Keadaan Sosial Pekon Kiluan

mata pencaharian. Lebih lanjut dapat dilihat dalam uraian berikut:

1. Keadaan Sosial

Pada tahun 1977 Pekon Kiluan di huni oleh pengungsi asal Bali, sekitar Jawa Barat dan Jawa Tengah, pada awalnya di Pekon Kiluan belum tersedia sarana prasarana pendidikan yang memadai oleh Tokoh Masyarakat setempat sekaligus perintis Pekon Kiluan yaitu Bapak Wayan Mudana dibangunlah sekolah dasar impres. Karena pada awalnya pengungsi dan pendatang memiliki keyakinan yang berbeda bapak Wayan berinisiatif untuk membangun masjid, pura dan gereja berdampingan 36 , namun hal tersebut tidak terlaksana dengan mempertimbangkan berbagai hal. Menurut ketua Parisada Hindu Dharma Pekon Kiluan Ketut Sukendra mengemukakan bahwa hubungan sosial masyarakat di Pekon Kiluan cukup baik dan selama ini belum pernah terjadi konflik dan selama ini terjalin interaksi yang cukup harmonis. 37 Saat ini sarana prasarana pendidikan yang ada di Pekon Kiluan cukup memadai dengan tersedianya taman belajar anak-anakPAUD, Sekolah Dasar Negeri, SMP Negeri Satu Atap dan untuk SMA memang belum tersedia biasanya masyarakat yang ingin melanjutkan jenjang pendidikan bisa lanjutkan di kecamatan ataupun tempat yang mudah dijangkau dari Pekon Kiluan. Pekon Kiluan terdiri dari orang penduduk yang mayoritas tamatan SD berjumlah 472 orang atau sekitar 30 SMPMTs berjumlah 516 orang atau 35 , SMA berjumlah 222 orang atau sekitar 18 , adapun Diploma 8 orang dan Sarjana 12 orang berjumlah sisanya putus sekolahbuta huruf dan belum 36 Ibid, Wawancara Wayan Mudana. 37 Ketut Sukendra, Ketua PHDI Pekon Kiluan, Wawancara, 22 Januari 2016. bersekolah. Jumlah penduduk Kiluan berdasarkan tingkat pendidikan saat ini tercantum dalam tabel berikut: Tabel 3 Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat pendidikan Jumlah 1 Belum Sekolah 125 2 Tidak Tamat SD 53 3 Tamat SDSederajat 472 4 Tamat SLTPSederajat 516 5 Tamat SLTASederajat 222 6 Tamat Akademi D1-D3 8 7 Tamat Akademi S1 12 8 Tamat Pesantren 3 Jumlah 1411 Sumber : Monografi Pekon Kiluan Tahun 2016

2. Kehidupan Keagamaan