif dan kreativitas anak.

Kedua, dalam menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini siswa dapat memahami dan mengerti apa yang dijelaskan oleh pengajar karena proses pembelajaran dikaitkan dengan masalah yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pengalaman dalam belajar mengajar lebih bermakna serta dapat meningkatkan


(40)

tes hasil belajar siswa dengan baik dan serta antusias dalam proses pembelajaran pada konsep pesawat sederhana.

Ketiga, penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran melaui pendekatan ini pada konsep pesawat sederhana melalui pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini maka dapat menjawab hipotesis dengan dilaksanakannya pembelajaran Sains dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai hasil belajar siswa. Pada masa prasiklus nilai rata-rata hanya sebesar 5,19. pada siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 6,42 dan pada kegiatan siklus II mengalami peningkatan yang cukup memuaskan dimana rata-rata kelas mencapai 7,88.

Dari data diatas maka jelas bahwa setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan materi pelajaran yang berkaitan dengan isu-isu di masyarakat. Ini berarti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota


(41)

Serang. Maka peneliti merekomendasikan hasil penelitian ini kepada pihak-pihak yang terkait dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, guru harus lebih berfikir kreatif dan inovatif agar siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar Sains disekolah.

2. Kualitas pembelajaran Sains disekolah dasar hendaknya terus ditingkatkan dengan berbagai pendekatan pembelajaran yang salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dalam pembelajaran Sains penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini perlu mendapat perhatian dan tanggapan serius dari para pengajar karena melalui pendekatan ini dapat memperluas dan memperdalam pemahaman tentang STM dalam konteks yang lebih luas bukan hanya sekedar konsep-konsepnya saja, sehingga upaya meningkatkan pengembangan litersasi dan tehnologi siswa dapat dicapai dengan mudah.

3. Hendaknyadalam setiap pembelajaran Sains, pengajar memperhatikan dan mengembangkan konsep awal siswa dan mengaitkan konsep-konsep yang akan dibahas dengan fenomena yang terjadi disekililing siswa atau dengan kata lain untuk materi yang akan diajarkan melalui pendekatan STM sebaiknya harus benar-benar dipilih dan disesuaikan dengan isu yang terjadi di masyarakat.


(42)

4. Hasil penelitian tentang penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyrakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana agar disosialisasikan kepada guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arini Ririn, (2012). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyrakat (STM) pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Arikunto Suharsimi, Dkk, (2006). Pendidikan Tundakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi, (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara.

Azmiyati Choiril, (2008). IPA untuk kelas V Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Febriyanti Fera, (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Komunikasi Pembelajaran IPS di SD. Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Hamalik Oemar, (2008). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya. . Karli,h,dkk, (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Model-model Pembelajaran), Bandung : Bina Media Informasi.

Kartadinata, S. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pelopor Dan Unggul. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Lily Barlia, (2007). Teori Pembelajaran Sains Untuk Sekolah Dasar.


(44)

Poedjiadi anna, (2007). Sains Teknologi Masyarakat, Bandung: Rosdakarya.

Richard Jack c, Dkk, (2011). Approach and Methods In Languange teaching, Amerika: CAMbrigade university Press.

Sholeh Muslim, (2006). Upaya Guru untuk Meningkatkan Konsepsi Awal Siswa Pada Topik Pesawat Sederhana dengan Pendekatan Kontruktivisme dikelas V Sekoalah Dasar, Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Sudjana Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Sujana Atep, (2009). Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains. Studi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD). Pada Jurnal Pendidikan Dasar: Tidak diterbitkan.

Sukardi, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sulistyanto Heri, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas V Sekolah

Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif menarik. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam pelaksanaan dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang Nampak bahwa penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran Sains pada konsep pesawat sederhana, menunjukan hasil yang cukup baik pada setiap siklusnya. Secara lebih rinci dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, dalam pembelajaran Sains dapat diterapkan dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) melalui upaya-upaya yang dikembangkan pengajar dalam pola pembelajaran dikelas dengan mengangkat tema masalah atau isu-isu yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran dapat membentuk perkembangan intelektual, penalaran, keterampilan serta inisiatif dan kreativitas anak.

Kedua, dalam menerapkan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini siswa dapat memahami dan mengerti apa yang dijelaskan oleh pengajar karena proses pembelajaran dikaitkan dengan masalah yang berkaitan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga pengalaman dalam belajar mengajar lebih bermakna serta dapat meningkatkan


(2)

82

tes hasil belajar siswa dengan baik dan serta antusias dalam proses pembelajaran pada konsep pesawat sederhana.

