Pengaruh Auditor Switching, Audit Report Lag, Reputasi Auditor, Opini Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Publik terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bei Periode 2011-2014

(1)

Lampiran 1

HASIL PENGUJIAN SPSS 22

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ARL 368 33.0 319.0 78.424 19.9199

PUBLIK 368 1.04% 66.78% 24.6684% 16.01091%

Valid N (listwise) 368 Frequencies

Statistics

SWITCH BIG4 OPINI MNJ TW

N Valid 368 368 368 368 368

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

SWITCH

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .0 146 39.7 39.7 39.7

1.0 222 60.3 60.3 100.0

Total 368 100.0 100.0

BIG4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .0 213 57.9 57.9 57.9

1.0 155 42.1 42.1 100.0


(2)

OPINI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .0 182 49.5 49.5 49.5

1.0 186 50.5 50.5 100.0

Total 368 100.0 100.0

MNJ

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .0 209 56.8 56.8 56.8

1.0 159 43.2 43.2 100.0

Total 368 100.0 100.0

TW

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid .0 166 45.1 45.1 45.1

1.0 202 54.9 54.9 100.0

Total 368 100.0 100.0

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 368 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 368 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 368 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value

.0 0


(3)

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 506.629 .196

2 506.629 .196

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 506.629

c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

TW Percentage

Correct

.0 1.0

Step 0 TW .0 0 166 .0

1.0 0 202 100.0

Overall Percentage 54.9

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .196 .105 3.510 1 .061 1.217

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables SWITCH 5.692 1 .017

ARL 40.111 1 .000

BIG4 21.627 1 .000

OPINI 7.308 1 .007

MNJ .818 1 .366

PUBLIK 1.281 1 .258


(4)

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log likelihoo

d

Coefficients

Constant SWITCH ARL BIG4 OPINI MNJ PUBLIK Step 1 1 430.986 1.787 .523 -.030 .812 .340 -.132 .001 2 415.210 3.953 .695 -.061 .816 .419 -.146 .005 3 413.886 4.849 .736 -.073 .836 .446 -.164 .006 4 413.873 4.950 .740 -.075 .838 .448 -.167 .006 5 413.873 4.951 .740 -.075 .838 .448 -.167 .006 6 413.873 4.951 .740 -.075 .838 .448 -.167 .006 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 506.629

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1 Step 92.756 6 .000

Block 92.756 6 .000

Model 92.756 6 .000

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 413.873a .223 .298

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.


(5)

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TW = .0 TW = 1.0

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 34 31.953 3 5.047 37

2 25 26.043 12 10.957 37

3 27 22.935 10 14.065 37

4 20 20.361 17 16.639 37

5 13 18.153 24 18.847 37

6 13 15.593 24 21.407 37

7 13 12.410 24 24.590 37

8 11 9.560 26 27.440 37

9 7 6.446 30 30.554 37

10 3 2.545 32 32.455 35

Classification Tablea

Observed

Predicted

TW Percentage

Correct

.0 1.0

Step 1 TW .0 112 54 67.5

1.0 49 153 75.7

Overall Percentage 72.0


(6)

Correlation Matrix

Constant SWITCH ARL BIG4 OPINI MNJ PUBLIK Step 1 Constant 1.000 -.030 -.937 -.168 -.104 -.179 -.068

SWITCH -.030 1.000 -.135 .083 -.006 .031 .012

ARL -.937 -.135 1.000 .030 -.030 .064 -.154

BIG4 -.168 .083 .030 1.000 -.043 .142 .097

OPINI -.104 -.006 -.030 -.043 1.000 -.081 .116

MNJ -.179 .031 .064 .142 -.081 1.000 .007

PUBLIK -.068 .012 -.154 .097 .116 .007 1.000

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a SWITCH .740 .246 9.060 1 .003 2.095 1.294 3.391

ARL -.075 .012 37.257 1 .000 .928 .906 .950 BIG4 .838 .249 11.337 1 .001 2.313 1.420 3.768 OPINI .448 .240 3.474 1 .062 1.565 .977 2.508 MNJ -.167 .244 .468 1 .494 .846 .525 1.365 PUBLIK .006 .008 .641 1 .423 1.006 .991 1.021 Constant 4.951 .980 25.510 1 .000 141.381


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid 1. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Ankarath, Nandakumar., T.P. Ghosh, Kalpesh J. Mehta dan Yass A. Alkafaji, 2012. Understanding IFRS Fundamental, Alih Bahasa: Priyo Darmawan, Indeks, Jakarta.

Astuti, Christina Dwi, 2007. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan Keuangan Publik, Volume 2 Nomor 1, hal 27-42.

Awalludin, Vita Magdalena, 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi Jilid 1, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.

Boynton, William C., Raymond N. Johnson dan Walter Kell, 2002. Modern Auditing, Edisi ketujuh, Jilid 1, Alih Bahasa: Paul A. Rajoe, Gina Gania, dan Ichsan Setiyo Budi, Erlangga, Jakarta.

Dinita, Iffani, 2011. “Pengaruh Opini Audit dan Audit Report Lag Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Dengan Reputasi KAP Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Dunn, John, 1996. Auditing: Theory and Practice, 2nd Edition, Prentice Hall, Dyer, J.C. and McHugh, A.L. 1975. “The timeliness of the Australian annual

report”, Journal of Accounting Research, 13(3): 204-219.

Efferin, Sujoko., Stevanus Hadi Darmadji, dan Yuliawati Tan, 2008, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi 1, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Givoly, D., and D. Palmon, 1984. “Timeliness of Annual Earning Announcement, some empirical evidence”. The Accounting Review 57: July. pp 486-508 Hadi, Syamsul, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Edisi 1, Ekonisia,

Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.


(8)

Ikhsan, Arfan dan Herkulanus Bambang Suprapto, 2008. Teori Akuntansi dan Riset Multiparadigma, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Kadir, Abdul,2011. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadapKetepatan Waktu Pelaporan Keuangan Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Volume 12 Nomor 1, hal 1-12.

Kosasih, Henry, 2015. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi TimelinessPelaporan Keuangan pada Perusahaan Go Public Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”,Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Mareta, Sigit, 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timeliness

Publikasi Laporan Keuangan Periode 2009-2010 (Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Akuntansi, Volume 19 Nomor 1, hal 93-108.

Marla, Preisha Gitta, 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Auditor Switching, Rasio Gearing dan Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI”, Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Respati, Novita Weningtyas, 2001. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

TerhadapKetepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta”, Tesis. Universitas Diponegoro.

Saleh, Rachmat, 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. SNA VII. Bali.

Schwartz, Kenneth B dan Billy S. Soo, 1996. “The Association Between Auditor Changes and reporting Lags”, Contemporary Accounting Research, hal 353.

Sembiring, Yan Kristian, 2011.”Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI”.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.


(9)

Shukeri, Siti Norwahida dan Md. Aminun Islam, 2012. “The Determinant of Audit Timeliness: Evidence from Malaysia”, Journal of Applied Science Research, Volume 8(7), hal 3314-3322.

Sidauruk, Rio Salomo, 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Publik Sektor Jasa Parawisita Yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Soon, Hong Lim, 2012. “Ownership Structure and Concentration and the Timeliness of Corporate Earnings: Malaysian Evidence”, Thesis, School of Economics and Finance Faculty of Business Queensland University of Technology: Brisbane.

Sriminidarti, Ceacilia, 2008. “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan”, Fokus Ekonomi. Volume 7 No.1, hal 14-21.

Sukanti, Ika Enda, 2014. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Suriyati, Emi, 2013. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Real Estate Property tahun 2008-2010”. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Riau.

Sulistyo, Wahyu Adhy Noor, 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

www.neraca.co.id


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bersifat kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variable dengan variabel lainnya.

