Pengetahuan Pelaku UMKM Terhadap Redenominasi Rupiah

4. Tamat Perguruan Tinggi sebanyak 29 orang yaitu pada rentang 40-44 tahun sebanyak 10 orang, rentang 20-24 tahun sebanyak 5 orang, rentang 25-29 tahun sebanyak 3 orang, rentang 35-39 tahun sebanyak 3 orang, rentang 45-49 tahun sebanyak 3 orang, rentang 50 tahun sebanyak 3 orang, dan rentang 30-34 tahun sebanyak 2 orang. Berdasarkan rentang usia dan latar belakang pendidikan dari keseluruhan responden n=100, rentang 20-24 tahun sebanyak 10 orang 10, rentang 25-29 tahun sebanyak 9 orang 9, rentang 30-34 tahun sebanyak 11 orang 11, rentang 35-39 tahun sebanyak 7 orang 7, rentang 40-44 tahun sebanyak 22 orang 22, rentang 45-49 tahun sebanyak 17 orang 17, dan rentang 50 tahun sebanyak 24 orang 24.

4.2. Pengetahuan Pelaku UMKM Terhadap Redenominasi Rupiah

Dari hasil penelitian didapat bahwa sebanyak 49 pelaku UMKM 49 menyatakan setuju bahwa redenominasi mata uang rupiah adalah proses menyederhanakan penyebutan penulisan denominasi pecahan rupiah dengan cara menghilangkan sejumlah angka nol tanpa mengurangi daya beli atau nilai mata uang. Terdapat 8 pelaku UMKM 8 menyatakan sangat setuju, 17 pelaku UMKM 17 menyatakan netral, 19 pelaku UMKM 19 menyatakan tidak setuju dan 7 pelaku UMKM 7 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Pelaku UMKM yang memilih tidak setuju dan memilih sangat tidak setuju dikarenakan kurangnya pemahaman tentang pengertian redenominasi. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 38 responden 38 menyatakan setuju bahwa kebutuhan mata uang berdenominasi lebih besar akan meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin tumbuh dan berkembang. Terdapat 1 pelaku UMKM 1 menyatakan sangat setuju, dan 23 pelaku UMKM 23 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Terdapat 51 pelaku UMKM 51 menyatakan setuju bahwa redenominasi dilatarbelakangi oleh inefisiensi dalam perekonomian, ketidaknyamanan dalam menggunakan uang rupiah, serta kendala teknis dalam transaksi pembayaran non-tunai dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Responden lainnya, terdapat 4 pelaku UMKM 4 menyatakan sangat setuju, 10 pelaku UMKM 10 menyatakan tidak setuju, dan 1 pelaku UMKM 1 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang dimaksud. Pelaku UMKM yang setuju menyatakan bahwa inefisiensi terjadi karena terlalu banyaknya angka nominal dalam uang rupiah sehingga proses penghitungan dalam jual beli tidak sederhana. Pelaku UMKM yang tidak sependapat terhadap pernyataan tersebut karena keberadaan teknologi dalam proses jual beli akan membantu transaksi pembayaran dalam jual beli. Sebanyak 59 pelaku UMKM 59 menyatakan setuju bahwa redenominasi akan mengefisienkan pada sistem pembayaran seperti harga-harga yang tercantum lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan, pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan statistik lebih pendek dan cepat. Responden lainnya, 11 pelaku UMKM 11 menyatakan sangat setuju, 7 pelaku UMKM 7 menyatakan tidak setuju, dan 1 pelaku UMKM 1 menyatakan Universitas Sumatera Utara sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang dimaksud. Responden yang menyetujui pernyataan tersebut berpendapat karena redenominasi akan membuat transaksi perdagangan akan lebih cepat karena dengan sederhananya angka rupiah, maka proses penghitungan akan lebih cepat. Sebanyak 67 pelaku UMKM 67 menyatakan bahwa redenominasi mengurangi hambatan kendala teknis berupa resiko kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau kegiatan statistik lainnya. Responden lainnya, 15 pelaku UMKM 15 menyatakan sangat setuju, 15 pelaku UMKM 15 menyatakan netral, 2 pelaku UMKM 2 menyatakan tidak setuju, dan 1 pelaku UMKM 1 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sedikitnya jumlah persentase pelaku usaha yang tidak menyetujui pada pernyataan ini yaitu 3 mengindikasikan bahwa pelaku UMKM memahami bahwa resiko kesalahan dalam pembukuan transaksi semakin kecil karena nominal rupiah yang digunakan lebih sederhana. Sebanyak 45 pelaku UMKM 45 menyatakan setuju bahwa kebijakan redenominasi rupiah mendukung kesetaraan ekonomi dengan kawasan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Responden lainnya, 5 pelaku UMKM 5 menyatakan sangat setuju, 30 pelaku UMKM 30 menyatakan netral, 16 pelaku UMKM 16 menyatakan tidak setuju, dan 4 pelaku UMKM 4 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan yang dimaksud. Responden yang mengetahui bahwa redenominasi mendukung kesetaraan ekonomi di Asia Tenggara adalah dari berbagai media masa, sedangkan responden