Sifat Mekanik ANALISA DATA

47

BAB 4 ANALISA DATA

Pada bab ini akan dibahas tentang analisa grafik hasil pengujian sifat mekanik yaitu uji tarik pada spesimen dengan bahan baku campuran serat kelapa sawit, polypropylene PP dan polystyrene PS yang dicetak dengan 3 variasi temperatur yang berbeda yaitu temperatur 160 o C, 180 o C dan 200 o C.

4.1. Sifat Mekanik

Pada proses uji tarik spesimen yang dilakukan, data-data yang akan diperoleh antara lain: 1. Tegangan Luluh : Nmm 2 2. Tegangan Tarik : Nmm 2 3. Elongation Perpanjangan : mmmm atau 4. Modulus Elastis : Nmm 2 Gambar 4.1. Spesimen Uji Tarik Universitas Sumatera Utara 48

1. Formula 1 dengan temperatur 160

o C Berikut ini merupakan data yang diperoleh untuk spesimen 160, yaitu antara lain: No. Kode Spesimen Dimensi Spesimen Gaya Luluh Fy Gaya Tarik Fu Lebar b Tebal t Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li mm mm mm mm N N 1. 160 - A 8.33 6.08 50 52.70 350 500 2. 160 - B 8.34 6.11 50 50.55 360 500 3. 160 - C 8.30 6.16 50 50.63 350 550 Dari data yang diatas maka dapat diperoleh, antara lain: 1. Kode Spesimen 160 – A 1. Perubahan Panjang ΔL 2. Luas A 3. Tegangan Luluh σ y Universitas Sumatera Utara 49 4. Tegangan Tarik σ u 5. Perpanjangan ε 6. Modulus Elastisitas E Untuk kode spesimen 160 – B dan 160 – C, perhitungan dilakukan seperti pada perhitungan kode spesimen 160 – A sehingga diperoleh No. Kode Spesimen Luas A Tegangan Luluh σy Tegangan Tarik σu Perpanjangan ε Modulus Elastisitas E mm 2 Nmm 2 Nmm 2 Nmm 2 1. 160 - A 50.65 6.91 9.87 5.40 182.78 2. 160 - B 50.96 6.87 9.81 1.10 891.82 3. 160 - C 51.13 6.85 10.76 1.69 636.67 Universitas Sumatera Utara 50

2. Formula 2 dengan temperatur 180

o C Berikut ini merupakan data yang diperoleh untuk spesimen 180, yaitu antara lain: No. Kode Spesimen Dimensi Spesimen Gaya Luluh Fy Gaya Tarik Fu Lebar b Tebal t Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li mm mm mm mm N N 1. 180 - A 8.46 6.14 50 51.19 250 400 2. 180 - B 8.38 6.07 50 50.48 250 400 3. 180 - C 8.34 6.06 50 50.57 250 350 Dari data yang diatas maka dapat diperoleh, antara lain: 1. Kode Spesimen 180 – A a. Perubahan Panjang ΔL b. Luas A c. Tegangan Luluh σ y Universitas Sumatera Utara 51 d. Tegangan Tarik σ u e. Perpanjangan ε f. Modulus Elastisitas E Untuk kode spesimen 180 – B dan 180 – C, perhitungan dilakukan seperti pada perhitungan kode spesimen 180 – A. Sehingga akan diperoleh No. Kode Spesimen Luas A Tegangan Luluh σy Tegangan Tarik σu Perpanjangan ε Modulus Elastisitas E mm 2 Nmm 2 Nmm 2 Nmm 2 1. 180 - A 51.94 4.81 7.70 2.38 323.53 2. 180 - B 50.87 4.91 7.86 0.96 818.75 3. 180 - C 50.54 4.95 6.93 1.14 607.89 Universitas Sumatera Utara 52

3. Formula 3 dengan temperatur 200

o C Berikut ini merupakan data yang diperoleh untuk spesimen 200, yaitu antara lain: No. Kode Spesimen Dimensi Spesimen Gaya Luluh Fy Gaya Tarik Fu Lebar b Tebal t Panjang Awal Lo Panjang Akhir Li mm mm mm mm N N 1. 200 - A 8.28 6.15 45 50.88 250 350 2. 200 - B 8.39 5.97 45 50.91 200 250 3. 200 - C 8.43 6.15 45 51.98 150 200 Dari data yang diatas maka dapat diperoleh, antara lain: 1. Kode Spesimen 200 – A a. Perubahan Panjang ΔL b. Luas A c. Tegangan Luluh σ y Universitas Sumatera Utara 53 d. Tegangan Tarik σ u e. Perpanjangan ε f. Modulus Elastisitas E Untuk kode spesimen 200 – B dan 200 – C, perhitungan dilakukan seperti pada perhitungan kode spesimen 200 – A. Sehingga akan diperoleh No. Kode Spesimen Luas A Tegangan Luluh σy Tegangan Tarik σu Perpanjangan ε Modulus Elastisitas E mm 2 Nmm 2 Nmm 2 Nmm 2 1. 200 - A 50.92 4.91 6.87 13.07 52.56 2. 200 - B 50.09 3.99 4.99 13.13 38.005 3. 200 - C 51.84 2.89 3.86 15.51 24.89 Universitas Sumatera Utara 54

4.2. Sifat Fisik