Oleh karena itu, penelitian ini melihat pengaruh atau hubungan sebab akibat dari variabel independen yang terdiri dari auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terhadap variabel dependen, yaitu ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber utama (perusahaan) melalui media perantara yang dijadikan objek penelitian. Data tersebut berupa laporan keuangan (annually report) perusahaan-perusahaan manufaktur selama empat periode yaitu tahun 2011-2014 yang diperoleh dari database Bursa Efek Indonesia dengan cara mengunduh data melalui website

resmi Bursa Efek Indonesia, yait

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional adalah penentuan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Alasan menetapkan batasan operasional adalah untuk menghindari timbulnya salah pengertian atau salah tafsir terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian.


(11)

Tujuan dari batasan operasional adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang akan diteliti.

Oleh karena itu, batasan operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2011-2014.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan.

3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini auditor, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik.

3.4 Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.

Defenisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 3.1 berikut.


(12)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Nama Variabel Definisi Pengukuran Skala Dependen : Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Tanggal penerbitan laporan keuangan auditan di BEI (paling lambat akhir bulan ketiga sejak tutup buku/90 hari setelah tutup buku)

Tepat waktu diberi nilai 1

Tidak tepat waktu diberi nilai 0

Nominal

Independen :

Auditor Switching Auditor

Switchingmerupakan pergantian auditor maupun KAP baik yang bersifat wajib maupun yang bersifat

sukarela yang dilakukan oleh perusahaan klien. Kategori perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang melakukanpergant ian auditor diberi nilai dummy 0.

Nominal

Audit report lag Rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan sejak tutup buku (31 Desember) sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan

Lamanya hari antara tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan.

Interval

Reputasi Auditor/KAP

ada atau tidaknya afiliasi KAP tersebut dengan KAP Big Four. Kategori perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan

KAP Big Four diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang menggunakan jasa


(13)

selain KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four diberi nilai 0 Opini Audit Pendapat auditor atas

laporan keuangan

Kategori

perusahaan yang mendapat

unqualified

opinion dari auditordiberi nilai dummy 1 dan kategori

perusahaan yang mendapat opini selain

unqualified

opinion diberi nilai dummy 0

Nominal Kepemilikan Manajerial Kepemilikan pihak manajemen perusahaan terhadap saham perusahaan Kategori perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan manajerial diberi nilai dummy 1 dan kategori perusahaan yang tidak mempunyai struktur kepemilikan manajerial diberi nilai dummy 0.

Nominal

Kepemilikan Publik kepemilikan

masyarakat umum terhadap saham perusahaan publik

Persentase jumlah saham yang dimiliki

masyarakat umum dari seluruh modal

saham yang beredar


(14)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian

Menurut Efferin, dkk (2008 : 73) populasi merupakan batas dari suatu obyek penelitian dan sekaligus merupakan batas bagi proses induksi (generalisasi) dari hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan publik manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan di situs

3.5.2 Sampel Penelitian

Hadi (2006 : 46) mendefenisikan sampel sebagai bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasinya, diambil sebagai sumber data penelitian. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan penilaian (judgement) dari peneliti (Efferin, 2008:86).

Adapun kriteria dalam penentuan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sampai tahun 2014secara berturut-turut dan tidak sedang berada dalam proses delisting pada periode tersebut.

2. Perusahaan tersebuttelah menerbitkan dan melaporkan laporan keuangan secara lengkap danaudited yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan (2011- 2014).


(15)

4. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut , maka yang menjadi populasi sekaligus sampel di dalam penelitian ini adalah sebanyak 93 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3 4

1 INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA TBK INTP √ √ √ √ 1

2 HOLCIM INDONESIA TBK SMCB √ √ √ √ 2

3 SEMEN INDONESIA TBK SMGR √ √ √ √ 3

4 SEMEN BATURAJA PERSERO TBK SMBR X X X X -

5 WIJAYA KARYA BETON TBK WTON X X X X -

6 ARWANA CITRA MULIA TBK ARNA X √ √ √ -

7 ASAHIMAS FLAT GLASS TBK AMFG √ √ √ √ 4

8 INTI KERAMIK ALAM ASRI INDUSTRI TBK IKAI X √ √ √ -

9 KERAMIKA INDONESIA ASOSIASI TBK KIAS √ √ √ √ 5

10 MULIA INDUSTRINDO TBK MLIA √ √ √ √ 6

11 SURYA TOTO INDONESIA TBK TOTO √ √ √ √ 7

12 ALASKA INDUSTRINDO TBK ALKA √ √ √ √ 8

13 ALUMINDO LIGHT METAL INDUSTRY TBK ALMI √ √ √ √ 9

14 BETON JAYA MANUNGGAL TBK BTON X X √ √ -

15 CITRA TURBINDO TBK CTBN √ √ √ √ 10

16 GUNAWAN DIANJAYA STEEL TBK GDST X √ √ √ -

17 INDAL ALUMINIUM INDUSTRY TBK INAI √ √ √ √ 11

18 JAKARTA KYOEI STEEL WORK LTD TBK JKSW X √ √ √ -

19 JAYA PARI STEEL TBK JPRS √ √ √ √ 12

20 KRAKATAU STEEL TBK KRAS √ √ √ √ 13

21 LION METAL WORKS LION √ √ √ √ 14

22 LIONMESH PRIMA TBK LMSH √ √ √ √ 15

23 PELANGI INDAH CANINDO TBK PICO √ √ √ √ 16


(16)

25 SARANACENTRAL BAJATAMA TBK BAJA √ √ X √ -

26 STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA TBK ISSP X X X X -

27 TEMBAGA MULIA SEMANAN TBK TBMS X √ √ √ -

28 BARITO PASIFIC TBK BRPT X √ √ √ -

29 BUDI STARCH & SWEETENER TBK BUDI √ √ √ √ 18

30 CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL TBK TPIA √ √ √ √ 19

31 DUTA PERTIWI NUSANTARA DPNS √ √ √ √ 20

32 EKADHARMA INTERNATIONAL TBK EKAD X √ √ √ -

33 ETERINDO WAHANATAMA TBK ETWA √ √ √ √ 21

34 INDO ACITAMA TBK SRSN √ √ √ √ 22

35 INTAN WIJAYA INTERNATIONAL TBK INCI √ √ √ √ 23

36 SORINI AGRO ASIA CORPORINDO TBK SOBI √ X √ √ -

37 UNGGUL INDAH CAHAYA TBK UNIC √ √ √ √ 24

38 ALAM KARYA UNGGUL TBK AKKU √ √ √ √ 25

39 ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY TBK AKPI X √ √ √ -

40 ASIAPLAST INDUSTRIES TBK APLI X √ √ √ -

41 BERLIANA TBK BRNA √ √ √ √ 26

42 CHAMPION PASIFIC INDONESIA TBK IGAR √ √ √ √ 27

43 INDOPOLY SWAKARSA INDUSTRY TBK IPOL √ √ √ √ 28

44 LOTTE CHEMICAL TITAN FPNI √ √ √ √ 29

45 SEKAWAN INTIPRATAMA TBK SIAP √ X √ √ -

46 SIWANI MAKMUR TBK SIMA √ √ √ √ 30

47 TRIAS SENTOSA TBK TRST √ √ √ √ 31

48 TUNAS ALFIN TBK TALF X X X X -

49 YANA PRIMA HASTA PERSADA TBK YPAS √ √ √ √ 32

50 CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK CPIN √ √ √ √ 33

51 JAPFA COMFEED INDONESIA TBK JPFA X √ √ √ -

52 MALINDO FEEDMILL TBK MAIN X √ √ √ -

53 SIEARAD PRODUCE TBK SIPD √ √ √ √ 34

54 SUMALINDO LESTARI JAYA TBK SULI √ √ √ √ 35

55 TIRTA MAHAKAM RESOURCES TBK TIRT √ √ √ √ 36

56 ALKINDO NARATAMA TBK ALDO √ √ X √ -

57 DWI ANEKA JAYA KEMASINDO TBK DAJK X X X X -

58 FAJAR SURYA WISESA TBK FASW √ √ √ √ 37

59 INDAH KIAT PULP & PAPER TBK INKP √ √ √ √ 38

60 KERTAS BASUKI RACHMAT INDONESIA TBK KBRI √ √ √ √ 39

61 SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS SAIP X X X √ -

62 PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK TKIM √ √ √ √ 40

63 SUPARMA TBK SPMA √ √ √ √ 41


(17)

