MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang.

(1)

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Riyan Afid NIM 1004351

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa

Kelas V SD dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia

Oleh Riyan Afid

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riyan Afid 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Riyan Afid 1004351

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang)

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Dra.Ita Rustiati Ridwan, M. Pd. NIP 196105231988032001

Pembimbing II,

Dra. Nenden Sundari, M. Pd. NIP 196305301988032001

Mengetahui,


(4)

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Drs. Ajo Sutarjo, M. Pd. NIP 19621101988031003


(5)

v

ABSTRAK

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.

(Penelitian Tindakan kelas di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang) Riyan Afid, 1004351.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih banyaknya siswa kelas V SDN Cipete I yang belum mampu berkomunikasi dan keterampilan berbicaranya masih kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, kurangnya keberanian dan rasa percaya diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan memberikan tanggapan ketika proses belajar berlangsung dan kurang tepatnya metode yang digunakan guru dalam meningkatkan keterampilan berbicara, sehingga siswa belum menguasai keterampilan berbicara ketika proses pembelajaran dan hasil yang diharapkan belum sesuai.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan metode bermain perandalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. 2). Bagaimana hasil keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 setelah menggunakan metode bermain peran.

Adapun tujuan penelitan tidakan kelas yang ingin dicapai yaitu: 1). Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Metode Bermain Peran dalam meningkatkan keterampilan berbicara sisiwa kelas V SDN Cipete 1. 2). Untuk mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 setelah menggunakan metode bermain peran

Dan manfaat dari hasil penelitian tindakan kelas ini yaitu:1.) Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berbicara.2.) Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru khususnya dalam pembelajaran berbicara penelitian 3. Bagi peneliti (mahasiswa), Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif.

Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari empat langkah yaitu Pra Siklus, Siklus I,Siklus II dan Siklus III. Untuk mengetahui keberhasilan peneliti menggunakan instrumen observasi dan tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah penggunaan metode bermain peran mengalami peningkatan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara. Hal ini dibukikan dari hasil belajar siswa dari pra siklus sampai dengan siklus III. Nilai hasil belajar siswa pada pra siklus yaitu 53.75, pada saat siklus I hasil belajar siswa yaitu 64.79, pada siklus II, hasil belajar siswa yaitu 74.58 dan pada siklus III, hasil belajar siswa yaitu ratanya 83.33.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia.


(6)

vi

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Improve Speaking Skills Through Role Playing Method In Class V SD Students in Learning Indonesian.

(Action Research in the Elementary School class Cipete 1 Serang District of Curug) Riyan Afid (1004351).

This research is motivated by the many students of class V SDN Cipete I have not been able to communicate and speaking skills are still lacking. This is caused by several factors among which, lack of courage and self-confidence of students to express opinions and provide feedback when learning takes place and less precise methods used by teachers in improving speaking skills, so that students have not mastered the skills to talk when the learning process and results expected not appropriate.

The problems of this research are: 1) How does the implementation of the method of playing a role in improving students' speaking skills. 2). How the results of the fifth grade students' speaking skills SDN Cipete 1 after using the method of playing a role.

The purpose of the research class actions to be achieved, namely: 1). To describe the implementation of Role Playing Method in class sisiwa improve speaking skills SDN Cipete 1. 2). To find out how to grade students' speaking skills improvement SDN Cipete 1 after using the method of playing a role

And benefit from the results of this action research are: 1.) For students, take an active role in learning and improving speaking skills. 2.) For Teachers, the research provides knowledge and experience is also a solution to the problems faced by students and teachers, especially in the study of learning to speak 3. Those researchers (students), this study can be used as a reference for students to develop further increating methods creative learning.

The method used is to use the procedure Classroom Action Research (CAR), which consists of four steps, namely Pre-Cycle, Cycle I, Cycle II and Cycle III. To determine the success of researchers using the instrument of observation and tests.

The results showed that after the use of role-play method to increase students' skills in speaking skills. This dibukikan of student learning outcomes of pre-cycle to cycle III. Value of student learning outcomes in the pre cycle is 53.75, at the time of the first cycle of student learning outcomes is 64.79, the second cycle, the results of student learning is 74.58 and the third cycle, student learning outcomes, namely ratanya 83.33.

