51
berlanjut. Adapun bentuk dari program-program pendayagunaan masyarakat sekitar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tetap memperkuat kehidupan masyarakat, baik sosial, budaya, ekonomi, dan infrastruktur masyarakat sekitar,
2. Perusahaan membangun infrastruktur yang juga menguntungkan bagi masyarakat sekitar secara proporsional seperti jalan umum, jembatan
penyeberangan, dan akses transportasi, 3. Perusahaan mendukung dan melakukan pembangunan infrastruktur desa di
luar area perusahaan, 4. Perusahaan juga ikut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendirikan
fasilitas kesehatan dan pendidikan yang terbuka secara luas untuk semua lapisan, dan
5. Perusahaan memprioritaskan masyarakat sekitar untuk diberdayakan di
perusahaan.
3.1.4 Kebijakan Mutu
Dalam hal kebijakan mutu, pihak perusahaan juga menerapkan kebijakan mutu yang relevan dengan tujuan dan harapan perusahaan. Adapun kebijakan mutu
yang diterapkan di perusahaan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
52
1. Berkomitmen menerapkan sistem manajemen sosial dan lingkungan melalui program perkebunan yang lestari secara berkelanjutan dan menjamin
keefektifannya, 2. Berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kerja pada
seluruh tingkat dan fungsi yang ada di dalam perusahaan, dan 3. Berkomitmen meningkatkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, patuh
pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku baik lokal, nasional maupun internasional.
3.2 Pembibitan
Dalam usaha menanam kelapa sawit, hal pertama yang harus dilakukan oleh pihak perkebunan yang bersangkutan adalah tentang pengadaan bibit. Kualitas bibit
sangat menentukan produksi dari tanaman kelapa sawit tersebut. Secara umum, pengembangan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara generatif, yaitu dengan
bijinya. Pada pembiakan secara kultur jaringan, pihak perusahaan harus menyediakan
bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh dalam bentuk bibit atu klon hasil pembiakan secara kultur jaringan tissue culture. Pengembangan kelapa sawit sistem
kultur jaringan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang berasal dari biji yang umumnya memiliki keragaman
dalam produksi, kualitas minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan terhadap
Universitas Sumatera Utara
53
hama – penyakit. Bibit kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan ini
disebut dengan klon kelapa sawit. Dalam pembuatan bibit klon dengan sistem kultur jaringan menggunakan
bahan pembiakan yang berasal dari tanaman hasil persilangan antara Deli Dura dan Pisifera, Perusahaan menggunakan Deli Dura dan Pisifera bertujuan untuk
menghasilkan produksinya yang tinggi, pertumbuhan vegetatif yang seragam, kualitas minyak yang baik, dan toleran terhadap hama dan penyakit.
Keuntungan pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem kultur jaringan berjalan dengan cepat, tidak terlalu tergantung pada musim dan dapat dilaksanakan
dengan sistem produksi bibit yang terkendali. 2. Pengendalian sistem produk bibit klon secara menyeluruh sehingga produk
bibit yang dihasilkan seragam. 3. Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi dan bank gen dapat
dilakukan secara efektif dan efisien. 4. Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa penyakit yang bersifat
genetis dapat dilakukan secara mudah, misalnya penyakit crown disease, genetic orange spotting, dsb.
5. Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon terpilih dari hasil pemuliaan langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.
Universitas Sumatera Utara
54
Menurut Sugito dalam bukunya ” Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan
Aspek Pemasaran ”, disebutkan ciri-ciri fisik tanaman yang berasal dari bibit liar
adalah: 1. Tanaman yang tumbuh abnormal semakin banyak dijumpai dan
abnormalitas sebagai bakat bawaan ada yang muncul pada usia yang lebih lama
2. Pertumbuhannya tidak seragam baik tinggi, besar batang, maupun lebar tajuk
3. Produksi per tanaman sangat bervariasi, bahkan sekitar 25 tidak berbuah, 50 berbuah tetapi rendemen minyak rendah, dan 25 kemungkinan
berbuah baik. Untuk menghindari penanaman benih atau bibit liar, sebaiknya dipilih bibit
kelapa sawit yang telah diuji dan benar-benar terbukti kualitasnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: KB.
320261Kpts51984, Pusat Penelitian Marihat, Balai Penelitian Perkebunan Medan, dan PT. Socfin Indonesia ditunjuk secara resmi sebagai sumber dan produsen benih
unggul kelapa sawit.