65 GRAND KARTECH TBK KRAH X X X X -

66 ASTRA INTERNATIONAL TBK ASII √ √ √ √ 43

67 ASTRA AUTO PART TBK AUTO √ √ √ √ 44

68 GAJAH TUNGGAL TBK GJTL X √ √ √ -

69 GOODYEAR INDONESIA TBK GDYR X √ √ √ -

70 INDO KORDSA TBK BRAM √ √ √ √ 45

71 IDOMOBIL SUKSES INTERNATIONAL TBK IMAS √ √ √ X -

72 INDOSPRING TBK INDS √ √ √ √ 46

73 MULTI PRIMA SEJAHTERA TBK LPIN √ √ √ √ 47

74 MULTISTRADA ARAH SARANA TBK MASA √ √ √ √ 48

75 NIPPRES TBK NIPS √ √ √ √ 49

76 PRIMA ALLOY STEEL UNIVERSAL TBK PRAS √ √ √ √ 50

77 SELAMAT SEMPURNA TBK SMSM √ √ √ √ 51

78 APAC CITRA CENTERTEX TBK MYTX √ √ √ √ 52

79 ARGO PANTES TBK ARGO √ √ √ √ 53

80 ASIA PASIFIC FIBERS TBK POLY √ √ √ X -

81 CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK CNTX X √ √ √ -

82 ERATEX DJAYA TBK ERTX √ √ √ √ 54

83 EVER SHINE TEXTILE INDUSTRY TBK ESTI √ √ √ √ 55

84 INDO RAMA SYNTHETIC TBK INDR √ √ √ √ 56

85 NUSANTARA INTI CORPORA TBK UNIT √ √ √ √ 57

86 PAN BROTHERS TBK PBRX √ √ √ √ 58

87 PANASIA INDOS RESOURCES TBK HDTX X √ √ √ -

88 POLYCHEM INDONESIA TBK ADMG √ √ √ √ 59

89 PT RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK RICY X √ √ √ -

90 SRI REJEKI ISMAN TBK SRIL X X X X -

91 STAR PETROCHEM TBK STAR √ √ √ √ 60

92 SUNSON TEXTILE MANUFACTURER TBK SSTM √ √ √ √ 61

93 TIFICO FIBER INDONESIA TBK TFCO X X X X -

94 TRISULA INTERNATIONAL TBK TRIS X X X X -

95 UNITEX TBK UNTX X √ √ √ -

96 PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE BIMA √ √ √ √ 62

97 SEPATU BATA TBK BATA √ √ √ √ 63

98 SURYA INTRINDO MAKMUR TBK SIMM X X X X -

99 JEMBO CABLE COMPANY TBK JECC √ √ √ √ 64

100 KABELINDO MURNI TBK KBLM √ √ √ √ 65

101 KMI WIRE AND CABLE TBK KBLI √ √ √ √ 66

102 SUMI INDO KABEL TBK IKBI √ X √ √ -

103 SUPREME CABLE MANUFACTURING TBK SCCO √ √ √ √ 67


(18)

105 SAT NUSA PERSADA TBK PTSN √ √ √ √ 69

106 AKASHA WIRA INTERNATIONAL TBK ADES √ √ √ √ 70

107 DAVOMAS ABADI TBK DAVO X X √ X -

108 DELTA DJAKARTA TBK DLTA √ √ √ √ 71

109 INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK ICBP √ √ √ √ 72

110 INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK INDF √ √ √ √ 73

111 MAYORA INDAH TBK MYOR X √ √ √ -

112 MULTI BINTANG INDONESIA TBK MLBI √ √ √ √ 74

113 NIPPON INDOSARI CORPORINDO TBK ROTI √ √ √ √ 75

114 PRASHIDA ANEKA NIAGA TBK PSDN √ √ √ √ 76

115 SEKAR BUMI TBK SKBM X X X X -

116 SEKAR LAUT TBK SKLT √ √ √ √ 77

117 SIANTAR TOP TBK STTP X X √ X -

118 TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK AISA X √ √ √ -

119 TRI BANYAN TIRTA TBK ALTO X X X X -

120 ULTRAJAYA MILK INDUSTRY AND TRADING COMPANY ULTJ √ √ √ √ 78

121 WILMAR CAHAYA INDONESIA TBK CEKA √ √ √ √ 79

122 BENTOEL INTERNATIONAL INVESTAMA TBK RMBA √ √ √ √ 80

123 GUDANG GARAM TBK GGRM √ √ √ √ 81

124 HM SAMPOERNA TBK HMSP √ √ √ √ 82

125 WISMILAK INTI MAKMUR TBK WIIM X X X X -

126 DARYA VARIA LABORATORIA TBK DVLA X X √ X -

127 INDOFARMA TBK INAF √ √ √ √ 83

128 INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL TBK SIDO X X X X -

129 KALBE FARMA TBK KLBF √ √ √ √ 84

130 KIMIA FARMA TBK KAEF √ √ √ √ 85

131 MERCK SHARP DOHME PHARMA SCPI X √ √ √ -

132 MERCK TBK MERK X √ √ √ -

133 PYRIDAM FARMA TBK PYFA √ √ √ √ 86

134 TAISHO PHARMACEUTICAL INDONESIA(PS) TBK SQBI X X √ X -

135 TEMPO SCAN PASIFIC TBK TSPC √ √ √ √ 87

136 MANDOM INDONESIA TBK TCID √ √ √ √ 88

137 MARTINA BERTO TBK MBTO X √ X √ -

138 MUSTIKA RATU TBK MRAT X √ √ √ -

139 UNILEVER INDONESIA TBK UNVR √ √ √ √ 89

140 KEDAUNG INDAH CAN TBK KICI √ √ √ √ 90

141 KEDAWUNG SETIA INDUSTRIAL TBK KDSI √ √ √ √ 91

142 LANGGENG MAKMUR INDUSTRY TBK LMPI √ √ √ √ 92


(19)

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dam menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Ukuran yang digunakan dalam analisis statistik deskriptif pada penelitian ini antara lain berupa frekuensi, digunakan untuk variabel yang skala pengukurannya skala nominal) dan tendensi sentral (mean, median, modus) untuk variabel yang skala pengukurannya adalah skala rasio.

3.6.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis merupakan bagian dari proses inferensi atau pengujian statistik sampel untuk mengestimasi parameter populasi dan pembuat keputusan. Pengujian hipotesis dilakukan secara uji multivariate denganmenggunakan regresi logistik.Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemungkinan terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik karena variabel terikat (dependen)merupakan data kualitatif yang menggunakan variabel dummy. Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili


(20)

kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

�� = �� + �������� +����� + ������ + ������� + ����� + �������� + �

Keterangan :

TW = ketepatan waktu pelaporan keuangan β0-β6 = konstanta

SWITCH = Auditor switching) ARL = Audit Report Lag BIG 4 = Reputasi Auditor OPINI = Opini Audit

MNJ = Kepemilikan Manajerial PUBLIK = Kepemilikan Publik

ε = tingkat pengganggu kesalahan (disturbance error)

Pengujian terhadap model regresi logistik pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

1. Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis untuk menilai model fit yaitu :


(21)

Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Testlebih besar dari 0,05, maka Ho tidak dapat ditolak dan itu berarti model mampu memprediksi nilai observasinya sehingga model dapat diterima.(Ghozali, 2013: 341).

2. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara-2Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan -2Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2013: 340). Penurunan likelihood ini menunjukkan model regresi yang lebih baik yang berarti model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3. Analisis Negelkerke’s R Square

Negelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari nol sampai satu. Negelkerke’s R Square diperoleh dengan cara membagi nilai Cox & Snell’s R square dengan nilai maksimumnya. Bila nilai R2 kecil


(22)

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Sedangkan, jika R2 mendekati 1 berarti variabel independen dapat memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variabel dependen.

4. Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen (auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (ketepatan waktu pelaporan keuangan). Pengujian hipotesis ini dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig) dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan kriteria:

1) H0 diterima apabila nilai probabilitas (sig) > signifikansi (α). Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak. 2) H0ditolak apabila nilai probabilitas (sig) < signifikansi (α). Hal

ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.

5. Uji Simultan (Uji Omnibus)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen (Auditor Switching, Audit Report Lag, Reputasi Auditor, Opini Auditor, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Publik)


(23)

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen (ketepatan waktu pelaporan keuangan). Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.


(24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Berdasarkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel, maka sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 92 perusahaan dengan empat tahun periode pengamatan sehingga jumlah unit yang dianalisis sebanyak 368 unit analisis.

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah populasi yang diteliti 142

2 Perusahaan yang delisting (3)

3 Tidak menampilkan data laporan keuangan yang lengkap dan audited yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan (2011- 2014).

(32) 4 Perusahaan listing setelah 1 Januari 2011 (15) Jumlah populasi target yang dapat diobservasi 92

Tahun Pengamatan 4

Jumlah populasi target total selama periode penelitian 368 4.2Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif pada variabel audit report lag dan kepemilikan publik meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, niai rata-rata dan standar deviasi. Variabel auditor switching, reputasi auditor, opini auditor dan kepemilikan manajerial tidak diikutsertakan dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut merupakan skala nominal dimana angka 1 dan 0 hanya sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsic sehingga tidak tepat menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari


(25)

variabel tersebut. Statisik yang digunakan untuk variabel yang berskala nominal adalah statistik frekuensi.

Tabel 4.2 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ARL 368 33 319 78.42 19.920

PUBLIK 368 1.04% 66.78% 24.6684% 16.01091% Valid N (listwise) 368

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Nilai minimum Audit Report Lag (ARL) adalah 33 yaitu ARL dari Champion Pacific Indonesia,Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimumnya adalah 319 yaitu pada Multi Bintang Indonesia, Tbk tahun 2012. Rata-rata variabel Audit Report Lag (ARL) adalah 78,42 dengan standar deviasi 19,92.

Nilai minimum Kepemilikan Publik (PUBLIK) adalah 1,04% yaitu pada Bantoel Internatinal Investama, Tbk dan nilai maksimumnya adalah 66,78% yaitu pada Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Tbk tahun 2012. Rata-rata variabel Kepemilikan Publik (PUBLIK) adalah 24,6684% dengan standar deviasi 16,01%.

Tabel 4.3

Audit Report Lag Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Audit Reort Lag (hari)

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak

Tepat Waktu Total jumlah % Jumlah % Jumlah %

≤ 30 - 0 - 0 - 0

31-50 17 4,62 2 0,54 19 5,16

51-70 52 14,13 18 4,89 70 19,02 71-90 132 35,87 130 35,33 262 71,20

≥91 1 0,27 16 4,35 17 4,62


(26)

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tidak ada perusahaan dengan audit report lag kurang dari 30 hari. Perusahaan dengan audit report lag antara 31-50 hari dan tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya ada 17 perusahaan sedangkan yang tidak waktu dalam rentang waktu tersebut ada 2 perusahaan. Perusahaan dengan audit report lag antara 51-70 hariada 51-70 perusahaan dimana 52 perusahaan tersebut menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu dan 18 perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Perusahaan dengan audit report lag antara 71-90 hari ada 262 perusahaan dimana perusahaan yang tepat waktu ada 132 perusahaan dan yang terlambat ada 130 perusahaan. Untuk perusahaan dengan audit report lag ada 17 perusahaan dan hanya satu diantaranya yang tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya sedangkan 16 perusahaan tidak tepat waktu.

Tabel 4.4

Kepemilikan Publik Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kepemilikan saham publik(%)

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak Tepat

Waktu Total

jumlah % Jumlah % Jumlah % 0.01%-20% 101 27,45 75 20,38 176 47,83

21%-40% 53 14,40 48 13,04 101 27,44

≥41% 43 11,68 48 13,04 91 24,72

Total 197 53,53 171 46,47 368 100

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perusahaan dengan kepemilikan saham publik 0,1%-20% ada sebanyak 176 perusahaan dimana 101


(27)

diantaranya tepat waktu melaporkan laporan keuangannya dan 75 perusahaan tidak tepat waktu. Peerusahaan yang kepemilikan saham publiknya diantara 21%-40% ada sebanyak 101 perusahaan dimana 53 perusahaan diantaranya tepat waktu dan 48 perusahaan tidak tepat waktu. Sedangkan untuk kepemilikan sahamnya diatas 40% ada sebanyak 91 perusahaan dimana 43 perusahaan tepat waktu dan 48 perusahaan tidak tepat waktu.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Berdasarkan tabel 4.5 jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 368 buah dan tidak ada data yang hilang.

Tabel 4.6

Statistik Frekuensi Auditor Switching

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 146 39.7 39.7 39.7

1 222 60.3 60.3 100.0

Total 368 100.0 100.0

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 jumlah data yang melakukan auditor switching (diberi kode “0”) sebanyak 146 data, sedangkan jumlah data yang tidak melakukan auditor switching (diberi kode “1”) sebanyak 222 buah.

Tabel 4.5

Statistik Frekuensi Auditor switching, Reputasi Auditor, Opini Audit, Kepemilikan Manajerial dan Ketepatan Waktu

SWITCH BIG4 OPINI MNJ TW

N Valid 368 368 368 368 368


(28)

Tabel 4.7

Auditor Switching Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kategori Perusahaan

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak

Tepat Waktu Total jumlah % Jumlah % Jumlah % Terjadi Auditor Switching 70 19,02 76 20,65 146 39,67 Tidak terjadi Auditor

Switching 133 36,14 89 24,18 222 60,33

Total 203 55,16 165 44,84 368 100

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan auditor switching sebagian besar tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya yakni 133 (36,14%) perusahaan. Jumlah perusahaan yang tidak tepat waktu meski tidak melakukan auditor switching sebanyak 89 (24,18%) perusahaan. Perusahaan yang melakukan auditor switching dan tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya ada sebanyak 70 (19,02%) perusahaan. Sedangkan yang tidak tepat waktu ada sebanyak 76 (20,65%) perusahaan.

Tabel 4.8

Statistik Frekuensi BIG 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 216 58.7 58.7 58.7

1 152 41.3 41.3 100.0

Total 368 100.0 100.0

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 diatas jumlah data yang berafiliasi dengan KAP The Big 4 (diberi kode “1”) sebanyak 152 buah (41,3%), sedangkan jumlah data yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big 4 sebanyak 216 buah (58,7%).


