commit to user 8
F. Sistematika Penulisan Hukum
Dalam penulisan hukum ini terdiri dari empat bab yang masing - masing terdiri dari sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti.
Sistematika penulisan yang dimaksud sebagai berikut: BAB I
adalah pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan. BAB II mengguraikan Tinjauan Pustaka yang meliputi tinjauan tentang
lembaga negara sesuai UUD RI Tahun 1945, tinjauan tentang wewenang dan fungsi Kementerian Pertahanan, tinjauan tentang Pasal
30 UUD RI Tahun 1945, tinjauan tentang Tentara Nasional Indonesia, tinjauan tentang kepolisian RI, tinjauan tentang aturan-aturan yang
berkaitan, tinjauan tentang kebijakan. BAB III berisi hasil dari penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan arah
kebijakan Kementerian Pertahanan sesuai fungsi dan wewenang merupakan amanah Pasal 30 UUD RI Tahun 1945.
BAB IV berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis.
commit to user
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori 1.
Tinjauan Mengenai pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar merupakan konstitusi bangsa Indonesia yang menjadi landasan hukum tertinggi dan sumber dari segala sumber hukum.
Dalam Pasal 30 tersirat amanah negara untuk seluruh rakyatnya dalam mempertahankan keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia.
Pasal 30 ayat 1: Tiap - tiap warga Negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara .
Pasal 30 ayat 2: Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.
Pasal 30 ayat 3: Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”.
Pasal 30 ayat 4: Kepolisian RI sebagai alat negara menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum
”.
Pasal 30 ayat 5: Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Rebublik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI didalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan
warga Negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait .
2. Tinjauan mengenai hierarki perundang-undangan
Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru yang dimulai dengan berhentinya Presiden Soeharto tanggal 21 Juli 1998 yang menyerahkan
kekuasaanya kepada Presiden Habibie, kemudian dengan Sidang Istimewa MPR pada tahun 1998 dan dilanjutkan Sidang Umum tahun 1999 dilanjutkan
commit to user 10
Sidang Tahunan tahun 2000 MPR menetapkan TAP MPR No. III MPR2000 tentang sumber hukum dan tata urutan perundang-undangan yaitu:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia;
b. TAP MPR;
c. Undang-undang;
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Perpu;
e. Peraturan Pemerintah PP;
f. Keputusan Presiden Keppres; dan
g. Peraturan Daerah Perda Valina S.S,2007:95
Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 mengenai jenis dan hierarki Perundang-undangan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
c. Peraturan Pemerintah;
d. Peraturan Presiden; dan
e. Peraturan Daerah.
3. Tinjauan Umum Mengenai Lembaga Negara
Dalam setiap pembicaraan mengenai organisasi negara ada dua unsur pokok yang saling berkaitan yaitu
organ
dan
functie
.
Organ
adalah bentuk atau wadahnya, sedangkan
functie
adalah isinya,
organ
adalah status bentuknya Inggris =
Form
, Jerman=
Vorm
sedangkan
functie
adalah gerakan wadah itu sesuai dengan maksud pembentuknya Jimmly Assidiqie, 2006: 99.
Pembedaan lembaga Negara dari segi hierarkinya: 1
Lapis Pertama yaitu sama dengan: a.
Presiden dan Wakil Presiden; b.
Dewan Perwakilan Rakyat; c.
Dewan Perwakilan Daerah; d.
Majelis Permusyawaratan Rakyat; e.
Mahkamah Konstitusi;
commit to user 11
f. Mahkamah Agung; dan
g. Badan Pemeriksa Keuangan.
2 Lapis kedua yaitu :
a. Menteri Negara;
b. Tentara Nasional Indonesia;
c. Kepolisian Negara;
d. Komisi Yudisial;
e. Komisi Pemilihan Umum; dan
f. Bank Sentral.
4. Tinjauan Umum mengenai Kementerian Pertahanan
Semangat dan cita-cita luhur untuk menata kembali kehidupannya untuk meraih masa depan yang lebih cerah, telah mendorong segenap rakyat
Indonesia melakukan Gerakan Reformasi. Hakekat Reformasi Nasional adalah suatu perubahan seluruh aspek kehidupan bangsa menuju kehidupan yang
lebih baik. Perubahan dimaksud berskala nasional dan dilaksanakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta oleh segenap komponen
bangsa. Arah dan tujuan reformasi tersebut sejalan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, serta selaras dengan nilai-nilai kultur bangsa
Indonesia dan nilai-nilai universal. Cita-cita luhur Reformasi tersebut hanya mungkin tercapai melalui
pembentukan pemerintahan yang demokratis, bersih dan berwibawa. Pemerintah yang diinginkan adalah pemerintahan yang mampu menata
kehidupan demokratis dan mewujudkan supremasi hukum, mampu memberantas KKN dan segenap penyimpangan lainnya yang menghambat
pembangunan maupun kepentingan nasional. Upaya untuk mencapai cita-cita luhur tersebut bukanlah hal ringan dan mudah. Kondisi obyektif Indonesia
merupakan realita adanya tantangan dan kendala yang menghadang antara lain krisis ekonomi dan moneter, serta berbagai konflik yang belum teratasi secara
tuntas. Kondisi obyektif tersebut telah menimbulkan dampak-dampak terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya. Persoalan yang dihadapi makin kompleks,
commit to user 12
karena iklim politik yang berkembang sebagai akibat dari kedewasaan berpolitik yang belum memadai, cenderung menggiring suasana ke arah
euforia demokrasi. Gambaran kondisi di atas mengisyaratkan, bahwa jalan menuju
masyarakat demokratis yang diharapkan masih sangat panjang dan menghadapi tantangan yang berat. Meskipun demikian, diyakini bahwa
reformasi yang dilaksanakan saat ini merupakan kebutuhan, yakni sebagai wahana dan instrumen yang paling tepat untuk mengantarkan bangsa
Indonesia menuju masyarakat
civil
yang dicita-citakan. Walaupun menghadapi tantangan yang berat, namun keyakinan akan kebenaran arah
perjuangan Reformasi Nasional, telah mendorong semangat untuk terus melanjutkan proses reformasi. Upaya untuk mewujudkan cita-cita reformasi
membutuhkan kebulatan tekad serta dukungan segenap bangsa Indonesia. Tekad dan dukungan tersebut menuntut kerja keras serta usaha bersama
secara sinergis agar agenda reformasi yang telah disepakati bersama tetap berada pada jalur yang benar. Sejalan dengan komitmen tersebut, tindakan
yang menghambat dan menggagalkan reformasi harus dihindarkan agar tidak dinodai oleh tindakan anarkhis atau upaya memaksakan kepentingan
kelompok atau golongan. Reformasi Nasional harus tetap dilanjutkan dan dijaga kesinambungannya dalam kerangka konstitusi Undang Undang Dasar
UUD RI Tahun 1945 dan nilai falsafah Pancasila. Sejalan dengan komitmen Reformasi Nasional, reformasi di bidang
pertahanan negara dilaksanakan secara konsepsional dengan berlandaskan pada kostitusi UUD RI Tahun 1945 dan falsafah Pancasila.
Reformasi pertahanan negara merupakan komitmen bangsa yang dilaksanakan secara bertahap dan berlanjut, mencakup penataan struktur,
kultur dan tata nilai sebagai satu kesatuan perubahan yang utuh dan menyeluruh.
Agenda penataan struktur sejauh ini telah mencakup penataan organisasi pertahanan negara yang menyentuh segi-segi substansial. Penataan tersebut
meliputi perubahan struktur organisasi, tataran kewenangan, fungsi dan tugas
commit to user 13
Kementerian Pertahanan Dephan, fungsi dan tugas Tentara Nasional Indonesia. Upaya penataan dimaksudkan agar penyelenggaraan pertahanan
negara dapat lebih efektif sesuai dengan perkembangan konteks stratregis serta dalam bingkai masyarakat demokratis. Pada aspek kultur dan tata nilai,
perubahan diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan negara untuk mampu memposisikan diri sesuai peran dan tugasnya. Perubahan
dimaksud berlaku pada segenap jajaran di Dephan dan Tentara Nasional Indonesia, mulai dari tingkat tertinggi sampai terendah.http:www.pertahanan
indo.go.idseptember 2010 pukul 10:00 WIB Reformasi di bidang pertahanan negara bertitik tolak dari Ketetapan
TAP MPR nomor VI tahun 2000, tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri dan TAP MPR nomor VII tahun 2000 tentang Peran
Tentara Nasional Indonesia dan Peran Polri. Salah satu wujudnya adalah Undang Undang UU Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
menggantikan UU RI Nomor 20 tahun 1982. UU RI Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan - ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara sudah
tidak sesuai lagi dengan tuntutan reformasi. UU Pertahanan Nomor 3 tahun 2002, di samping mengatur penataan negara ke depan untuk mendukung
kepentingan nasional sesuai cita-cita reformasi serta untuk tujuan nasional. Secara substansi UU RI Nomor 3 tahun 2002 mengatur wewenang dan
tanggung jawab Menteri Pertahanan, peran dan tugas Tentara Nasional Indonesia, wewenang dan tanggung jawab Panglima Tentara Nasional
Indonesia, nilai-nilai demokratis, Hak Asasi Manusia, perlindungan lingkungan hidup, peran DPR dalam pertahanan negara, hak dan kewajiban
warga negara dalam bela negara. Secara ringkas, diatur sebagai berikut : a. Wewenang dan Tanggung Jawab Menteri Pertahanan
1 Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan
Presiden. 2 Menteri Pertahanan menyusun buku putih pertahanan serta menetapkan
kebijakan kerjasama bilateral, regional dan internasional di bidangnya.
commit to user 14
3 Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan, perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional, serta pembinaan
teknologi dan industri pertahanan yang diperlukan oleh Tentara Nasional Indonesia dan komponen pertahanan lainnya.
b. Peran dan Tugas Tentara Nasional Indonesia 1 Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. 2 Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara untuk : a Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.
b Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa. c Melaksanakan Operasi Militer selain perang.
d Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
c. Wewenang dan Tanggung Jawab Panglima Tentara Nasional Indonesia 1 Panglima Tentara Nasional Indonesia memimpin Tentara Nasional
Indonesia. 2 Panglima Tentara Nasional Indonesia menyelenggarakan perencanaan
strategi dan operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer, serta memelihara kesiagaan operasional.
3 Panglima Tentara Nasional Indonesia berwenang menggunakan segenap komponen pertahanan negara dalam penyelenggaraan operasi
militer berdasarkan undang-undang. 4 Panglima Tentara Nasional Indonesia bertanggung jawab kepada
Presiden dalam penggunaan komponen pertahanan negara dan bekerjasama dengan Menteri Pertahanan dalam pemenuhan kebutuhan
Tentara Nasional Indonesia. d. Nilai - nilai Demokrasi, HAM, dan Lingkungan Hidup
1 Pertahanan negara disusun atas dasar prinsip demokrasi, hak azasi manusia HAM, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan
hukum nasional, hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta
commit to user 15
prinsip hidup berdampingan secara damai. Prisip demokrasi dalam hal ini tidak lepas dari sistem pemerintahan saat ini adalah demokrasi
modern yang dibatasi dengan konstitusi,yang mana dalam hal ini pelaksanaan demokrasi melalui pemilu dengan militer tidak ada dalam
hak suara, militer sebagai instrumen negara yang netral dalam bidang pertahanan. Pertahanan negara juga menjunjung tinggi hak asasi
manusia yang diakui oleh hukum dunia. Selain kedua prinsip tersebut juga berkaitan dengan lingkungan hidup, yang mana pertahanan
wilayah suatu negara juga tidak lepas dari kelestarian lingkungan. 2 Pendayagunaan segala sumber daya alam dan buatan harus
memperhatikan prinsip-prinsip
berkelanjutan, keragaman,
dan produktivitas lingkungan hidup. Penggunaan sumber daya alam juga
harus memperhatikan sisi kelangsungan hidup, hal ini sangat mendukung dan berkaitan dengan pertahanan. Pertahanan tidak hanya
menjaga tetapi juga mengembangkan dan memberikan hal terbaik untuk negara kesatuan.
e. Keterlibatan DPR Presiden berwenang dan bertanggungjawab atas pengerahan kekuatan
Tentara Nasional Indonesia. Dalam hal pengerahan kekuatan Tentara Nasional Indonesia untuk menghadapi ancaman bersenjata, kewenangan
Presiden harus mendapat persetujuan DPR. 1 Presiden mengangkat dan memberhentikan Panglima setelah mendapat
persetujuan DPR. 2 DPR melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan umum
pertahanan negara. f. Keterlibatan Rakyat
1 Hakekat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak
dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
commit to user 16
2 Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen utama
dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. 3 Komponen cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat komponen utama. 4 Komponen pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam,
sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan
kemampuan komponen utama dan komponen pendukung. Sejalan dengan komitmen reformasi pertahanan negara, Tentara
Nasional Indonesia melakukan reformasi internal. Reformasi internal Tentara Nasional Indonesia pada hakekatnya merupakan tekad dan
komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melakukan pembaharuan institusi Tentara Nasional Indonesia melalui langkah-langkah konstruktif
sejalan dengan pembangunan pemerintahan dan masyarakat yang demokratis. Pembaharuan dimaksud dilakukan Tentara Nasional Indonesia
secara konseptual untuk menata fungsi dan tugasnya sesuai yang diamanatkan dalam UU RI nomor 3 tahun 2002. Reformasi internal
merupakan kebutuhan Tentara Nasional Indonesia untuk mewujudkan institusi Tentara Nasional Indonesia yang profesional dan dilaksanakan
secara bertahap dan berlanjut. Dalam kaitan tersebut, Tentara Nasional Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk kembali pada jati dirinya
sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang untuk rakyat, dan melindungi keselamatan rakyat. Oleh karena jiwa rakyat adalah jiwa
Tentara Nasional Indonesia, maka Tentara Nasional Indonesia harus senantiasa memelihara kemanunggalannya dengan rakyat yang merupakan
andalan kekuatan pertahanan negara Indonesia. Jiwa dan semangat pembaharuan selalu melekat dalam Tentara
Nasional Indonesia sesuai tantangan dan dinamika lingkungan yang
commit to user 17
berlaku. Komitmen tersebut telah dilakukan antara lain melalui kegiatan mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan
mengumpulkan berbagai bahan pemikiran strategis melalui kegiatan seminar, diskusi dan pengkajian-pengkajian, baik yang dilaksanakan di
lingkungan sendiri, maupun bersama-sama dengan kalangan lain. Dari kegiatan-kegiatan tersebut Tentara Nasional Indonesia telah menyusun
suatu konsep pemikiran strategis, suatu konsep reformasi internal yang dikenal dengan Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia.