3.3 Penanaman
Dalam tahap penanaman bibit kelapa sawit lokasi tanah atau kebun yang akan ditanami bibit kelapa sawit yang luas dibedakan dalam 3 macam, yaitu: pembukaan
Universitas Sumatera Utara
55
lahan baru bekas hutan, pembukaan lahan baru bekas alang-alang, dan peremajaan kebun. Harapan Makmur sebelum masuknya PT Anugerah Langkat Makmur
merupakan hutan, sehinga lahan yang akan ditanami bibit kelapa sawit termasuk ke dalam kategori pembukaan lahan baru bekas hutan.
Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah legume cover crop LCC pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena
dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu
gulma. Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Selanjutnya Perusahaan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur membuat lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50×40
cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas 20 cm dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari
sisi lereng.
3.4 BiayaProduksi
Pengertian produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di
dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari proses produksi sangat
tergantung dari faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
56
Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur yang masuk ke dalamnya
29
. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk output dalam proses produksi disebut fungsi produksi.
Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan
teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi. Keadaan dan hasil produksi perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur
dapat dilihat ditabel berikut ini :
29
Hasil Wawancara, M. Antony, di Harapan Makmur, 22 Juli 2015
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel V : Hasil Keadaan Produksi TBS PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1982-1998
Tahun Luas Areal Ha
Jumlah TBS 1986
7.5 93.600
1987 82
1.279.200 1988
109 1.700.400
1989 156
2.545.920 1990
194 3.166.080
1991 258
4.210.560 1992
373 7.304.832
1993 773
16.399.968 1994
887 17.371.008
1995 990
21.003.840 1996
1162 26.549.376
1997 1287
37.806.912 1998
1500 61.200.000
Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998
Biaya produksi yang terdapat pada perkebunan PT.Anugerah Langkat Makmur dimulai dengan biaya produksi langsung, dan tenaga kerja langsung, serta
biaya untuk masing-masing produk yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
58
1. Biaya Produksi Langsung Yaitu merupakan bahan bagian yang tak terpisahkan di produk jadi dan dapat
ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Pertimbangan utama dalam menggolongkan sesuatu bahan kedalam bahan langsung adalah mudahnya bahan
tersebut dapat ditelusuri sampai barang jadi. Adapun penyusunan biaya produksi langsung PT. Anugerah Langkat Makmur
berdasarkan pemeliharaan tanaman, pupuk, panen, dan pengumpulan, pengangkutan ke pabrik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel VI : PT. Anugerah Langkat Makmur Biaya Produksi Langsung PeriodeTahun 1998
Keterangan Rp
Pemeliharaan Tanaman 1.846.478.758
Pupuk 1.013.813.149
Panen dan Pengumpulan 2.356.694.385
Pengangkutan ke Pabrik 1.260.585.926
Jumlah 6.477.572.218
Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998
3.5 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah
Universitas Sumatera Utara
59
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis
besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut
telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun
– 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga
kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja
30
. Jenis-jenis tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1 Berdasarkan Penduduknya a Tenaga kerja, yaitu seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja
dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang- Undang Tenaga Kerja, mereka yang dapat dikelompokkan menjadi tenaga
kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun. b Bukan tenaga kerja, yaitu mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau
bekerja meskipun ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka
30
http:id.wikipedia.orgwikiTenaga_kerja, diakses tanggal 6 Desember 2014.
Universitas Sumatera Utara
60
yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia lanjut usia dan anak-anak.
2 Berdasarkan batas kerja a Angkatan kerja, yaitu mereka dengan usia produktif antara 15-64 tahun, yang
sudah memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
b Bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang berusia 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya.
Contoh dari bukan angkatan kerja adalah: anak sekolah, ibu rumah tangga, dan pengangguran sukarela.
