Sejarah Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur Di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat (1982-1998)

(1)

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Malisik

Umur : 65 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD

Pekerjaan : Karyawan

Alamat : Dusun Titi Panjang, Desa Sekoci

2. Nama : M.yusuf

Umur : 63 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SD

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Dusun Titi Panjang, Desa Sekoci

3. Nama : Wahono

Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Kepala Desa Alamat : Harapan Makmur

4. Nama : Hanum

Umur : 51 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA


(2)

Pekerjaan : Kepala Tata Usaha PT. Anugerah Langkat Makmur Alamat : Harapan Makmur

5. Nama : Gultom

Umur : 68 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Kepala KUD BAJA Alamat : Harapan Makmur

6. Nama : Jangi

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Karyawan Swasta Alamat : Sekoci

7. Nama : M. Antoni

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Manager PT. Anugerah Langkat Makmur Alamat : Harapan Makmur


(3)

LAMPlRAN

Gambar Awal Penanaman Bibit Sawit Di Desa Harapan Makmur


(4)

Gambar komplek perumahan yang ada di Desa Harapan Makmur tahun 1988

Sumber: Koleksi Kantor Anugerah Langkat Makmur, Tahun 2015


(5)

(6)

Sumber: Koleksi Pribadi, Tahun 2015


(7)

Sumber: Koleksi Pribadi, Tahun 2015

Gambar Kantor KUD di Desa Harapan Makmur

Sumber: Koleksi Pribadi, Tahun 2015


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Sumber: Koleksi Pribadi, Tahun 2015


(13)

(14)

(15)

Sumber: Koleksi Pribadi, Tahun 2015


(16)

(17)

mW'I tll.'''·"i W!i..

0

PES/N SMK·

3

1 BerdoScbelum McmullPckcrJ n

2 Pergun kan A/10 tAIt Peltndunglltrll

l. Jagatah Kebersthan Lingkungan KcrJ

4 Scmua Karyawan Dtharap Peduh Ter adap Keselamatan Ker1a


(18)

(19)

(20)

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rofiq, Perkebunan: dari Nes ke PIR, Jakarta: Puspa Swara, 1998.

Ahmad Sahur, dkk, Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial, Jakarta: PT Pustaka Grafika Kita, 1988

Basyar, A. Hakim, Perkebunan Besar: Kelapa Sawit, Jakarta: E-law dan Cepas, 1991.

Daldjoeni, Geografi Kota Dan Desa, Bandung: Alumni, 1987. Damsar, Pengantar Sosiologi Ekonomi, Jakarta: Kencana, 2009.

Fauzi, yan, dkk., Kelapa Sawit : Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis

Usahadan Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.

Gottschalk Louis, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985.

Hadi, Muh Mustafa, Teknik Berkebun Kelapa Sawit, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2004.

Haris, Abdul & Nyoman Andika (ed), Dinamika Kependudukan dan pembangunan di

Indonesia: dari perspektif makro ke realitas mikro, Yogyakarta: LESFI, 2002.

Jefersen, Philip T.B, Pengaruh PT Riau Sakti United Plantations Terhadap Perkembangan

Wilayah Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir-Riau (1985-2001), Skripsi Sarjana,

Medan: belum diterbitkan.

Kartodirjo, Sartono dan Suryo, Djoko, Sejarah Perkebunan di Indonesia, Kajian

sosial Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1991.


(22)

Lubis, Adlin, Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacoq) di Indonesia, Medan: PPKS, 2008

Mangoensoekarjo, Soepadiyo dan Haryono Semangun (ed), Manajemen Agrobisnis

Kelapa Sawit, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003.

Naibaho, Ponten M., Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 1998.

Nurhabsyah, Pengantar Ilmu Sejarah, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009. Pahan, Iyung, Panduan Kelapa Sawit Mananjemen dari Hulu Hingga Hilir, Jakarta:

Penebar Swadaya, 1998.

Pelzer, Karl J, Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria

di Sumatera Timur 1863-1947, Jakarta: Sinar Harapan, 1985.

Purba, Elisa. 2012, Kelapa Sawit Rakyat: Hubungannya Dengan Perkembangan

Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir Tahun 1981-2000,

skripsi sarjana, Medan.

Raharjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1999.

Rajekshah, Musa, “Tinjauan Yuridis Terhadap Prinsip Kemitraan Dalam

pengelolaan Hak Atas Tanah Usaha Perkebunan Berdasarkan Program

Revitalisasi Perkebunan”, Tesis S-2, Medan: Universitas Sumatera Utara,

2009.

S.Mulyadi, Ekonomi sumber daya Manusia: dalam perspektif pembangunan, Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2006.


(23)

Sahar, Asmarlaili, Peningkatan Pertumbuhan Kelapa Sawit di Tanah Gambut melalui

Pemberian Pupuk Hayati dan Amandemen, Medan: Universitas Sumatera

Utara, 2009.

Sotrisno, Loekman dan Retno Wirahyu, Kelapa Sawit: Kajian Sosial Ekonomi, Yogyakarta:Aditya Media, 1991.

Sugito, Kelapa Sawit: Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 1997.

Tarigan, Balaman & Tungkot Sipayung, Kontribusi Perkebunan Kelapa Sawit dalam

Perekonomian dan Lingkungan Hidup Sumatera Utara, Bogor: PT Penerbit IPB Press,

2011.

Tim Penulis PS, Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek

Pemasaran, Jakarta: Penebar Swadaya, 1997.

Yasin A.Z, Fachri (ed), Agribisnis Riau: Pembangunan Perkebunan Berbasis


(24)

BAB III

ORGANISASI DAN PERKEMBANGAN PERKEBUNAN

PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi bisa didefinisikan merupakan salah satu mekanisme- mekanisme secara formal tentang pengolahan dari pengertian organisasi itu sendiri. Struktur organisasi mencakup unsur-unsur seperti spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Pada sebuah perusahaan, pembuatan struktur organisasi perusahaan bukan hanya sekedar menggambarkan deskripsi terhadap wewenang dan tugas karyawan dalam sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi, anggota dalam organisasi tersebut wajib bertanggung jawab terhadap apa yang harus dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi memberikan gambaran secara jelas mengenai pertanggungjawaban kepada pimpinan atau atasan yang telah memberikan kewenangan, karena selanjutnya pelaksanaan kewenangan tersebut harus dipertanggungjawabkan. Kedudukan setiap orang dalam perusahaan, terlihat pada struktur organisasi yang sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi, karena adanya keterkaitan penyelesaian pekerjaan terhadap suatu fungsi yang dipercayakan pada seseorang.


(25)

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan- kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.


(26)

Bagan Struktur Kepimpinan yang ada di PT Anugerah Langkat Makmur. Direktur Utama Direktur Kepala Bagian Sekertaris Perusahaan

Manager DirekturProduksi Direktur

Keuangan Direktur SDM dan UMUM Supervisior Assisten Manager Personali

a Bagian Kepala

Tanaman Kepala Bagian Pengolah aan Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Akuntans i KepalaBa gian Pemasara n Kepala Bagian Umum Kepala Bagian SDM Kepala Bagian Hukum Dan Pertahanan

Mandor Krani

Struktur organisasi yang digunakan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional berdasarkan fungsi yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-unit organisasi yang di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung. Pimpinan tertinggi di perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur dipegang oleh Direktur Utama.


(27)

Ada pun bentuk kepemimpinan PT Anugerah Langkat Makmur Sebgai Berikut:

Direktur Utama : Musa Rajekshah

Direktur : Musa Idishah

• Direktur Produksi : Siswanto Nugrho

• Direktur Keuangan : Sinta Fahriza

• Direktur SDM dan UMUM : Gilang Sulistio

• Kepala Bagian Sekertaris Perusahaan : Hudi Utoyo

• Manager : M. Antoni

• Supervisior : Susi Anggraini

3.1.1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur utama adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa. Adapun Tugas Direktur Utama ialah :

a. Melaksanakan proses manajemen transformasi dalam rangka terwujudnya tata nilai dan pertumbuhan yang berkelanjutan.


(28)

b. Membangun Perusahaan yang berbasis pengetahuan.

c. Mensukseskan pembangunan sarana dan prasarana Teknologi Informasi secara efektif pada tahun 2005.

d. Mensukseskan pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:1996 serta Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).

e. Melaksanakan seluruh peraturan yang berlaku terhadap operasional perusahaan dalam rangka memenuhi kepatutan (etika bisnis dan kerja).

f. Mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

2. Direktur

salah seorang anggota direksi, yaitu orang yang ditunjuk dan dipilih sesuai dengan anggaran dasar atau ketentuan yang berlaku untuk memimpin dan mengendalikan perusahaan. Adapun tugas direktur adalah

a. Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan. c. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.

d. Memelihara dan mengawasi kekayaan peseroaan terbatas.

e. Bertanggung jawab dalam memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efesien.


(29)

f. Mewakili perusahaan, mengadakan perjanjian-perjanjian, merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas personalia yang bekerja pada perusahaan.

g. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum pabrik sesuai dengan kebijakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

h. Menetapkan besarnya deviden perusahaan.

3. Direktur Produksi

Adapun tugas direktur produksi adalah :

a. Menetapkan upaya strategik dan kebijakan Bidang Produksi serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis Bidang produksi untuk mewujudkan Best Practices.

c. Mengendalikan biaya produksi serta investasi sarana/prasarana produksi pada tingkat yang efektif dan efisien.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan inovasi di Bidang Produksi.

e. Menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang produksi.

f. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan SistemManajemen Mutu ISO 9001 : 2000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 1996.