(29)

Tabel 4.9

Reputasi Auditor Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kategori Auditor Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak

Tepat Waktu Total jumlah % Jumlah % Jumlah %

Big 4 108 29,35 44 11,96 152 41,31

Non Big 4 95 25,81 121 32,88 216 58,69

Total 203 55,16 165 44,84 368 100

Tabel 4.2.4 diatas menunjukkan bahwa terdapat 152 perusahaan yang berafiliasi dengan KAP Big 4 dimana 108 perusahaan diantaranya tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan 44 perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Perusahaan yang tidak berafiliasi dengan KAP Big 4 ada sebanyak 216 perusahaan dan 95 diantaranya tepat waktu dan 121 perusahaan tidak tepat waktu.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016 Tabel 4.11

Opini Audit Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu Jenis Opini Auditor

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak

Tepat Waktu Total jumlah % Jumlah % Jumlah % Unqualified Opinion 115 31,25 71 19,29 186 50,54 Non Unqualified Opinion 88 23,91 94 25,54 182 49,45

Total 203 55,16 165 44,83 368 100

Tabel 4.10

Statistik Frekuensi OPINI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 182 49.5 49.5 49.5

1 186 50.5 50.5 100.0


(30)

Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang masuk dalam sampel penelitian sebagian besar mendapat opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) baik perusahaan yang tepat waktu maupun yang tidak tepat waktu. Perusahaan yang tepat waktu sebanyak 115 (31,25%) perusahaan sedangkan perusahaan yang tidak tepat waktu sebanyak 71 (19,29%) perusahaan. Perusahaan yang tidak mendapat opini wajar tanpa pengecualian ada 182 perusahaan dimana 88 diantaranya adalah perusahaan yang tepat waktu menyampaikan laporan keuangan dan 94 perusahaan tidak tepat waktu.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Tabel 4.13

Kepemilikan Manajerial Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kepemilikan saham

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak

Tepat Waktu Total jumlah % Jumlah % Jumlah % Kepemilikan Manajerial 83 22,55 76 20,65 159 43,20

Tidak memiliki

kepemilikan manajerial 120 32,61 89 24,18 209 56,79

Total 203 55,16 165 44,83 368 100

Tabel 4.12 Statistik Frekuensi MNJ

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 209 56.8 56.8 56.8

1 159 43.2 43.2 100.0


(31)

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial ada 159 perusahaan, 83 perusahaan diantaranya tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan 76 perusahaan tidak tepat waktu. Untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial ada 120 perusahaan yang tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan 89 perusahaan tidak tepat waktu.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016 Tabel 4.15

Ditribusi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan selama Periode Penelitian

Kategori Perusahaan

Tahun Penelitian

2011 2012 2013 2014 Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Perusahaan

tepat waktu 58 63,04 25 27,17 52 56,52 68 73,91 203 55,16 Perusahaan

tidak tepat waktu

34 36,96 67 72,83 40 43,48 24 26,09 165 44,84

Total 92 100 92 100 92 100 92 100 368 100

Tabel 4.15 di atas menunjukkan jumlah total peusahaan yang tepat waktu dan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan auditan untuk periode 2011, 2012, 2013, dan 2014. Di tahun 2011 jumlah perusahaan yang tepat waktu sebanyak 58 (63,04%) perusahaan, namun di

Tabel 4.14 Statistik Frekuensi TW

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 165 44.8 44.8 44.8

1 203 55.2 55.2 100.0


(32)

tahun 2012 jumlah perusahaan yang tepat waktu menurun menjadi hanya 25 (27,17%) perusahaan. Jumlah perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan kembali meningkat di tahun 2013 yakni sebesar 52 (56,52%) perusahaan dan tahun 2014 sebanyak 67 (72,83%) perusahaan. Untuk perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangan di tahun 2011 ada sebanyak 34 (36,96%) perusahaan dan meningkat di tahun 2012 menjadi 76 (82,61%) perusahaan. Di tahun 2013 jumlah perusahaan yang tidak tepat waktu menurun menjadi 43 (43,48%) perusahaan dan kembali menurun di tahun 2014 menjadi 24 (26,09%) perusahaan.

4.3Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik dengan metode enter pada tingkat signifikansi (α) 5%. Regresi logistic digunakan untuk menguji pengaruh auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan.

4.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (goodness of ft)

Langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan menilai kelayakan model regresi tabel Hosmer and Lemeshow Test.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016 Tabel 4.16

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.


(33)

Berdasarkan tabel 4.16, besar nilai Hosmer and Lemeshow Test adalah 10,772 dengan probabilitas sebesar 0,525 dimana 0,525 > 0,05 maka hipotesis nol diterima dan tidak dapat ditolak. Ini berarti model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan untuk analisis selanjutnya.

4.3.2 Menilai Kelayakan Keseluruhan Model (Overall model fit) Tabel 4.17

Overall Model Fit

Iteration -2 Log Likehood

Step 0 506,629

Step 1 413,873

Uji kelayakan memperhatikan angka pada awal -2 Log Likehood (LL) block number = 0, sebesar 506,629 dan angka pada -2 Log Likehood (LL) block number = 1, sebesar 413,873. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan nilai -2 Log Likehood (LL) block number = 0 dan Block 1 sebesar 92,756. Penurunan -2 Log Likehood (LL) menunjukkan model regresi yang dihipotesiskan fit dengan data atau model regresi baik.

4.3.3 Menganalisis nilai Cox & Snell’s R Square Negelkerke’s R Square

Besarnya nilai Cox & Snell’s R Square Negelkerke’s R Square dapat dilihat dari tabel berikut.


(34)

Tabel 4.18

Cox & Snell’s R Square Negelkerke’s R Square Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 413.873a .223 .298

a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Tabel 4.18 menunjukkan nilai Cox & Snell’s R Square sebesar 0,223 yang berarti nilai tersebut kurang dari 1 (0,160 < 1) dan nilai Negelkerke’s R Square sebesar 0,298 yang berarti bahwa variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dapat dijelaskan oleh auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik sebesar 29,8% dan sisanya sebesar 70,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model penelitian.


(35)

4.3.4 Menguji Hipotesis

Tahap terakhir adalah menguji hipotesis yakni dengan melakukan uji koefisien regresi.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Tabel 4.19 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistic pada tingkat signifikansi 0,05. Dari pengujian persamaan regresi logistic tersebut maka diperoleh model regresi logistic sebagai berikut :

TW = 4,951 + 0,740 SWITCH - 0,075 ARL + 0,838 BIG4 + 0,448 OPINI - 0,167 β5 MNJ + 0,006 PUBLIK + ε

1. Uji Parsial 1) Pengujian H1

H1 : Auditor Switching berpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 4.19

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step 1a SWITCH .740 .246 9.060 1 .003 2.095 1.294 3.391

ARL -.075 .012 37.257 1 .000 .928 .906 .950 BIG4 .838 .249 11.337 1 .001 2.313 1.420 3.768 OPINI .448 .240 3.474 1 .062 1.565 .977 2.508 MNJ -.167 .244 .468 1 .494 .846 .525 1.365 PUBLIK .006 .008 .641 1 .423 1.006 .991 1.021 Constant 4.951 .980 25.510 1 .000 141.381


(36)

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, variabel auditor switching menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,740 dengan probabilitas variabel sebesar 0,003 yang berarti dibawah signifikan 0,05. Hal ini berarti H1 diterima, yang menjelaskan bahwa terbukti auditor switchingberpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2) Pengujian H2

H2: Auditor Report Lag berpengaruh secara negatif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan tabel 4.19 diatas variabel auditor report lag menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,075 dengan probabilitas variabel sebesar 0,000 yang berarti dibawah signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H2 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa auditor report lag berpengaruh negative terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

3) Pengujian H3

H3 : Reputasi Auditorberpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, variabel reputasi auditor menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,838 dengan probabilitas variabel sebesar 0,001 yang berarti dibawah signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H3 diterima. Dengan demikian


(37)

terbukti bahwa reputasi auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4) Pengujian H4