It can be concluded that learning through role-play method can improve students' speaking skills, particularly in learning Indonesian.


(7)

vii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL

LEMBAR HAK CIPTA ... i

LEMBAR PENGERSAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C.Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E.Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Laporan ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Berbicara ... 6


(8)

viii

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan Berbicara ... 8

3. Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara ... 9

B. Metode Bermain Peran ... 10

1. Penegertian Metode Bermain Peran ... 10

2. Langkah-langkah di dalam Bermain Peran ... 11

3. Tujuan penggunaan metode bermain peran ... 13

4. Organisasi Bermain Peran ... 14

C.Kajian Penelitian Terdahulu ... 15

D. Kerangka Berpikir ... 17

E.Hipotesis ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20

B. Desain Penelitian ... 20

C.Metode penelitian ... 22

D. Definisi Operasional... 23

E.Instrumen Penelitian ... 24

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 24

G. Teknik Pengumpulan Data ... 28

H. Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 30


(9)

ix

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59 D. Jawaban Hipotesis ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 61 B. Rekomendasi ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(10)

1

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sejalan dengan pemikiran bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin baik pula penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.

Pembelajaran tersebut akan lebih baik manakala dipelajari sejak dini dan berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa disertakan dalam kurikulum. Hal ini berarti setiap peserta didik dituntut untuk mampu menguasai bahasa yang mereka pelajari terutama bahasa resmi yang dipakai oleh negara yang ditempati peserta didik. Begitu pula di Indonesia, bahasa Indonesia menjadi materi pembelajaran yang wajib diberikan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu dilakukan supaya peserta didik mampu menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan masyarakat.

Namun berdasarkan pengamatan di lapangan, kemampuan siswa dalam berkomunikasi atau berbicara di kelas V SDN Cipete 1, relatif belum berkembang.


(11)

2

Banyak siswa yang belum mampu mengemukaan pendapat dan memberikan saran dan kritikan dalam isi cerita atau gambaran karna berbagai faktor, salah satunya keberanian,rasa percaya diri yang kurang dan lain sebagainya. Sehingga hasil belajarnya juga kurang baik,daya komunikasi dalam pembelajaran kurang berkembang. Guru juga tidak menggunakan metode berbicara yang menarik bagi siswa dalam pembelajaaran berbicara.

Setelah melakukan pengamatan tentang proses pembelajaran di kelas, bahwa guru kelas sudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar bersama murid terutama pada kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara seperti yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus, akan tetapi menurut beliau belum mencapai batas maksimal KKM yaitu 61 dan baru mencapai 53,75 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. menurut pengamatan yang dilakukan ternyata siswa mengalami beragam kendala yang dihadapi, ada yang hanya malu-malu berbicara di hadapan kelasserta ada juga yang hanya diam saja ketika proses pembelajaran, padahal guru mengharapkan bahwa siswanya bisa terampil berbicara dihadapan teman-temannya dan mengemukakan pendapatnya masing masing, pada intinya siswa kelas V SDN Cipete 1 belum terampil dan berani untuk berbicara ketika belajar berlangsung.

Untuk dapat mengatasi hal di atas, dipandang perlu adanya penggunaan metode yang bervariasidapat menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.Penggunaan metode bermain peran adalah cara yang dirasa tepat bagi siswa untuk belajar dan berlatih berbicara dengan mengungkapkan perasaan melalui gerakan-gerakan serta ekspresi wajah, sehingga kemampuan berbicara siswa lambat laun semakin meningkat.

Teknik sosiodrama atau bermain peran adalah teknik yang berkaitan dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antarindividu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Para siswa dapat berpartisipasi ikut serta sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamatbergantung pada tujuan-tujuan dari penerapan teknik tersebut. Roestiyah (2001 : 90) mengatakan bahwa teknik-teknik sosiodrama ialah siswa dapat


(12)

3

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam hubungan sosial antarmanusia. Ataupun rool-playing di mana siswa bisa berperan atau memainkan peran dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis.