(30)

g. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistem Penilaian Karya bagi SDM Bidang produksi.

h. Melaksanakan seluruh program Strategic Initiative Total Quality Management (TQM), Quest for Innovation (QFI).

4. Direktur Keuangan

a. Menetapkan upaya strategik dan kebijakan Bidang Keuangan/Akuntansi serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis (work system) Bidang Keuangan/Akuntansi untuk mewujudkan The Best Total Cost.

c. Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan. d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Assets Management secara

berkesinambungan untuk menghindari erosi kapital.

e. Mengendalikan dan mengevaluasi biaya produksi melalui pemanfaatan Activity Based Costing (ABC) dengan sasaran harga pokok FOB ≤ 78% dari nilai penjualan pada tahun 2006.

f. Memelihara Cash Reserve requirement sebesar 2 (dua) bulan kebutuhan dana operasional.

g. Menyediakan sumber dana bagi pengembangan perusahaan dan kebun masyarakat disekitar Unit Kerja.

h. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Sistim Penilaian Karya bagi SDM Keuangan/Akuntansi.


(31)

i. Melaksanakan seluruh program Strategic Initiative Digital Business Design (DBD) dan Operational Excellence (OPEX).

5. Direktur SDM dan Umum

a. Menetapkan upaya strategik dan kewajiban Bidang SDM & Umum serta mengevaluasi pelaksanaannya.

b. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis Bidang SDM (HR System) untuk meningkatkan kompetensi,kepuasan dan kinerja karyawan.

c. Mengevaluasi dan menyempurnakan proses bisnis (work system) Bidang Umum untuk mewujudkan keamanan lingkungan kerja dan pemenuhan aspek legalitas.

d. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan Perencanaan Kebutuhan SDM yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan (HR Strategic Planning). e. Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan yang didasarkan atas hasil

mapping personil dan kompetensi profil jabatan serta mengevaluasi pelaksanaannya.

f. Mengembangkan dan mengevaluasi pelaksanaan program peningkatan kualitas hidup (Quality of Life) karyawan.

g. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan pembangunan dan pembinaan masyarakat lingkungan sekitar Unit Kerja melalui program PKBL. h. Mengimplementasikan dan mereview pelaksanaan pelayanan kesehatan serta


(32)

i. Mengendalikan biaya pembinaan SDM dan Umum secara efektif dan efisien. j. Mengimplementasikan dan me-review pelaksanaan Sistem Penilaian Karya

bagi SDM/Umum.

6. Kepala Bagian Sekretaris

Membantu Direksi sebagai pejabat penghubung (Liaison Officer) dalam komunikasi dengan Stake Holder, penyusunan laporan manajemen serta kegiatan yang berhubungan dengan kesekretariatan, pengelolaan kehumasan (Relation Officer), Sistem Manajemen Informasi Perusahaan dan penerapan Manajemen Risiko. Tugasnya antara lain :

a. Membangun jaringan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak Stakeholder.

b. Mengupayakan kelancaran pelaksanaan agenda Direksi.

c. Mengkomunikasikan kebijakan perusahaan dan atau pemerintah kepada pihak internal dan eksternal

d. Melaksanakan kegiatan kesekretariatan perusahaan.

e. Melaksanakan kegiatan identifikasi risiko, pengukuran risiko dan perumusan risk profile serta pemantauan dan pengendalian risiko

f. Mengelola dan mengembangkan sistem informasi perusahaan. g. Menyiapkan laporan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.


(33)

h. Melakukan pembinaan kepada pegawai sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku

i. Merumuskan Sasaran Mutu dan Prosedur Mutu Unit Kerja yang merupakan penjabaran dari Kebijakan Mutu, dan Sasaran Mutu Perusahaan yang telah ditetapkan.

j. Menyiapkan laporan kegiatan Sekretariat Perusahaan secara benar dan tepat waktu.

7. Manager

Manager adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Tugas-tugas manager :

a. Siklus pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan.

b. Manager harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.

c. Harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab. d. Harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. e. Manager harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan


(34)

f. Manager harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar

3.1.2 Kebijakan Sosial Lingkungan

Dalam hal kebijakan sosial lingkungan pengusahaan tanaman dikerjakan dengan cara monokultur dan tumpang sari serta diolah secara terpadu. Pihak perusahaan berkomitmen melaksanaan perkebunan yang berkelanjutan melalui program-program yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan dengan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. Adapun program-program yang mendukung kelestarian lingkungan tersebut meliputi:

1. Penyiapan lahan dengan metode pembakaran tidak dibenarkan di perusahaan, 2. Lokasi lahan produksi sesuai dengan prinsip ijin yang berlaku,

3. Perusahaan menyiapkan lahan konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup,

4. Perusahaan berkomitmen untuk tidak mengelola segala jenis satwa liar, termasuk di dalamnya perburuan satwa liar, penangkaran, pengembangbiakan, dan perdagangan satwa liar di dalam lokasi perusahaan,

5. Perusahaan berkomitmen untuk mencari alternatif yang lebih baik secara berkelanjutan termasuk dalam penggunaan bahan agrokimia berbahaya yang dilarang oleh undang-undang atau Jaringan Pertanian Lestari,

6. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga kelestarian ekosistem baik ekosistem darat maupun ekosistem perairan,


(35)

7. Perusahaan berkomitmen untuk menjaga sungai alam, merawat serta mencegah dari bahaya erosi dengan melakukan pemeliharaan ekosistem air secara berkala dan berkelanjutan, dan

8. Perusahaan berkomitmen untuk melakukan peningkatan perhatian terhadap kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Paling utama sistem perlu penerapan sistem manajemen lingkungan agar tercapainya usaha yang bertujuan untuk menangani masalah lingkungan. Manajemen lingkungan tidak hanya memberikan penangan saja, mampu mengantisipasi dan memperbaiki kondisi lingkungan. Sehingga kinerja lingkungan sosial dapat dikembangkan secara terus-menerus sesuai dengan komitmen kebijakan perusahaan PT anugerah Langkat Makmur. Bahwa telah disepakati dalam penetapan komitmendan kebijakan lingkungan sosial lingkungan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu identifikasi dan prediksi aspek lingkungan, terutama yang berkaitan dengan kegiatan perkebunan yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang ada di wilayah perkebunan PT Anugerah langkat Makmur.

3.1.3 Pemberdayaaan Masyarakat Setempat

Sebagai bagian dari lingkungan sekitar, dalam melaksanakan kegiatan usahanya PT Anugerah Langkat Makmur tidak melupakan masyarakat sekitar yang tinggal di lingkungan usaha perkebunan yang mereka kelola. Program-program yang tepat tujuan untuk memberdayakan masyarakat sudah dibentuk dan akan terus


(36)

berlanjut. Adapun bentuk dari program-program pendayagunaan masyarakat sekitar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tetap memperkuat kehidupan masyarakat, baik sosial, budaya, ekonomi, dan infrastruktur masyarakat sekitar,

2. Perusahaan membangun infrastruktur yang juga menguntungkan bagi masyarakat sekitar secara proporsional seperti jalan umum, jembatan penyeberangan, dan akses transportasi,

3. Perusahaan mendukung dan melakukan pembangunan infrastruktur desa di luar area perusahaan,

4. Perusahaan juga ikut memberdayakan masyarakat sekitar dengan mendirikan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang terbuka secara luas untuk semua lapisan, dan

5. Perusahaan memprioritaskan masyarakat sekitar untuk diberdayakan di perusahaan.

3.1.4 Kebijakan Mutu

Dalam hal kebijakan mutu, pihak perusahaan juga menerapkan kebijakan mutu yang relevan dengan tujuan dan harapan perusahaan. Adapun kebijakan mutu yang diterapkan di perusahaan adalah sebagai berikut:


(37)

1. Berkomitmen menerapkan sistem manajemen sosial dan lingkungan melalui program perkebunan yang lestari secara berkelanjutan dan menjamin keefektifannya,

2. Berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas kerja pada seluruh tingkat dan fungsi yang ada di dalam perusahaan, dan

3. Berkomitmen meningkatkan aspek kesehatan dan keselamatan kerja, patuh pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku baik lokal, nasional maupun internasional.

3.2 Pembibitan

Dalam usaha menanam kelapa sawit, hal pertama yang harus dilakukan oleh pihak perkebunan yang bersangkutan adalah tentang pengadaan bibit. Kualitas bibit sangat menentukan produksi dari tanaman kelapa sawit tersebut. Secara umum, pengembangan tanaman kelapa sawit dilakukan dengan cara generatif, yaitu dengan bijinya.

Pada pembiakan secara kultur jaringan, pihak perusahaan harus menyediakan bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh dalam bentuk bibit atu klon hasil pembiakan secara kultur jaringan (tissue culture). Pengembangan kelapa sawit sistem kultur jaringan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang berasal dari biji yang umumnya memiliki keragaman dalam produksi, kualitas minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan terhadap


(38)

hama – penyakit. Bibit kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan ini disebut dengan klon kelapa sawit.

