Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
PENYE
ANGU
EBAB DE
ULAR CH
DAN SEK
Diaj syarat gF
UN
EFISIENS
HEILITIS
KOLAH
ukan untuk guna memp TIKAFAKULTA
NIVERSI
SI NUTRI
DI SEKO
DASAR N
SKRI k memenuh peroleh gela OleA ELMAYA NIM : 07
AS KEDO
ITAS SU
MED
201
ISI PADA
OLAH DA
NEGERI
IPSIhi tugas da ar Sarjana
h :
ANTI PUR 0600089
OKTERA
MATERA
DAN
12
A MURID
ASAR ST
060895 M
an melengk Kedoktera RBAAN GIGI
A UTARA
D PENDE
T.ANTON
MEDAN
kapi an GigiI
A
ERITA
NIUS 1
(2)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Penyakit Mulut
Tahun 2012
Tika Elamayanti Purba
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Xi + 41 halaman
Inflamasi adalah proses yang terjadi sebagai respon pertahanan tubuh. Salah satu tandanya adalah perubahan permeabilitas pembuuh darah dan dilatasi vaskular. Pada gingiva, inflamasi juga dapat ditandai dengan dijumpainya perdarahan pada probing yang dapat dihitung dengan indeks perdarahan papila dimodifikasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa tea tree oil memiliki kemampuan anti-inflamasi disamping kemampuan anti-bakterinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas obat kumur dengan kandungan tea tree oil 0,2% terhadap indeks perdarahan gingiva.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan randomisasi subjek. Penelitian dilakukan selama 21 hari. Penelitian ini menggunakan double-blind study. Sampel penelitian adalah mahasiswa FKG USU stambuk 2011 sejumlah 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada subjek
(3)
penelitian terlebih dahulu dilakukan penskelingan dan kemudian dilakukan pengukuran indeks perdarahan gingiva pada hari ke-0,ke-3,ke-7,ke-11,ke-14,ke-18,dan ke-21.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan yang bermakna terhadap indeks perdarahan papila dimodifikasi pada kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol terjadi kenaikan rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi. Dengan uji statistik t-test berpasangan dapat diketahui bahwa pemakaian obat kumur menunjukkan perbedaan yang bermakna pada hari ke-11 dan semakin lama waktu penggunaan obat kumur tersebut semakin meningkat pula efektifitasnya.
Kesimpulannya adalah obat kumur dengan kandungan tea tree oil 0,2% efektif dalam menurunkan inlamasi gingiva. Terjadi penurunan rata-rata indeks perdarahan papila yang dimodifikasi selama 21 hari penggunaan obat kumur tersebut.
(4)
PENYE
ANGU
EBAB DE
ULAR CH
DAN SEK
Diaj syarat gF
UN
EFISIENS
HEILITIS
KOLAH
ukan untuk guna memp TIKAFAKULTA
NIVERSI
SI NUTRI
DI SEKO
DASAR N
SKRI k memenuh peroleh gela OleA ELMAYA NIM : 07
AS KEDO
ITAS SU
MED
201
ISI PADA
OLAH DA
NEGERI
IPSIhi tugas da ar Sarjana
h :
ANTI PUR 0600089
OKTERA
MATERA
DAN
12
A MURID
ASAR ST
060895 M
an melengk Kedoktera RBAAN GIGI
A UTARA
D PENDE
T.ANTON
MEDAN
kapi an GigiI
A
ERITA
NIUS 1
(5)
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui untuk dipertahankan Di hadapan tim penguji skripsi
21 Desember 2011
Pembimbing Tanda Tangan
1. Wilda Hafny Lubis, drg, M.Si
(6)
TIM PENGUJI PROPOSAL
Proposal ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji proposal pada tanggal 21 Desember 2011
TIM PENGUJI
Ketua : Wilda Hafny Lubis, drg., M.Si ... Anggota : Syuaibah Lubis, drg ... Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM ...
(7)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunianya akhirnya penulisan skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.
Dengan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada orang tua tersayang yaitu M. Purba dan E.R Lumbantoruan yang telah memberikan kasih sayang, doa retu dan dukungan tanpa batas.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Sayuti Hasibuan selaku ketua Departemen Penyakit Mulut dan koordinator skripsi yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran kepada penulis. 2. Wilda Hafny Lubis, drg., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi atas
kesabaran dan waktu yang diberikannya untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah memberikan motivasi dalam kegiatan akademik penulis. 4. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi USU.
5. Kepala SD St.Antonius I dan SD Negeri 060895 Medan yang telah mengizinkan dan memberi masukan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan siswa/i yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
(8)
6. Kakak dan adik penulis, Corry Pininta, Laser Purba dan Manuel Purba yang selalu memberikan dukungan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. Sahabat penulis, Coni Oktami, Nuria Fazrina, Isfayanti, Tri Sari DP, Carolina , yang ikut membantu penulis.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga hasil karya atau skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.
Medan,25 Desember 2011 Penulis,
(Tika E.Purba) NIM : 070600089
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. LataBelakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Mamfaat Penelitian ... 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Periodonsium Normal ... 4
2.2. Etiologi Penyakit Periodontal ... 5
2.2.1. Faktor Primer ... 5
2.2.2. Faktor Sekunder ... 5
2.3. Inflamasi ... 6
2.3.1. Respon Sel Mast ... 7
2.3.2. Sistem protein plasma ... 9
2.3.3. Produk Selular ... 9
2.4. Perdarahan Gingiva pada Probing sebagai Tanda Inflamasi ... 10
2.5. Kontrol Plak ... 10
2.6. Obat Kumur ... 11
(10)
2.6.2. Obat Kumur Herbal ... 11
2.7. Tea Tree Oil ... 12
2.7.1. Komposisi ... 13
2.7.2. Sifat Tea Tree Oil ... 14
2.7.2.1 Sifat Anti Bakteri Tea Tree Oil ... 14
2.7.2.2 Sifat Anti Viral Tea Tree Oil ... 15
2.7.2.3 Sifat Anti Fungal Tea Tree Oil ... 16
2.7.2.4 Sifat Anti Inflamasi Tea Tree Oil ... 17
2.7.3. Mekanisme Anti Inflamasi Tea Tree Oil ... 17
2.8. Tea Tree Oil sebagai Obat Kumur ... 18
2.8.1 Efek Samping Tea Tree Oil ... 19
2.9 Indeks Pengukuran yang Dipergunakan ... 20
Bab 3 Kerangka Konsep dan Hipotesis 3.1. Kerangka Konsep ... 22
3.2. Hipotesis ... 22
Bab 4 Metodologi Penelitian 4.1. Jenis Penelitian ... 23
4.2. Rancangan Penelitian ... 23
4.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
4.3.1. Tempat Penelitian ... 23
4.3.2. Waktu Penelitian ... 23
4.4. Populasi dan Sampel ... 23
4.4.1. Populasi ... 23
4.4.2. Sampel ... 23
4.4.3. Besar Sampel ... 24
4.4.4. Kriteria Inklusi ... 24
4.4.5. Kriteria Eksklusi ... 24
4.5. Variabel Penelitian ... 25
4.5.1. Variabel Pengaruh ... 25
4.5.2. Variabel Terpengaruh ... 25
4.5.3. Variabel Kendali ... 25
4.5.4. Defenisi Operasional ... 25
4.6. Alat dan Bahan ... 25
4.6.1. Alat Penelitian ... 25
4.6.2. Bahan Penelitian ... 26
4.7. Prosedur Penelitian ... 26
4.8. Metode Pengukuran ... 28
4.9. Analisis Data ... 28
(11)
BAB 6 PEMBAHASAN ... 34 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... 37 7.2 Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Faktor lokal dan faktor sistemik... 6 Tabel 2.2 Komposisi kimia Tea Tree Oil ... 13 Tabel 5.1 Data distribusi rata-rata Indeks Perdarahan Papila