Metode yang ditempuh dalam pembelajaran berbicara melalui metode bermain peran ini akan lebih baik jika guru benar-benar tepat dan baik dalam membelajarkan metodenya. Sehingga dengan metode yang dilakukan dapat membuahkan hasil yang memuaskan oleh karena dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik dan termotivasi untuk mengangkat judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SDNCipete 1”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat di analisis bahwa masalah yang terdapat dalam penelitian yang berjudul ”Meningkatkan keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Pada Siswa Kelas V SD Dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia”. Dari judul tersebut dapat diidentifikasikan tiga masalah

diantaranya :

1. Minimnya kemampuan siswa kelas V SDN Cipete 1 dalam berkomunikasi dengan lingkungannya.

2. Keterampilan berbicara siswa relatif belum berkembang serta sesuai dengan yang diharapkan


(13)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Adapun permasalahan yang dimaksud adalah yaitu :

1. Bagaimana pelaksanaan metode bermain perandalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 ?

2. Bagaimana hasil keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 setelah menggunakan metode bermain peran?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dicapai pada hakikatnya adalah menjawab pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Metode Bermain Peran dalam meningkatkan keterampilan berbicara sisiwa kelas V SDN Cipete 1

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Cipete 1 setelah menggunakan metode bermain peran

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan metode Bermain Peran sebagai berikut :

1. Bagi siswa, ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berbicara.


(14)

5

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Guru, hasil penelitian memberikan pengetahuan dan pengalaman juga solusi terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dan guru khususnya dalam pembelajaran berbicara.

3. Bagi peneliti (mahasiswa), Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk dikembangkan lebih lanjut dalam menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional khususnya metode Bermain Peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara.

F. Sistematika Laporan

1. BAB 1 Pendahuluan yang didalamnya terdiri dari Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Laporan.

2. BAB 2 Kajian Pustaka yang didalamnya terdiri dari Kajian Teori, Kerangka Berpikir, Kajian Hasil Penelitian Terdahulu, Hipotesis.

3. BAB 3 Metode Penelitian yang didalamnya terdiri dari Metode dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

4. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan yang didalamnya terdiri dari Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data

5. BAB 5 Kesimpulan dan Saran yang didalamnya terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


(15)

(16)

20

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABIII

METODEPENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang. Alasan peneliti memilih lokasi ini, adalah karena dinilai ideal dari jarak dan letak geografisnya. Sangat mendukung untuk dilakukan penelitian di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cipete 1 dengan jumlah siswa 32 orang, diantaranya 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Subjek tersebut dipilih sebagai fokus penelitian karena keterampilan berbicara mereka dinilai belum sesuai harapan.

B. Desain Penelitian

Dalam desain penelitian ini, ada beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto dkk, 2012:64).

Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)


(17)

21

Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ketiga yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dan istilah refleksi ini berasal dari bahasa inggris, yaitu reflection yang diterjemahkan dalam kedalam bahasa Indonesia menjadi pemantulan.Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian bertemu dengan peneliti untuk segeramembahas implementasi rancangan tindakan.

PERENCANAAN

PELAKSANAAN SIKLUS I

REFLEKSI

PENGAMATAN PERENCANAAN

SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN REFLEKSI

PERENCANAAN

SIKLUS III PELAKSANAAN

REFLEKSI


(18)

22

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 PTK Model Kemmis dan Mc Tegart

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah model penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris biasanya di kenal dengan istilah “Classroom Action Research”. Penelitian tindakan kelas dapat diidentifikasikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Yusnandar dan Alvar 2013:7).

Oleh karena itu, peneliti memilih penelitian ini karena penelitian tindakan kelas ini erat kaitannya sekali dengan segala permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dihadapi oleh para guru. Dan perlu kita pahami bersama bahwa dalam sebuah penelitian tindakan kelas itu memiliki hal yang harus dipecahkan, yaitu bahwa masalah yang akan kita angkat untuk diselesaikan.

Itulah mengapa peneliti memilih penelitian tindakan kelas ini karena dinilai sangat ideal dalam upaya meningkatkan kinerja dan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran di kelas. Purwadi (dalam Sukidin dkk, 2010:2) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas, cukup potensial untuk membantu memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus guna meningkatkan kinerjanya.