Dalam pembuatan bibit klon dengan sistem kultur jaringan menggunakan bahan pembiakan yang berasal dari tanaman hasil persilangan antara Deli Dura dan Pisifera, Perusahaan menggunakan Deli Dura dan Pisifera bertujuan untuk menghasilkan produksinya yang tinggi, pertumbuhan vegetatif yang seragam, kualitas minyak yang baik, dan toleran terhadap hama dan penyakit.

Keuntungan pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem kultur jaringan berjalan dengan cepat, tidak terlalu tergantung pada musim dan dapat dilaksanakan dengan sistem produksi bibit yang terkendali.

2. Pengendalian sistem produk (bibit klon) secara menyeluruh sehingga produk (bibit) yang dihasilkan seragam.

3. Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi dan bank gen dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

4. Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa penyakit yang bersifat genetis dapat dilakukan secara mudah, misalnya penyakit crown disease, genetic orange spotting, dsb.

5. Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon terpilih dari hasil pemuliaan langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.


(39)

Menurut Sugito dalam bukunya” Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan

Aspek Pemasaran”, disebutkan ciri-ciri fisik tanaman yang berasal dari bibit liar

adalah:

1. Tanaman yang tumbuh abnormal semakin banyak dijumpai dan abnormalitas sebagai bakat bawaan ada yang muncul pada usia yang lebih lama

2. Pertumbuhannya tidak seragam baik tinggi, besar batang, maupun lebar tajuk

3. Produksi per tanaman sangat bervariasi, bahkan sekitar 25% tidak berbuah, 50% berbuah tetapi rendemen minyak rendah, dan 25% kemungkinan berbuah baik.

Untuk menghindari penanaman benih atau bibit liar, sebaiknya dipilih bibit kelapa sawit yang telah diuji dan benar-benar terbukti kualitasnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: KB. 320/261/Kpts/5/1984, Pusat Penelitian Marihat, Balai Penelitian Perkebunan Medan, dan PT. Socfin Indonesia ditunjuk secara resmi sebagai sumber dan produsen benih unggul kelapa sawit.

3.3 Penanaman

Dalam tahap penanaman bibit kelapa sawit lokasi tanah atau kebun yang akan ditanami bibit kelapa sawit yang luas dibedakan dalam 3 macam, yaitu: pembukaan


(40)

lahan baru bekas hutan, pembukaan lahan baru bekas alang-alang, dan peremajaan kebun. Harapan Makmur sebelum masuknya PT Anugerah Langkat Makmur merupakan hutan, sehinga lahan yang akan ditanami bibit kelapa sawit termasuk ke dalam kategori pembukaan lahan baru bekas hutan.

Pola tanam dapat monokultur ataupun tumpangsari. Tanaman penutup tanah (legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.

Selanjutnya Perusahaan perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur membuat lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum tanam dengan ukuran 50×40 cm sedalam 40 cm. Sisa galian tanah atas (20 cm) dipisahkan dari tanah bawah. Jarak 9x9x9 m. Areal berbukit, dibuat teras melingkari bukit dan lubang berjarak 1,5 m dari sisi lereng.

3.4 BiayaProduksi

Pengertian produksi adalah setiap usaha manusia untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau benda untuk memenuhi kebutuhan manusia. Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input dalam proses produksi tersebut.


(41)

Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur yang masuk ke dalamnya29. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dalam proses produksi disebut fungsi produksi.

Fungsi produksi dapat mencerminkan keadaan teknologi penggunanya, baik itu perusahaan, industri, maupun perekonomian secara umum. Perubahan penggunaan teknologi akan mengubah bentuk fungsi produksi.

Keadaan dan hasil produksi perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur dapat dilihat ditabel berikut ini :

29


(42)

Tabel V : Hasil Keadaan Produksi TBS PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1982-1998

Tahun Luas Areal (Ha) Jumlah TBS

1986 7.5 93.600

1987 82 1.279.200

1988 109 1.700.400

1989 156 2.545.920

1990 194 3.166.080

1991 258 4.210.560

1992 373 7.304.832

1993 773 16.399.968

1994 887 17.371.008

1995 990 21.003.840

1996 1162 26.549.376

1997 1287 37.806.912

1998 1500 61.200.000

Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998

Biaya produksi yang terdapat pada perkebunan PT.Anugerah Langkat Makmur dimulai dengan biaya produksi langsung, dan tenaga kerja langsung, serta biaya untuk masing-masing produk yang dihasilkan.


(43)

1. Biaya Produksi Langsung

Yaitu merupakan bahan bagian yang tak terpisahkan di produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut. Pertimbangan utama dalam menggolongkan sesuatu bahan kedalam bahan langsung adalah mudahnya bahan tersebut dapat ditelusuri sampai barang jadi.

Adapun penyusunan biaya produksi langsung PT. Anugerah Langkat Makmur berdasarkan pemeliharaan tanaman, pupuk, panen, dan pengumpulan, pengangkutan ke pabrik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel VI : PT. Anugerah Langkat Makmur Biaya Produksi Langsung PeriodeTahun 1998

Keterangan

(Rp)

Pemeliharaan Tanaman 1.846.478.758

Pupuk 1.013.813.149

Panen dan Pengumpulan 2.356.694.385 Pengangkutan ke Pabrik 1.260.585.926

Jumlah 6.477.572.218

Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998

3.5 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah


(44)

setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja30.

Jenis-jenis tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:

1) Berdasarkan Penduduknya

a) Tenaga kerja, yaitu seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang- Undang Tenaga Kerja, mereka yang dapat dikelompokkan menjadi tenaga kerja adalah mereka yang berusia 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

b) Bukan tenaga kerja, yaitu mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja meskipun ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka


(45)

yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak. 2) Berdasarkan batas kerja

a) Angkatan kerja, yaitu mereka dengan usia produktif antara 15-64 tahun, yang sudah memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.

b) Bukan angkatan kerja, yaitu mereka yang berusia 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya. Contoh dari bukan angkatan kerja adalah: anak sekolah, ibu rumah tangga, dan pengangguran sukarela.

3) Berdasarkan kualitasnya

a) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal.

b) Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidang tertentu dengan pengalaman kerja yang diperoleh secara berulang-ulang.

c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu mereka yang bekerja dengan mengandalkan tenaga saja, seperti buruh kasar.

Peranan perkebunan dalam perkembangan sejarah Indonesia sendiri memiliki peranan yang cukup penting. Keberadaan suatu perkebunan baik itu dalam skala kecil


(46)

maupun skala besar seperti sebuah perusahaan tentu saja mampu menyerap tenaga kerja sehingga mampu menekan angka pengangguran penduduk itu sendiri31. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat perkembangan sebuah wilayah tidak terlepas dari sumber penghasilan yang terdapat di wilayah tersebut. Seperti halnya di Harapan Makmur, pendirian perusahaan perkebunan kelapa sawit semula bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada penduduk serta memberikan ruang kepada para petani transmigran dari Pulau Jawa untuk mengolah lahan kosong yang diupayakan ooleh pihak perusahaan sebagai wujud dalam menekan angka pengangguran tersebut.

Secara historis, pada tahun 1984 tenaga kerja yang pertama sekali didatangkan langsung oleh PT Anugerah Langkat Makmur berasal dari warga dari sekitar lingkungan perusahaan dan juga ada didatangkan dari Pulau Jawa. Para tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit milik PT Anugerah Langkat Makmur terdaftar dalam program transmigrasi yang pada saat itu merupakan program pemerintahan masa orde baru. Dalam perkembangannya, PT Anugerah Langkat Makmur mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang luas untuk menunjang kegiatan produksi sebagai sebuah perusahaan padat karya. Tenaga kerja yang dipekerjakan di PT Anugerah Langkat Makmur sangat beraneka ragam mengingat skala produksi serta pengelolaan manajemen perushaan yang cukup luas. Hampir sebagian besar

31 Jefersen, Philip T.B, Pengaruh PT Riau Sakti United Plantations Terhadap Perkembangan

Wilayah Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir-Riau (1985-2001), Skripsi Sarjana, Medan: belum diterbitkan. Hal: 61


(47)

penduduk di Harapan Makmur merupakan tenaga kerja yang bekerja di bawah naungan PT Anugerah Langkat Makmur.

Biaya tenaga kerja yang diberikan pada karyawan dan pengurus perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel VII : Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur biaya tenaga kerja (dalam rupiah) periode tahun 1982-1998.

Tahun Upah Tetap Upah Harian Jumlah

1982 195.400 750 196.150

1983 216.200 900 217.100

1984 234.900 1000 235.900

1985 265.600 1500 267.100

1986 312.300 2000 314.300

1987 384.700 3000 387.700

1988 412.200 4500 416.700

1989 445.800 5700 451.500

1990 478.100 6300 484.400

1991 491.500 6800 498.300

1992 513.500 7300 520.800

1993 536.400 7800 544.200

1994 640.800 8500 649.300

1995 753.500 9000 762.500

1996 810.900 9700 820.600

1997 891.000 10800 901.800

1998 950.300 12000 962.300

Sumber : Data di olah dari laporan keuangan PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1998


(48)

Biaya tenaga kerja pada perkebunan PT. Anugerah Langkat Makrnur di mana upah tetap dan upah harian dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1998 meningkat disebabkan hasil penjualan TBS meningkat.


(49)

BAB IV

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR BAGI MASYARAKAT DI DESA HARAPAN

MAKMUR TAHUN 1992-1998

4.1 Bidang Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah indikator untuk tingkat kesejahteraan ekonomi suatu bangsa pada suatu negara atau masyarakat suatu daerah. Selain itu, pemerataan pendapatan, tingkat kemiskinan, pendapatan per kapita, angka pengangguran, sampai tingkat mortalitas bayi juga merupakan indikator untuk tingkat kesejahteraan sebuah daerah. Semakin baik tingkat perekonomian sebuah daerah maka semakin sejahtera rakyatnya dan semakin maju pula daerah itu.32

PT Anugerah Langkat Makmur yang berdiri di Desa Harapan Makmur sejak tahun 1982 telah memberikan perubahan yang sangat besar dalam kaitannya dengan pembangunan serta perkembangan wilayah di Harapan Makmur khususnya dalam bidang ekonomi masyarakat. Keberadaan perusahaan perkebunan ini saat ini menjadi tulang punggung perekonomian sebagian besar penduduk yang berdomisili di Harapan Makmur.

32 Purba, Elisa. 2012, Kelapa Sawit Rakyat: Hubungannya Dengan Perkembangan

Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir Tahun 1981-2000, skripsi sarjana, Medan: belum diterbitkan. hal: 67.


(50)

Pada awal sebelum masuknya perkebunan kelapa sawit, Harapan Makmur dapat dikatakan sebagai sebuah daerah yang tertinggal dari segi perekonomian dibandingkan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Tidak ada pembangunan, infrastruktur yang minim, serta lapangan pekerjaan yang jarang. Seiring dengan perkembangan perkebunan kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur di Harapan Makmur, perkembangan infrastruktur pun semakin membaik. Dengan perkembangan infrastruktur yang semakin baik tentu diikuti dengan perkembangan ekonomi yang semakin membaik pula.

4.1.1 Pembagian Lahan Untuk Penduduk

Pembagian lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa tersebut. Pembagian lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:

1. kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah

2. kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya 3. kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan

4. kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk lainnya.

Di sini PT. Anugerah Langkat Makmur juga membagikan lahan untuk penduduk-penduduk yang ada didaerah Harapan Makmur, setiap masing-masing per kepala keluarga di hibahkan 0,5 Ha. Lahan tersebut digunakan warga Harapan


(51)

Makmur untuk bertanam-tanaman palawija, pihak perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur bertujuan agar masyarakat yang ada disekitar areal perkebunannya tidak hanya berpedoman dari hasil kerja sebagai karyawan saja, akan tetapi bisa mendapatkan hasil dari luar sebagai karyawan.

Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut.

1. Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan.

2. Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan.

3. Desa nelayan: sebahagian besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.


(52)

4.1.2 Pendapatan (sumber Penghasilan)

Dari segi pendapatan masyarakatnya di lihat potensi yang ada maka pembangunan perkebunan di desa Harapan Makmur juga akan membuka peluang pembangunan industri hulu-hilir kelapa sawit, membuka peluang usaha dan meningkatkan devisa bagi daerah Sei Lepan. Pengembangan perkebunan di pedesaan telah membuka peluang kerja bagi masyarakat yang mampu untuk menerima peluang tersebut. Dengan adanya perusahaan perkebunan di Desa Harapan Makmur, mata pencahariaan masyarakat setempat tidak lagi terbatas bercocok tanam atau bertani dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, tetapi telah mulai memperluas ruang gerak usahanya pada sektor buruh perkebunan dan sebagainya. Bermacam-macam sumber pekerjaan dan pendapatan yang memberikan andil adanya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur yaitu : pedagang, pegawai (guru, pemerintah desa,dan karyawan).

Kegiatan usaha pada dasarnya merupakan upaya pemanfaatan peluang usaha yang tercipta sebgai akibat adanya mobilitas penduduk, baik yang terpengaruh secara langsung maupun sebgai akibat usaha yang tercipta oleh adanya pengaruh tidak langsung dari pembangunan perkebunan yang memungkinkan terbukanya peluang usaha lainnya. Suatu peluang usaha akan menjadi sumber pendapatan yang memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat Desa Harapan Makmur jika mampu menangkap peluang usaha yang potensial dikembangkan menjadi suatu kegiatan usaha yang nyata. Dengan demikian kemampuan masyarakat Desa Harapan


(53)

Makmur memanfaatkan peluang yang ada akan dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam menangkap peluang itu sendiri.

Secara umum dapat diungkapkan bahwa dengan adanya kawasan perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur telah menyebabkan sumber-sumber pendapatan baru yang bervariasi. Sebelumnya dibukanya kawasan perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur, sumber pendapatan masyarakatnya relatif homogen, yakni memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia seperti apa adanya tanpa penggunaan teknologi yang canggih. Pada awalnya masyarakat di Desa Harapan Makmur hidup dari sektor pertanian sebagai petani tanaman pangan (terutama palawija)33.

Kondisi sebelum pembangunan perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur dengan setelah adanya pembangunan perkebunan di Desa Harapan Makmur pendapatan masyarakat semakin beraneka ragam. Kegiatan pembangunan perkebunan di Desa Harapan Makmur telah menimbulkan mobilitas penduduk yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan, terutama terhadap kebutuhan rutin rumah tangga masyrakat Desa Harapan Makmur.

4.2 Bidang Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan murah. Dengan

33


(54)

tujuan tersebut dapat diharapkan akan tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang baik pada kelanjutannya memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.

Sebelum dibukanya perkebunan kelapa sawit di Harapan Makmur, masyarakat tidak terlalu mengenal akan pengobatan melalui rumah sakit, puskesmas, ataupun balai pengobatan lainnya seperti saat ini. Sistem pengobatan yang berkembang pada saat itu masih bersifat tradisional dan menggunakan media dukun kampung. Sejalan dengan perkembangan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Harapan Makmur mulai didirikan balai-balai pengobatan yang bertujuan untuk melayani kesehatan masyarakat. Adapun balai-balai pengobatan tersebut dalam bentuk Puskesmas dan Poliklinik. Pihak perusahaan sendiri mendirikan balai pengobatan yang dikelola oleh manajemen perusahaan dalam bentuk poliklinik yang terbuka untuk umum. Tercatat ada dua poliklinik milik perusahaan yang beroperasi di Harapan Makmur, baik itu di kawasan perkebunan maupun diluar perkebunan. Dengan berdirinya PT Anugerah Langkat Makmur yang turut berperan dalam menciptakan kehidupan masyarakat Harapan Makmur yang lebih sehat dan produktif sudah didirikan 4 Puskesmas, 2 Poliklinik milik perusahaan, yang seluruhnya bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang ada di Harapan Makmur. Bentuk lainnya yang ada di Desa Harapan Makmur seperti Posyandu yang diadakan di Puskesmas untuk para balita, pemeberian makanan untuk para bayi dan balita, serta pengobatan gratis serta protein untuk bayi.


(55)

4.3 Bidang Pendidikan

Pendidikan adalah sarana yang digunakan untuk mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan pendidikan penduduknya. Semakin maju tingkat dan kualitas pendidikan yang dimiliki sebuah daerah, maka semakin meningkat pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh daerah tersebut. Pendidikan yang dimaksud dapat diperoleh melalui jenjang formal seperti dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Madrasah, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga pada tingkat perguruan tinggi, selain itu pendidikan juga dapat diperoleh melalui jenjang informal, seperti kursus.

Tabel VIII: Jumlah Jenis Pendidikan yang ada di desa Harapan Makmur Tahun 1998

No Jenis Pendidikan Jumlah

1 TK (PAUD) 2

2 Sekolah Dasar 2

3 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 4 Sekolah Menengah Pertama

(SMP)

1

5 Sekolah Menegah Atas (SMA)

0


(56)

Berdasarkan tabel diatas dapat saya tarik kesimpulan bahwa di desa Harapan Makmur, pasca berdirinya PT Anugerah Langkat Makmur tahun 1982 terdapat beberapa sekolah yang tenaga pendidiknya sangat bagus. Terdiri dari sekolah baik negeri dan swasta, yang terdiri dari 2 Taman Kanak-kanak, 2 Sekolah Dasar, 2 Madrasah, 1 Sekolah Menengah Pertama Negeri. Di dalam pendidikan pihak perusahaan juga membangun yayasan yang bertujuan agar menyekolahkan anaknya didalam. Yayasan ini yang diberi nama yayasan Haji Anif, yayasan tersebut di pimpin oleh Haji Anif langsung. Yayasan ini tidak hanya untuk karyawan perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur saja, tetapi dari masyarakat luar pun bisa bersekolah di yayasan ini. Karena kesadaran akan pentingnya pendidikan, tidak jarang penduduk di Harapan Makmur menyekolahkan anaknya ke luar daerah yang merupakan daerah- daerah terdekat seperti, besitang, Pangkalan Susu, Pangkalan Berandan, Stabat, dan ada juga yang menyekolahkan anaknya sampai ke Medan.

Di Desa Harapan Makmur juga terdapat sekolah-sekolah seperti Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Madrasah, Sekolah Menengah Pertama. Sekolah- sekolah ini didirikan oleh pihak perkebunan agar anak-anak para karyawan yang berada di wilayah naungan perusahaan bersekolah ditempat tersebut. Serta pihak perkebunan bertujuan agar menciptakan generasi yang berkualitas guna terwujudkan dunia pendidikan.