Dimodifikasi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol... 29 Tabel 5.2 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 3 hari ... 30 Tabel 5.3 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 7 hari ... 31 Tabel 5.4 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 11 hari ... 31 Tabel 5.5 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 14 hari ... 32 Tabel 5.6 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 14 hari ... 32 Tabel 5.7 Analisa Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi sebelum
dan sesudah pemakaian obat kumur selama 14 hari ... 33
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Reaksi Inflamasi secara Umum ... 7
Gambar 2 Serangkaian Proses Inflamasi... 8
Gambar 3 Tanaman Melaleuca alternifolia ... 12
Gambar 4 Struktur Kimia Tea tree oil ... 14
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Komisi Etik
2. Surat Izin Pemakaian Laboratorium kimia 3. Data Penelitian Subjek
4. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian 5. Penjelasan Bagi Subjek Penelitian
6. Lembar Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian Setelah Penjelasan 7. Kuisioner Penelitian
8. Form Isian Hasil Pemeriksaan Klinis 9. Tabel Jadwal Kegiatan
(15)
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Penyakit Mulut
Tahun 2012
Tika Elamayanti Purba
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Xi + 41 halaman
Inflamasi adalah proses yang terjadi sebagai respon pertahanan tubuh. Salah satu tandanya adalah perubahan permeabilitas pembuuh darah dan dilatasi vaskular. Pada gingiva, inflamasi juga dapat ditandai dengan dijumpainya perdarahan pada probing yang dapat dihitung dengan indeks perdarahan papila dimodifikasi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa tea tree oil memiliki kemampuan anti-inflamasi disamping kemampuan anti-bakterinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas obat kumur dengan kandungan tea tree oil 0,2% terhadap indeks perdarahan gingiva.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni dengan randomisasi subjek. Penelitian dilakukan selama 21 hari. Penelitian ini menggunakan double-blind study. Sampel penelitian adalah mahasiswa FKG USU stambuk 2011 sejumlah 40 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pada subjek
(16)
penelitian terlebih dahulu dilakukan penskelingan dan kemudian dilakukan pengukuran indeks perdarahan gingiva pada hari ke-0,ke-3,ke-7,ke-11,ke-14,ke-18,dan ke-21.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan yang bermakna terhadap indeks perdarahan papila dimodifikasi pada kelompok perlakuan sedangkan pada kelompok kontrol terjadi kenaikan rata-rata indeks perdarahan papila dimodifikasi. Dengan uji statistik t-test berpasangan dapat diketahui bahwa pemakaian obat kumur menunjukkan perbedaan yang bermakna pada hari ke-11 dan semakin lama waktu penggunaan obat kumur tersebut semakin meningkat pula efektifitasnya.
Kesimpulannya adalah obat kumur dengan kandungan tea tree oil 0,2% efektif dalam menurunkan inlamasi gingiva. Terjadi penurunan rata-rata indeks perdarahan papila yang dimodifikasi selama 21 hari penggunaan obat kumur tersebut.
(17)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rongga mulut merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh manusia, tetapi baik bagi dokter umum terutama dokter gigi merupakan bagian tubuh yang penting. Rongga mulut merupakan cermin kesehatan seseorang, merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal.1
Penyakit yang terjadi di dalam mulut dapat terjadi pada mukosa non-keratin dan mukosa berkeratin, pada umumnya dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan, bisa merupakan kelainan warna, kelainan yang bersifat jinak atau keganasan, dapat terasa nyeri atau tidak nyeri. Angular Cheilitis merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang terjadi pada mukosa berkeratin, yaitu pada sudut mulut. Angular cheilitis bukan merupakan penyakit yang membahayakan, tapi dapat mengganggu kenyamanan seseorang berupa rasa nyeri dan merasa malu dalam bersosialisasi.1
Prevalensi terjadinya angular cheilitis menurut beberapa penelitian menunjukkan angka yang cukup tinggi, pada penelitian yang dilakukan Maria R Crivelli, dkk (2006) mengennai prevalensi lesi oral pada anak sekolah dasar umur 4-13 tahun di Argentina berdasarkan tingkatan ekonomi, dilaporkan bahwa 1,1% anak sekolah dasar dengan tingkat ekonomi tinggi menderita angular cheilitis, sedangkan 6,5% pada anak sekolah dasar dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah.3 Dari penelitian Martinez P.dkk melaporkan 2,5% menderita angular cheilitis pada populasi
(18)
orang dewasa di Amerika Serikat. Sealin itu, penelitian yang diadakan di India, dari 1190 pasien yang mengunjungi departemen Oral Medicine, dilaporkan bahwa 41,2% menderita lesi oral dan 0,58% diantaranya menderita angular cheilitis.7
Angular cheilitis merupakan salah satu penyakit infeksi oportunistik, yaitu penyakit yang dapat timbul ketika terjadi penurunan daya tahan tubuh seseorang.5 Namun penyebab utama terjadinya angular cheilitis disebabkan infeksi bakteri. Menurut Ohman dkk, angular cheilitis disebabkan oleh Candida sp (20%), infeksi campuran antara Candida sp dan bakteria (60%) atau hanya bakteria (20%).6 Selain itu, menurut Scully dkk, Staphylococcus aureus juga berperan dalam menimbulkan lesi angular cheilitis. Hal ini membuktikan bahwa penyebab angular cheilitis adalah Candida sp dan Staphylococcus aureus.7
Selain itu, angular cheilitis dapat juga disebabkan oleh defisiensi nutrisi yang dikarenakan kurangnya masukan vitamin B kompleks, zat besi, dan asam folat.6 Hasil penelitian Lubis S (2003) melaporkan bahwa 200 anak umur 6-12 tahun di enam panti asuhan Kota Madya Medan, 94 diantaranya menderita angular cheilitis (47%), dimana persenyase angular cheilitis yang terbesar terdapat pada kelompok dengan KEP berat.4 Defisiensi imun juga dapat dikaitkan dengan timbulnya lesi oral, khususnya angular cheilitis. Kondisi imun yang menurun meyebabkan sistem pertahanan tubuh tidak mampu memerangi infeksi disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Defisiensi imun sering didapati pada penderita diabetes mellitus atau penderita HIV.7
Trauma mekanis juga dapat menyebabkan timbulnya angular cheilitis. Pada anak-anak dapat berupa kebiasaan menjilat sudut bibir, mengisap jari dan mengences.
(19)
Sedangkan pada orang tua dapat disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atau akibat proses penuaan.6 Shelly (2005) melaporkan sebanyak 4% dari 100 lansia di panti jompo Binjai Sumatera Utara menderita angular cheilitis karena memakai gigi tiruan yang tidak pas.