H4: Opini Auditorberpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, variabel opini audit menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,448 dengan probabilitas variabel sebesar 0,062 yang berarti diatas signifikan 0,05. Hal ini berarti H4 ditolak, yang menjelaskan bahwa tidak terbukti opini auditberpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

5) Pengujian H5

H5: Kepemilikan Manajerialberpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, variabel kepemilikan manajerial menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,167 dengan probabilitas variabel sebesar 0,494 yang berarti diatas signifikan 0,05. Hal ini berarti H5 ditolak, yang menjelaskan bahwa tidak terbukti kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

6) Pengujian H6

H6: Kepemilikan Publikberpengaruh secara positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan


(38)

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, variabel kepemilikan publik menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,006 dengan probabilitas variabel sebesar 0,423 yang berarti diatas signifikan 0,05. Hal ini berarti H6 ditolak, yang menjelaskan bahwa tidak terbukti kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2. Uji Simultan

H7 : Auditor Switching, Audit Report Lag, Reputasi Auditor, Opini Auditor, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Publik berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Sumber : output SPSS, diolah peneliti, 2016

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, diketahui nilai probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H7 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa Auditor Switching, Audit Report Lag, Reputasi Auditor, Opini Auditor, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Publik berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 4.20

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 92.756 6 .000

Block 92.756 6 .000


(39)

4.4Pembahasan

4.4.1 Hubungan Auditor Switching dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil uji regresi logistik terhadap variabel auditor switching (SWITCH) menunjukkan nilai koefisien positif 0,740 dan nilai probabilitas (Sig.) 0,003 yang lebih kecil dari 0,05 maka auditor switching berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Schwartz dan Soo (1996) yang juga menemukan bahwa auditor switching berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Mareta (2015) dan Marla (2013) yang menyatakan bahwa auditor switching tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4.4.2 Hubungan Audit Report Lag dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian regresi logistik menunjukkan bahwa variabel Audit Report Lag berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dinita (2011) dan penelitian Sukanti (2014) dan sesuai dengan logika yang ada dimana semakin cepat (semakin sedikit hari) audit report lag, maka penyampaian laporan keuangan cenderung semakin tepat waktu dan apabila audit report lag semakin lama (semakin banyak hari) maka semakin lama dan cenderung tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangan.


(40)

4.4.3 Hubungan Reputasi Auditor dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa Reputasi Auditor berpegaruh positif secara signifikan terhadap ketepatan waktu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Astuti (2007) dan Sulistiyo (2010) yang menemukan hubungan positif reputasi auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal ini juga sejalan dengan logika berpikir bahwa perusahaan yangmemakai jasa KAPBig 4cenderungtepat waktu dalam penyampaian laporan keuanganperusahaan. Auditor yang memilki reputasi yang baik akan memberikan kualitaspengauditan yang baik pula, yang dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas perusahaanemiten. Hal ini berarti, penggunaan auditor yang mempunyai reputasi berkualitascenderung akan menyampaikan laporan keuangan emiten secara tepat waktu. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Mareta (2015).

4.4.4 Hubungan Opini Auditor dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa Opini Audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi karena opini auditor atas laporan keuangan tidak mempengaruhi pihak manajemen perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu maupun tidak tepat waktu. Hasil penelitian ini sejalan


(41)

dengan penelitian dari Mareta (2015), Sulistiyo (2010), Dinita (2011), Suriyati (2013), dan Marla (2013).

Tabel 4.21

Distribusi Opini Audit Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Jenis Opini Auditor

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak Tepat

Waktu

Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Unqualified Opinion 115 31,25 71 19,29 186 50,54 Non Unqualified

Opinion 88 23,91 94 25,54 182 49,45

Total 203 55,16 165 44,83 368 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 368 perusahaan sampel, 186 perusahaan memperoleh unqualified opinion dan 182 perusahaan memperoleh pendapat selain unqualified opinion. Tabel 4.21 menunjukkan bahwa sebanyak 203 perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporankeuangan, perusahaan yang mendapatunqualified opinion dari auditor ada sebanyak 115 perusahaan. Namun demikian, jika dilihat dari 165 perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan, jugadiketahui bahwa 71 perusahaan diantaranya adalah perusahaan yang mendapatunqualified opinion. Kondisi tersebutyang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi tidak signifikan dan tidak sesuaidengan logika teori. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil yang diperoleh oleh penelitian Astuti (2007) dan Owusuh-Ansah dan Leventis (2006) yang menyatakan bahwa opini


(42)

audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4.4.5 Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Astuti (2007) dan Soon Hoon Lim (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Tabel 4.22

Distribusi Kepemilikan Manajerial Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kepemilikan saham

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak Tepat

Waktu

Total

jumlah % Jumlah % Jumlah %

Kepemilikan Manajerial 83 22,55 76 20,65 159 43,20 Tidak memiliki

kepemilikan manajerial 120 32,61 89 24,18 209 56,79

Total 203 55,16 165 44,83 368 100

Berdasarkan tabel 4.22 jumlah perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan ada 159 perusahaan, 83 perusahaan diantaranya tepat waktu dan 76 perusahaan tidak tepat waktu. Sementara untuk perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan ada 209 perusahaan, tetapi 120 perusahaan tepat waktu


(43)

menyampaikan laporan keuangan dan 89 perusahaan tidak tepat waktu. Kondisi tersebutyang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi tidak signifikan dan tidak sesuaidengan logika teori.

4.4.6 Hubungan Kepemilikan Publik dengan Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukkan bahwa Kepemilikan Publik tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Tabel 4.23

Distribusi Kepemilikan Publik Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu

Kepemilikan saham publik(%)

Perusahaan Tepat Waktu

Perusahaan Tidak Tepat Waktu

Total

jumlah % Jumlah % Jumlah % 0.01%-20% 101 27,45 75 20,38 176 47,83

21%-40% 53 14,40 48 13,04 101 27,44

≥41% 43 11,68 48 13,04 91 24,72

Total 197 53,53 171 46,47 368 100

Berdasarkan tabel 4.23 diatas jumlah perusahaan yang sahamnya dimiliki publik lebih dari 41% ada 91 perusahaan namun yang tepat waktu menyampaikan laporan keuangan hanya 43 perusahaan dan yang terlambat ada 48 perusahaan. Kepemilikan publik yang berada di rentang 0,1% sampai 20% mencapai 176 perusahaan dan yang tepat waktu ada 101 perusahaan, yang terlambat ada 75 perusahaan. Kondisi tersebutyang menyebabkan hasil penelitian ini menjadi tidak signifikan


(44)

dan tidak sesuai dengan logika teori yakni semakin besar saham yang dimiliki publik maka pihak publik semakin memiliki kekuatan untuk menuntut dan mewajibkan informasi keuangan dengan segera.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Suriyati (2013) namun bertentangan dengan penelitian Astuti (2007), Sulistiyo (200), dan Soon Hong Lim (2012) dimana mereka menyebutkan bahwa kepemilikan saham oleh publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji regresi logistic dengan program SPSS versi 22 dan analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel auditor switching berpengaruh positif secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

2. Variabel audit report lag berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

3. Variabel reputasi auditor berpengaruh positif secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

4. Variabel opini audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

5. Variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan


(46)

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

6. Variabel kepemilikan publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

7. Variabel auditor switching, audit report lag, reputasi auditor, opini auditor, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik berpengaruh secara simultan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan tahun 2011-2014.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel yang bersifat non keuangan.

