Jenis dan Rancangan Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Besar Sampel Alur Penelitian Kesimpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen observasional. Penelitian dilakukan dengan melakukan penilaian kualitas mual dan muntah yang diukur dengan skala emesis-indeks hidup fungsional The Functional Living Index- Emesis Scale pada pasien penderita tumor ovarium ganas yang mendapat kemoterapi Platinum - Taxol dan antiemetik Dexametason, Ondansetron dan Metoklopramide di RSUP. H.Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan pada bulan Juli, Tahun 2013.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap dan ruang rawat jalan Onkologi - Ginekologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan mulai bulan Juli, tahun 2013.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Target

Populasi pada penelitian ini adalah pasien-pasien penderita kanker ovarium yang mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard. Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Populasi Terjangkau

Populasi pada penelitian ini adalah pasien-pasien penderita tumor ovarium ganas yang mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard di ruang rawat inap dan ruang rawat jalan Onkologi – Ginekologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

3.3.3. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari populasi terjangkau pasien-pasien penderita tumor ovarium ganas yang mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard dan sedang dirawat di ruang rawat inap dan rawat jalan Onkologi - Ginekologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan yang di pilih secara consecutive sampling 3.4. Kriteria Penelitian 3.4.1. Kriteria Inklusi - Pasien tumor ovarium ganas yang sedang mendapat kemoterapi Platinum -Taxol dan anti emetik Dexametason, Ondansetron, Metoklopropamide sesuai prosedur standard.

3.4.2. Kriteria eksklusi

- Pasien tumor ovarium ganas yang termasuk penyakit trofoblas ganas Universitas Sumatera Utara - Pasien tumor ovarium ganas yang mempunyai riwayat penyakit gastritis kronis. - Pasien tumor ovarium ganas yang mengalami komplikasi kelainan fungsi ginjal - Pasien kanker ginekologi yang mengalami komplikasi kelainan fungsi liver - Pasien penderita tumor ovarium ganas yang memiliki keterbasan fisik dan psikis dalam mengisi kuesioner.

3.5. Besar Sampel

Besar sampel diperoleh dari rumus besar sampel sebagai berikut: N = N = Jumlah sampel Zα = Nilai Zα dengan penelitian satu arah α = 1,96 p = proporsi kejadian penyakit tumor ovarium ganas p=0,5 q = 1-p d 2 = Presisi pada penelitian sebesar 20 0,20 maka: N = 24 orang  Besar sampel minimal pada penelitian ini adalah sebanyak 24 orang Zα 2 . p q d 2 Universitas Sumatera Utara 3.6. Cara Penelitian 3.6.1. Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari hasil observasi terhadap subyek penelitian, yaitui pasien-pasien penderita tumor ovarium ganas yang sudah dilakukan informed consent dan memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian merupakan pasien yang mendapat kemoterapi Platinum-Taxol dan mendapat antiemetik Dexamethason, Ondansetron, Metoklopramide dan sedang dirawat di ruang rawat inap dan rawat jalan Onkologi - Ginekologi RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr. Pirngadi Medan. Kuesioner Skala FLIE diberikan kepada subyek penelitian pada hari 1 sebelum kemoterapi dan hari ke-2 dan hari ke-5 setelah mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard, pasien yang melakukan kemoterapi sebelumnya dilakukan pemeriksaan darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal dan elektrolit. Semua reposden telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, prosedur kemoterapi, Yaitu : Pemberian kemoterapi dengan cara: Pukul 00.00 wib diberikan NaCl 0.9 1 flash 30 tetesmenit, Dexamethason 20 mgIV. Pukul 06.00 wib diinjeksikan Dexamethason 20 mgIV. Pukul 11.30 wib di injeksikan Ondansetron 4 mgIV, Diphenhidramin 50 mgIM, Ranitidin 50 mg dalam 20 cc NaCl. Pukul 12.00 wib diinfuskan kemoterapi Platinum ....mg Packlitaxel dosis disesuaikan dengan Body surve area dalam 500 cc NaCl, habis dalam 3 jam 50-60tetesmenit. Pukul 15.00 wib di masukkan infus Dextrose 5 1 flash Habis dalam 30 menit. Pukul 15.30 wib di Universitas Sumatera Utara masukkan infus kemoterapi Taxol ...mg Actoplatin. Pukul 20.00 wib di injeksikan Ondansetron 4 mgIV. Jika urine 100 cc4 jam diberi injeksi lasix 1 amp . Pasien akan diikuti mulai hari-1 sebelum kemoterapi, hari-2 dan ke-.5 setelah mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard. Kuesioner Skala FLIE The Functional Living Index-Emesis Scale untuk menilai gejala mual dan muntah yang timbul berupa acute phase atau delayed phase yang berpengaruh pada kualitas hidup pasien dalam aktifitas sehari-hari.