Banyak tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas. Sebagaiman yang dikemukakan oleh Purwadi (dalam Sukidin dkk, 2010:10) bahwa Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dalam arti luas. Namun yang menjadi puncak dari tujuan penelitian tindakan kelas secara umum adalah untuk memperbaiki pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Sukidin dkk 2010:10).


(19)

23

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini penulis perlu menguraikan definisi operasional dari judul yang telah diambil, maka definisi operasional dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara

Keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dan berpotensi untuk dikembangkan.

Berbicara adalah kegiatan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa utuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan.

Sehingga keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran gagasan atau perasaan secara lisan.

2. Metode bermain peran Metode adalah cara ilmiah

Bermain peran adalah teknik yang berkaitan dengan studi kasus, tetapi kasus tersebutmelibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi.

Sehingga Metode bermain peran adalah teknik yang berkaitan dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi.


(20)

24

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap proses, pengaruh dan kendala kegiatan. Peneliti mengamati aktivitas belajar siswa selama prosespembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode bermain peran di Sekolah Dasar kelas V SDN Cipete 1.

Dalam PTK, observasi dipusatkan baik kepada proses maupun hasil (interim) tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa yang melingkupinya. Data dan interpretasi hasil dari observasi tersebut dijadikan sebagai masukan dalam rangka pelaksanaan refleksi. Hamzah. B. Uno dkk. (2011, hal. 94).

Berdasarkan definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa observasi merupakan suatu proses pengamatan untukmengumpulan data dalam penelitian untuk mengetahui situasi yang sebenarnya terjadi atau mengamati objek yang akan diteliti dan untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari tindakan penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tes

Instrumen ini digunanakan untuk mengatahui hasil peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V. Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian, adapun jenis tes yang digunakan yaitu tes lisan dan tertulis

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Observasi

a. Pedoman observasi

Pedoman observasi pembelajaranketerampilan berbicara melalui metode bermain peran


(21)

25

Tabel 3.1

Pedoman ObservasiAktivitas SiswaDalamPembelajaran Keterampilan BerbicaraMelalui Metode Bermain peran

No Aspek yang dicapai

Realisasi

Ya (√) Tidak (√)

A. Perencanaan

1. Mempersiapkan untuk pementasan drama

2. Mengikuti petunjuk kegiatan 3. Membuat kelompok yang telah

ditentukan

4. Mendiskusikan drama yang akan ditampilkan.

B. Pelaksanaan

1. Mengimplementasikan pementasan drama.

2. Berkerja efektif bersama kelompok masing-masing

3. Mau bekerja sama dengan teman. 4. Mengikuti petunjuk kegiatan

5. Melakukan diskusi secara kelompok 6. Menentukan pemain drama

7. Mencatat hasil pengamatan dari pementasan drama klompok lain 8. Menyiakan refleksi

9. Mengikuti kegiatan sampai selesai C. Tindak lanjut dan Evakuasi

1. Menanggapi atau mengungkapkan pendapat dari pementasan drama kelompok lain.

2. Masing-masing kelopok menampilkan drama.

3. Menjawab evaluasi yang diberikan guru.


(22)

26

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

81 – 100 = Sangat baik 71 – 80 = Baik

61 – 70 = Cukup 51 – 60 = Kurang

Tabel 3.2

Pedoman Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain Peran

No Nama A B C D E Total

Skor

Nilai 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26


(23)

27

27

28

29

30

31

32

Jumlah Rata-Rata Persentase

Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor maksimal

Indikator :

A = Kelancaran berbicara 1. Siswa tidak mampu berbicara 2. Siswa kurang lancar berbicara 3. Siswa lancar berbicara

B = Intonasi

1. Intonasi tidak tepat 2. Intonasi kurang tepat 3. Intonasi tepat

C = Lafal

1. pengucapan lafal tidak jelas 2. pengucapan lafal kurang jelas 3. pengucapan lafal jelas

D = Volume suara 1. rendah

2. sedang 3. lantang


(24)

28

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E = Penghayatan

1. tidak menjiwai 2. kurang menjiwai 3. sangat menjiwai

Keterangan

81 - 100 = Sangat baik 71 – 80 = Baik

61 – 70 = Cukup 51 – 60 = Kurang G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, pengumpulan data ini sangat berperan penting, karena sebagai penunjang demi terlaksananya penelitian ini. Semakin banyak data yang kita peroleh maka semakin bagus pula hasil akhir dari suatu penelitiannya. Peneliti sendiri disini menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data. Diantaranya dengan observasi, wawancara, analisis dokumen, serta mengadakan tes tulis/lisan.

Pada saat observasi, peneliti akan terlibat dengan kegiatan pembelajaran subjek penelitian yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Selanjutnya wawancara dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan data penelitian kepada guru yang bersangkutan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang (Sugiyono, 2009:329). Pengumpulan data dengan Tes itu bisa mengukur besar kecilnya kemampuan yang dimiliki subjek penelitian.

H. Analisis Data

Setelah mengetahui teknik apa saja yang akan dilakukan dalam teknik pengumpulan data tersebut, maka untuk analisis data temuan


(25)

29

tersebut harus dilakukan analisis data temuan hasil wawancara, analisis data temuan hasil observasi, analisis data temuan hasil analisis dokumen, dan analisis data hasil tes yang dilakukan.

1. Observasi

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam penelitian tindakan kelas itu menggunakan beberapa siklus. Dan disetiap siklus itu terdiri dari empat tahapan (tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi). Sebelum memulai siklus pertama, penelitian di awali dengan prasiklus terlebih dahulu, yaitu dengan mengamati atau mengobservasi subjek penelitian pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka data yang diperoleh itulah data dari hasil observasi yang dilakukan peneliti.

2. Tes

Dalam pelaksanaan tes ini, disini peneliti menggunakan beberapa tes yang disajikan dalam bentuk drama. Setelah skor poin diperoleh dari setiap kelompok masing-masing maka hasil dari tes itu akan memberikan gambaran kelompok mana yang paling unggul dan kelompok mana yang masih tertinggal.


(26)

61

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitan tindakan kelas ini berlangsung dari tanggal 17 Mei sampai dengan 24 Mei 2013 dan dilakukan dalam tiga siklus. Sebelum melakukan atau melaksanakan siklus tentunya dilakukan pra siklus terlebih dahulu sebagai studi pendahuluan. Sehingga dapat menemukan masalah-masalah yang harus dicari penyelesaiannya/solusinya, setelahnya direalisasikan siklus-siklus. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas maka dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu ingin mendeskripsikan pelaksanaan metode bermain peran dalam meningkatkan keterampilan berbicara,dapat dilihat bahwa metode tersebut dapat memberikan pengalaman yang baru bagi siswa, suasana belajar yang menyenangkan dan motivasi untuk semangat dalam belajar pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan berbicara. Hal ini terbukti dari meningkatnya proses dan hasil belajar siswa.

2. Adapun tujuan yang ke dua yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam keterampilan berbicara melalui metode bermain peran. Maka dengan metode tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai siswa yang meningkat dari setiap siklusnya (pada pra siklus nilai rata siswa yaitu 53.75, siklus I rata-ratanya 64.79, siklus II rata-rata-ratanya 74.58 dan siklus III rata-rata-ratanya 83.33).

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa metode bermain perandapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran drama, maka peneliti menyampaikan rekomendasi kepada:


(27)

62

1. Guru

Kepada guru diharapkan agar semakin kreatif lagi dalam memilih dan menentukan metode-metode pembelajaran. Karena, metode pembelajaran dapat mempengaruhi situasi serta hasil belajar siswa, salah satunya diantaranya yaitu metode bermainperandapat menjadi salah satu alternatif, yang bisa digunakan.

2. Kepala Sekolah

Sebagai kepala sekolah hendaknya lebih sering memberikan arahan kepada para guru agar selalu memilih dan menentukan metode yang tepat dalam pembelajaran.

3. Peneliti lain

Semoga hasil penelitan ini dapat dijadikan referensi yaitu, sebagai referensi dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan berbicara dan bermain peran


(28)

63

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2009). Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani.

Arikunto, S. ( 2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Amri, S. (2010). Proses Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Djamarah dan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

http://www.contohnaskahdrama.com/2014/01/contoh-naskah-drama-untuk-4 -orang.html#ixzz33HQEb79n

Hamalik, (2005). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Novi Resmini. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Bandung : UPI Press

Roestiyah N.K. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Santoso Puji, dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: UT Diknas

Subana, M. dan Sunarti. (2011) Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka setia.