Atas fakta tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada anak-anak sekolah dengan tingkat sosial ekonomi yang berbeda, faktor-faktor etiologi manakah yang prevalensinya paling tinggi di dua tingkatan sosial ekonomi tersebut.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Bagaimanakah pola etiologi angular cheilitis pada murid St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan angular cheilitis pada murid St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru.
1.3.2 Untuk mengetahui prevalensi setiap faktor etiologi angular cheilitis pada murid St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru.
(20)
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Memberi informasi kepada dokter gigi tentang pola etiologi yang berperan pada terjadinya angular cheilitis di berbagai tingkat sosial ekonomi, khususnya pada anak-anak, dan memberikan perawatan terhadap pasien.
1.4.2 Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan.
1.4.3 Sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan untuk program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pasa masyarakat di kemudian hari.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Angular Cheilitis
Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut. Pada kasus yang parah, retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan menimbulkan ulser dangkal atau krusta.5
Menurut Stannus, lesi ini dutandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas ke mukosa pipi. Angular cheilitis memiliki nama perleche, angular cheilosis dan angular stomatitis.6 Istilah perleche sebenarnya digunakan untuk angular cheilitis yang disebabkan defisiensi vitamin B kompleks, namun sekarang telah digeneralisasikan untuk semua angular cheilitis dengan berbagai etiologi.22
2.2. Etiologi
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya angular cheilitis yaitu infeksi, trauma mekanis, defisiensi nutrisi atau menurunnya sistem imun. Dalam proses terjadinya angular cheilitis, faktor-faktor penyebab tersebut bisa berdiri sendiri atau berkombinasi dengan faktor lain. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa angular cheilitis dapat disebabkan oleh defisiensi riboflavin (vitamin B2) yang bertumpang tindih dengan infeksi jamur atau infeksi bakteri. Umumnya angular
(22)
cheilitis pada orang dewasa disebabkan oleh agen infeksi atau faktor mekanikal sedangkan pada anak-anak yang lebih menonjol disebabkan defisiensi nutrisi dan menurunnya sistem imun. Biasanya pada anak, angular cheilitis sering diikuti dengan demam.6 Defisiensi dari vitamin B yang menyebabkan angular cheilitis adalah akibat dari kekurangan riboflavin (vitamin B2), asam folat dan piridoksin (vitamin B6). Sedangkan vitamin lainnya yang juga tergabung di dalam vitamin B kompleks tidak menyebabkan terjadinya angular cheilitis walaupun menimbulkan lesi-lesi di rongga mulut. Candida albicans dan Staphylococcus aureus banyak terdapat dalam lesi angular cheilitis.22
2.2.1. Infeksi
Agen infeksi merupakan penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih 54% dari lesi, dimana sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus.6 Angular cheilitis sering dikaitkan dengan keberadaan Oral Candidiasis, yang umumnya terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan, terutama pada pasien yang mengalami denture stomatitis. Candida sp dapat diisolasi kurang lebih dua pertiga dari pasien yang menderita angular cheilitis, terjadi karena satu faktor saja atau merupakan kombinasi dengan Staphylococcus sp.22 dan Streptococcus sp. Menurut Lewis, secara umum pasien yang menderita angular cheilitis yang memakai protesa lebih cenderung mempunyai Candida sp. yang berkolonisasi dalam flora oral. Adanya pengelupasan kulit yang berwarna kuning menunjukkan infeksi dari Staphylococcus aureus yang dapat membedakannya dengan Candida sp.2
(23)
Faktor mekanis dapat terjadi pada orang tua dan anak-anak. Pada orang tua dapat disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atauakibat proses penuaan sedangkan pada anak-anak seperti menjilat sudut bibir, menghisap jari dan menggunakan dot. Pada orang tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal disebabkan karena kehilangan gigi atau pasien dengan gigi tiruan yang tidak pas akan menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya membentuk lipatan-lipatan pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut, menyebabkan lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida albicans. Pada anak-anak, kebiasaan menjilat sudut bibir dan menghisap jari akan menyebabkan saliva berkumpul pada sudut mulut dan terbentuklah lingkungan yang sesuai untuk proliferasi organisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih parah dengan membiarkan bibir yang basah dikeringkan oleh angin dan sinar matahari. Penyebab angular cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan bernafas melalui mulut dan sering mengeluarkan air liur (mengences).
2.2.3. Defisiensi Nutrisi
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), malnutrisi adalah ketidakseimbangan selular antara suplai makanan dan energi dengan kebutuhan tubuh untuk menjamin pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi-fungsi spesifik. Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrition atau defisiensi nutrisi) maupun kelebihan gizi (overnutrition).19
Defisiensi nutrisi yang sering terjadi pada pasien penderita angular cheilitis antara lain ialah defisiensi vitamin B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (kobalamin),
(24)
zat besi, dan asam folat. Dimana sumber vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat pada buah, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran, khususnya sayuran hijau.11
Masukan makanan yang tidak seimbang sebagai hasil dari kondisi rumah tangga yang buruk merupakan salah satu penyebab malnutrisi pada anak. UNICEF juga menyatakan bahwa penyakit dan kebiasaan makan yang tidak baik sama berperannya dalam menyebabkan malnutrisi. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan bahwa terdapat 6.516 balita yang kekurangan gizi sepanjang tahun 2006 dan 2,38% dari 281.131 balita di lima wilayah ibu kota DKI Jakarta menderita kurang gizi.20 Selain faktor ekonomi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang nutrisi yang baik dapat menyebabkan kurangnya kualitas asupan gizi mereka, masyarakat tidak mengerti bagaimana memilih makanan yang berkualitas baik dengan harga murah yang dapat mereka konsumsi. Masyarakat tidak memanfaatkan sumber yang tersedia dengan baik karena kekurangan informasi atau pengetahuan mengenai bagaimana cara pemberian makanan sehingga mereka lebih mengutamakan rasa kenyang tanpa memperhatikan kualitas dan variasi makanan.20 Penyebab lain terjadinya malnutrisi ialah pengaruh adat dan kebiasaan masyarakat yang tidak sesuai dengan praktek mengenai cara pemberian makanan yang benar.9
Pada pasien angular cheilitis yang dihubungkan dengan defisiensi nutrisi dapat terlihat penipisan papilla lidah (depapillated tongue) pada pasien dengan defisiensi asam folat, atau lidah ungu kemerahan (reddish-purple depapillated tongue) pada defisiensi vitamin B. Angular cheilitis yang disertai alopesia, diare dan ulserasi oral non-spesifik yang biasanya terdapat di lidah dan mukosa bukal, dapat diduga karena defisiensi seng.6