2. Periode penelitian cukup singkat yakni 4 tahun, tahun 2011 sampai dengan tahun 2014.

3. Sampel penelitian hanya 92 perusahaan dan hanya perusahaan manufaktur, sehingga belum cukup menggambarkan kondisi sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 5.3 Saran

Dengan segala keterbatasan yang ada, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :


(47)

1. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan atau menggunakan variabel seperti profitabilitas (yang diproksikan dengan rasio ROA atau ROE atau NPM), ukuran perusahaan (yang diukur dengan laba bersih dan total penjualan), likuiditas, leverage, jenis industry, dan variabel-variabel lainnya sehingga hasil penelitian terus berkembang dan semakin mampu memprediksi faktor-faktor yang menyebabkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperpanjang tahun penelitian dan menambah jumlah sampel perusahaan sehingga dapat melihat kecenderungan tren tepat waktu pelaporan keuangan dengan jumlah sampel yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih panjang dengan menggunakan regulasi yang masih sama dan belum berubah pada setiap periode penelitian.

3. Untuk pihak kantor akuntan publik (KAP) terlepas apakah big four atau tidak, agar lebih professional dalam melakukan tanggung jawabnya dan menjaga independensi dalam mengaudit sehingga dapat memberikan keyakinan tentang integritas laporan keuangan bagi para pengguna laporan keuangan terkhusus investor dan menjaga kualitas dari suatu kantor akuntan publik.


(48)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Karakteristik Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan atas penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang dihasilkan melalui proses akuntansi menjadi alat komunikasi antara pihak internal dan eksternal perusahaan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2012) dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan merupakan suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: (1) Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode yang bersangkutan ; (2) Laporan Laba Rugi Komprehensif untuk periode ; (3) Laporan Perubahan Ekuitas untuk periode yang bersangkutan ; (4) Laporan Arus Kas untuk periode yang bersangkutan ; (5) Catatan, termasuk ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan dan penjelasan informasi lainnya ; dan (5) Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber


(49)

daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi : (1) asset; (2) kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; (5) kontribusi dari dan kontribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan (6) arus kas.

Menurut IAI (2009:24), “Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang yang membuat informasi dalam laporan keungan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan”.

a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untukmempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Agar relevan, informasi paling tidak harus mempunyai dua karakteristik berikut yaitu nilai prediktif, artinya informasi dalam laporan keuangan


(50)

digunakan untuk memprediksi profitabilitas entitas masa datang, dan aru kasnya dan nilai konfirmatif, artinya informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk mengkonfirmasi ekpektasi mengenai kinerja atau manajemen entitas.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal ( reliable ). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithful representation ) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan serta melengkapi dalam batasan materialitas dan harga pokok.

d. Dapat Diperbandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

Accounting Principles Board Statement No. 4 (Belkaoui, 2006:212) mengklasifikasi tujuan laporan keuangan menjadi tujuan khusus, tujuan umum,


(51)

dan tujuan kualitatif, serta menempatkannya di bawah suatu kumpulan pembatasan. Tujuan-tujuan tersebut diringkas sebagai berikut.

1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi keuangan.

2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat :

1. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya; 2. Menunjukkan pendanaan dan investasinya;

3. Mengevaluasi kemampuan dalam mememenuhi komitmen-komitmennya;

4. Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat :

1. Menyajikan ekspektasi pengembalian deviden kepada investor; 2. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam

membayar kreditor dan pemasok, memberikan pekerjaan bagi karyawan-karyawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha;


(52)

3. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen;

4. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.

d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.

3. Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Relevansi, artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.

b. Dapat dimengerti, artinya informasi tersebut harus jelas dan dapat dipahami pengguna.

c. Dapat diverifikasi, artinya didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.

d. Netralitas, artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan umum dari pengguna.

e. Ketepatan waktu, artinya informasi dikomunikasikan lebih awal agar terhindar dari keterlambatan dan penundaan pengambilan keputusan ekonomi.


(53)

f. Komparabilitas (daya banding), artinya perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan karena perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.

g. Kelengkapan, artinya seluruh informasi yang secara wajar memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif lainnya telah dilaporkan.

2.2Pelaporan Keuangan

Financial Accounting Standards Board (Belkaoui, 2006:233) menyatakan bahwa pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan saja tetapi juga cara-cara lain dalam mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan informasi yang diberikan oleh system akuntansi yakni informasi mengenai sumber daya, kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain.

Financial Accounting Standards Board menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan sebagai berikut:

1. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi para calon investor dan kreditor dan para pengguna lainnya yang melakukan investasi, kredit dan keputusan-keputusan lain yang serupa secara rasional. Informasi yang disajikan sebaiknya dapat dimengerti oleh mereka yang memiliki pemahaman yang cukup akan bisnis dan aktivitas ekonomi serta bersedia mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. 2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi untuk menolong para

investor dan kreditor serta pengguna lainnya yang sudah ada dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif


(54)

untuk dividen atau bunga dan penerimaan dari penjualan, penebusan, atau jatuh temponya surat berharga atau pinjaman.

3. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim untuk sumber daya tersebut, serta dampak transaksi-transaksi, pristiwa, dan kejadian yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumber daya tersebut.

4. Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut dan bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya kepada milik.

Pelaporan keuangan dimaksudkan untuk memberi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai penghasilan dan komponen-komponennya yang didasarkan atas akuntansi aktual.

2.3Ketepatan waktu (timeliness) Penyampaian Laporan Keuangan

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang akan mempengaruhi pemakai informasi dan membuat prediksi dan keputusan. Selanjutnya ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam merespon setiap kejadian dan permasalahan. Apabila informasi itu tidak


(55)

disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai didalam mempengaruhi kualitas keputusan.

Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya atas informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin butuh menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi yang andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, pelaporan dilakukan sebelum seluruh transaksi atau peristiwa lainnya diketahui sehingga mengurangi keandalan informasi. Sebaliknya, apabila pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal, tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Jadi, supaya tercipta


(56)

keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan (Harahap, 2008).

Pelaporan yang tepat waktu memberikan kontribusi untuk kinerja yang efisien dan cepat pada pasar modal dalam fungsi penetapan harga dan evaluasinya. Ketepatan waktu penyampaian informasi terkini bagi penggunanya dan menyiratkan bahwa laporan keuangan harus di sampaikan sesering mungkin, sehingga akan mengungkap perubahan situasi dalam perusahaan yang mungkin berdampak pada prediksi dan keputusan informasi.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dilandasi oleh teori kepatuhan dan teori agensi. Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan publik di Indonesia telah diatur dalam UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor : KEP-346/BL/2011 bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib melaporkan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan mengumumkan kepada masyarakat untuk memenuhi prinsip pelaporan dan keterbukaan informasi. Peraturan ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam paling lama 3 bulan setelah tahun buku berakhir atau 90 hari.

Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa


(57)

“Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), dan bila keterlambatan lebih dari 500 hari akan dihapus dari bursa”.

Menurut Tyler (Saleh, 2004) terdapat dua perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan pada hukum, yang disebut instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Dalam hal penyampaian laporan keuangan ke publik, perspektif instrumental menggambarkan bahwa insentif yang diperoleh perusahaan bila menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu yaitu respon baik publik terhadap perusahaan itu sendiri, dan sebaliknya. Sedangkan untuk perspektif yang kedua, seorang individu cenderung untuk mematuhi ketentuan dalam hal ini ketepatan waktu pelaporan keuangan karena dianggap sebagai suatu keharusan (normative commitment through morality) dan karena otoritas penyusun ketentuan tersebut (dalam hal ini adalah Bapepam) mendikte perilaku untuk melaporkan keuangannya tepat pada waktu yang telah ditentukan (normative commitment through legitimacy).

