commit to user
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1.
Tinjauan Mengenai pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi bangsa Indonesia yang menjadi landasan hukum tertinggi dan sumber dari segala sumber hukum.
Dalam Pasal 30 tersirat amanah negara untuk seluruh rakyatnya dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Pasal 30 ayat 1: Tiap - tiap warga Negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara .
Pasal 30 ayat 2: Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
Pasal 30 ayat 3: Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”.
Pasal 30 ayat 4: Kepolisian RI sebagai alat negara menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum
”.
Pasal 30 ayat 5: Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Rebublik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI didalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga Negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait .
2. Tinjauan mengenai hierarki perundang-undangan
Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru yang dimulai dengan berhentinya Presiden Soeharto tanggal 21 Juli 1998 yang menyerahkan
kekuasaanya kepada Presiden Habibie, kemudian dengan Sidang Istimewa MPR pada tahun 1998 dan dilanjutkan Sidang Umum tahun 1999 dilanjutkan
commit to user 10
Sidang Tahunan tahun 2000 MPR menetapkan TAP MPR No. III MPR2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan yaitu:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia;
b. TAP MPR;
c. Undang-undang;
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Perpu;
e. Peraturan Pemerintah PP;
f. Keputusan Presiden Keppres; dan
g. Peraturan Daerah Perda Valina S.S,2007:95
Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengenai jenis dan hierarki Perundang-undangan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden; dan
e. Peraturan Daerah.
3. Tinjauan Umum Mengenai Lembaga Negara
Dalam setiap pembicaraan mengenai organisasi negara ada dua unsur pokok yang saling berkaitan yaitu
organ
dan
functie
.
Organ
adalah bentuk atau wadahnya, sedangkan
functie
adalah isinya,
organ
adalah status bentuknya Inggris =
Form
, Jerman=
Vorm
sedangkan
functie
adalah gerakan wadah itu sesuai dengan maksud pembentuknya Jimmly Assidiqie, 2006: 99.
Pembedaan lembaga Negara dari segi hierarkinya: 1
Lapis Pertama yaitu sama dengan: a.
Presiden dan Wakil Presiden; b.
Dewan Perwakilan Rakyat; c.
Dewan Perwakilan Daerah; d.
Majelis Permusyawaratan Rakyat; e.
Mahkamah Konstitusi;
commit to user 11
f. Mahkamah Agung; dan
g. Badan Pemeriksa Keuangan.
2 Lapis kedua yaitu :
a. Menteri Negara;
b. Tentara Nasional Indonesia;
c. Kepolisian Negara;
d. Komisi Yudisial;
e. Komisi Pemilihan Umum; dan
f. Bank Sentral.
4. Tinjauan Umum mengenai Kementerian Pertahanan
Semangat dan cita-cita luhur untuk menata kembali kehidupannya untuk meraih masa depan yang lebih cerah, telah mendorong segenap rakyat
Indonesia melakukan Gerakan Reformasi. Hakekat Reformasi Nasional adalah suatu perubahan seluruh aspek kehidupan bangsa menuju kehidupan yang
lebih baik. Perubahan dimaksud berskala nasional dan dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta oleh segenap komponen
bangsa. Arah dan tujuan reformasi tersebut sejalan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, serta selaras dengan nilai-nilai kultur bangsa
Indonesia dan nilai-nilai universal. Cita-cita luhur Reformasi tersebut hanya mungkin tercapai melalui
pembentukan pemerintahan yang demokratis, bersih dan berwibawa. Pemerintah yang diinginkan adalah pemerintahan yang mampu menata
kehidupan demokratis dan mewujudkan supremasi hukum, mampu memberantas KKN dan segenap penyimpangan lainnya yang menghambat
pembangunan maupun kepentingan nasional. Upaya untuk mencapai cita-cita luhur tersebut bukanlah hal ringan dan mudah. Kondisi obyektif Indonesia
merupakan realita adanya tantangan dan kendala yang menghadang antara lain krisis ekonomi dan moneter, serta berbagai konflik yang belum teratasi secara
tuntas. Kondisi obyektif tersebut telah menimbulkan dampak-dampak terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya. Persoalan yang dihadapi makin kompleks,
commit to user 12
karena iklim politik yang berkembang sebagai akibat dari kedewasaan berpolitik yang belum memadai, cenderung menggiring suasana ke arah
euforia demokrasi. Gambaran kondisi di atas mengisyaratkan, bahwa jalan menuju
masyarakat demokratis yang diharapkan masih sangat panjang dan menghadapi tantangan yang berat. Meskipun demikian, diyakini bahwa
reformasi yang dilaksanakan saat ini merupakan kebutuhan, yakni sebagai wahana dan instrumen yang paling tepat untuk mengantarkan bangsa
Indonesia menuju masyarakat
civil
yang dicita-citakan. Walaupun menghadapi tantangan yang berat, namun keyakinan akan kebenaran arah
perjuangan Reformasi Nasional, telah mendorong semangat untuk terus melanjutkan proses reformasi. Upaya untuk mewujudkan cita-cita reformasi
membutuhkan kebulatan tekad serta dukungan segenap bangsa Indonesia. Tekad dan dukungan tersebut menuntut kerja keras serta usaha bersama
secara sinergis agar agenda reformasi yang telah disepakati bersama tetap berada pada jalur yang benar. Sejalan dengan komitmen tersebut, tindakan
yang menghambat dan menggagalkan reformasi harus dihindarkan agar tidak dinodai oleh tindakan anarkhis atau upaya memaksakan kepentingan
kelompok atau golongan. Reformasi Nasional harus tetap dilanjutkan dan dijaga kesinambungannya dalam kerangka konstitusi Undang Undang Dasar
UUD RI Tahun 1945 dan nilai falsafah Pancasila. Sejalan dengan komitmen Reformasi Nasional, reformasi di bidang
pertahanan negara dilaksanakan secara konsepsional dengan berlandaskan pada kostitusi UUD RI Tahun 1945 dan falsafah Pancasila.
Reformasi pertahanan negara merupakan komitmen bangsa yang dilaksanakan secara bertahap dan berlanjut, mencakup penataan struktur,
kultur dan tata nilai sebagai satu kesatuan perubahan yang utuh dan menyeluruh.
Agenda penataan struktur sejauh ini telah mencakup penataan organisasi pertahanan negara yang menyentuh segi-segi substansial. Penataan tersebut
meliputi perubahan struktur organisasi, tataran kewenangan, fungsi dan tugas
commit to user 13
Kementerian Pertahanan Dephan, fungsi dan tugas Tentara Nasional Indonesia. Upaya penataan dimaksudkan agar penyelenggaraan pertahanan
negara dapat lebih efektif sesuai dengan perkembangan konteks stratregis serta dalam bingkai masyarakat demokratis. Pada aspek kultur dan tata nilai,
perubahan diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan negara untuk mampu memposisikan diri sesuai peran dan tugasnya. Perubahan
dimaksud berlaku pada segenap jajaran di Dephan dan Tentara Nasional Indonesia, mulai dari tingkat tertinggi sampai terendah.http:www.pertahanan
indo.go.idseptember 2010 pukul 10:00 WIB Reformasi di bidang pertahanan negara bertitik tolak dari Ketetapan
TAP MPR nomor VI tahun 2000, tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri dan TAP MPR nomor VII tahun 2000 tentang Peran
Tentara Nasional Indonesia dan Peran Polri. Salah satu wujudnya adalah Undang Undang UU Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
menggantikan UU RI Nomor 20 tahun 1982. UU RI Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan - ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara sudah
tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi. UU Pertahanan Nomor 3 tahun 2002, di samping mengatur penataan negara ke depan untuk mendukung
kepentingan nasional sesuai cita-cita reformasi serta untuk tujuan nasional. Secara substansi UU RI Nomor 3 tahun 2002 mengatur wewenang dan
tanggung jawab Menteri Pertahanan, peran dan tugas Tentara Nasional Indonesia, wewenang dan tanggung jawab Panglima Tentara Nasional
Indonesia, nilai-nilai demokratis, Hak Asasi Manusia, perlindungan lingkungan hidup, peran DPR dalam pertahanan negara, hak dan kewajiban
warga negara dalam bela negara. Secara ringkas, diatur sebagai berikut : a. Wewenang dan Tanggung Jawab Menteri Pertahanan
1 Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan
Presiden. 2 Menteri Pertahanan menyusun buku putih pertahanan serta menetapkan
kebijakan kerjasama bilateral, regional dan internasional di bidangnya.
commit to user 14
3 Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan, perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional, serta pembinaan
teknologi dan industri pertahanan yang diperlukan oleh Tentara Nasional Indonesia dan komponen pertahanan lainnya.
b. Peran dan Tugas Tentara Nasional Indonesia 1 Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. 2 Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara untuk : a Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
b Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa. c Melaksanakan Operasi Militer selain perang.
d Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
c. Wewenang dan Tanggung Jawab Panglima Tentara Nasional Indonesia 1 Panglima Tentara Nasional Indonesia memimpin Tentara Nasional
Indonesia. 2 Panglima Tentara Nasional Indonesia menyelenggarakan perencanaan
strategi dan operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer, serta memelihara kesiagaan operasional.