(25)
2.2.4. Defisiensi Imun
Defisiensi imun merupakan gangguan kemampuan sistem pertahanan tubuh untuk memerangi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Pada defisiensi imun sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat, sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif dari biasanya.18
Angular cheilitis juga disebabkan oleh defisiensi imun. Angular cheilitis yang dikaitkan dengan kandidiasis merupakan manifestasi awal defisiensi imunologis seperti Diabetes Mellitus atau infeksi HIV. Pada anak-anak, angular cheilitis mudah terjadi akibat sistem imun yang belum matang. Pada orang-orang tua dengan daya tahan yang lemah akan memudahkan pertumbuhan jamur atau bakteri lain berkembang secara pathogen yang akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya lesi angular cheilitis.6
2.3. Gambaran Klinis
Secara umum angular cheilitis mempunyai simtom utama bibir kering, rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur yang diikuti dengan rasa terbakar pada sudut mulut. Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. Kadang-kadang lesi dapat menyeliputi vermilion ke kulit dalam bentuk fisur atau garis lurus yang dalam berasal
(26)
dari sudut pemakai p Ang lesi lain. K tanda-tand terinflama berkemban lateral da mengalam pada daer inflamasi. Gambar Conpend Disease.U
t mulut dis protesa.6 gular cheilit
Ketika terja da fisik te asi dan t
ngnya lesi p ri mukosa mi maserasi,
rah kulit ya
2: Serangka dium of Conti
USA: Medica
sebut rhagad
tis yang dis adi penurun erutama di
erjadi mas pada sudut pipi dan b terlihat jug ang berdeka
aian proses inuing Educat al World Busin
des, dalam
ebabkan de nan kadar r
daerah m serasi dise mulut. Les biasanya lo ga fisur vert atan. Biasa
inflamasi (C tion in Dentist ness Press,200
bentuk yan
efisiensi vita iboflavin d mulut, bibi ertai deng si di sudut m okasinya bi
tikal halus p anya pada p
ohen DW,Bo try. Gingivitis 04)
ng lebih pa
amin B kom dalam tubuh
r dan hid gan adanya
mulut melu ilateral. Da pada batas v permukaan
onta CY. A s: an Inflamato
arah, teruta
mpleks berb h, dapat terl dung, dima
a retak-ret uas 1-10 mm
asar lesi ba vermillion b lesi tidak Suplement ory Periodont ama pada beda dari lihat dari ana bibir tak dan m kearah asah dan bibir dan dijumpai to tal
(27)
2.4 Diagnosis
Angular cheilitis secara klinis mudah dkenali, gambaran klinisnya cukup jelas. Untuk pemeriksaan laboratorium, dapat mengukur Candida sp dan Staphylococcus aureus yang diambil dari lesi angular cheilitis. Pada pemakai gigi tiruan, dapat diisolasi Candida sp dari lesi angular cheilitis dan juga dari palatum, juga dapat dari air kumur-kumur dari pemakai gigi tiruan tersebut. Angular cheilitis biasanya diikuti dengan alopesia di lokasi lesi berada dan disertai non-spesifik lesi-lesi oral yang terdapat di lidah dan mukosa bukal, kemungkinan diakibatkan kekurangan zat besi.23 Ada beberapa differential diagnosis angular cheilitis namun sangat jarang dijumpai, yaitu acanthosis nigricans, acrodermatitis enteropathica, glucagonoma dan pemphigus vegetans.22
(28)
Kerangka Teori:
Inflamasi gingiva
Sel terlibat dalam inflamasi: sel mast, aktifasi sistem protein plasma dan pelepasan produk seluler
Histamin, neutrofil, monosit, Bradikinin, IL-1, IL-2, IL-4, IL-6, IL-8, IFN, TNF- α., Prostaglandin E2 (PGE2) ,
Tea Tree Oil
terpinen-4-ol, α-terpineol , dan 1,8-cineole dapat menekan produksi superperoksida dari sel monosi
terpinen 4-ol mampu menghilangkan komponen utama dari TNFα, IL-1β, IL 8, IL 10, dan prostaglandin E2 terpinen 4-ol memodulasi
vasodilatasi dan ekstravasi plasma yang dihubungkan dengan inflamasi yang induksi histamin pada manusia.
Penurunan inflamasi
Penurunan indeks perdarahan papila
(29)
BAB III
Kerangka Konsep dan Hipotesis
3.1. Kerangka Konsep
3.2. Hipotesis
1. Hipotesis nol (Ho) yaitu tidak ada hubungan antara penggunaan obat kumur yang mengandung tea tree oil 0,2 % terhadap indeks perdarahan gingiva.
2. Hipotesis alpha (Ha) yaitu ada hubungan antara penggunaan obat kumur yang mengandung tea tree oil 0,2 % terhadap indeks perdarahan gingiva .
Obat kumur mengandung tea
tree oil 0,2 %
Indeks Pendarahan Gingiva 1. Lama penggunaan obat kumur
2. Frekuensi penggunaaan obat kumur 3. Metode/cara penyikatan gigi
4. Pengetahuan tentang kebersihan rongga mulut
(30)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi perbandingan. Penelitian survei deskriptif disini adalah penelitian yang bertujuan melakukan pengumpulan data mengenai pola etiologi yang ditemukan pada murid-murid dua sekolah dasar yang menderita angular cheilitis, kemudian membandingkan persamaan dan perbedaannya.13 Hasil penelitian ini akan memberikan data etiologi atau faktor penyebab apakah yang paling sering terjadi pada anak-anak yang menderita angular ncheilitis di tingkat sosial ekonomi yang berbeda.
4.2 Populasi dan Sampel
Rancangan penelitian dilakukan secara double blind dan kemudian dilakukan pengukuran atau observasi awal (hari 0) dan observasi berikutnya dilakukan pada hari ke-3, ke-7, ke-11, ke-14, ke-18, dan hari ke-21.
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 4.3.1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara .
4.3.2 Waktu Penelitian Bulan Januari – Februari 2011
(31)
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian 4.4.1 Populasi
Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara stambuk 2011.
4.4.2 Sampel
Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara stambuk 2011 yang dipilih secara random sesuai dengan besar sampel serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
4.4.3 Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian adalah sebesar 40 orang diambil secara random menggunakan nomor induk siswa yang genap. Sampel terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebesar dihitung dengan rumus:
( n-1) . (r-1) ≥ 15 (n-1) . (2-1) ≥ 15 (n-1) ≥ 15 n = 16
Keterangan : n = besar sampel r = banyak perlakuan
Jumlah sampel adalah sebanyak 20 orang untuk menghindari adanya lost. Total jumlah sampel adalah 40 orang dengan 20 subjek kontrol dan 20 subjek perlakuan.
4.4.4 Kriteria inklusi
(32)
2. Memiliki paling sedikit 20 jumlah gigi permanen.
3. Tidak sedang menggunakan antibiotik selama 6 bulan terakhir. 4. Tidak menderita penyakit sistemik.
4.4.5 Kriteria Eksklusi
1. Sedang memakai pesawat ortodonti. 2. Sedang memakai gigi tiruan lepasan.
3. Pernah mendapat perawatan kelainan periodontal selama 6 bulan terakhir. 4. Sedang menderita karies profunda.
5. Perokok aktif
6. Memiliki kebiasaan buruk. 4.5 Variabel Penelitian 4.5.1 Variabel pengaruh
Obat kumur Tea Tree Oil dengan konsentrasi 0,2 % 4.5.2 Variabel Terpengaruh
Indeks pendarahan gingiva 4.5.3 Variabel kendali
1. Lama penggunaan obat kumur yaitu selama 21 hari.
2. Frekuensi penggunaan obat kumur yaitu sebanyak 2 kali sehari. 3. Metode atau cara penyikatan gigi yang dilakukan oleh sampel. 4. Pengetahuan sampel penelitian terhadap kebersihan rongga mulut. 5. Jenis pasta gigi dan sikat gigi yang digunakan oleh subjek.