Sukidin. Dkk. (2010). Manajemen Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Insan Cendekia.

.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.


(29)

64

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD

Sunendar, D. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Tarigan. (1997). Berbicara Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wardani. (2007). Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta.

Yusnandar E. (2013). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: ikhwan mandiri press.


(30)

69

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1 Mata pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2

Alokasi waktu : 2 x 35 Menit

Pertemuan : 1

Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014 A. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan bermain drama.

B. Kompetensi Dasar

Memerankan dalam tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

C. Indikator

1. Siswa dapat menghafalkan teks naskah drama 2. Siswa dapat memperagakan drama.

3. Siswa dapat menjelaskan cerita yang diperagakan D. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari tentang materi “Menirukan Dialog dalam Naskah Drama” melalui metode bermain peran siswa diharapkan dapat:

1. Menghafalkan naskah drama 2. Memperagakan drama pendek

3. Menjelaskan cerita yang diperagakan E. Karakter Siswa yang Diharapkan

1. Rasa hormat dan perhatian 2. Tekun

3. Berani 4. Percaya diri 5. Tanggung jawab


(31)

70

F. Materi Ajar

“Memerankan Tokoh Drama” Uraian materi:

1. Contoh naskah drama 2. Memperagakan drama

G. Materi Pembelajaran (terlampir)

H. Metode 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Simulasi 4. Bermain peran

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a 2. Guru menanyakan kabar

siswa dan emberikan motivasi kepada siswa 3. Guru melakukan presensi 4. Guru melakukan apersepsi

dengan menanyakan “Anak

-anak pernah bermain drama atau belum? Jika sudah, kalian tahu tidak drama itu apa?”

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

1. Siswa menjawab salam dan berdo’a

2. Siswa menjawab kabar mereka “baik atau tidak”

3. Siswa menjawab “hadir

Pak!”

4. Siswa dengan antusias menjawab pre test

5. Siswa dengan antusias menjawab apersepsi


(32)

71

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan seksama Kegiatan Inti (40 Menit)

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan macam-macam pengalaman yang dialami sehari-hari. b. Guru mencontohkan

dialog dalam naskah drama

2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan arti drama

b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan masing-masing terdiri dari 4 siswa untuk menirukan dialog dalam naskah drama

c. Guru melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya drama

3. Konfirmasi

a. Guru bertanya kepada siswa adakah kesulitan yang dirasakan

b. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa dalam bermain drama dan memberikan penguatan dan

menyimpulkan

a. Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh. b. Siswa memperhatikan

dengan seksama

a. Siswa mendengarkan dengan seksama

b. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing untuk berbagi tugas dan menghafalkan naskah drama sesuai dengan perannya

c. Siswa memperagakan naskah drama. Dalam kegiatan ini, siswa menggunakan strategi sosiodrama

a. Siswa yang masih belum paham dan ada kesulitan bertanya pada guru b. Siswa mendengarkan

dengan seksama

Kegiatan Penutup (10 Menit) 1. Guru meminta siswa

menjelaskan cerita yang diperankan

2. Guru memberikan kesimpulan dari proses pembelajaran

3. Guru memberikan naskah drama untuk

1. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan guru 2. Siswa mendengarkan

dengan seksama

3. Siswa menerima naskah drama yang diberikan oleh guru dan menghafalkannya


(33)

72

dihafalkan di rumah, kemudian diperagakan dalam pertemuan berikutnya. 4. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam.

4. Siswa mengucap hamdalah dan menjawab salam

J. Media Pembelajaran 1. Sumber Belajar

a. Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas V Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

b. Umri Nur’aini dan Indriyani, 2008. Bahasa Indonesia 3: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat Belajar

a. Teks Naskah Drama

K. Penilaian

Format Penilaian

1. Lembar observasi keterampilan berbicara

No Nama A B C D E Total

Skor

Presentase 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13


(34)

73

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

Jumlah Rata-Rata Persentase

Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor maksimal

Indikator :