yang netral dan Universitas Sumatera Utara yang tidak menyetujui pernyataan diatas karena pelaku UMKM tidak pernah mendengar informasi yang dimaksud. Sebanyak 50 pelaku UMKM 50 menyatakan setuju bahwa kunci keberhasilan redenominasi stabilitas makro ekonomi, dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat dan tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur redenominasi. Responden lainnya, 10 pelaku UMKM 10 menyatakan sangat setuju, 14 pelaku UMKM 14 menyatakan netral, 21 pelaku UMKM 21 menyatakan tidak setuju, dan 4 pelaku UMKM 4 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak 51 pelaku UMKM 51 menyatakan setuju bahwa pada masa transisi harga-harga akan dinyatakan dalam dua pecahan mata uang rupiah lama dan rupiah baru dan setiap orang dapat menentukan akan membayar dalam uang rupiah lama atau rupiah baru. Responden lainnya, 5 pelaku UMKM 5 menyatakan sangat setuju, 14 pelaku UMKM 14 menyatakan netral, 21 pelaku UMKM 21 menyatakan tidak setuju, dan 9 pelaku UMKM 9 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak 43 pelaku UMKM 43 menyatakan setuju bahwa secara garis besar, pengalaman beberapa negara yang telah melaksanakan redenominasi menempuh beberapa tahapan yang dibagi dalam 4 empat tahapanbesar, yaitu: tahap penyiapan, tahap pemantapan, tahap transisi, dan tahap phasing out. Responden lainnya, 4 pelaku UMKM 4 menyatakan sangat setuju, 41 pelaku UMKM 41 menyatakan netral, dan 12 pelaku UMKM 12 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 50 pelaku UMKM 50 menyatakan setuju bahwa Pada tahap phasing out penarikan uang lama dan pernyataan tidak berlakunya uang lama serta penggunaan uang baru sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. Responden lainnya, 5 pelaku UMKM 5 menyatakan sangat setuju, 33 pelaku UMKM 33 menyatakan netral, 11 pelaku UMKM 11 menyatakan tidak setuju, dan 1 pelaku UMKM 1 menyatakan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Berikut ini adalah distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pelaku UMKM terhadap redenominasi rupiah di Kota Medan yang tersaji pada Tabel 4.3. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pelaku UMKM Terhadap Redenominasi Rupiah di Kota Medan 2014 n=100 No . Pernyataan Kategori Penilaian SS S N TS STS f f f f f 1. Redenominasi mata uang Rupiah adalah proses menyederhanakan penyebutan penulisan denominasi pecahan Rupiah dengan cara menghilangkan sejumlah angka nol tanpa mengurangi daya beli atau nilai mata uang tersebut. 8 8 49 49 17 17 19 19 7 7 2. Kebutuhan mata uang berdenominasi lebih besar akan meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi yang semakin tumbuh dan berkembang. 1 1 38 38 38 38 23 23 3. Redenominasi dilatarbelakangi oleh inefisiensi dalam perekonomian, ketidaknyamanan dalam menggunakan uang Rupiah, serta kendala teknis dalam transaksi pembayaran non-tunai dan kegiatan ekonomi pada umumnya. 4 4 51 51 34 34 10 10 1 1 4. Redenominasi akan mengefisienkan pada sistem pembayaran seperti harga-harga yang tercantum lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan, pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan 11 11 59 59 22 22 7 7 1 1 Universitas Sumatera Utara statistik lebih pendek dan cepat 5. Redenominasi mengurangi hambatan kendala teknis berupa resiko kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau kegiatan statistik lainnya. 15 15 67 67 15 15 2 2 1 1 6. Kebijakan redenominasi Rupiah mendukung kesetaraan ekonomi dengan kawasan dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. 5 5 45 45 30 30 16 16 4 4 7. Kunci keberhasilan redenominasi stabilitas makro ekonomi, dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat dan tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur redenominasi. 10 10 50 50 26 26 10 10 4 4 8. Pada masa transisi harga- harga akan dinyatakan dalam dua pecahan mata uang Rupiah lama dan Rupiah baru dan setiap orang dapat menentukan akan membayar dalam uang Rupiah lama atau Rupiah baru. 5 5 51 51 14 14 21 21 9 9 9. Secara garis besar, pengalaman beberapa negara yang telah melaksanakan redenominasi menempuh beberapa tahapan yang dibagi dalam 4 empat tahapanbesar, yaitu: tahap penyiapan, tahap pemantapan, tahap transisi, dan tahap 4 4 43 43 41 41 12 12 Lanjutan Tabel 4.3 … Universitas Sumatera Utara phasing out 10. Pada tahap phasing out penarikan uang lama dan pernyataan tidak berlakunya uang lama serta penggunaan uang baru sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah. 5 5 50 50 33 33 11 11 1 1

4.3. Persepsi Pelaku UMKM Terhadap Redenominasi Rupiah