Paradigma Baru Peran Tentara Nasional Indonesia berisikan dokumen tentang Redefinisi, Reposisi dan Reaktualisasi peran Tentara Nasional
Indonesia dalam Kehidupan Bangsa di masa depan. Dokumen tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Keamanan atau Panglima
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI pada 5 Oktober 1998. Niat dan komitmen untuk mereformasi diri tersebut, kemudian diwadahi
secara formal oleh wakil-wakil rakyat melalui TAP MPR-RI Nomor : VIMPR2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri,
dan Tap MPR-RI Nomor : VIIMPR2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Peran Polri.
g. Implementasi reformasi internal Tentara Nasional Indonesia meliputi Tentara Nasional Indonesia tunduk pada otoritas politik pemerintah
yang dipilih oleh rakyat sesuai dengan nilai - nilai demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaan tugasnya Tentara Nasional
Indonesia senantiasa melaksanakan tugas negara untuk kepentingan nasional.
1 Tugas Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan kebijakan pertahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 10 UU RI No. 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara ditentukan melalui keputusan politik pemerintah. Oleh karenanya tanggung jawab politik Tentara Nasional
Indonesia ada pada pimpinan nasional. 2 Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan
pertahanan negara dengan menyelenggarakan perencanaan strategi dan
commit to user 18
operasi militer, pembinaan profesi dan kekuatan militer serta memelihara kesiapsiagaan Pasal 10, 14 dan 18 UU RI No. 3 tahun
2002 tentang Pertahanan Negara. 3 Tentara Nasional Indonesia sebagai bagian dari sistem nasional, tidak
mengambil posisi eksklusif tetapi senantiasa memelihara keterkaitan dengan komponen bangsa yang lain.
4 Tentara Nasional Indonesia dalam menjalankan tugasnya sesuai aturan pelibatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
5 Beberapa perubahan struktural antara lain : Pemisahan Polri dan Tentara Nasional Indonesia yang semula bersama-sama tergabung
dalam ABRI. Perubahan tersebut diikuti penghapusan jabatan Kassospol Tentara Nasional Indonesia dan Kaster Tentara Nasional
Indonesia, penghapusan Dwi Fungsi ABRI, likuidasi fungsi kekaryaan serta sosial politik Tentara Nasional Indonesia, penghapusan
keberadaan Fraksi Tentara Nasional Indonesia atau Polri di lembaga legislatif paling lambat tahun 2009, serta perubahan doktrin dan
organisasi Tentara Nasional Indonesia. Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dan Polri tersebut juga berimplikasi pada perubahan
Dephankam menjadi Dephan. Komitmen Tentara Nasional Indonesia untuk melaksanakan
reformasi adalah tekad dan kemauan politik Tentara Nasional Indonesia yang ditujukan untuk mewujudkan tentara profesional, Tentara Nasional
Indonesia telah memiliki komitmen untuk menjauhkan diri dari keterlibatannya dalam politik praktis, serta berada di bawah kekuasaan
pemerintah yang dipilih rakyat secara konstitusional dan demokratis. Harapan Tentara Nasional Indonesia sebagai tentara profesional
meliputi Tentara Nasional Indonesia yang tidak berpolitik, berada di bawah kekuasaan pemerintah yang dipilih oleh rakyat berdasarkan cara-cara
demokratis dan konstitusional, Tentara Nasional Indonesia yang terdidik dan terlatih baik, Tentara Nasional Indonesia yang terlengkapi kebutuhan
commit to user 19
alutsistanya secara memadai, serta prajurit Tentara Nasional Indonesia yang dicukupi kesejahteraan dan pendapatannya secara layak.
Sebagai tentara rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus selalu dekat dengan rakyat, Tentara Nasional Indonesia harus mengenal dan hidup
bersama rakyat. Oleh karena itu, upaya-upaya untuk memisahkan Tentara Nasional Indonesia dari rakyat merupakan pengikraran akan kodrat Tentara
Nasional Indonesia sebagai tentara yang berasal dari rakyat, berjuang bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Inilah salah satu hakekat
penyelenggaraan fungsi teritorial yang dilaksanakan Tentara Nasional Indonesia untuk tetap memelihara kedekatan dengan rakyat dan
teritorialnya http: www.TNI.go.idarticles indo
5. Tinjauan Umum Mengenai Tentara Nasional Indonesia
Sesuai dengan Ketentuan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentara Nasional Indonesia adalah :
a. Tentara Rakyat, yaitu Tentara yang anggotanya berasal dari warga Negara
Indonesia b.
Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam
melaksanakan dan menyelesaiakan tugasnya. c.
Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi kepentingan negara diatas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan
agama. d.
Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin
kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum
nasional, dan hukum yang telah diratifikasi.
commit to user 20
Fungsi Tentara Nasional selaku alat pertahanan negara yaitu : a.
Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan
keselamatan bangsa. b.
Penindak terhadap setiap bentuk ancaman c.
Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.
Tugas Tentara Nasional Indonesia dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 yaitu:
a. Menegakkan kedaulatan Negara
b. Mempertahankan keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 c.
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara.
Dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentara Nasional Indonesia dibagi menjadi 3 angkatan yang masing-masing memiliki tugas
sebagai berikut: a.
Tugas angkatan darat: 1
Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra darat dibidang pertahanan
2 Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan
dan pengembangan kekuatan matra darat 3
Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain
4 Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat
b. Tugas Angkatan Laut:
1 Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra laut di bidang
pertahanan. 2
Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum
internasional yang telah diratifikasi.
commit to user 21
3 Melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung
kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan pemerintah. 4
Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut
5 Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut
c. Tugas Angkatan Udara:
1 Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra udara dibidang
pertahanan 2
Menegakkan hukum dan menjaga keamanan diwilayah udara yurisdiksi nasional sesuai ketentuan hukum nasional dan hukum internasional
yang telah diratifikasi. 3
Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia dalam pembangunan dan pengembangan wilayah pertahanan udara.
4 Kepolisian Negara Republik Indonesia
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 2 ditentukan bahwa kepolisian merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi
pemerintahan negara dalam bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan, pengayoman,dan pelayanan
masyarakat. a. Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia:
1 Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.
2 Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dijalan
3 Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat
terhadap hukum dan aturan perundang-undangan. 4 Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.
5 Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
commit to user 22
6 Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-
bentuk pengamanan swakarya. 7 Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang- undangan lainnya.
8 Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan
tugas kepolisian. 9 Melindungi keselamatan jiwa, raga, harta benda, masyarakat, dan
lingkungan hidup dari gangguan ketertiban danatau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia. 10 Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum
ditangani oleh instansi terkait. 11 Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian 12 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. b Wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia :
1 Menerima laporan danatau pengaduan 2 Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang
dapat menggangu ketertiban umum. 3 Mencegah dan menaggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.
4 Mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan negara.
5 Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian.
6 Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan.
7 Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian.
commit to user 23
8 Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang 9 Mencari keterangan dan barang bukti
10 Menyelenggarakan pusat informasi kriminal nasional 11 Mengeluarkan surat ijin danatau surat keterangan yang diperlukan
dalam rangka pelayanan masyarakat. 12 Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan
keputusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.
13 Menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.
6. Tinjauan Mengenai Dewan Pertahanan Nasional
Dewan Pertahanan merupakan lembaga khusus yang didirikan secara independen sebagai penasehat presiden dalam pembuatan kebijakan.
Kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan dalam menetapkan kebijakan umum pertahanan dan pengerahan segenap komponen pertahanan negara.
Dewan Pertahanan Negara dipimpin oleh Presiden dengan keanggotaan terdiri atas anggota tetap dan anggota tidak tetap dengan hak dan kewajiban yang
sama. Anggota tetap terdiri atas Wakil Presiden, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan Panglima http:www.dephan.go.id.
Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 15 ayat 1; Dewan Pertahanan Negara berfungsi sebagai penasehat
Presiden dalam meningkatkan kebijakan umum pertahanan dan pengerahan segenap komponen pertahanan negara.
Tugas Kementerian Pertahanan pasal 15 ayat 3 : a.