(33)
1. Obat kumur yang mengandung tea tree oil 0,2% adalah hasil titrasi tea tree oil 100% dengan akuadest dan Polisorbat 80 .
2. Indeks pendarahan papila yang dimodifikasi ( Modified Papillary Bleeding Index) didasarkan pada pengamatan pendarahan gingiva yang timbul setelah prob periodontal diselipkan dari arah vestibular ke col sebelah mesial dari gigi yang diperiksa.
4.6 Alat dan Bahan Penelitian 4.6.1 Alat Penelitian
a. Kaca Mulut b. Sonde c. Pinset
d. Skaler elektrik e. Erlenmeyer f. Gelas ukur g. Pipet ukur h. Labu ukur i. Buret
4.6.2 Bahan Penelitian
a. Tea tree oil 100% (dititrasi sampai 0,4%) c. Polisorbat 80
b. Bahan Pewarna Plak d. Akuades
4.7 Prosedur Penelitian
(34)
1. Pemilihan subjek sesuai besar sampel yang memenuhi kriteria yang ditentukan dan meminta kesediaan subjek untuk mengikuti penelitian
2. Pemberian edukasi serta instruksi cara penyikatan gigi pada subjek
3. Pemberian pasta gigi dan sikat gigi yang sama untuk semua subjek penelitian. 4. Melakukan penskeleran pada subjek. Penskeleran dilakukan di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan melakukan pengukuran indeks perdarahan papila dimodifikasi pada H- 0 .
5. Memberikan obat kumur yang mengandung tea tree oil sebesar 0,2 % kepada subjek penelitian dan obat kumur plasebo pada subjek kontrol,kemudian meminta subjek untuk menggunakannya sebanya 2 kali sehari selama 21 hari.
4. Mengamati indeks perdarahan papila yang dimodifikasi pada subjek setelah diberi perlakuan selama 21 hari yaitu pada hari ke-0, ke-3, ke-7, ke 11,ke-14,ke18 dan ke 21.
5. Pencatatan hasil pemeriksaan dan analisis data menggunakan sistem SPSS. Skema alur penelitian
Ethical Clearance
Informed Consent
Subjek Penelitian
(35)
4.8 Metode Pengukuran
Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini adalah indeks perdarahan papila dimodifikasi meliputi semua gigi yang ada di rongga mulut subjek.
4.9 Analisis Data
Data yang telah diperoleh dimasukkan kedalam komputer dan dilakukan analisis data dengan menggunakan sistem SPSS. Untuk melihat perbedaan efektifitas
tea tree oil dibandingkan dengan kelompok plasebo digunakan uji T dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Signifikansi statistik diperoleh jika nilai P < 0,05.
Scaling Scaling
Pemberian obat kumur dengan kandungan tea tree oil 0,2%
(21 hari)
Pemberian obat kumur plasebo (21 hari)
Pemeriksaan indeks perdarahan papila dan Pencatatan hasil pemeriksaan pada hari ke-0, ke-3, ke-7, ke-11, ke 14, ke-18, ke-21
(36)
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 40 orang yang dipilih secara acak dari 220 mahasiswa FKG angkatan 2011. Sampel kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan sebanyak 20 orang dan kelompok kontrol sebanyak 20 orang. Hasil penelitian akan diuraikan dibawah ini.
Tabel 5.1. Data distribusi rata – rata indeks perdarahan papila dimodifikasi mahasiswa FKG 2011 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Hari
Rata-rata IPPD Kelompok Perlakuan (TTO)
Rata-rata IPPD Kelompok Kontrol (Plasebo)
n Rata – rata ± SD N Rata – rata ± SD
0 3 7 11 14 18 21 20 20 20 20 20 20 20
0,237 ± 0,155 0,235 ± 0,157 0,228 ± 0,159 0,218 ± 0,162 0,208 ± 0,164 0,201 ± 0,160 0,190 ± 0,161
20 20 20 20 20 20 20
0,325 ± 0,195 0,324 ± 0,197 0,330 ± 0,197 0,337 ± 0,192 0,341 ± 0,200 0,333 ± 0,195 0,343 ± 0,195
(37)
Grafik 5.1 FKG 2011 Pa penurunan hari ke-21 perdarahan penurunan menggamb perlakuan Tabel 5.2 pemakaian Uji t-berpa IPPD perl IPPD kont Keteranga 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 1. Distribusi 1 pada kelom ada hasil tab n rata – rat 1. Sedangka n papila di n pada hari barkan adan
mulai dari
2. Analisa n obat kumu asangan
akuan (TTO trol
an : uji t-ber H‐0
i rata – rata mpok perlak
bel 1, dapa ta indeks pe an, pada kel
imodifikasi ke-18 dan nya penuru hari ke-3 sa
indeks per ur tea tree o
Rata-r sebelu O) 0,237
0,325 rpasangan ,
H‐3
a indeks pe kuan dan ke at dilihat b
erdarahan p lompok kon diantara h terdapat ke unan mean ampai ke-21
rdarahan pa
oil 0,2% sel rata IPP um (hari 0)
(*) terdapa H‐7 H‐1
rdarahan pa elompok ko bahwa pada papila dimo ntrol, terda hari ke- 3 d enaikan kem
indeks perd 1.
apila dimod ama 3 hari PD Rata-ra
sesuda 0,235 0,324 at perbedaan 11 H‐14
apila dimod ontrol a kelompok odifikasi da apat kenaika dan ke-14, mbali pada h darahan pap
difikasi seb
ata IPPD ah (hari 3)
n bermakna H‐18
difikasi m
k perlakuan ari hari ke-3 an rata – rat
kemudian hari ke-21. pila pada k
belum dan
D t
0,609 0,135 a (p<0,05)
H‐21
ahasiswa terdapat 3 sampai ta indeks terdapat Grafik 1 kelompok sesudah p 0,550 0,894 per kon lakuan ntrol
(38)
Pada hasil tabel 2, dapat dilihat perbandingan indeks perdarahan papila dimodifikasi antara hari ke-0 dan ke-3 pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dari hari ke- 0 dan ke-3 dapat terlihat adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini dinyatakan dengan nilai p yang >0,05.
Tabel 5.3. Analisa indeks perdarahan papila dimodifikasi sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur tea tree oil 0,2 % selama 7 hari
Uji t-berpasangan Rata-rata IPPD sebelum (hari 0)
Rata-rata IPPD sesudah (hari 7)
T P
IPPD perlakuan (TTO) 0,237 0,228 1,815 0,085
IPPD kontrol 0,325 0,330 -1,438 0,167
Keterangan : uji t-berpasangan , (*) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Pada hasil tabel 3, dapat dilihat perbandingan indeks perdarahan papila dimodifikasi antara hari ke-0 dan hari ke-7. Dari perbandingan tersebut dapat dilihat adanya perbedaan, tetapi tidak bermakna (p >0,05) baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok sampel.
