Hubungan Konsumsi Fast Food Terhadap Obesitas Hubungan Konsumsi Soft Drink Terhadap Obesitas

metabolisme tubuh. Sedangkan IMT tertinggi adalah 53,7, dalam hal ini IMT tersebut sudah dikatakan obesitas, kemungkinan karena penyakit metabolik, keturunan, hormon, asupan gizi yang berlebihan dan pola hidup yg kurang sehat.

5.2.4. Hubungan Konsumsi Fast Food Terhadap Obesitas

Makanan cepat saji nugget, pizza, spaghetti, burger, kentang goreng, sosis merupakan makanan yang mengandung kalori tinggi dari kandungan lemaknya. Sedangkan kue kering, tart, es krim, alkohol, dan minuman soda mengandung kalori tinggi dari gula nya. Makan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak selain meningkatkan kalori masuk yang akan ditumpuk dalam jaringan lemak tubuh juga akan meningkatkan kadar trigliserida dan kolesterol LDL Darmoutomo,2008. Berdasarkan hasil analisis data tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi Fast Food dengan obesitas p0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Tarigan 2012 yang tidak menemukan adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi Fast Food terhadap obesitas. Tidak adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi Fast Food terhadap obesitas kemungkinan disebabkan karena hubungan antara konsumsi Fast Food dengan obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi makan Fast Food saja, namun juga dari jenis makanan Fast Food yang di konsumsi dan porsi makanan yang dihabiskan setiap kali makan. Karena penelitian ini hanya meneliti hubungan frekuensi konsumsi Fast Food saja tanpa melihat porsi yang di konsumsi maka hal ini tidak cukup untuk dapat membuktikan hubungan antara konsumsi Fast Food terhadap obesitas.

5.2.5. Hubungan Konsumsi Soft Drink Terhadap Obesitas

Berdasarkan hasil analisis data tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi Soft Drink dengan obesitas p0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Asrin 2013 yang tidak menemukan adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi Fast Food terhadap obesitas. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tidak adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi Soft Drink terhadap obesitas kemungkinan disebabkan karena hubungan antara konsumsi Soft Drink dengan obesitas tidak hanya dipengaruhi oleh frekuensi minum Soft Drink saja, namun juga dari jenis minuman Soft Drink yang di konsumsi dan banyaknya minuman yang dihabiskan setiap kali minum. Karena penelitian ini hanya meneliti hubungan frekuensi konsumsi Soft Drink saja tanpa melihat porsi yang di konsumsi maka hal ini tidak cukup untuk dapat membuktikan hubungan antara konsumsi Soft Drink terhadap obesitas. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh: 1. Mayoritas Siswa di SMAN 4 Medan memiliki kategori kebiasaan konsumsi Fast Food jarang 86,6. 2. Mayoritas Siswa di SMAN 4 Medan memiliki kategori kebiasaan konsumsi Soft Drink jarang 85,4. 3. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi Fast Food dengan obesitas pada siswa di SMAN 4 Medan. 4. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi Soft Drink dengan obesitas pada siswa di SMAN 4 Medan.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti dalam penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu: 1. Diharapkan pada peneliti selanjutnya untuk mempertimbangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi status nutrisi seperti aktifitas fisik, asupan kalori per hari, Basal Metabolic Rate dan riwayat keturunan. 2. Diharapkan bagi siswa untuk memilih pola makan yang seimbang dan memilih minuman sesuai kebutuhan dan berguna bagi tubuh. 3. Diharapkan bagi siswa untuk menjaga kesehatan tubuh guna mencapai bobot tubuh yang optimal dan ideal sesuai dengan umur. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara