45
Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai dari variance inflation factor VIF dari hasil analisis regresi.Jika nilai VIF 10, maka
terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel independen, sedangkan jika nilai VIF 10 maka variabel di dalam penelitian tidak memiliki
gejala multikolinearitas.
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance atau residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah “yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas ” Ghozali 2005.
Di dalam metode grafik ini, dasar analisis untuk mengetahui heterokedastisitas adalah sebagai berikut:
1 Jika di dalam grafik terdapat titik-titik yang membentuk pola
tertentu yang teratur, bergelombang, menyebar atau menyempit maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heterokedastisitas.
2 Jika titik-titik di dalam grafik tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik tersebut menyebar maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
46
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pendeteksian ada atau
tidaknya autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson DW test. Ukuran yang digunakan adalah apabila nilai Durbin-Watson DW
mendekati angka 2, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak memiliki autokorelasi, dan sebaliknya. Dalam penelitian ini, cara lain
yang digunankan peneliti untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik mengenai korelasi pada model regresi
adalah dengan menggunakan uji Run test karena uji ini lebih memberikan jawaban yang pasti ketika terdapat masalah dalam penggunaan uji durbin-
watson. Ukuran yang digunakan adalah apabila nilai asymp.sig 2-tailed lebih besar dari α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak
memiliki autokorelasi, demikian sebaliknya. 3.8.3
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Uji analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Regresi linear berganda menyatakan
hubungan antara dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Model regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
47
Keterangan: Y
: waktu pengumuman laporan tahunan perusahaan α
: konstanta β
1
: koefisien regresi β
2
: koefisien regresi β
3
: koefisien regresi X
1
: penghindaran pajak X
2
: kepemilikan keluarga X
3 :
kepemilikan publik e
: Error term
3.8.4 Uji Hipotesis