Menelaah, menilai, dan menyusun kebijakan terpadu pertahanan negara agar kementerian pemerintah, masyarakat beserta tentara dapat
melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan negara.
b. Menelaah, menilai dan menyusun kebijakan terpadu pengerahan
komponen pertahanan negara dalam rangka mobilisasi dan demobilisasi c.
Menelaah dan menilai resiko dan kebijakan yang ditetapkan.
commit to user 24
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Pasal 37 ayat 1 mengatur organ lembaga kepolisian yang disebut Komisi Kepolisian Nasional
yang bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas Komisi Kepolisian dalam Pasal 38 ayat 1 yaitu:
a. Membantu presiden dalam menetapkan arah kebijakan kepolisian
b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan
pemberhentian Kapolri. Wewenang Komisi Kepolisian dalam Pasal 38 ayat 2:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan pemberian sarana
dan prasarana POLRI b.
Memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden dalam upaya mewujudkan Polisi yang professional dan mandiri.
c. Menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja polisi dan
menyampaikan kepada Presiden.
7. Tinjauan Mengenai Kebijakan
Kajian ilmu kebijakan dan pengertian kebijakan: a.
Secara harfiah ilmu kebijakan adalah terjemaham langsung dari kata
policy science
, dikaitkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintah yang mempunyai wewenang kekuasaan untuk mengarahkan masyarakat dan
bertanggung jawab melayani kepentingan umum b.
Kebijakan dalam arti yang luas Sebagai usaha pengadaan informasi yang diperlukan untuk menunjang
proses pengambilan kebijakan . c.
Kebijakan menurut Thomas Dye Kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu. d.
Kebijakan menurut H.hugh Heglo Said Zainal, 2004:117. Kebijakan sebagai
a course of action intended to accomlist some end
atau sebagai tindakan yang dimaksud mencapai tujuan tertentu.
commit to user 25
Tahap-tahap pembuatan kebijakan menurut William Dun yaitu; a. Penyusunan agenda
Agenda setting adalah fase atau proses sangat strategis dalam realitas kebijakan publik.
b. Formulasi kebijakan Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas
oleh para pembuat kebijakan. c. Adopsi atau legitimasi kebijakan
Memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan d. Penilaian atau evaluasi kebijakan
Kegiatan menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak Said Zainal Abidin,2004:112
commit to user 26
B. Kerangka Pemikiran
Keutuhan dan kedaulatan suatu negara tidak lepas dari sistem pertahanan dan keamanan suatu negara tersebut. Dalam mempertahankan keutuhan dan
kedaulatan negara Indonesia, Indonesia memiliki institusi Kementerian Pertahanan dan keamanan meliputi Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Republik Indonesia sesuai dengan Pasal 30 UUD RI Tahun 1945. Dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya Kementerian Pertahanan tidak lepas dari
peraturan yang berlaku. Era globalisasi ini banyak peristiwa yang melemahkan keutuhan dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia, oleh karena itu perlu
kebijakan dari Kementerian Pertahanan untuk memperbaiki sistem pertahanan dari berbagai segi dengan amanah UUD RI Tahun 1945 khususnya Pasal 30
mengenai kewajiban mempertahankan keutuhan dan kedaulatan suatu bangsa. Pasal 30 UUD 1945
Departemen Pertahanan
TNI POLRI
Wewenang dan Fungsi
Kebijakan Departemen Pertahanan
Peningkatan Pertahanan TAP MPR No.VI2000
TAP MPR No.VII2000 UU No.32002
UU No.62004
commit to user 27
Dalam melaksanakan fungsi dan wewenangnya Kementerian Pertahanan mempunyai organisasi kesatuan Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari
Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara yang masing-masing memiliki tugas mempertahankan kutuhan dan kedaulatan wilayah Republik Indonesia.
commit to user
28
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kementerian Pertahanan Negara sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan