Indikasi dan Kontra Indikasi Pencabutan Gigi Teknik dan Jenis Bahan Anestesi untuk Pencabutan Gigi molar

Gambar1. Anatomi gigi Itjingningsih WH. Anatomi gigi. Jakarta: EGC, 1995: 29 19 Gigi Molar Satu Mandibula adalah gigi ke-6 dari garis median. Pada umumnya gigi ini merupakan gigi yang terbesar di rahang bawah. Gigi ini mempunyai 5 kups yang tumbuh baik yaitu 2 kups bukal kups mesio lingual dan kups disto bukal, 1 kups distal dan 2 kups lingual kups mesio lingual dan disto lingual. Mempunyai 2 akar yang tumbuh baik yaitu 1 mesial dan 1 distal, yang lebar buko lingual dan pada apeksnya jelas terpisah. Kadang-kadang terdapat 3 akar yaitu 2 mesial dan 1 distal. 18,19

2.3 Indikasi dan Kontra Indikasi Pencabutan Gigi

Indikasi pencabutan gigi banyak dan bervariasi. Jika perawatan konservasi gagal atau tidak indikasi sebuah gigi harus dicabut karena hal lain sebagai berikut: a. Gigi karies yang parah dan tidak bisa dirawat lagi. 3,12,15-17 b. Penyakit periodontal gigi mobility II dan mobility III . c. Infeksi periapikal. d. Abrasi, erosi, atrisi yang parah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA e. Gigi impaksi f. Kelainan pulpa nekrosis pulpa dan irreversible pulpitis. g. Gigi berlebih supernumery teeth. h. Keperluan ortodontik misalnya gigi premolar dan keperluan prostetik. i. Gigi fraktur yang parah. Kontra indikasi pencabutan gigi sebagai berikut: 1. Faktor lokal 15,16 a. Akut perikoronitis pada molar 3 dengan fasial selulitis, gingivitis, stomatitis, sinusitis akut maxilla pada molar dan premolar atas. b. Pertumbuhan gigi yang disertai tumor ganas. 2. Faktor sistemik a. Diabetes mellitus tidak terkontrol. b. Kelainan darah hemofili, leukemia, anemia. c. Kehamilan pada trimester I dan trimester 3. d. Kelainan kardiovaskular hipertensi. e. Pasien dengan kelainan hati hepatitis.

2.4. Metode Pencabutan Gigi

Pada dasarnya hanya ada dua cara pencabutan gigi, cara pertama yang sering dilakukan pada kebanyakan kasus biasanya disebut pencabutan dengan tang, yang terdiri atas pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau elevator bein atau keduanya. Metode ini disebut juga pencabutan intra-alveolar. Metode yang lain adalah dengan pembelahan gigi atau akar gigi dari perlekatan tulangnya. Pemisahan ini dilakukan dengan membuang sebagian tulang yang menutupi akar gigi, kemudian pencabutan dilakukan dengan menggukan bein dan tang, metode ini disebut pencabutan trans-alveolar. 4,15 4,15 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.4.1. Pencabutan intra-alveolar

Pencabutan intra-alveolar adalah pencabutan gigi atau akar gigi dengan menggunakan tang atau bein atau dengan kedua alat tersebut. Metode ini sering juga disebut forceps extraction dan merupakan metode yang biasa dilakukan pada sebagian besar kasus pencabutan gigi. Dalam metode ini instrumen yang digunakan yaitu tang atau bein ditekan masuk ke dalam ligamen periodontal diantara akar gigi dengan dinding tulang alveolar. Bila akar telah terpegang kuat oleh tang, dilakukan gerakan kearah buko- lingual atau buko-palatal dengan maksud menggerakkan gigi dari soketnya. Gerakan rotasi kemudian dilakukan setelah dirasakan gigi agak goyang. Tekanan dan gerakan yang dilakukan haruslah merata dan terkontrol sehingga fraktur gigi dapat dihindari. 4,15-17