Tabel 5.4. Analisa indeks perdarahan papila dimodifikasi sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur tea tree oil 0,2 % selama 11 hari
Uji t-berpasangan Rata-rata IPPD sebelum (hari 0)
Rata-rata IPPD sesudah (hari 11)
t p
IPPD perlakuan (TTO) 0,237 0,218 2,323 0,031*
IPPD kontrol 0,325 0,337 -1,873 0,077
(39)
Pada hasil tabel 4, dapat dilihat perbandingan indeks perdarahan papila dimodifikasi pada hari ke-0 dan ke-11. Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna ( p < 0,05). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hari ke-0 dan ke-11.
Tabel 5.5. Analisa indeks perdarahan papila dimodifikasi sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur tea tree oil 0,2 % selama 14 hari
Uji t-berpasangan Rata-rata IPPD sebelum (hari 0)
Rata-rata IPPD sesudah (hari 14)
t p
IPPD perlakuan (TTO) 0,237 0,208 3,047 0,007*
IPPD kontrol 0,325 0,341 -1,908 0,072
Keterangan : uji t-berpasangan , (*) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Pada hasil tabel 5, dapat dilihat perbandingan indeks papila dimodifikasi pada hari ke-0 dan ke-14. Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna ( p < 0,05). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hari ke-0 dan ke-14.
Tabel 5.6. Analisa indeks perdarahan papila dimodifikasi sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur tea tree oil 0,2 % selama 18 hari
Uji t-berpasangan Rata-rata IPPD sebelum (hari 0)
Rata-rata IPPD sesudah (hari 18)
t p
IPPD perlakuan (TTO) 0,237 0,201 3,559 0,002*
IPPD kontrol 0,325 0,333 -1,145 0,267
Keterangan : uji t-berpasangan ,(*) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Pada hasil tabel 6, dapat dilihat perbandingan indeks perdarahan papila dimodifikasi pada hari ke-0 dan ke-18. Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan
(40)
yang bermakna ( p < 0,05). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hari ke-0 dan ke-18.
Tabel 5.7. Analisa indeks perdarahan papila dimodifikasi sebelum dan sesudah pemakaian obat kumur tea tree oil 0,2 % selama 21 hari
Uji t-berpasangan Rata-rata IPPD sebelum (hari 0)
Rata-rata IPPD sesudah (hari 21)
t P
IPPD perlakuan (TTO) 0,237 0,190 4,747 0,001*
IPPD kontrol 0,325 0,343 -1,756 0,095
Keterangan : uji t-berpasangan , (*) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05)
Pada hasil tabel 7, dapat dilihat perbandingan indeks perdarahan papila dimodifikasi pada hari ke-0 dan ke-21. Pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna ( p < 0,05). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hari ke-0 dan ke-21.
Hasil uji t-berpasangan pada kelompok perlakuan memperlihatkan adanya perbedaan yang bermakna ( p<0,05 ) antara sebelum dan sesudah perlakuan pada hari ke-11, ke-14, ke-18, ke-21 . Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan antara hari ke-0 dengan hari pengukuran lainnya , tetapi perbedaan tersebut tidak bermakna ( p>0,05).
(41)
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dapat diketahui bahwa obat kumur yang mengandung tea tree oil 0,2% secara signifikan efektif terhadap penurunan indeks perdarahan papila yang dimodifikasi setelah pemakaian selama 11 hari.
2. Dapat diketahui bahwa penggunaan obat kumur dengan kandungan tea tree oil efektif dalam menurunkan inflamasi yang ditandai dengan penurunan skor indeks perdarahan gingiva mulai dari hari ke-0 sampai hari ke-21.
7.2 SARAN
Hasil penelitian menunjukkan pemakaian obat kumur dengan kandungan tea tree oil efektif untuk menurunkan inflamasi, tetapi subjek perlakuan mengeluhkan rasa yang tidak enak selama penggunaan obat kumur tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengurangi rasa tidak enak tersebut. Selain itu, masih sedikit penelitian terhadap efektifitas obat kumur tea tree oil terhadap penurunan inflamasi gingiva. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian lanjutan mengenai hal ini.
Tea tree oil yang berasal dari genus Malaleuca alternifolia berasal dari Australia dan tanaman ini belum ditemukan tumbuh di Indonesia. Oleh karena itu,
(42)
diperlukan penelitian lebih lanjut dibidang pertanian sehingga memungkinkan tanaman ini tumbuh di Indonesia.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
1. Carranza FA, Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s Clinical Periodontology. 10th ed. Missouri: Saunders Elsevier, 2006: 46-92,100-69,721-47. 2. Fedi PF, Vernino AR, Gray JL. Silabus Periodonti. Ed 4. Alih bahasa . Amaliya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005: 1-20,73-83.
3. Eley BM, Soory M, Manson JD. Periodontics. 6th ed. Edinburgh: Saunders Elsevier ,2010: 1-18, 36-56,227-40.
4. Clerehugh V, Tugnait A, Genco RJ. Periodontology at Glance. Iowa: Wiley-Blackwell, 2009:2-3,6-7.
5. Reddy S. Essensials of Clinical Periodontology and Periodontics. 2nd ed. New Delhi : Jitendar P Vij, 2008: 8-65,280-90.
6. Dorote A, Beemsterboer PL. Periodontology for the Dental Hygienist. 3rd ed. Missouri : Saunders Elsevier, 2007: 43-133,235-59.
7. Cohen DW, Bonta CY. A Supplement to Conpendium of Continuing Education in Dentistry. USA : Medical World Business Press. Inc 2004: 4-15
8. Oancea R, Podariu AC, Jumnaca D, Galuscan A. Comparative study between conventional and modern method of proffesional dental hygene. J Pediatrului. 2006; 9 (33-4) : 66-9
9. Farah CS, Mclntosh L, McCullough MJ. Mouthwashes. Australian Prescriber. 2009; 32(6): 162-4.
(44)
10. Haffajee AD, Yaskell T, Socransky SS. Antimicrobial Effectiveness of an Herbal Mouthrinse Compared with an Essensial Oil and a Chlorhexidine Mouthrinse. J Am Dent Assoc. 2008; 139 : 606-11
11. Ramamurthy J, Lakshmi T. Pharmalogycal Aspect of Tea Tree Oil (TTO) and Its Role in Dentistry- a Comprehensive Review. Int J Pharma and Bio Sciences. 2011 ; 2 (4) : 573-81.
12. Soukoulis S, Hirsch R. The Effect of a Tea Tree Oil – Containing Gel on Plaque and Chronic Gingivitis. Australian Dent J. 2004; 49(2): 78-83.
13. Carson CF, Hammer KA, Riley TV. Malaleuca alternifolia (Tea Tree) Oil : a Review of Antimicrobial and Other Medicinal Properties. Clinical Microbiology Reviews. 2006; 19 (1) : 50-62
14. Rural Industries Research and Development Corporation. Antimicrobial Activity of Tea Tree Oil Againts Oral Microorganism. Crawley, 2003: 1-23
15. Scientific Committee on Consumer Products. Tea Tree Oil. 2004: 1-21
16. MeenaAnand K, Goyal R, SubrayaBhat G, Kamath Shobha, Anand KM, Aggrawal Madhur, et al. A novel Anti-Oxidant Lemon grass Oil Mouth Wash- a Clinical Trial. Asian J Exp Biol Sci. 2011; 2(3): 482-6
17. Anonymous. Tea Tree Oil Products- Founded on Ecological Principles. http: teatreeoilproducts.co.uktea_tree.html. 20 Januari 2012
18. Australian Government Rural Industries Research and Development Corporation. The Effectiveness and Safety of Australian Tea Tree Oil. 2007: 3-15.