A = Kelancaran berbicara 1. Siswa tidak mampu berbicara

2. Siswa berbicara dengan bantuan guru 3. Siswa berbicara tanpa bantuan guru

B = Intonasi

1. Intonasi tidak tepat 2. Intonasi kurang tepat 3. Intonasi tepat

C = Lafal


(35)

74

2. pengucapan lafal kurang jelas 3. pengucapan lafal jelas

D = Volume suara 1. rendah

2. sedang 3. lantang

E = Penghayatan 1. tidak menjiwai 2. kurang menjiwai 3. sangat menjiwai


(36)

75

Riyan Afid, 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SD DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Ringkasan Materi

Memerankan Tokoh Drama

Drama termasuk karya sastra. Naskah drama lebih banyak berupa dialog antartokoh karena ditunjukan untuk pementasan. Belajar bermain peran, yaitu memrankan tokoh yang terdapat di dalam naskah drama.

1. Membaca Dialog Drama

Membaca dialog dalam naskah drama harus jelas dan lancar. Selain itu, dialog harus diucapkan sesuai dengan situasi dan karakter tokoh yang diperankan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membaca dialog dalam naskah drama.

a. Lafal

Pelafalan atau pengucapan kata-kata harus jelas b. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Dalam membacakan dialog, intonasi harus tepat. Misalnya, untuk menyampaikan pertanyaan nada akhir harus naik. c. Jeda

Jeda disebut juga perhentian. Dalam membaca, penempatan jeda harus tepat. Jika salah menempatkan jeda, maksud kalimat akan salah.

Contoh :

1)Bibi / Umi pergi kemana ? (yang pergi Umi bukan Bibi) 2) Bibi Umi / pergi ke mana ? (yang pergi Bibi)

d. Volume Suara

Suara harus dapat diterima pendengar dengan jelas. Namun, tidak perlu terlalu keras.

e.Mimik dan Gerak Anggota Tubuh

Mimik merupakan ekspresi wajah ketika sedang berbicara. Mimik dan gerak tubuh misalnya, tangan, bahu, dan kepala sangat membantu dalam berdialog. Dialog akan lebih hidup jika disampaikan dengan penuh ekspresi disertai gerak yang wajar, sesuai dengan makna kalimat yang disampaikan.


(1)

F. Materi Ajar

“Memerankan Tokoh Drama” Uraian materi:

1. Contoh naskah drama 2. Memperagakan drama

G. Materi Pembelajaran

(terlampir)

H. Metode

1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Simulasi 4. Bermain peran

I. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Kegiatan Awal (15 Menit)

1. Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu

siswa untuk memimpin do’a

2. Guru menanyakan kabar siswa dan emberikan motivasi kepada siswa 3. Guru melakukan presensi 4. Guru melakukan apersepsi

dengan menanyakan “Anak -anak pernah bermain drama atau belum? Jika sudah, kalian tahu tidak drama itu

apa?”

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

1. Siswa menjawab salam dan

berdo’a

2. Siswa menjawab kabar

mereka “baik atau tidak”

3. Siswa menjawab “hadir

Pak!”

4. Siswa dengan antusias menjawab pre test

5. Siswa dengan antusias menjawab apersepsi


(2)

dengan seksama Kegiatan Inti (40 Menit)

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan macam-macam pengalaman yang dialami sehari-hari. b. Guru mencontohkan

dialog dalam naskah drama

2. Elaborasi

a. Guru menjelaskan arti drama

b. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan masing-masing terdiri dari 4 siswa untuk menirukan dialog dalam naskah drama

c. Guru melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya drama

3. Konfirmasi

a. Guru bertanya kepada siswa adakah kesulitan yang dirasakan

b. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa dalam bermain drama dan memberikan penguatan dan

menyimpulkan

a. Siswa mendengarkan dengan sungguh-sungguh. b. Siswa memperhatikan

dengan seksama

a. Siswa mendengarkan dengan seksama

b. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing untuk berbagi tugas dan menghafalkan naskah drama sesuai dengan perannya

c. Siswa memperagakan naskah drama. Dalam kegiatan ini, siswa menggunakan strategi sosiodrama

a. Siswa yang masih belum paham dan ada kesulitan bertanya pada guru b. Siswa mendengarkan

dengan seksama

Kegiatan Penutup (10 Menit) 1. Guru meminta siswa

menjelaskan cerita yang diperankan

2. Guru memberikan kesimpulan dari proses pembelajaran

3. Guru memberikan naskah drama untuk

1. Siswa dengan antusias menjawab pertanyaan guru 2. Siswa mendengarkan

dengan seksama

3. Siswa menerima naskah drama yang diberikan oleh guru dan menghafalkannya


(3)

dihafalkan di rumah, kemudian diperagakan dalam pertemuan berikutnya. 4. Guru mengakhiri

pembelajaran dengan mengucap hamdalah dan salam.