3.6.2. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh diolah secara secara komputerisasi dengan menggunakan sistem skoring kuesioner Skala FLIE The Functional Living Index-Emesis Scale yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel. Universitas Sumatera Utara

3.7. Alur Penelitian

PENDERITA KANKER OVARIUM Kriteria inklusi dan eksklusi Sampel penelitian PEMBERIAN KEMOTERAPI Platinum dan Taxol. DAN ANTIEMETIK Dexametason, Ondansetron, Metoklopramide. PENILAIAN MUAL DAN MUNTAH DENGAN KUESIONER SKALA FLIE THE FUNCTIONAL LIVING INDEX-EMESIS SCALE, DINILAI PADA HARI 1 SEBELUM KEMOTERAPI, HARI KE 2 DAN HARI KE 5 SETELAH KEMOTERAPI Analisa data Universitas Sumatera Utara 3.8. Definisi Operasional 3.8.1. Kanker Ovarium Defenisi :Semua penderita kanker ovarium yang mendapat kemoterapi Platinum dan Taxol, dan mendapat terapi antiemetik dexamethason, ondansetron, metoklopramide.

3.8.2. Skala FLIE

Defenisi :Skala Fungsional Living Index Emesis yang diukur dengan kuesoner 18 pertanyaan, terdiri dari 9 pertanyaan mengenai mual dan 9 pertanyaan mengenai muntah. Diukur pada hari 1 sebelum kemoterapi, hari 2 dan hari 3 setelah kemoterapi. Alat Ukur :Nilai kuesioner dinilai dengan Visual Analog Scale VAS Hasil Ukur :1. Nilai 6-7 menunjukkan bahwa mual dan muntah tidak berdampak pada kualitas hidup pasien 2. Nilai 2-1 menunjukkan bahwa mual dan muntah berdampak jelek pada kualitas hidup pasien Skala ukur : Rasio

3.8.3. Visual Analog Scale VAS

Defenisi :Suatu penilaian kualitas hidup pasien kanker ovarium yang mendapat kemoterapi. Dinilai dengan garis vertikal 0-100 mm, ditandai dengan batasan angka 1 sampai 7, angka terendah menunjukkan efek Universitas Sumatera Utara yang tinggi terhadap mual-muntah,sedangkan angka yang tertinggi menunjukkan efek yang rendah terhadap mual-muntah akibat kemoterapi. Skor tertinggi adalah 6-7 point. - Nilai VAS : 1: sangat mengganggu 2-3: mengganggu 4-5: sedikit mengganggu 6-7: tidak mengganggu Alat ukur : Anamnesa dan pengisian kuisioner FLIE Skala ukur : Nominal

3.8.4. Mual Defenisi

: Sensasi atau perasaan tidak menyenangkan yang subjekstif pada bagian akhir tenggorokan dan perut yang menyebabkan produksi saliva berlebihan, keringat, takikardi, gangguan kesadaran, selera makan berkurang dan menimbulkan dorongan untuk muntah. Alat ukur :Anamnesa dan pengisian kuisioner FLIE berdasarkan keadaan klinis pasien yang dimasukkan kedalam kategori mual, yaitu Universitas Sumatera Utara Kategori Mual : 1 : Hilang selera makan, kebiasaan makan tidak berubah 2 : Asupan makan berkurang tanpa penurunan BB bermakna. Memerlukan cairan IV 24 jam 3 : Asupan kalori dan cairanmakanan dan minuman tidak memadai. Memerlukan cairan IV atau TPN 24 jam. 4 : Mengancam nyawa 5 : Menyebabkan kematian Skala ukur: Nominal