(45)
20. Hammer KA, Dry L, Jhonson M, Michalak EM, Carson CF, Riley TV. Susceptability of Oral Bacteria to Malaleuca alternifolia (Tea Tree) oil in Vitro. Oral Microbiology and Immunology. 2003; 18: 389-92
21. Khalil Z, Pearce AL, Satkunanathan N, Storer E, Finlay JJ. Regulation of Wheal and Flare by Tea Tree Oil: Complementary Human and Rodent Studies. J Invest Dermatol. 2004; 123: 683-90
22. . Brand C, Ferrante A, Prager RH,Riley TV, Carson CF, Finlay-Jones JJ, et al. The Water Soluble Component of the Essensial oil of Melaleuca alternifolia (Tea tree oil) Suppress the Production of Superperoxide by Human Monocytes, but not Neutrophils, Activated In Vitro. Inflamation Research. 2001; 50: 213-9.
23. Villarreal G, Zagorski J, Wahi SM. Inflamation: Acute. Encyclopedia of Life science.2001: 1-8
24. Golab M, Sonta KS. Mechanism Involved in The Anti Inflamatory action of Inhaled Tea Tree Oil in Mice. Experimental Biology and Medicine. 2007; 232 : 420-2 25. Rural Industries Research and Development Corporation. Anti-Inflamatory Activity of Tea Tree Oil. Jones JF, Hart P, Riley T, Carson C. 2001: 1-26
26. Prabhakar AR, Vipin AHUJA, Basappa N. Effect of Curry Leaves, Garlic and Tea Tree Oil on Streptococcus Mutans and Lactobacili in Children: A Clinical and Microbiological Study. Pesquisa Brasileira em Odontopediatria e Clinica Integrada. 2009; 9 (3) : 259-63
(46)
DATA PENELITIAN SUBJEK
Nama :
Jenis Kelamin :
NIM :
Usia : tahun
Suku Bangsa : Alamat tinggal : Telp./HP :
(47)
Kepada Yth
Bapak/Ibu... Di tempat
Bersama ini kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian kami tentang:
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Dengan tujuan untuk:
1. Menganalisis hubungan antara pemakaian obat kumur yang mengandung Tea Tree Oil 0,2% terhadap indeks plak.
2. Menganalisis hubungan antara pemakaian obat kumur yang mengandung Tea Tree Oil 0,2% terhadap indeks pendarahan gingiva.
Dengan penelitian ini, kepada Bapak/Ibu akan dilakukan:
Wawancara mengenai kebersihan rongga mulut dan cara menjaga kebersihan rongga mulut Bapak/ Ibu sehari-hari.
Pemeriksaan keadaan rongga mulut yang meliputi pemeriksaan gigi geligi dan jaringan periodonsium, yaitu gusi (gingiva) terdiri dari pemeriksaan indeks plak dan indeks pendarahan gingiva.
Penskelingan yang dilakukan di bagian Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Pemakaian obat kumur yang mengandung Tea Tree Oil 0,2% selama 14 hari.
Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian adalah: pemakaian bahan pewarna (disclosing solution) untuk melihat akumulasi plak serta adanya kemungkinan terjadi perdarahan saat instrumentasi alat pada waktu pemeriksaan gigi geligi dan jaringan periodonsium. Semua tindakan tersebut membutuhkan waktu 15-20 menit.
(48)
Keuntungan menjadi subjek yaitu mendapat penskelingan guna menjaga kebersihan rongga mulut dan menambah pengetahuan mengenai perkembangan obat kumur herbal dan cara melakukan kebersihan mulut yang benar.
Jika Bapak/Ibu bersedia,Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian yang terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian hal ini kami sampaikan, atas kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kami ucapkan terima kasih.
Medan.
1. Tika E Purba
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp: 085265802369
PENJELASAN BAGI SUBJEK PENELITIAN
(49)
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Peneliti : Tika E Purba
Pada kesempatan ini, kami ingin Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta mamfaat dari penelitian ini, sehingga Bapak/Ibu memahami yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian kami berharap Bapak/Ibu bersedia mengikuti penelitian ini sebagai subjek penelitian dan kami percaya partisipasi ini memberi mamfaat bagi Bapak/Ibu. Adapun penelitian ini sudah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Apakah plak gigi tersebut?
Plak gigi atau plak bakteri adalah deposit lunak yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat sebagai akumulasi dari mikroba . Penumpukan plak gigi sudah dapat terlihat dalam 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur kebersihan mulut.
Apakah yang terjadi apabila plak tersebut ada di permukaan gigi?
Plak gigi merupakan faktor primer dalam menimbulkan penyakit periodontal. Apabila plak tetap ada maka akan terjadi penyakit periodontal . Salah satu tanda adanya penyakit periodontal adalah berupa pendarahan sewaktu probing (memasukkan alat yaitu prob kedalam gusi). Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian plak salah satunya adalah dengan menggunakan obat kumur.
Apakah yang dimaksud dengan Tea Tree Oil?
Tea Tree Oil dihasilkan dengan distilasi atau sulingan uap dari daun dan pucuk dari M.alternifolia. Dengan satu kali kondensasi maka minyak jernih berwarna pucat kuning terpisah dari air sulingan. Minyak ini sudah banyak digunakan sebagai produk kosmetik, obat-obatan, dan produk untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
(50)
Tea Tree Oil mempunyai sifat anti bakteri dan anti inflamasi yang dapat membunuh bakteri dan dapat mengurangi mengurangi pembengkakan dan infeksi pada gusi. Banyak produk kebersihan mulut yang mengurangi plak sehingga mengurangi peradangan gusi, sedangkan tea tree oil punya potensi untuk mengurangi baik peradangan gusi dan plak secara simultan.
Apakah Tujuan dan Manfaat penelitian ini?
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis keefektifan penggunaan obat kumur yang mengandung Tea Tree Oil 0,2 % terhadap pengaruhnya pada plak dan pendarahan gingiva dan dalam pemeliharaan kebersihan rongga mulut. Pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan?
Subjek penelitian diharapkan mengisi data diri, kemudian akan diberikan kuisioner mengenai keadaan rongga mulut Bapak/Ibu. Bapak/Ibu akan diskeling dan kemudian diberikan obat kumur yang digunakan selama 14 hari sebanyak 2 kali sehari. Pemeriksaan kemudian dilakukan pada hari ke 3, ke 7, ke 11, dan ke 14, 18, 21. Pemeriksaan berupa pemberian bahan pewarna gigi untuk melihat adanya penumpukan plak dan pemasukan alat yaitu prob periodontal kedalam gusi untuk melihat ada atau tidaknya pendarahan pada gusi.
Adakah penelitian ini dikenakan biaya?
Pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya (gratis).
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
(51)
Nama : ... Alamat : ... Telepon/Hp : ...
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan memahami tentang pemeriksaan yang akan dilakukan pada penelitian yang berjudul:
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Medan,...
Yang menyetujui
Subjek Penelitian
(...)