4. Siswa mengucap hamdalah dan menjawab salam

J. Media Pembelajaran

1. Sumber Belajar

a. Kaswan Darmadi dan Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD dan MI kelas V Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

b. Umri Nur’aini dan Indriyani, 2008. Bahasa Indonesia 3: untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat Belajar

a. Teks Naskah Drama

K. Penilaian

Format Penilaian

1. Lembar observasi keterampilan berbicara

No Nama A B C D E Total

Skor

Presentase 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13


(4)

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

Jumlah Rata-Rata Persentase

Nilai : Jumlah Skor x 100 Skor maksimal

Indikator :

A = Kelancaran berbicara 1. Siswa tidak mampu berbicara

2. Siswa berbicara dengan bantuan guru 3. Siswa berbicara tanpa bantuan guru

B = Intonasi

1. Intonasi tidak tepat 2. Intonasi kurang tepat 3. Intonasi tepat

C = Lafal


(5)

2. pengucapan lafal kurang jelas 3. pengucapan lafal jelas

D = Volume suara 1. rendah

2. sedang 3. lantang

E = Penghayatan 1. tidak menjiwai 2. kurang menjiwai 3. sangat menjiwai


(6)

Ringkasan Materi

Memerankan Tokoh Drama

Drama termasuk karya sastra. Naskah drama lebih banyak berupa dialog antartokoh karena ditunjukan untuk pementasan. Belajar bermain peran, yaitu memrankan tokoh yang terdapat di dalam naskah drama.

1. Membaca Dialog Drama

Membaca dialog dalam naskah drama harus jelas dan lancar. Selain itu, dialog harus diucapkan sesuai dengan situasi dan karakter tokoh yang diperankan. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat membaca dialog dalam naskah drama.

a. Lafal

Pelafalan atau pengucapan kata-kata harus jelas b. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Dalam membacakan dialog, intonasi harus tepat. Misalnya, untuk menyampaikan pertanyaan nada akhir harus naik. c. Jeda

Jeda disebut juga perhentian. Dalam membaca, penempatan jeda harus tepat. Jika salah menempatkan jeda, maksud kalimat akan salah.

Contoh :

1)Bibi / Umi pergi kemana ? (yang pergi Umi bukan Bibi) 2) Bibi Umi / pergi ke mana ? (yang pergi Bibi)

d. Volume Suara

Suara harus dapat diterima pendengar dengan jelas. Namun, tidak perlu terlalu keras.

e.Mimik dan Gerak Anggota Tubuh

Mimik merupakan ekspresi wajah ketika sedang berbicara. Mimik dan gerak tubuh misalnya, tangan, bahu, dan kepala sangat membantu dalam berdialog. Dialog akan lebih hidup jika disampaikan dengan penuh ekspresi disertai gerak yang wajar, sesuai dengan makna kalimat yang disampaikan.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG

3 13 38

Peningkatan keterampilan berbicara dengan teknik bermain peran pada siswa kelas III MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur Tahun pelajaran 2013/2014

0 19 129

PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN TAKTAKAN 2.

0 3 26

PENGGUNAAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Kamanisan Kecamatan Curug Kota Serang.

0 1 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM):Penelitian Tindakan Kelas di kelas V (lima) SDN Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang.

0 0 44

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA KONSEP CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA:PTK di Kelas V SDN Cipete 1 Kecamatan Curug Kota Serang.

0 0 48

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KOMUNIKATIF: PTK di Kelas V SDN Pasirbuah Kecamatan Gunungsari Kabupaten Serang.

0 0 46

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH:PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang.

0 1 62

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOROBAYAN SANDEN BANTUL.

1 32 197