3.8.5. Muntah

Defenisi :Kontraksi otot abdomen yang menyebabkan keinginan untuk mengeluarkan isi lambung melalui mulut. Alat Ukur: Pengisian kuesioner FLIE Berdasarkan keadaan klinis pasien yang dimasukkan kedalam kategori muntah, yaitu Kategori muntah: 1 : 1 sampai 2 episiode muntah dalam 24 jam Universitas Sumatera Utara 2 : 3 sampai 5 episiode muntah24 jam Memerlukan cairan IV 24 jam 3 : ≥ 6 episiode muntah24 jam. Memerlukan cairan IV atau TPN 24 jam 4 : Mengancam nyawa 5 : Menyebabkan kematian

3.8.6. Kemoterapi

Defenisi : Suatu cara pengobatan kanker ovarium dengan menggunakan Platinum dan Taxol Alat Ukur : Pemberian kemoterapi dengan cara: Pukul 00.00 wib - NaCl 0.9 1 flash 30 tetesmenit - Dexamethason 20 mgIV Pukul 06.00 wib - Dexamethason 20 mgIV Pukul 11.30 wib - Ondansetron 4 mgIV - Diphenhidramin 50 mgIM - Ranitidin 50 mg dalam 20 cc NaCl Pukul 12.00 wib - Platinum ....mg Packlitaxel dosis disesuaikan dengan Body surve area dalam 500 cc NaCl, habis Universitas Sumatera Utara dalam 3 jam 50-60 tetesmenit Pukul 15.00 wib - Dextrose 5 1 flash Habis dalam 30 menit Pukul 15.30 wib - Taxol ...mg Actoplatin Pukul 20.00 wib - Ondansetron 4 mgIV Jika urine 100 cc4 jaminjeksi lasix 1 amp

3.8.7. Antiemetik

Defenisi : Obat-obat untuk mencegah atau menghilangkan gejala mual dan muntah yaitu yang Dexametason, Metoklopramide, Ondansetron

3.8.8. Usia penderita

Defenisi : Ulang tahun terakhir penderita pada saat penelitian dilakukan Alat ukur : Anamnesa tanggal lahir penderita Skala ukur : Rasio

3.8.9. Usia Menarchi

Defenisi : Usia pertama kali mengalami menstruasi atau haid Alat Ukur : anamnesa umur pertama kali menstruasi Skala Ukur : nominal Universitas Sumatera Utara

3.8.10. Body Mass Index BMI

Defenisi: ukuran statistik dari berat seseorang menurut skala ketingian Alat Ukur : Anamnesa dan Pengukuran Tinggi badan dan Berat badan Cara ukur : Rumus BMI: Berat Badan Kg Tinggi Badan 2 Meter 2 Skala ukur : Skala RasioVariabel Kategorok Klasifikasi WHO : 1.Underweight 18.5 2. Normal Weight 18.5-24.9 3. Overweight 25.0-29.9 4. Obesity 30.0

3.8.11. Paritas

Defenisi :Keadaan seorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak atau jumlah kehamilan yang janin mati atau hidup. Alat ukur : Anamnesis jumlah anak yang pernah dilahirkan Skala Ukur : Nominal 1-6 Universitas Sumatera Utara

3.8.12. Hari kemoterapi

Defenisi : Hari dimana pasien mendapatkan pengobatan kemoterapi, dimulai dari dari 1 sebelum mendapat kemoterapi, hari 1 kemoterapi, hari ke 2, hari ke 3, hari ke 4, hari ke 5 Alat ukur : Anamnesa jadwal kemoterapi pasien Skala ukur : nilai dalam ratio, yaang diukur mulau hari 1,2,3,4,5 Kemoterapi