NO :
Tanggal Pemeriksaan :
KUESIONER DEPARTEMEN PENYAKIT MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(52)
I. Data Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
NIM :
Usia : tahun
Suku Bangsa : Alamat tinggal : Telp./HP :
II. Status Kebersihan Rongga Mulut
1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? A. Ya
B. Tidak
2. Berapa kali dlam satu hari anda melakukan penyikatan gigi? A. Tidak pernah
B. 1 kali sehari C. 2 kali sehari
D. Lebih dari 2 kali sehari
3. Pernahkah anda berkunjung kedokter gigi dalam 6 bulan terakhir ini? A. Ya
B. Tidak
4. Jika anda berkunjung ke dokter gigi, tujuannya adalah A. Melakukan pemeriksaan rutin
B. Menderita sakit gigi atu gusi bengkak
(53)
5. Apakah anda pernah mengalami pembengkakan pada gusi? A. Ya
B. Tidak
6. Apakah anda sedang memakai pesawat ortodonti (behel)? A. Ya
B. Tidak
7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan atau gigi palsu? A. Ya
B. Tidak
8. Apakah anda sedang mengkonsumsi antibiotik? A. Ya
B. Tidak
9. Apakah anda memiliki penyakit sistemik?
A. Ya, yaitu... B. Tidak
10. Apakah anda merokok? A. Ya
B. Tidak
11. Menurut anda seberapa penting kebutuhan menjaga kebersihan rongga mulut? A. Sangat penting C. Kurang penting
(1)
Keuntungan menjadi subjek yaitu mendapat penskelingan guna menjaga kebersihan rongga mulut dan menambah pengetahuan mengenai perkembangan obat kumur herbal dan cara melakukan kebersihan mulut yang benar.
Jika Bapak/Ibu bersedia,Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian yang terlampir harap ditandatangani dan dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Bapak/Ibu bebas mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung. Demikian hal ini kami sampaikan, atas kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kami ucapkan terima kasih.
Medan.
1. Tika E Purba
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Telp: 085265802369
PENJELASAN BAGI SUBJEK PENELITIAN
(2)
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Peneliti : Tika E Purba
Pada kesempatan ini, kami ingin Bapak/Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta mamfaat dari penelitian ini, sehingga Bapak/Ibu memahami yang akan dilakukan, diperiksa, dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian kami berharap Bapak/Ibu bersedia mengikuti penelitian ini sebagai subjek penelitian dan kami percaya partisipasi ini memberi mamfaat bagi Bapak/Ibu. Adapun penelitian ini sudah disetujui oleh Komite Etik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Apakah plak gigi tersebut?
Plak gigi atau plak bakteri adalah deposit lunak yang menumpuk ke permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut seperti restorasi lepasan dan cekat sebagai akumulasi dari mikroba . Penumpukan plak gigi sudah dapat terlihat dalam 1-2 hari setelah seseorang tidak melakukan prosedur kebersihan mulut.
Apakah yang terjadi apabila plak tersebut ada di permukaan gigi?
Plak gigi merupakan faktor primer dalam menimbulkan penyakit periodontal. Apabila plak tetap ada maka akan terjadi penyakit periodontal . Salah satu tanda adanya penyakit periodontal adalah berupa pendarahan sewaktu probing (memasukkan alat yaitu prob kedalam gusi). Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian plak salah satunya adalah dengan menggunakan obat kumur.
Apakah yang dimaksud dengan Tea Tree Oil?
Tea Tree Oil dihasilkan dengan distilasi atau sulingan uap dari daun dan pucuk dari M.alternifolia. Dengan satu kali kondensasi maka minyak jernih berwarna pucat kuning terpisah dari air sulingan. Minyak ini sudah banyak digunakan sebagai produk kosmetik, obat-obatan, dan produk untuk menjaga kebersihan rongga mulut.
(3)
Tea Tree Oil mempunyai sifat anti bakteri dan anti inflamasi yang dapat membunuh bakteri dan dapat mengurangi mengurangi pembengkakan dan infeksi pada gusi. Banyak produk kebersihan mulut yang mengurangi plak sehingga mengurangi peradangan gusi, sedangkan tea tree oil punya potensi untuk mengurangi baik peradangan gusi dan plak secara simultan.
Apakah Tujuan dan Manfaat penelitian ini?
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis keefektifan penggunaan obat kumur yang mengandung Tea Tree Oil 0,2 % terhadap pengaruhnya pada plak dan pendarahan gingiva dan dalam pemeliharaan kebersihan rongga mulut. Pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan?
Subjek penelitian diharapkan mengisi data diri, kemudian akan diberikan kuisioner mengenai keadaan rongga mulut Bapak/Ibu. Bapak/Ibu akan diskeling dan kemudian diberikan obat kumur yang digunakan selama 14 hari sebanyak 2 kali sehari. Pemeriksaan kemudian dilakukan pada hari ke 3, ke 7, ke 11, dan ke 14, 18, 21. Pemeriksaan berupa pemberian bahan pewarna gigi untuk melihat adanya penumpukan plak dan pemasukan alat yaitu prob periodontal kedalam gusi untuk melihat ada atau tidaknya pendarahan pada gusi.
Adakah penelitian ini dikenakan biaya?
Pada penelitian ini Bapak/Ibu tidak dikenakan biaya (gratis).
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI SUBJEK PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
(4)
Nama : ... Alamat : ... Telepon/Hp : ...
Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan memahami tentang pemeriksaan yang akan dilakukan pada penelitian yang berjudul:
Penyebab Defisiensi Nutrisi Pada Murid Penderita Angular Cheilitis di Sekolah dasar St. Antonius I dan SD Negeri 060895 di Kecamatan Medan Baru
Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.
Medan,...
Yang menyetujui
Subjek Penelitian
(...)
NO :
Tanggal Pemeriksaan :
KUESIONER DEPARTEMEN PENYAKIT MULUT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(5)
I. Data Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
NIM :
Usia : tahun
Suku Bangsa : Alamat tinggal : Telp./HP :
II. Status Kebersihan Rongga Mulut
1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? A. Ya
B. Tidak
2. Berapa kali dlam satu hari anda melakukan penyikatan gigi? A. Tidak pernah
B. 1 kali sehari C. 2 kali sehari
D. Lebih dari 2 kali sehari
3. Pernahkah anda berkunjung kedokter gigi dalam 6 bulan terakhir ini? A. Ya
B. Tidak
4. Jika anda berkunjung ke dokter gigi, tujuannya adalah A. Melakukan pemeriksaan rutin
B. Menderita sakit gigi atu gusi bengkak
(6)
5. Apakah anda pernah mengalami pembengkakan pada gusi? A. Ya
B. Tidak
6. Apakah anda sedang memakai pesawat ortodonti (behel)? A. Ya
B. Tidak
7. Apakah Anda sedang memakai gigi tiruan atau gigi palsu? A. Ya
B. Tidak
8. Apakah anda sedang mengkonsumsi antibiotik? A. Ya
B. Tidak
9. Apakah anda memiliki penyakit sistemik?
A. Ya, yaitu... B. Tidak
10. Apakah anda merokok? A. Ya
B. Tidak
11. Menurut anda seberapa penting kebutuhan menjaga kebersihan rongga mulut? A. Sangat penting C. Kurang penting