3 Panglima Tentara Nasional Indonesia berwenang menggunakan segenap komponen pertahanan negara dalam penyelenggaraan operasi
militer berdasarkan undang-undang. 4 Panglima Tentara Nasional Indonesia bertanggung jawab kepada
Presiden dalam penggunaan komponen pertahanan negara dan bekerjasama dengan Menteri Pertahanan dalam pemenuhan kebutuhan
Tentara Nasional Indonesia. d. Nilai - nilai Demokrasi, HAM, dan Lingkungan Hidup
1 Pertahanan negara disusun atas dasar prinsip demokrasi, hak azasi manusia HAM, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan
hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta
commit to user 15
prinsip hidup berdampingan secara damai. Prisip demokrasi dalam hal ini tidak lepas dari sistem pemerintahan saat ini adalah demokrasi
modern yang dibatasi dengan konstitusi,yang mana dalam hal ini pelaksanaan demokrasi melalui pemilu dengan militer tidak ada dalam
hak suara, militer sebagai instrumen negara yang netral dalam bidang pertahanan. Pertahanan negara juga menjunjung tinggi hak asasi
manusia yang diakui oleh hukum dunia. Selain kedua prinsip tersebut juga berkaitan dengan lingkungan hidup, yang mana pertahanan
wilayah suatu negara juga tidak lepas dari kelestarian lingkungan. 2 Pendayagunaan segala sumber daya alam dan buatan harus
memperhatikan prinsip-prinsip
berkelanjutan, keragaman,
dan produktivitas lingkungan hidup. Penggunaan sumber daya alam juga
harus memperhatikan sisi kelangsungan hidup, hal ini sangat mendukung dan berkaitan dengan pertahanan. Pertahanan tidak hanya
menjaga tetapi juga mengembangkan dan memberikan hal terbaik untuk negara kesatuan.
e. Keterlibatan DPR Presiden berwenang dan bertanggungjawab atas pengerahan kekuatan
Tentara Nasional Indonesia. Dalam hal pengerahan kekuatan Tentara Nasional Indonesia untuk menghadapi ancaman bersenjata, kewenangan
Presiden harus mendapat persetujuan DPR. 1 Presiden mengangkat dan memberhentikan Panglima setelah mendapat
persetujuan DPR. 2 DPR melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan umum
pertahanan negara. f. Keterlibatan Rakyat
1 Hakekat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak
dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
commit to user 16
2 Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama
dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. 3 Komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat komponen utama. 4 Komponen pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan
kemampuan komponen utama dan komponen pendukung. Sejalan dengan komitmen reformasi pertahanan negara, Tentara
Nasional Indonesia melakukan reformasi internal. Reformasi internal Tentara Nasional Indonesia pada hakekatnya merupakan tekad dan
komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melakukan pembaharuan institusi Tentara Nasional Indonesia melalui langkah-langkah konstruktif
sejalan dengan pembangunan pemerintahan dan masyarakat yang demokratis. Pembaharuan dimaksud dilakukan Tentara Nasional Indonesia
secara konseptual untuk menata fungsi dan tugasnya sesuai yang diamanatkan dalam UU RI nomor 3 tahun 2002. Reformasi internal
merupakan kebutuhan Tentara Nasional Indonesia untuk mewujudkan institusi Tentara Nasional Indonesia yang profesional dan dilaksanakan
secara bertahap dan berlanjut. Dalam kaitan tersebut, Tentara Nasional Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk kembali pada jati dirinya
sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan melindungi keselamatan rakyat. Oleh karena jiwa rakyat adalah jiwa
Tentara Nasional Indonesia, maka Tentara Nasional Indonesia harus senantiasa memelihara kemanunggalannya dengan rakyat yang merupakan
andalan kekuatan pertahanan negara Indonesia. Jiwa dan semangat pembaharuan selalu melekat dalam Tentara
Nasional Indonesia sesuai tantangan dan dinamika lingkungan yang
commit to user 17
berlaku. Komitmen tersebut telah dilakukan antara lain melalui kegiatan mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan
mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan seminar, diskusi dan pengkajian-pengkajian, baik yang dilaksanakan di
lingkungan sendiri, maupun bersama-sama dengan kalangan lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut Tentara Nasional Indonesia telah menyusun
suatu konsep pemikiran strategis, suatu konsep reformasi internal yang dikenal dengan Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia.
Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia berisikan dokumen tentang Redefinisi, Reposisi dan Reaktualisasi peran Tentara Nasional
Indonesia dalam Kehidupan Bangsa di masa depan. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Keamanan atau Panglima
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI pada 5 Oktober 1998. Niat dan komitmen untuk mereformasi diri tersebut, kemudian diwadahi
secara formal oleh wakil-wakil rakyat melalui TAP MPR-RI Nomor : VIMPR2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri,
dan Tap MPR-RI Nomor : VIIMPR2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Polri.
g. Implementasi reformasi internal Tentara Nasional Indonesia meliputi Tentara Nasional Indonesia tunduk pada otoritas politik pemerintah
yang dipilih oleh rakyat sesuai dengan nilai - nilai demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaan tugasnya Tentara Nasional
Indonesia senantiasa melaksanakan tugas negara untuk kepentingan nasional.
1 Tugas Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan kebijakan pertahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU RI No. 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara ditentukan melalui keputusan politik pemerintah. Oleh karenanya tanggung jawab politik Tentara Nasional
Indonesia ada pada pimpinan nasional. 2 Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara dengan menyelenggarakan perencanaan strategi dan
commit to user 18
operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer serta memelihara kesiapsiagaan Pasal 10, 14 dan 18 UU RI No. 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara. 3 Tentara Nasional Indonesia sebagai bagian dari sistem nasional, tidak
mengambil posisi eksklusif tetapi senantiasa memelihara keterkaitan dengan komponen bangsa yang lain.
4 Tentara Nasional Indonesia dalam menjalankan tugasnya sesuai aturan pelibatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
5 Beberapa perubahan struktural antara lain : Pemisahan Polri dan Tentara Nasional Indonesia yang semula bersama-sama tergabung
dalam ABRI. Perubahan tersebut diikuti penghapusan jabatan Kassospol Tentara Nasional Indonesia dan Kaster Tentara Nasional
Indonesia, penghapusan Dwi Fungsi ABRI, likuidasi fungsi kekaryaan serta sosial politik Tentara Nasional Indonesia, penghapusan
keberadaan Fraksi Tentara Nasional Indonesia atau Polri di lembaga legislatif paling lambat tahun 2009, serta perubahan doktrin dan
organisasi Tentara Nasional Indonesia. Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri tersebut juga berimplikasi pada perubahan
Dephankam menjadi Dephan. Komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan
reformasi adalah tekad dan kemauan politik Tentara Nasional Indonesia yang ditujukan untuk mewujudkan tentara profesional, Tentara Nasional
Indonesia telah memiliki komitmen untuk menjauhkan diri dari keterlibatannya dalam politik praktis, serta berada di bawah kekuasaan
pemerintah yang dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis. Harapan Tentara Nasional Indonesia sebagai tentara profesional
meliputi Tentara Nasional Indonesia yang tidak berpolitik, berada di bawah kekuasaan pemerintah yang dipilih oleh rakyat berdasarkan cara-cara
demokratis dan konstitusional, Tentara Nasional Indonesia yang terdidik dan terlatih baik, Tentara Nasional Indonesia yang terlengkapi kebutuhan
commit to user 19
alutsistanya secara memadai, serta prajurit Tentara Nasional Indonesia yang dicukupi kesejahteraan dan pendapatannya secara layak.
Sebagai tentara rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus selalu dekat dengan rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus mengenal dan hidup
bersama rakyat. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk memisahkan Tentara Nasional Indonesia dari rakyat merupakan pengikraran akan kodrat Tentara
Nasional Indonesia sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Inilah salah satu hakekat
penyelenggaraan fungsi teritorial yang dilaksanakan Tentara Nasional Indonesia untuk tetap memelihara kedekatan dengan rakyat dan
teritorialnya http: www.TNI.go.idarticles indo
5. Tinjauan Umum Mengenai Tentara Nasional Indonesia