2.4.2 Pencabutan trans-alveolar

4,15-17 Pada beberapa kasus terutama pada gigi impaksi, pencabutan dengan metode intra-alveolar sering kali mengalami kegagalan sehingga perlu dilakukan pencabutan dengan metode trans-alveolar. Metode pencabutan ini dilakukan dengan terlebih dahulu mengambil sebagian tulang penyangga gigi. Metode ini juga sering disebut metode terbuka atau metode bedah yang digunakan pada kasus-kasus: a. Gigi tidak dapat dicabut dengan menggunakan metode intra alveolar b. Gigi yang mengalami hipersementosis atau ankilosis c. Gigi yang mengalami germinasi atau dilaserasi d. Sisa akar yang tidak dapat dipegang dengan tang atau dikeluarkan dengan bein, terutama sisa akar yang berhubungan dengan sinus maxillaris. Perencanaan dalam setiap tahap dari metode trans-alveolar harus dibuat secermat mungkin untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan. Masing- masing kasus membutuhkan perencanaan yang berbeda yang disesuaikan dengan keadaan dari setiap kasus. Secara garis besarnya, komponen penting dalam perencanaan adalah bentuk flep mukoperiostal dan cara yang digunakan untuk UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mengeluarkan gigi atau akar gigi dari soketnya serta seberapa banyak pengambilan tulang yang diperlukan. 4,15-17

2.6 Teknik dan Jenis Bahan Anestesi untuk Pencabutan Gigi molar

Untuk pencabutan gigi biasanya menggunakan anestesi lokal. Anestesi lokal digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada bagian tubuh tertentu tanpa disertai dengan hilangnya kesadaran. Bahan anestesi pada kedokteran gigi. 1. Golongan ester. 20 Anestesi golongan ini kurang stabil dan metabolismenya lebih mudah. Contohnya: Prokain, kokain dan tetrakain. 2. Golongan amida. Anestesi golongan amida lebih stabil dan metabolismenya lambat. Contohnya: Lignokain, prilokain, mervakain. Teknik anastesi untuk pencabutan gigi molar mandibula. Pada rahang bawah biasanya digunakan anestesi blok mandibula. Dilakukan palpasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku jari menempel pada linea oblik. Dengan bagian belakang jarum suntik terletak di antara kedua premolar pada sisi yang berlawanan jarum diarahkan sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi mandibula ke arah ramus dan jari. Jarum ditusukkan pada apeks trigonum pterygomandibular dan gerakan jarum di antara ramus dan ligamen serta otot yang menutupi fasies interna ramus diteruskan sampai ujungnya kontak dengan dinding posterior sulkus mandibularis. Keluarkan 1,5 ml obat anestesi di sini rata-rata kedalaman insersi jarum adalah 15 mm, tapi bervariasi tergantung ukuran mandibula dan proporsinya berubah sejalan dengan pertambahan umur. Dapat juga menganestesi nervus lingualis dengan cara mengeluarkan obat anestesi pada pertengahan perjalanan masuknya jarum. 21 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.7 Komplikasi Pencabutan Gigi

Dokumen yang terkait

Prevalensi Fraktur Akar Gigi Molar Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Yang Dicabut Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2010-2012

1 69 48

Prevalensi Fraktur Gigi Premolar Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dicabut di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2010-2012

8 89 54

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

1 8 64

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 11

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 4

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 16

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 2

Prevalensi Pencabutan Gigi Anterior Maksila Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tahun 2013-2014

0 0 17

Prevalensi Fraktur Akar Gigi Molar Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Yang Dicabut Di Departemen Bedah Mulut Dan Maksilofasial RSGMP FKG USU Tahun 2010-2012

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencabutan Gigi - Prevalensi Pencabutan Gigi Molar Satu Mandibula Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin Di Rsgmp Fkg Usu Tahun 2010-2011

0 0 10