commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia menerapkan negara kesatuan yang terdiri dari banyak pulau, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 dengan perjuangan para pahlawan
Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, seluruh rakyat wajib mempertahankan bangsa Indonesia dari bahaya luar dan menjamin kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pasal 30 ayat 1 yang bunyinya: “ tiap - tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara ”. Pertahanan adalah suatu usaha untuk menjamin keutuhan dan
kedaulatan suatu bangsa. Untuk mempertahankan suatu bangsa diperlukan rakyat- rakyat khusus yang di bentuk sesuai dengan perundang-undangan untuk
mempertahankan negara. Indonesia telah mengimplentasikannya dengan membentuk Pertahanan Tentara Nasional Indonesia dan Keamanan Kepolisian
Republik Indonesia. Pada era glebalisasi ini banyak kasus-kasus kedaulatan wilayah Indonesia
yang mengakibatkan terpecah dan lepas dari bangsa Indonesia, hal tersebut tidak lepas dari tanggung jawab fungsi pertahanan negara. Hal-hal yang berkaitan
dengan pertahanan negara telah tercantum dalam konstitusi bangsa Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai sumber hukum dari segala
hukum. Selain itu Indonesia juga memiliki landasan ideologi yang merupakan pembeda dari bangsa satu dengan bangsa lainnya yaitu Pancasila, yang dalam
silanya s ila ke 3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia” tidak lebih dari peran
pertahanan suatu negara untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan suatu negara. Untuk menjamin pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan berbagai
kebijakan. Remunerasi merupakan kebijakan yang akhir-akhir ini diperbincangkan
merupakan kebijakan dalam bidang pertahanan. Remunerasi adalah kebijakan dalam memberi tunjanagan kinerja, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kinerja pemerintah khususnya di bidang pertahanan yaitu Tentara Nasional
commit to user 2
Indonesia. Menginggat isu-isu saat ini banyak kasus-kasus anggota militer dan polisi menjual amunisi kepada teroris, hal ini menggambarkan kondisi ekonomi
dan sosial sangat mempengaruhi kinerja militer sebagai pertahanan negara. Hal ini juga yang memicu terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang seharusnya tidak
terjadi dalam kalangan anggota militer. Apalagi saat ini pola penyerangan teroris berpindah dari mengebom sasaran aset asing berpindah menjadi serangan terhadap
aparat negara secara lansung, sehingga kebijakan yang langsung pada sasaran anggota militer yang diperlukan.
Keutuhan suatu negara mencerminkan kekuatan bangsa tersebut sehingga memiliki eksistensi yang tinggi dari negara-negara lain yang sudah terbentuk.
Indonesia memiliki sistem ketatanegaraan dalam bidang pertahanan yaitu Kementerian Pertahanan sebagai kementerian yang memiliki wewenang dalam
bidang pertahanan. Undang-Undang Dasar 1945 mengatur upaya pembelaan negara dan usaha pertahanan dan keamanan negara. Upaya pembelaan negara
ditinjau dari segi warga negara sedangkan usaha pertahanan dan keamanan negara ditinjau dari segi negara yaitu Tentara Nasional Indonesia Republik Indonesia.
Upaya pembelaan tercantum dalam P asal 27 ayat 3 yang berbunyi ”Setiap warga
negara berhak dan w ajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Usaha
pertahanan dan keamanan tercantum dalam bab XII tentang Pertahanan Keamanan, yaitu Pasal 30. Pasal 30 ayat 2 menentukan pula bahwa usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem Pertahanan Dan Keamanan Rakyat Semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Sementara itu ayat 3 Pasal 30 tersebut menentukan Tentara
Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan memelihara
keutuhan dan kedaulatan negara. Sebelumya adanya Pasal 30 yang tercantum dalam bab XII Undang - Undang Dasar Tahun 1945 yang berjudul partahanan dan
keamanan tersebut, ketentuan mengenai tentara ini hanya terdapat pada Pasal 10 UUD RI Tahun 1945. P
asal 10 berbunyi ”Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,Angkatan Udara”. Angkatan Darat,
commit to user 3
Angkatan Laut, Angkatan Udara merupakan satu kesatuan organisasi Tentara Nasional Indonesia, dalam konsep organisasi tentara itu, sebagaimana telah
menjadi kelaziman sejak masa masa pemerintahan sebelumnya, dianggap perlu adanya panglima Tentara Nasional Indonesia yang tersendiri. Keberadaan
Panglima Tentara Nasional Indonesia ini merupakan kelanjutan dari jabatan Panglima ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang ada pada masa
orde baru yang menggabungkan organisasi kepolisian sebagai angkatan ke-4 dalam ABRI. Sesudah reformasi nasional, diadakan pemisahan yang tegas antara
Tentara Nasional Indonesia dan POLRI, sehingga ABRI ditiadakan. Pemisahan tersebut ditetapkan dengan ketetepan MPR No.VIMPR2000 tentang peran
Tentara Nasional Indonesia dan POLRI. Berdasarkan hal tersebut pada tahun 2002 diundangkan Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang kepolisian RI
dan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Selanjutnya pada tahun 2004 dibentuk pula Undang-Undang khusus tentang Tentara Nasional
Indonesia yaitu Undang-Undang nomor 34 tahun 2004. Dilihat dari pemaparan tersebut, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut
mengenai arah kebijakan Kementerian Pertahanan berdasarkan wewenang dan
fungsinya sesuai perkembangan, maka peneliti mengambil judul: ANALISIS WEWENANG
KEMENTERIAN PERTAHANAN
SEBAGAI PELAKSANAAN
FUNGSI PERTAHANAN
NEGARA MENURUT
KETENTUAN PASAL 30 UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.
B. Perumusan Masalah