Ketiga, penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran melaui pendekatan ini pada konsep pesawat sederhana melalui pembelajaran Sains di Sekolah Dasar.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini maka dapat menjawab hipotesis dengan dilaksanakannya pembelajaran Sains dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai hasil belajar siswa. Pada masa prasiklus nilai rata-rata hanya sebesar 5,19. pada siklus I mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 6,42 dan pada kegiatan siklus II mengalami peningkatan yang cukup memuaskan dimana rata-rata kelas mencapai 7,88.

Dari data diatas maka jelas bahwa setelah dilaksanakannya penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) sangat membantu siswa dalam memahami konsep dan materi pelajaran yang berkaitan dengan isu-isu di masyarakat. Ini berarti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota


(3)

Serang. Maka peneliti merekomendasikan hasil penelitian ini kepada pihak-pihak yang terkait dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sains, guru harus lebih berfikir kreatif dan inovatif agar siswa menjadi lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar Sains disekolah.

2. Kualitas pembelajaran Sains disekolah dasar hendaknya terus ditingkatkan dengan berbagai pendekatan pembelajaran yang salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dalam pembelajaran Sains penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini perlu mendapat perhatian dan tanggapan serius dari para pengajar karena melalui pendekatan ini dapat memperluas dan memperdalam pemahaman tentang STM dalam konteks yang lebih luas bukan hanya sekedar konsep-konsepnya saja, sehingga upaya meningkatkan pengembangan litersasi dan tehnologi siswa dapat dicapai dengan mudah.

3. Hendaknyadalam setiap pembelajaran Sains, pengajar memperhatikan dan mengembangkan konsep awal siswa dan mengaitkan konsep-konsep yang akan dibahas dengan fenomena yang terjadi disekililing siswa atau dengan kata lain untuk materi yang akan diajarkan melalui pendekatan STM sebaiknya harus benar-benar dipilih dan disesuaikan dengan isu yang terjadi di masyarakat.


(4)

84

4. Hasil penelitian tentang penggunaan pendekatan Sains Teknologi Masyrakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana agar disosialisasikan kepada guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arini Ririn, (2012). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyrakat (STM) pada Konsep Pesawat Sederhana untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Arikunto Suharsimi, Dkk, (2006). Pendidikan Tundakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto Suharsimi, (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara.

Azmiyati Choiril, (2008). IPA untuk kelas V Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Febriyanti Fera, (2010). Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Komunikasi Pembelajaran IPS di SD. Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Hamalik Oemar, (2008). Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya. . Karli,h,dkk, (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi

(Model-model Pembelajaran), Bandung : Bina Media Informasi.

Kartadinata, S. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pelopor Dan Unggul. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Lily Barlia, (2007). Teori Pembelajaran Sains Untuk Sekolah Dasar.


(6)

Poedjiadi anna, (2007). Sains Teknologi Masyarakat, Bandung: Rosdakarya.

Richard Jack c, Dkk, (2011). Approach and Methods In Languange teaching, Amerika: CAMbrigade university Press.

Sholeh Muslim, (2006). Upaya Guru untuk Meningkatkan Konsepsi Awal Siswa Pada Topik Pesawat Sederhana dengan Pendekatan Kontruktivisme dikelas V Sekoalah Dasar, Skripsi Pada Program S-1 PGSD Kampus Serang: Tidak Diterbitkan.

Sudjana Nana, (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya.

Sujana Atep, (2009). Peta Konsep (Concept Maps) dalam Pembelajaran Sains. Studi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD). Pada Jurnal Pendidikan Dasar: Tidak diterbitkan.

Sukardi, (2009). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara Sulistyanto Heri, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas V Sekolah

Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Uno, H.B. dan Mohamad, N. (2011). Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif Inovatif Lingkungan Kreatif Efektif menarik. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS 7A DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU

3 20 1

PENGGUNAAN TEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 2 LEBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK PADA MATERI

1 46 18

ENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSEP SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENGENAL PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI (IPS) SISWA KELAS IV DI SDN KERTOSARI 2 JEMBER

0 5 132

Hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar kelas V di SDN Curug 2 Cimanggis Depok

0 7 64

PENGARUH PENDEKATAN SAINS LINGKUNGAN TEKNOLOGI MASYARAKAT (SALINGTEMAS) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP VIRUS ( Kuasi Eksperimen di SMA An-Najah Bogor)

2 9 129

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 4

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 1 WAY HALIM PERMAI KOTA BANDAR LAMPUNG

0 8 52

PENGARUH AKTIVITAS PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

0 7 50

116 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PESAWAT SEDERHANA (PROBALPENA) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 Norhayati Endah Permatasari

0 0 12