3 Berdasarkan kualitasnya a Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau
kemahiran dalam bidang tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal.
b Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu dengan pengalaman kerja yang diperoleh
secara berulang-ulang. c Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu mereka yang bekerja
dengan mengandalkan tenaga saja, seperti buruh kasar. Peranan perkebunan dalam perkembangan sejarah Indonesia sendiri memiliki
peranan yang cukup penting. Keberadaan suatu perkebunan baik itu dalam skala kecil
Universitas Sumatera Utara
61
maupun skala besar seperti sebuah perusahaan tentu saja mampu menyerap tenaga kerja sehingga mampu menekan angka pengangguran penduduk itu sendiri
31
. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan sebuah wilayah tidak terlepas dari
sumber penghasilan yang terdapat di wilayah tersebut. Seperti halnya di Harapan Makmur, pendirian perusahaan perkebunan kelapa sawit semula bertujuan untuk
membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada penduduk serta memberikan ruang kepada para petani transmigran dari Pulau Jawa untuk mengolah lahan kosong
yang diupayakan ooleh pihak perusahaan sebagai wujud dalam menekan angka pengangguran tersebut.
Secara historis, pada tahun 1984 tenaga kerja yang pertama sekali didatangkan langsung oleh PT Anugerah Langkat Makmur berasal dari warga dari sekitar
lingkungan perusahaan dan juga ada didatangkan dari Pulau Jawa. Para tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit milik PT Anugerah Langkat
Makmur terdaftar dalam program transmigrasi yang pada saat itu merupakan program pemerintahan masa orde baru. Dalam perkembangannya, PT Anugerah Langkat
Makmur mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang luas untuk menunjang kegiatan produksi sebagai sebuah perusahaan padat karya. Tenaga kerja yang dipekerjakan di
PT Anugerah Langkat Makmur sangat beraneka ragam mengingat skala produksi serta pengelolaan manajemen perushaan yang cukup luas. Hampir sebagian besar
31
Jefersen, Philip T.B, Pengaruh PT Riau Sakti United Plantations Terhadap Perkembangan Wilayah Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir-Riau 1985-2001, Skripsi Sarjana, Medan: belum
diterbitkan. Hal: 61
Universitas Sumatera Utara
62
penduduk di Harapan Makmur merupakan tenaga kerja yang bekerja di bawah naungan PT Anugerah Langkat Makmur.
Biaya tenaga kerja yang diberikan pada karyawan dan pengurus perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel VII : Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur biaya tenaga kerja dalam rupiah periode tahun 1982-1998.
Tahun Upah Tetap
Upah Harian Jumlah
1982 195.400
750 196.150
1983 216.200
900 217.100
1984 234.900
1000 235.900
1985 265.600
1500 267.100
1986 312.300
2000 314.300
1987 384.700
3000 387.700
1988 412.200
4500 416.700
1989 445.800
5700 451.500
1990 478.100
6300 484.400
1991 491.500
6800 498.300
1992 513.500
7300 520.800
1993 536.400
7800 544.200
1994 640.800
8500 649.300
1995 753.500
9000 762.500
1996 810.900
9700 820.600
1997 891.000
10800 901.800
1998 950.300
12000 962.300
Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998
Universitas Sumatera Utara
63 Biaya tenaga kerja pada perkebunan PT. Anugerah Langkat Makrnur di mana
upah tetap dan upah harian dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1998 meningkat disebabkan hasil penjualan TBS meningkat.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB IV PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. ANUGERAH
LANGKAT MAKMUR BAGI MASYARAKAT DI DESA HARAPAN MAKMUR TAHUN 1992-1998
4.1 Bidang Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
merupakan sebuah
indikator untuk
tingkat kesejahteraan ekonomi suatu bangsa pada suatu negara atau masyarakat suatu daerah.
Selain itu, pemerataan pendapatan, tingkat kemiskinan, pendapatan per kapita, angka pengangguran, sampai tingkat mortalitas bayi juga merupakan indikator untuk tingkat
kesejahteraan sebuah daerah. Semakin baik tingkat perekonomian sebuah daerah maka semakin sejahtera rakyatnya dan semakin maju pula daerah itu.
32
PT Anugerah Langkat Makmur yang berdiri di Desa Harapan Makmur sejak tahun 1982 telah memberikan perubahan yang sangat besar dalam kaitannya dengan
pembangunan serta perkembangan wilayah di Harapan Makmur khususnya dalam bidang ekonomi masyarakat. Keberadaan perusahaan perkebunan ini saat ini menjadi
tulang punggung perekonomian sebagian besar penduduk yang berdomisili di Harapan Makmur.
32
Purba, Elisa. 2012, Kelapa Sawit Rakyat: Hubungannya Dengan Perkembangan Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir Tahun 1981-2000, skripsi sarjana, Medan:
belum diterbitkan. hal: 67.
Universitas Sumatera Utara