3.8.13. Obat kemoterapi ematogenetik

Defenisi : Obat kemoterapi yang dapat memicu mual dan muntah atau memiliki potensi emetik jika diberikan. Alat ukur : pengisian kuesioner Skala ukur : Ordinal Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebanyak 32 orang subyek penelitian yaitu penderita tumor ovarium ganas yang memenuhi kriteria inklusi dan yang mendapat kemoterapi Platinum-Taxol sesuai prosedur standard dan mendapat antiemetik Dexametason, Ondansetron, Metoclopramide sesuai prosedur standard mengisi kuesioner FLIE pada hari 1 sebelum kemoterapi, hari 2 dan hari 5 setelah kemoterapi. Seluruh subyek dinilai efektifitas penatalaksanaan mual dan muntahnya setelah pemberian kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard dengan melihat skoring dari kuesioner FLIE yang dinilai dengan menggunakan Visual Analog Scale VAS. Beberapa faktor karakteristik subyek yang diduga merupakan faktor resiko terjadinya mual dan muntah pada saat pemberian kemoterapi dinilai pada penelitian ini dengan menggunakan analisis komparatif antara penderita tumor ovarium ganas yang mendapat kemoterapi dan antiemetik yang sesuai prosedur standard yang meliputi: umur, berat badan, siklus kemoterapi dan gejala mual dan muntah pada hari I sebelum mendapat kemoterapi, hari II dan hari V setelah pemberian kemoterapi. Pada penelitian ini yang termasuk didalam karakteristik adalah: usia, usia menarchi, status perkawinan, paritas, dan BMI.tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Karakteristik Responden Tumor Ovarium Ganas Karakteristik Kanker Ovarium N Usia tahun • 15-25 2 6,3 • 26-35 6 18,8 • 36-45 7 21,9 • 46-55 13 40,6 • 55 4 12,5 Usia menarchi tahun • 11 1 3,1 • 12 10 31,3 • 13 14 43,8 • 14 2 6,3 • 15 4 12,5 • 17 1 3,1 Status Perkawinan • Kawin 27 84,4 • Tidak Kawin 5 15,6 Paritas • P0A0 16 50,0 • P1A0 3 9,4 • P1A1 1 3,1 • P2A0 2 6,3 • P3A0 1 3,1 • P4A0 1 3,1 • P4A1 1 3,1 • P4Ao 1 3,1 • P5A0 1 3,1 • P5A1 1 3,1 • P6A0 2 6,3 • P6A1 1 3,1 • P6A2 1 3,1 BMI • Underweight 3 9,4 • Normoweight 1 3,1 • Overweight 1 3,1 • Obesitas 27 84,4 Universitas Sumatera Utara Gambaran karakteristik responden berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden tumor ovarium ganas sebagian besar pada kelompok umur 46-55 tahun 40,6 dan persentase terkecil pada kelompok umur 15 – 25 tahun 6,3. Jordan el al 2007 pada penelitiaannya menyatakan bahwa pasien yang memiliki usia lebih muda lebih beresiko mengalami mual dan muntah akibat kemoterapi. Usia menarchi responden sebagian besar pada umur 12-13 tahun 75,1 dan persentase terkecil pada kelompok umur 11 tahun dan 17 tahun masing- masing 1 orang 3,1. Responden umumnya dengan status sudah kawin 84,4 dengan paritas sebagian besar adalah P0A0 50 lainnya tersebar secara merata pada paritas 1 sampai dengan paritas 6 dan pernah atau tidak pernah mengalami abortus. Berdasarkan BMI, responden umumnya adalah dalam katagori obesitas 84,4 dan yang mengalami underweight hanya 9,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Distribusi responden berdasarkan Skor Mual dan Muntah FLIE Distribusi Skor Mual Muntah FLIE Distribusi Skor Mual Muntah FLIE N N SKOR MUAL HARI 1 SKOR MUNTAH HARI 1 6 14 43,7 6 14 43,7 7 18 56,3 7 18 56,3 SKOR MUAL HARI KE 2 SKOR MUNTAH HARI 2 5 2 6,3 6 17 53,1 6 15 46,9 7 15 46,9 7 15 46,9 SKOR MUAL HARI KE 5 SKOR MUNTAH HARI 5 3 1 3,1 5 16 50,0 4 9 28,1 6 15 46,9 5 20 62,5 7 1 3,1 6 2 6,3 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden pada hari 1 sebelum mendapatkan kemoterapi, mempunyai skor FLIE untuk keluhan mual dan muntah yang sama yaitu 7 dan 6 dengan persentase masing- masing 56,3 dan 43,7. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden pada hari 1 sebelum mendapatkan kemoterapi tidak mengalami keluhan mual dan muntah. Pada hari ke 2 setelah mendapatkan kemoterapi, sebagian besar responden mempunyai skor FLIE untuk keluhan mual dan muntah yang relatif sama yaitu 6 dan 7. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden pada hari 2 setelah mendapatkan kemoterapi juga tidak mengalami keluhan mual dan muntah. Berbeda halnya pada hari ke 5 setelah mendapatkan kemoterapi, sebagian besar responden mempunyai skor FLIE yang relatif lebih rendah Universitas Sumatera Utara dari hari ke 2 yaitu untuk keluhan mual sebagian besar adalah skor 5 dan 4 , sedang untuk skor muntah sebagian besar adalah 5 dan 6. Kondisi ini menunjukkan bahwa responden pada hari 5 setelah mendapatkan kemoterapi hanya mengalami keluhan mual dan muntah tingkat ringan yang sedikit mengganggu. Berdasarkan kepustakaan, penelitian yang dilakukan oleh Doranne L, et al 2010, FLIE telah digunakan untuk mengevaluasi kualitas hidup pasien setelah penggunaan antiemetik. Alat FLIE diciptakan untuk menguji 3 hari dampak CINV pada kehidupan pasien sehari-hari dan sudah tervalidasi. Dari data yang diterbitkan tahun 2007 oleh National Comprehensive Cancer Network dan oleh American Society of Clinical Onkology pada tahun 2006 di jumpai angka insiden mual dan muntah yang terjadi sebelum pengobatan kemoterapi berkisar 18 sampai 57 dengan gejala mual yang lebih sering terjadi. Grunberg 2004 mengatakan dalam penelitiannya bahwa faktor risiko terjadinya mual dan muntah akibat kemoterapi berhubungan dengan kondisi pasien meliputi usia yang kurang dari 50 tahun, jenis kelamin perempuan, riwayat penggunaan alkohol, riwayat mabuk dalam perjalanan, riwayat mual muntah akibat kehamilan, riwayat mual muntah akibat kemoterapi sebelumnya dan fungsi sosial yang rendah sedangkan faktor yang Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan obat-obat yang digunakan yaitu tergantung jenis obat, dosis, kombunasi dan metode pemberian. Berdasarkan kepustakaan, penelitian yang dilakukan Decker MG, et al 2006 mengenai pengukuran kesimbangan aktifitas hidup sehari-hari setelah mendapat kemoterapi emetogenik tingkat sedang yang diukur dengan menggunakan kuisioner FLIE yang telah tervalidasi, menyatakan bahwa mual muntah akibat kemoterapi yang tidak terkontrol akan mempengaruhi kualitas hidup pasien sehingga menghambat aktifitas sehari-hari, pemberian antiemetik dapat menggurangi mual dan muntah akibat kemoterapi, walaupun akan dijumpai mual yang tertunda. Untuk itu diperlukan evaluasi penatalaksanaan ulang terhadap pemberian antiemetik yang adekuat untuk mengurangi efek mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi. Dari data beberapa penelitian 50 pasien yang mendapat kemoterapi yang emetogenik tingkat sedang mengalami mual saat kemoterapi awal, dan lebih dari 25 pasien mengalami muntah pada siklus kemoterapi berikutnya. Pada penelitian ini, seluruh subjek yang diteliti telah mendapat antiemetik ondansetron yang termasuk dalam golongan 5-HT 3 reseptor antagonis, dexamethason yang termasuk golongan steroid, dan metoklopramode yang termasuk golongan para-aminobenzoic acid. Ketiga antiemetik tersebut merupakan antiemetik golongan sedang. Prosedur yang dilakukan untuk penatalaksanaan mual dan muntah akibat kemoterapi pada subjek yang Universitas Sumatera Utara diteliti sudah sesuai dengan protokol terbaru antiemetik dari National Comprehensive cancer Network 2004. Pada penelitiaan ini seluruh pasien yang diteliti mendapat obat kemoterapi golongan ematogenik sedang, yaitu platinum dan Taxol. Sesuai dengan protokol National Comprehensive cancer Network 2004, dikatakan juga bahwa penatalaksanaan mual dan muntah tertunda pada pasien yang mendapat kemoterapi dengan tingkat ematogenik sedang dan berat adalah 5-HT 3 reseptor antagonis. Berdasarkan penilaian efek mual dan muntah dengan skor FLIE diatas menunjukkan bahwa pemberian antiemetik bersamaan dengan kemoterapi dapat menekan efek mual dan muntah sampai hari ke 2 dan hari ke 5 hanya memberikan efek mual dan muntah yang sedang. Nilai rerata berat badan dan skor FLIE responden pada hari ke 5 serta korelasi berat badan dengan skor FLIE keluhan mual dan muntah dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Tabel 4.3 Nilai rerata Berat Badan dan Skor FLIE hari ke 5 Variabel Mean Std. Deviation N BB 47.13 10.927 32 SKOR MUAL HARI KE 5 4.72 .634 32 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada hari ke 5 rerata berat badan responden tumor ovarium ganas adalah 47,13 Kg dan rerata skor FLIE adalah 4,72. Tabel 4.4 Hasil uji korelasi Pearson antara Berat Badan dan Skor FLIE BB Kg SKOR MUAL HARI KE 5 Pearson Correlation 1 .089 Sig. 2-tailed .628 N 32 32 Untuk mengetahui adanya korelasi antara berat badan dan skor FLIE pada hari ke 5 dilakukan uji statistik dengan uji Korelasi Pearson. Hasil uji statistik sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.4 bahwa tidak adanya korelasi yang bermakna antara berat badan subyek yang diteliti dengan skor mual dan muntah yang dinilai pada hari 5 setelah pemberian kemoterapi. r = 0,09. Untuk mengetahui adanya perbedaan skor FLIE pada hari ke 2 dan ke 5 untuk keluhan mual dan muntah, dilakukan uji statistik dengan t-test berpasangan. Hasil uji statistik dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil uji t- test berpasangan skor FLIE hari ke 2 dan ke 5 Variabel Mean Std. Deviation Std. Error Mean t Df Sig. 2- tailed Pair 1 SKOR MUAL HARI KE 2 - SKOR MUAL HARI KE 5 6.41 4.72 .821 0.615 0.634 11.633 31 .000 Pair 2 SKOR MUNTAH HARI KE 2 - SKOR MUNTAH HARI KE 5 6.47 5.53 .716 0.507 0.567 7.411 31 .000 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa secara statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna skor FLIE untuk keluhan mual muntah pada hari ke 2 dan hari ke 5 setelah pemberian kemoterapi. p0,05. Rerata skor mual dan muntah FLIE pada hari ke 2 setelah pemberian kemoterapi adalah 6.41 dan 6.47. Rerata skor mual dan muntah FLIE pada hari 5 adalah 4.72 dan 5.53. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa terjadi mual dan muntah pada hari 5 setelah pemberian kemoterapi dengan tingkat mual dan muntah sedikit mengganggu. Dapat kita simpulkan bahwa pemberian antiemetik yang sudah ada cukup efektif untuk mengurangi efek mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi. Grunberg et al,2004 dalam penelitiannya mengatakan bahwa hampir semua pasien akan mengalami mual dan muntah dalam 1-2 jam setelah pemberian kemoterapi dengan pemberian kemoterapi potensi emetik tinggi. Biasanya mual dan muntah akan berkurang setelah 18-24 jam dan akan mencapai Universitas Sumatera Utara puncak kekambuhan kedua setelah 48-72 jam. 57 pasien mengalami mual dan 41 pasien mengalami muntah pada hari kedua sampai hari kelima setelah pemberian kemoterapi. Dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kejadian mual dan muntah yang paling sering dialami oleh pasien terjadi pada 48 jam sampai dengan 72 jam setelah pemberian kemoterapi. Berdasarkan kepustakaan, penelitian lain yang mendukung penelitian diatas adalah yang dilakukan oleh Decker MG, et al 2006, mengatakan bahwa pengukuran skala FLIE dilakukan pada hari 2 dan hari 5 setelah pemberian kemoterapi, dimana pasien sebelumnya telah mendapat antiemetik. Pengukuran ini dilakukan untuk mengevaluasi gejala mual dan muntah yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah kemoterapi Acute Phase, dan dalam periode 48-72 jam setelah kemoterapi Delayed Phase. Dijumpai bahwa lebih mayoritas subjek yang diteliti 63 mengalami mual yang tertunda walaupun telah mendapat pengobatan antiemetik. Berdasarkan kepustakaan, penelitian yang dilakukan oleh Daum BB, et al 2006, pada penelitiaannya didapatkan bahwa angka kejadian mual59,7 lebih tinggi dari angka kejadian muntah36,4, dan mual yang terjadi lebih tinggi pada fase delayed atau tertunda, yaitu sebesar 54,3. Universitas Sumatera Utara Roila Fausto et al 2004 melaporkan angka kejadian mual dan muntah yang mendapat kemoterapi dengan tingkat ematogenik moderat dan telah mendapat antiemetik, mengalami mual dan muntah tertunda sebesar 57 dan 41. Penelitian lain yang dilakukan Bellatori E dan Roila F 2003 mengenai dampak mual dan muntah pada kualitas hidup pasien penderita kanker yang mendapat kemoterapi, bahwa diperlukan obat antiemesis yang efektif yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala mual dan muntah yang disebabkan oleh efek kemoterapi sehingga dapat menimbulkan dampak positif terhadap kualitas hidup pasien dalam aktifitas sehari-hari. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan skoring The Functional Living Index Emesis FLIE, tidak ada keluhan mual dan muntah sebelum dan setelah hari ke 2 pemberian kemoterapi. Hanya menimbulkan efek mual dan muntah 2. Pada hari ke lima setelah pemberian kemoterapi, dijumpai keluhan mual dan muntah tingkat sedang berdasarkan skoring The Functional Living Index Emesis FLIE. 3. Pemberian kemoterapi bersama dengan anti emetik dapat menekan efek mual dan muntah sampai hari ke 2 dan hanya menimbulkan efek mual dan muntah tingkat sedikit mengganggu pada hari ke 5. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran

Dokumen yang terkait

Gejala Mual-Muntah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gejala Mual-Muntah Pada Pasien Kanker Post Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

17 142 106

Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

29 211 102

EVALUASI PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PARU DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009.

1 10 22

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIK DALAM PENATALAKSANAAN MUAL MUNTAH KARENA KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2008.

4 9 19

View of FAKTOR RISIKO TERJADINYA MUAL MUNTAH LAMBAT AKIBAT KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA

0 0 5

KEJADIAN DEMAM NEUTROPENIA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENDAPAT KEMOTERAPI

0 0 8

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan kuisioner functional living index emesis (FLIE) hanya kepada pasien kanker ovarium yang mendapat kemoterapi dan antiemetik sesuai prosedur standard dan mengisi

0 1 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. The Functional Living Index-Emesis Scale (Skala FLIE) - Efektifitas Penatalaksanaan Mual dan Muntah pada Pasien Kanker Ovarium yang Mendapat Kemoterapi yang Dinilai dengan Fungsional Living Indeks Emesis (FLIE)

1 1 17

EFEKTIFITAS PENATALAKSANAAN MUAL DAN MUNTAH PADA PASIEN KANKER OVARIUM YANG MENDAPAT KEMOTERAPI YANG DINILAI DENGAN FUNCTIONAL LIVING INDEKS EMESIS ( FLIE )

3 6 18

Evaluasi penatalaksanaan mual muntah pada pasien kanker ovarium pasca kemoterapi di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009 - USD Repository

0 1 135