(57)

4.4 Koperasi

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, organisasi kelompok tani yang dinamis yakni para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab, sikap displin, keterampilan yang cukup dan kemauan untuk belajar terutama dalam hal yang berkaitan dengan pengelolaan usahataninya sangat diperlukan terutama dalam menggali dan mengelola seluruh sumber daya dan teknologi seoptimal mungkin.

Poktan (koperasi) adalah pengorganisasian petani pekebun atas dasar kesadaran dan

kepentingan petani untuk mencapai keberhasilan usahataninya. Dalam satu kelompok tani, biasanya anggotanya berjumlah kurang lebih sekitar 22 anggota atau petani peserta. Keberadaan kelompok tani ini terlihat pada saat pengadaan sarana produksi yang lebih murah, gotong royong dalam perawatan tanaman, pengadaan sarana angkutan hasil, pengolahan serta pemasaran hasil.

Selain diartikan sebagai organisasi atas organisasi dan kepentingan bersama,

poktan juga dimaksudkan sebagai kumpulan petani yang terikat secara informal atas

dasar keserasian, kesamaan kondisi lingkungan seperti sosial, ekonomi dan sumber daya, keakraban, kepentingan bersama dan saling percaya mempercayai serta mempunyai pimpinan untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Dalam hal ini, lebih dikenal dengan istilah zoon politicon yang artinya, manusia adalah mahluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Dengan menyadari hal tersebut, yakni manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalankan kehidupannya, serta merasakan adanya persamaan kepentingan antar petani peserta, maka dibentuklah


(58)

suatu sistem kekeluargaan di antara para petani peserta tersebut khususnya di Desa Harapan Makmur, yang merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Langkat Makmur.

Kegiatan lain yang dilakukan oleh kelompok tani misalnya mengadakan pertemuan secara periodik, membicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing anggota kelompok dalam mengelola usahanya, juga dalam hal koordinasi kerjasama dalam perawatan tanaman, pemungutan hasil dan pemeliharaan prasarana seperti jalan, jembatan dan saluran drainase. Adanya Poktan yang didukung oleh semangat kebersamaan ini, selain bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi, juga bermanfaat dalam memperkuat kemampuan dan ketangguhan kelompok maupun individu anggota untuk berswadaya.

Pembentukan dan penumbuhan Koperasi Unit Desa (KUD) juga dilakukan oleh pemerintah melalui perusahaan inti di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Langkat Makmur dengan tujuan untuk lebih mendinamiskan perekonomian di kawasan perkebunan tersebut. Di desa Harapan Makmur tercatat ada 1 jumlah KUD yang ada.34 Peranan koperasi unit desa ini sangat membantu para petani peserta di dalam menjalankan kehidupannya di kawasan perkebunan. Koperasi unit desa ini berperan dalam hal yang berkaitan dengan pengadaan barang baik untuk keperluan perkebunan maupun keperluan konsumsi sehari-hari para petani peserta (seperti beras, gula, minyak, garam, sabun dan lain-lain) serta berkaitan dengan usaha simpan


(59)

pinjam. Dalam hal pengadaan barang-barang tersebut, segala kebutuhan petani diajukan terlebih dahulu kepada kelompok tani dan kelompok tani tersebutlah yang akan mengorganisasikan pengadaan barang-barang konsumsi tersebut. Selain itu, ketidakcukupan dana yang dimiliki oleh petani peserta untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari yang menandai kondisi perekonomian masyarakat pada umumnya juga dibantu melalui penyediaan dana yang dilakukan oleh KUD melalui usaha simpan pinjam. Pihak KUD tidak akan mempersulit proses peminjaman tersebut, begitu pula dalam hal penyimpanan uang. Petani peserta bisa mengambil barang-barang baik untuk keperluan perkebunan maupun konsumsi di koperasi unit desa tersebut dan membayarnya ketika buah sudah panen. Seperti yang dijelaskan di depan, bahwa petani wajib menjual hasil kebun kelapa sawit mereka ke perusahaan inti melalui KUD, maka setelah menjual hasil panen mereka ke KUD, secara langsung pihak koperasi akan memotong utang mereka, baik utang terhadap biaya kehidupan sehari-hari mereka maupun terhadap kredit bulanan mereka kepada perusahaan.35

Peranan kelembagaan ekonomi, terutama KUD adalah yang berkaitan langsung dengan aspek pengelolaan usaha yang meliputi pengumpulan, pengangkutan serta pemasaran hasil dan yang tidak berkaitan secara langsung meliputi pengadaan barang, konsumsi dan usaha simpan pinjam. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa peranan kelompok tani dan KUD dalam perkebunan PT Anugerah

35


(60)

Langkat Makmur bertujuan untuk mendukung usaha peningkatan produksi, pendapatan, pemerataan pendapatan serta kesejahteraan para petani peserta.

Meskipun sejumlah langkah dan kebijaksanaan pembangunan sudah dilakukan, tetapi hasilnya belum terasa maksimal. Kenyataan menunjukkan berbagai kesulitan ataupun kendala masih sering dijumpai. Lembaga serta kelembagaan ekonomi di pedesaan umumnya dalam beberapa hal belum dapat berfungsi penuh dan belum dapat berjalan dengan sendirinya sebagai suatu sistem yang dianggap dapat membantu para karyawan dalam meningkatkan taraf kehidupannya lewat perkebunan. Hal ini disebabkan oleh pelakunya sendiri yaitu manusia, karena sistem tidaklah pernah salah. Seperti halnya yang sering terdengar kabar bahwa di antara karyawan tersebut sering terjadi ketidakcocokan antara satu karyawan dengan karyawan yang lain sehingga mengakibatkan sistem kerja yang tidak maksimal. Bagaimana mungkin suatu pekerjaan bisa dilakukan secara maksimal, jika ada karyawan yang saling tidak cocok, adanya rasa saling iri hati, mau menang sendiri, menipu yang kesemuanya dapat merusak sistem kekeluargaan dan semakin pudarnya rasa saling memiliki antar sesama petani peserta. Didalam ini juga pihak perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur juga membangun 2 unit gudang KUD.

4.5 Agama dan Rumah Ibadah

Agama mayoritas di desa Harapan Makmur ialah agama Islam, kemudian diikuti oleh agama Kristen Protestan, dan Katolik. Di dalam bidang keagamaan,


(61)

pembangunan rumah ibadah bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh kebebasan dan kemudahan dalam memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan sarana ibadah pada masing-masing agama.

Tabel IX: Persentase Penduduk Menurut Agama Yang dianut di desa Harapan Makmur Tahun 1998

NO Agama Persentase %

1. Islam 89,56%

2. Katholik 3,56%

3. Kristen 6,88%

4. Hindu 0,00%

5. Budha 0,00%

Jumlah 100%

Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur 1998

Meskipun Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan agama, agama menjadi salah satupertimbangan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Ia secara jelas menjadi salah satu dasarnegara dan bahkan pemerintah memiliki ‘hukum’ yang jelas tentang adanya agama ‘resmi’ (diakui keberadaannya oleh pemerintah). Berdasarkan dari tabel di atas bahwasanya agama yang paling dominan dan mayoritasnya agama islam persentasi sebesar 89,56%, dan ditempat kedua yaitu


(62)

agama kristen dengan persentase 6,88% dan yang terakhir agama Katholik persentasenya 3,56%.

Disini juga pihak perkebunan membangun infrastruktur guna menunjang fasilitas umat beragama, oleh sebab itu pihak perusahaan membangun sarana ibadah yang layak untuk tiap-tiap agama yang ada di desa Harapan Makmur, serta bertujuan agar para masyarakat yang ada di daerah ini mendekatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tabel X : Jumlah sarana ibadah yang ada di Desa Harapan Makmur Tahun 1998

No Temapat Ibadah Jumlah

1 Mesjid 5

2 Musholla 6

3 Gereja 3

4 Kuil 0

5 Vihara 0

Sumber : Kantor Desa Harapan Makmur Tahun 1998

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwasanya sarana ibadah yang ada di Desa Harapan Makmur terdapat 5 mesjid, 6 mushola, dan 3 gereja (2 gereja protestan dan 1 gereja katholik) karena seperti yang sudah dijelaskan di bagian atas bahwa di


(63)

daerah ini agama mayoritasnya ialah muslim sehingga tidak heran jika jumlah tempat ibadahnya cukup banyak dibandingkan dengan tempat ibadah agama lain.

Pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan program pemerintah yakni melalui Perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur ini mampu memperbaiki kesejahteraan ekonomi petani peserta khususnya dan masyarakat desa Harapan Makmur pada umumnya. Usaha ini telah berhasil mengembangkan perkebunan, mengingat sifat dari usaha perkebunan yang banyak menyerap tenaga kerja dan mampu mengangkat kehidupan para petani serta berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat di desa Harapan Makmur baik dari segi ekonomi maupun sosialnya yang selanjutnya berpengaruh terhadap perkembangan wilayahnya.

Dalam mensejahterakan masyarakat di desa Harapan Makmur PT Anugerah Langkat Makmur juga berkomitmen untuk memberi santunan kepada para Pendeta dan Nazir mesjid yang ada di wilayah Harapan Makmur. Tidak cuma di wilayah Harapan Makmur saja Nazir mesjid dan pendeta yang diberikan santunan setiap bulanannya, namun didaerah-daerah yang disekitar Harapan Makmur juga nazir- nazir mesjid dan pendeta-pendeta juga di berikan santunan dari PT Anugerah langkat Makmur. Setiap bulannya mereka menerima Rp. 900.000/perbulan untuk setiap nazir mesjid dan pendeta-pendeta, kegiatan yang dilakukan pihak perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur seperti ini sudah cukup lama sejak tahun 1993.


(64)

BAB V

Kesimpulan

Perkebunan di Indonesia hadir sebagai sebuah sistem perekonomian baru yang belum dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bangsa ini hanya mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional, yang kegunaannya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari atau yang lebih dikenal dengan ekonomi subsisten dan dikerjakan dengan pola-pola tradisional. Keadaan ini berubah setelah Belanda datang ke Indonesia dengan membawa sistem perekonomian kolonialnya. Sehingga kedatangan Belanda tersebut telah mengubah sistem perekonomian Indonesia dari subsistem menjadi komersial. Oleh karena itu, ketika kita berbicara mengenai sejarah perkebunan di Indonesia, maka kita juga berbicara mengenai kedatangan Belanda ke Indonesia. Karena sejarah perkebunan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kedatangan Belanda.

Perkebunan mempunyai peran yang cukup signifikan dan membawa suatu perkembangan unik dalam sejarah ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan, penyebaran dan komposisi penduduk serta perkembangan suatu daerah. Hal ini sangat berkaitan dengan perkebunan yang sering disebut dengan agen pembangunan (agent

of development) pada suatu wilayah baik desa, kota, maupun Negara.

Perkebunan kelapa sawit telah membawa perkembangan yang unik dalam perkembangan PT Anugerah Langkat Makmur pada tahun 1982-1998, khususnya


(65)

pada masyarakat Desa Harapan Makmur. Awalnya daerah ini merupakan kawasan yang sepi yang banyak kawasan hutannya. Namun seiring perkembangan perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Langkat Makmur, maka daerah ini semakin ramai ditandai dengan pertambahan serta keanekaragaman penduduknya. Ditambah lagi dengan adanya pertambahan jumlah tenaga kerja serta yang dikaitkan dengan transmigrasi yang merupakan program pemerintah dalam hal penyebaran penduduk khususnya yang berasal dari pulau Jawa yang terkenal dengan kepadatan penduduknya.

Sesuai dengan salah satu tujuan yang ditetapkan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Langkat Makmur, yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani peserta khusus untuk komoditas kelapa sawit (Elaeis guineensis). Dan terbukti, melalui program ini pendapatan masyarakat meningkat dan kehidupannya layak. Dengan melihat hasil yang dicapai oleh perkebunan kelapa sawit PT Anugerah Langkat Makmur tersebut, maka perkebunan kelapa sawit ini pun semakin berkembang. Perkembangan pertkebunan kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur di Desa Harapan Makmur yang telah berlangsung cepat, baik dari aspek luas areal maupun produksinya ini sejalan dengan perkembangan wilayahnya yang ditandai dengan pertambahan, penyebaran serta keanekaragaman penduduknya. Banyak masyarakat yang mulai tertarik dengan perkebuan kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur karena telah menunjukkan peningkatan dalam segi ekonomi, baik yang berasal dari Desa Harapan Makmur maupun yang berasal dari luar daerah. Sehingga wilayah yang awalnya sepi dan


(66)

terpencil berubah menjadi wilayah yang ramai serta berkembang yang ditandai dengan semakin lengkapnya sarana-sarana umum di Harapan Makmur seperti sekolah, pusat kesehatan, tempat beribadah dan lain sebagainya.


(67)

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SEJARAH PEMBUKAAN

PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR

2.1 Letak Geografi dan Keadaan Alam Desa Harapan Makmur

Sei Lepan merupakan salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Langkat. Kecamatan Sei Lepan terletak diantara 030 – 110 sampai dengan 590 – 780 bujur timur. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten adalah 54 km dan dari ibukota provinsi adalah 80 km. Akses menuju Sei Lepan dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jarak tempuh melalui ibukota kabupaten yaitu Stabat, dapat ditempuh perjalanan menuju Sei Lepan sekitar 2 jam perjalanan 14 . Luas wilayah Kecamatan Sei Lepan ini secara keseluruhannya sekitar 654, 04 Km2.

Adapun batas-batas geografis Kecamatan Sei Lepan antara lain adalah15:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Berandan Barat, 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Tualang, 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Besitang, dan

14

Profil Kecamatan Sei Lepan

15 Kecamatan Sei Lepan Dalam Angka 1998, Kerjasama Bappeda Kabupaten Langkat dengan BPS Kabupaten Langkat, hal. 4.


(68)

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Babalan.

Harapan Makmur merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah kecamatan Sei Lepan. Secara geografis, Desa Harapan Makmur berada di ketinggian 100 meter dari permukaan laut. Jarak tempuh dari ibukota kabupaten adalah 76 km dan dari ibukota provinsi adalah 108 km. Akses menuju Harapan Makmur dapat ditempuh melalui transportasi darat dengan menggunakan kendaraan bermotor. Desa ini terbentuk karena adanya sebuah perusahaan perkebunan menanam sahamnya di wilayah tersebut. Oleh sebab itu desa ini mulai berangsur-angsur menjadi baik dengan adanya perusahaan perkebunan. Desa ini juga memiliki luas wilayah secara keseluruhannya sekitar 109,56 Km2.

Adapun batas-batas geografis Desa Harapan Makmur antara lain adalah16:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa, Harapan Maju 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tangkahan Durian, 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa PIR ADB Besitang, dan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Harapan Jaya.

Tidak bisa dipungkiri, bahwa evolusi pembangunan sebuah wilayah, kota maupun Negara sebagian besar bermula dari perkembangan entitas sebuah desa. Desa dalam pengertian umum adalah desa sebagai suatu gejala yang bersifat universal, terdapat di manapun di dunia ini. Sebagai suatu komunitas kecil, yang terikat pada

16


(69)

lokalitas tertentu baik sebagai tempat tinggal (secara menetap) maupun bagi pemenuhan kebutuhannya, dan terutama yang tergantung pada kegiatan pertanian. Pengertian desa secara umum lebih sering dikaitkan dengan pertanian. Menurut Egon E. Bergel mendefenisikan desa sebagai “setiap pemukiman para petani (peasants)”.17 Padahal sebenarnya faktor pertanian bukanlah suatu hal yang selalu harus terlekat pada setiap desa, begitu juga sebaliknya, desa tidak harus dikaitkan dengan kegiatan pertanian, hanya saja kebanyakan desa di Indonesia khususnya yang menitikberatkan kegiatan perekonomiannya pada kegiatan pertanian, namun tidak semua, ada juga desa yang menitikberatkan kegiatan perekonomiannya pada bidang lain seperti bidang perikanan, industri rumahan (home industry) atau kegiatan pekerjaan tangan dan lain sebagainya. Yang menjadi ciri utama dari suatu desa adalah fungsinya sebagai tempat tinggal yang menetap dari suatu kelompok masyarakat yang relatif kecil. Atau dengan kata lain, sebuah desa ditandai dengan keterikatan warganya terhadap suatu wilayah tertentu. Keterikatan terhadap wilayah ini di samping sebagai tempat tinggal, juga sebagai penyangga kehidupan mereka.

Terbentuknya suatu desa tidak terlepas dari insting manusia, yang secara naluriah ingin hidup bersama keluarga suami/istri dan anak serta sanak familinya, yang kemudian lazimnya memilih suatu tempat kediaman bersama. Tempat kediaman tersebut dapat berupa suatu wilayah dengan berpindah-pindah terutama terjadi pada

17

Raharjo, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1999, hlm.29-30.


(70)

kawasan tertentu hutan atau areal lahan yang masih memungkinkan keluarga tersebut berpindah-pindah. Hal ini masih dapat ditemukan pada beberapa suku asli di Sumatera, seperti kubu, suku anak dalam, beberapa warga melayu asli, juga di pulau- pulau lainnya di Nusa Tenggara, Kalimantan dan Papua. 18 Sama halnya dengan pembentukan Desa Harapan Makmur, yang tidak berbeda dengan pembentukan sebuah desa pada umumnya, yang secara naluriah ingin hidup bersama dengan keluarga bahkan sanak famili mereka dan yang terpenting adalah untuk mempertahankan serta mencapai kemajuan dalam hidupnya.

Seperti halnya dengan pembentukan Desa Harapan Makmur yang tidak jauh berbeda dengan pembentukan desa pada umumnya, yang secara sederhana ingin menetap dan tinggal bersama dengan keluarga sebagai cara untuk mempertahankan serta meningkatkan taraf kehidupan kelompok tersebut. Harapan Makmur awalnya hanya dihuni oleh beberapa kelompok masyarakat saja yang mayoritas merupakan suku Jawa Tengah yang bermata pencaharian sebagai petani. Suku Jawa Tengah tersebut berdatangan pada tahun 1984. Awalnya secara tidak langsung, pemerintah telah menerapkan pola transmigrasi dengan membawa banyak orang (terutama suku Jawa) untuk melakukan ekspansi ke pulau-pulau yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar seperti Sumatera. Pada awalnya wilayah Harapan Makmur hanya hutan belantara, suku Karo membuka lahan atau wilayah tersebut. Tak lama kemudian barulah suku-suku yang lain ikut serta membuka wilayah ini. Sebelum dibukanya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur, awal dimulainya tahun 1974

18


(71)

wilayah Harapan Makmur ini adalah hutan dan hanya beberapa orang saja yg betempat tinggal diwilayah ini. Kehidupan masyarakat di Harapan Makmur sampai tahun 1982 sebelum dibukanya perkebunan kelapa sawit masih bersifat sangat sederhana dan tradisional.

Dalam upaya meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna, pemerintah telah mengadakan penataan kembali struktur organisasi pemerintahan desa. Desa Harapan Makmur pada awalnya merupakan sebuah dusun yang bernama Dusun Harapan Makmur yang sampai tahun 1997 masih menjadi bagian dari Desa Harapan Jaya19. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan aspek-aspek kehidupan masyarakat yang semakin membaik, semakin meningkatnya jumlah penduduk yang bermukim di Desa Harapan Makmur, dan kegiatan pemerintahan serta pembangunan pada wilayah Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, dipertimbangkan guna memperlancar tugas-tugas pemerintahan dan rencana pembangunan daerah serta untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan kepada masyarakat, maka dipandang perlu membentuk sebuah desa baru, pada 1998 Desa Harapan Makmur resmi dibentuk menjadi sebuah desa baru, yaitu Desa Harapan Makmur.20

19 Hasil Wawancara, Wahono, Harapan Makmur, 18 Oktober 2014


(72)

Tabel I: Perkembangan Jumlah Penduduk Harapan Makmur Tahun 1982- 1998

No Tahun Jumlah

Penduduk/Jiwa

1. 1982 242

2. 1983 375

3. 1984 537

4. 1985 609

5. 1986 715

6. 1987 858

7. 1988 913

8. 1989 984

9. 1990 1008

10. 1991 1104

11. 1992 1258

12. 1993 1290

13. 1994 1356

14. 1995 1487

15. 1996 1526

16. 1997 1598

17. 1998 1659

Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur, BPS Langkat dan wawancara dengan Bapak Wahono (data diolah penulis)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwasanya jumlah penduduk Desa Harapan Makmur dari awal mulanya tahun 1982-1998. Awalnya di Tahun 1982


(73)

wilayah ini hanya di huni 242 jiwa, namun setelah berangsur-angsur dan perkembangan perkebunan PT. Anugerah langkat Makmur penduduk yang mendiamin wilayah Harapan Makmur ini pun semakin bertambah jumlah penduduknya. Ini dapat di lihat dari tabel diatas bahwasanya perkemabangan perusahaan ini membawa dampak positif bagi jumlah penduduknya yang bertambah. Data tentang perkembangan jumlah penduduk di atas dibuat berdasarkan data yang didapat dari Kantor Desa Harapan Makmur, BPS Langkat dan hasil wawancara dengan Bapak Wahono selaku kepala desa serta hasil olahan penulis. Oleh karena sulitnya mendapatkan data yang lengkap mengenai jumlah perkembangan penduduk di Desa Harapan Makmur, maka data di atas belum bisa dikatakan benar atau tepat namun sudah mendekati perkiraan.

2.2 Keadaan Penduduk

Sebuah desa terbentuk berawal dari perkumpulan beberapa komunitas keluarga yang terdiri dari beberapa individu yang memiliki keinginan untuk hidup bersama pada suatu wilayah. Wilayah mereka bermukim tersebut dapat berupa hutan dan areal lahan yang digunakan sebagai ladang dengan pola nomaden atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Akan tetapi, dengan


(74)

pertambahan penduduk yang pesat tidaklah mudah untuk mengendalikannya dan sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Program kependudukan di Desa Harapan Makmur , Kecamatan Sei Lepan yaitu pengendalian kelahiran (natalitas), penurunan tingkat kematian (mortalitas) bayi dan anak serta mempertinggi usia harapan hidup.

Sebelum dibukanya perusahaan perkebunan kelapa sawit di Harapan Makmur, jumlah penduduk di daerah ini masih sangat sedikit dan mayoritas penduduknya adalah suku Batak dan Karo yang merupakan suku pertama kali membuka areal perkebunan sawit tersebut. Hal ini dimungkinkan karena sebelum masuknya perkebunan di daerah ini, Harapan Makmur masih merupakan daerah yang terisolasi dikarenakan jalur trnasportasi ke Harapan Makmur masih belum memadai dan sangat jarang sekali. Seiring dengan perkembangan dan masuknya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur ke Harapan Makmur, perlahan namun pasti perkembangan jalur transportasi mulai berkembang. Pembukaan jalan transportasi untuk daerah ini dilakukan oleh masyarakat sekitarnya sebelum adanya perkebunan PT Anugerah Langkat Makmur. Hal ini dikarenakan struktur topografi Harapan Makmur yang merupakan daerah dataran tinggi dan rawa-rawa.

Sudah terbukti, dengan dibukanya perkebunan kelapa sawit, maka semakin berkembanglah daerah ini, terlihat dari perkembangannya dalam segi ekonomi dan ditambah lagi dengan adanya program pengembangan perkebunan dengan program transmigrasi serta pertambahan angka tenaga kerja yang semakin tinggi, maka


(75)

semakin ramailah daerah ini, terutama di daerah Harapan Makmur, sehingga wajar saja bila penduduk lebih banyak di daerah. Semakin baik perekonomian suatu wilayah, maka semakin tinggi pula jumlah penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Ketika salah satu anggota keluarga telah memiliki pekerjaan di perusahaan perkebunan kelapa sawit dan telah merasakan hasilnya, maka ia akan memanggil anggota keluarganya yang lain yang dianggap masih rendah taraf perekonomiannya di kampung halaman untuk pindah ke daerah ini dan bekerja di perkebunan kelapa sawit dan begitu seterusnya.

Penduduk di desa Harapan Makmur dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, dan golongan. Adapun etnis atau suku yang mendiami kecamatan ini setelah perkembangan perkebunan kelapa sawit yang diikuti dengan pertambahan penduduknya serta keanekaragaman suku yang mendiami daerah ini yakni adanya suku Jawa yang berkaitan dengan pola transmigrasi, suku Batak (Karo, Mandailing, Simalungun dan Toba). Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah ini.

Tabel II: Penduduk Desa Harapan Makmur menurut Etnis/suku (dalam persen)

No Etnis/suku Persentasi

1 Jawa 54%

2 Batak 16%


(76)

4 Melayu 2%

Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur 1998

Berdasarkan dari tabel di atas dapat dilihat bahwasanya suku Jawa paling dominan dan berpengaruh didaerah Harapan Makmur, suku Jawa persentasinya sebesar 54%, diurutan kedua ada suku Karo dengan persentase 28%, selanjutnya suku Batak juga berpengaruh dalam pembangunan wilayah ini persentasenya 16% dan suku Melayu paling sedikit ketimbang ketiga suku diatas,persentase suku Melayu hanya 2% saja.

Semakin tinggi tingkat perekonomian suatu daerah maka semakin tinggi pula minat masyarakat untuk pindah ke daerah tersebut. Persoalan perpindahan penduduk dalam kehidupan manusia sering dikaitkan dengan berbagai faktor kehidupan, antara lain, ekologi, keadaan geografis (menyangkut jarak dan keadaan tanahnya), aspek sosial budaya menyangkut adat istiadat dan kebiasaan hidup dalam kelompoknya dan lain sebagainya. Persoalan-persoalan tersebut mempunyai tingkat kepentingan yang berbeda-beda dalam kehidupan masyarakat dan sudah tentu salah satu dari faktor tersebut merupakan alasan tujuan perpindahan yang paling dominan.

Penduduk Desa Harapan Makmur merupakan sekelompok masyarakat yang pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, bahwa perpindahan penduduk secara spontan selalu didasari dengan berbagai alasan.


(77)

Alasan-alasan itu antara lain berupa faktor ekonomi, sosial, politik, budaya. 21 Keadaan alam yang tidak baik atau tidak menguntungkan untuk usaha pertanian misalnya, menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat meninggalkan kampung halaman mereka dan pindah ke tempat lain untuk mencari sumber perekonomian yang lebih menguntungkan. Daya tarik daerah tujuan pun kelihatannya turut menentukan seseorang atau kelompok masyarakat untuk pindah ke daerah yang baru tersebut. Oleh karena itu, seringkali kesuburan tanah, fasilitas pendidikan dan prasarana sosial terlebih sumber penghasilan yang ada di tempat tujuan merupakan daya tarik buat seseorang untuk tinggal menetap di daerah tersebut.

Seseorang mau pindah ke daerah yang baru tentu saja karena daerah yang didatangi memiliki daya tarik tersendiri. Bahwa yang menjadi daya tarik daerah tujuan ialah menyangkut faktor keluarga, harga tanah yang lebih murah, faktor geografis dan faktor lapangan pekerjaan di sektor perkebunan. 22 Daerah Harapan Makmur sendiri memiliki daya tarik sebagaimana yang telah disebutkan di dalam buku tersebut.

2.3 Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian didefinisikan sebagai aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya

21

Ahmad Sahur, dkk, Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial, Jakarta: PT Pustaka Grafika Kita, 1988. Hlm. 219.

22 Op.cit


(78)

berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya 23. Ada juga yang membedakan mata pencaharian menjadi dua jenis yaitu mata pencaharian pokok dan mata pencaharian sampingan. Mata pencaharian pokok adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang dilakukan sehari-hari dan merupakan mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Indonesia telah lama dikenal sebagai negara dengan mata pencaharian utama sebagian besar penduduknya yang merupakan petani. Oleh karena itu, selain dikenal sebagai negara maritim Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris. Salah satu bentuk dari kegiatan graria tersebut adalah perkebunan. Dalam perkembangannya, perkebunan memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia. Perkebunan dalam skala besar dapat menyerap tenaga kerja yang luas sehingga dapat menekan angka pengangguran penduduk di Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan sebuah daerah ataupun wilayah tergantung pada tingkat pendapatan sebuah daerah tersebut serta jumlah mata pencaharian yang terdapat di dalamnya. Seperti halnya yang terjadi di Harapan Makmur, sampai dengan tahun 1982 tepatnya sebelum dibukanya perkebunan, penduduk Harapan Makmur masih menggantungkan hidupnya dengan bertani. Mereka menggantungkan diri pada hasil alam yang terdapat di Harapan Makmur, seperti tanaman umbi-umbian, pisang, dan beberapa hasil hutan lainnya. Dikarenakan pada masa itu wilayah Harapan Makmur masih hutan belantara. Manusia merupakan

23


(79)

makhluk sosial yang artinya tidak dapat hidup sendiri dan selalu memerlukan bantuan orang lain. Interaksi kegiatan ekonomi di Harapan Makmur berlangsung sebagaimana pada umumnya, terjadi pertukaran barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup masing-masing penduduk.

Seiring dengan dibukanya perusahaan perkebunan dan migrasi para pendatang di Harapan Makmur, mata pencaharian penduduk mulai berkembang dengan sendirinya dan beraneka ragam. Selain menjadi petani, penduduk yang bermukim di Harapan makmur mulai beralih mata pencaharian sebagai tenaga kerja maupun buruh di perusahaan, baik di perkebunan maupun di industri yang dikelola oleh PT Anugerah Langkat Makmur.

Kegiatan perekonomian masyarakat di Harapan Makmur perlahan mulai membaik seiring dengan pertumbuhan PT Anugerah Langkat Makmur. Berikut ini merupakan tingkat persentase mata pencaharian penduduk berdasarkan jenisnya:

Tabel III: Persentase Mata Pencaharian Penduduk di Harapan Makmur Tahun 1998

NO Jenis Pekerjaan Persentase

1 TNI/POLRI 1%

2 PNS 2%


(80)

4 Petani 18 %

5 Swasta 68 %

Sumber: Kantor Desa Harapan Makmur 1998

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di Harapan Makmur bermata pencaharian sebagai tenaga kerja ataupun karyawan perusahaan PT Anugerah Langkat Makmur. Hal ini menjadi indikator akan pentingnya keberadaan PT Anugerah Langkat Makmur di Desa Harapan Makmur sebagai penopang kegiatan perekonomian penduduk yang sebagian besar menggantungkan hidupnya pada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dapat diketahui bahwa usaha masyarakat di Desa Harapan Makmur adalah sebagai karyawan swasta menempati urutan pertama yaitu sebesar 68%, urutan kedua adalah Petani yaitu sebesar 18%, urutan ke tiga adalah Pedagang yaitu sebesar 11%, urutan ke empat adalah PNS sebesar 2 %, dan yang terakhir Polri/TNI sebesar 1%. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk di Harapan Makmur juga dibutuhkan hasil-hasil pertanian dan lainnya, oleh karena itu sebagian penduduk Harapan Makmur ada juga yang memilih menetap pada mata pencaharian mereka sebelumnya yaitu bertani dan menjadi pedagang. Para petani tersebut menghasilkan kebutuhan akan sayur-mayur maupun komoditas pertanian lainnya seperti kelapa sawit maupun karet yang kemudian di jual ke pihak perusahaan ataupun ke luar daerah Harapan Makmur. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdapat di Harapan Makmur adalah penduduk yang bekerja di beberapa instansi pemerintahan, yang menempati profesi masing-masing. Mata pencaharian penduduk


(1)

• Seluruh teman-teman seperjuangan di keluarga besar Mahasiswa Sejarah USU terkhusus untuk stambuk 2009 (Saddam Pulungan, Noel Sitompul, Hunter, Roni, Tata Ginting, Muklis, Dara, Ratna, Philip, Elisa, Nurlailisa, dan teman- teman stambuk ’09 lainnya yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu). • Juga penulis ucapkan terima kasih untuk Salmiah S.S dan sekeluarga yang

selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

• Dan kepada semua oknum yang terlibat dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi dan studi penulis selama menuntut ilmu di Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara..

Dengan penuh rasa suka cita penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar selalu diberikan kesehatan dan berkat dalam melakukan tiap kegiatan maupun aktivitas sehari-hari.

Akhir kata, skripsi ini tidak luput dari kekurangan maupun kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Juli 2015 Penulis


(2)

ABSTRAK

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama dikenal sebagai masyarakat agraris. Hal ini didorong oleh kekayaan sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu bentuk dari kegiatan agraris yang kita kenal adalah perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu mata pencaharian penting yang mampu menopang perekonomian sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk yang dilakukan oleh PT Anugerah Langkat Makmur di Desa Harapan Makmur Kecamatn Sei Lepan yang telah berubah menjadi tonggak kehidupan sebagian besar masyarakat di Desa Harapan Makmur.

Skripsi ini bersifat deskriptif naratif dimana penulis mencoba menjelaskan dan mengungkapkan serta menceritakan secara ringkas dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai SEJARAH PERKEBUNAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR, KECAMATAN SEI LEPAN KABUPATEN LANGKAT (1982-1998). Dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu heuristik (pengumpulan sumber/data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (analisis sumber), dan historiografi (tahapan penulisan).

Awalnya daerah Harapan Makmur ini merupakan kawasan yang sepi yang banyak kawasan hutannya. Namun, seiring perkembangan perkebunan kelapa sawit milim PT. Anugerah Langkat Makmur, maka daerah ini semakin ramai ditandai dengan pertambahan serta keanekaragaman penduduknya.

Hasil penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa perkembangan kelapa sawit PT. Anugerah Langkat Makmur tahun 1982-1998 di Desa Harapan Makmur, Kecamatan Sei Lepan ini sejalan dengan perkembangan wilayahnya yang ditandai dengan pertambahan, penyebaran serta keanekaragaman penduduknya. Banyak masyarakat yang mulai tertarik dengan pertanian kelapa sawit karena telah menunjukkan peningkatan dalam segi ekonomi. Akibatnya, wilayah yang awalnya sepi dan terpencil berubah menjadi wilayah yang ramai serta berkembang.


(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMA KASIH………... ... iii

ABSTRAK………... vi

DAFTAR ISI………... vii

DAFTAR TABEL ………... x

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……….... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….... 9

1.4 Tinjauan Pustaka ………... 10

1.5 Metode Penelitian ………... 12

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN SEJARAH PEMBUKAAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam …....………….... 17

2.2 Keadaan Penduduk ...………. 23

2.3 Mata Pencaharian Penduduk ... 27 2.4 Pembukaan Perkebunan PT. Anugerah Langkat


(4)

2.4.1 Latar Belakang Pendirian

PT. Anugerah Langkat Makmur... 36

2.4.2 Profil Perusahaan PT. Anugerah Langkat Makmur... 38

BAB III

ORGANISASI DAN PERKEMBANGAN PERKEBUNAN PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan... 40

3.1.1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... 43

3.1.2 Kebijakan Sosial Lingkungan... 50

3.1.3 Pemberdayaaan Masyarakat Setempat .... 52

3.1.4 Kebijakan Mutu ... 53

3.2 Pembibitan ... 53

3.3 Penanaman ... 56

3.4 BiayaProduksi... 57

3.5 Tenaga Kerja ... 60

BAB IV PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. ANUGERAH LANGKAT MAKMUR DI DESA HARAPAN MAKMUR TAHUN 1992-1998 4.1 Bidang Ekonomi ... 65

4.1.1 Pembagian Lahan Untuk Penduduk ... 66


(5)

4.2 Bidang Kesehatan ………... 69

4.3 Bidang Pendidikan ... 71

4.4 Koperasi ... 73

4.5 Agama dan Rumah Ibadah ... 76

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan ………... 80

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Perkembangan Jumlah Penduduk Harapan Makmur

Tahun 1982-1998... 21 Tabel 2: Penduduk Desa Harapan Makmur Menurut Etnis/Suku... 24 Tabel 3: Persentase Mata Pencaharian Penduduk di Harapan Makmur

di Tahun 1998... 28 Tabel 4: Jumlah Luas Perkebunan (Ha)... 37 Tabel 5: Hasil Keadaan Produksi TBS PT. Anugerah Langkat Makmur

Tahun 1982-1998... 57 Tabel 6: PT. Anugerah Langkat Makmur Biaya Produksi Langsung

Periode Tahun 1998... 58 Tabel 7: Perkebunan PT. Anugerah Langkat Makmur Biaya Tenaga

Kerja (Dalam Rupiah) Periode Tahun 1982-1998... 62 Tabel 8: Jumlah Jenis Pendidikan Yang Ada di Desa Harapan Makmur

Tahun 1998... 70 Tabel 9: Persentase Penduduk Menurut Agama yang dianut di Desa

Harapan Makmur Tahun 1998... 76 Tabel 10: Jumlah Sarana Ibadah yang ada di Desa Harapan Makmur