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak kerja sama (nexus of contract) yang mana satu atau lebih principal menggunakan orang lain atau agent untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Di dalam teori ini, principal adalah pemegang saham/pemilik/investor, sedangkan


(58)

agent adalah manajer atau manajemen yang mengelola perusahaan. Menurut Dinita (2011), principal disebut sebagai pihak yang mengevaluasi informasi yang disajikan oleh agen yang bertanggung jawab sebagai pihak yang mengambil keputusan. Teori agensi menjelaskan berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara pemegang saham dengan manajer, kreditur dengan manajer, atau antara pemegang saham, kreditur dan manajer yang disebabkan adanya hubungan keagenan.

Pihak manajemen perusahaan sebagai pengelola perusahaan mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa mendatang lebih banyak dibandingkan pemilik/pemegang saham. Oleh karena itu, pihak manajemen berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik yakni melalui pengungkapan informasi akuntansi dalam laporan keuangan secara tepat waktu. Laporan keuangan digunakan oleh pihak yang berkepentingan yaitu terutama pengguna eksternal yang tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi sangat besar sebagai dasar mengambil keputusan. Situasi ini akan memicu timbulnya asimetri informasi, yaitu suatu kondisi dimana pihak manajemen perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding dengan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Sulistyo (2010) menyatakan bahwa laporan keuangan yang disampaikan dengan tepat waktu akan dapat mengurangi asimetri informasi tersebut.


(59)

2.4Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

2.4.1 Pergantian Auditor (Auditor Switching)

Auditor Switchingmerupakan pergantian auditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Auditor switching dapat dikategorikan bersifat wajib (mandatory) maupun sukarela (voluntary). Pergantian auditor secara mandatory terjadi karena adanya regulasi dari pemerintah yang membatasi pemberian jasa audit yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan Publik , dimana pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Hal ini didasarkan pada toeri kepatuhan. Menurut Baron dan Donn dalam Marla (2013) menyatakan bahwa ketaatan atau kepatuhan adalah suatu bentuk pengaruh sosial di mana satu atau lebih orang yang diperintahkan untuk melakukan sesuatu , dan mereka melakukannya. Perusahaan harus mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait pergantian auditor.Regulasi terkait dengan jasa akuntan publik di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 43/KMK.017/1997, kemudian diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 470/KMK.017/1999. Regulasi ini kemudian diubah kembali dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002, di mana salah satu hal yang diatur dalam KMK ini adalah bahwa pemberian jasa audit umum atas


(60)

laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun. Regulasi ini kemudian disempurnakan kembali dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008, di mana pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Isu independensi sering digunakan sebagai alasan untuk melakukan penggantian auditor. Di satu sisi, wajar jika independensi auditor diragukan jika ia memiliki tenure yang makin panjang pada satu klien. Walaupun ia bertugas atas nama pemegang saham, auditor bagaimanapun juga dipilih dan digaji oleh manajemen klien. Ketika hubungan tersebut makin panjang, maka dependensi finansial auditor terhadap klien akan makin besar juga. Semakin tinggi dependensi finansial ini, maka dikhawatirkan independensi auditor akan makin turun. Logika ini yang mendorong regulator untuk melarang auditor memiliki hubungan yang panjang dengan klien (Marla, 2012).

Auditor switching yang bersifat voluntary terjadi karena KAP yang tidak lagi sejalan dengan kepentingan manajemen perusahaan. Menurut Boynton, dkk (2002 : 271) , terdapat beberapa alasan pergantian auditor dalam penugasan baru, yaitu:

1. Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda. 2. Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas.


(61)

3. Tidak puas terhadap Kantor Akuntan Publik lama. 4. Keinginan untuk mengurangi pendapatan audit. 5. Merger antara beberapa Kantor Akuntan Publik.

Pergantian auditor ini tentunya akan berpengaruh dalam hal ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Dengan banyaknya prosedur yang akan ditempuh oleh auditor baru, maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan audit, hal ini disebabkan karena auditor baru harus berkomunikasi mengenai kondisi perusahaan dengan auditor lama. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya penundaan publikasi laporan keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

2.4.2 Audit Report Lag

Audit report lag didefenisikan sebagai periode waktu antara tanggal akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Givoly dan Palmon (1982) menyatakan bahwa audit report lag berkaitan dengan isi dan relevansi informasi serta faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pengumuman laba yang tidak terlepas dari upaya dalam menurunkan keterlambatan pelaporan.

Givoly dan Palmon (1982) menyatakan bahwa audit report lag berhubungan langsung dengan ketepatan waktu pengumuman laba perusahaan, dimana semakin panjang durasi audit report lag berakibat pada penundaan atas pengumuman informasi laba perusahaan kepada investor dan


(1)

untuk mengingatkan, mendukung dan mendoakan penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Juni 2016 Penulis,

NIM. 120503129 Nayumi Ida Uli Simanjuntak


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Laporan Keuangan ... 10

2.2 Pelaporan Keuangan... 16

2.3 KetepatanWaktu Pelaporan Keuangan ... 21

2.4 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ... 23

2.4.1 Auditor Switching ... 23

2.4.2 Audit Report Lag ... 26

2.4.3 Reputasi Auditor ... 26

2.4.4 Opini Audit ... 28

2.4.5 KepemilikanManajerial ... 30

2.4.6 KepemilikanPublik ... 31

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 32

2.6 Kerangka Konseptual ... 36

2.7 Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 5.1 Jenis Penelitian ... 43

5.2 Jenis Data danSumber Data ... 43

5.3 Batasan Operasional ... 43

5.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44

5.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 46


(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 78

5.3 Saran ... 79


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 32

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 45

3.2. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian... 51

4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria... 56

4.2 Descriptive Statistics... 51

4.3 Audit Report Lag Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 57

4.4 Kepemilikan Publik Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 58

4.5 Statistik Frekuensi Auditor switching, Reputasi Auditor, Opini Audit, Kepemilikan Manajerial dan Ketepatan Waktu... 59

4.6 Statistik Frekuensi Auditor Switching... 59

4.7 Auditor Switching Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 60

4.8 Statistik Frekuensi Big 4... 60

4.9 Reputasi Auditor Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 61

4.10 Statistik Frekuensi Opini... 61

4.11 Opini Audit Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 62

4.12 Statistik Frekuensi MNJ... 62

4.13 Kepemilikan Manajerial Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 63

4.14 Statistik Frekuensi TW...63

4.15 Ditribusi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan selama Periode Penelitian...64

4.16 Hosmer and Lemeshow Test... 65

4.17 Overall Model Fit...65

4.18 Cox & Snell’s R Square Negelkerke’s R Square... 66

4.19 Variables in the Equation...67

4.20 Omnibus Tests of Model Coefficients... 70

4.21 Distribusi Opini Audit Perusahaan Sampel berdasarkan Ketepatan Waktu... 73 4.22 Distribusi Kepemilikan Manajerial Perusahaan Sampel


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Data Variabel Auditor Switching Tahun 2011-2014...83 2 Data Variabel Audit Report Lag Tahun

2011-2014...85 3 Data Variabel Reputasi Auditor Tahun 2011-2014...87 4 Data Variabel Opini Audit Tahun 2011-2014...90 5 Data Variabel Kepemilikan Manajerial Tahun

2011-2014...92 6 Data Variabel Kepemilikan Publik Tahun 2011-2014...94 7 Hasil Pengujian Data dengan Software SPSS


Dokumen yang terkait

PENGARUH AUDIT DELAY, OPINI AUDIT, REPUTASI AUDITOR DAN PERGANTIAN MANAJEMEN PADA VOLUNTARY AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

4 73 20

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit, Stuktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan

2 19 106

Pengaruh Spesialisasi Auditor, Firm Size, Leverage, Auditor Switching dan Kepemilikan Manajerial terhadap Integritas Laporan Keuangan (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014)

1 8 114

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN

0 4 14

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR, OPINI AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LABA RUGI TERHADAP AUDIT REPORT LAG Pengaruh Pergantian Auditor, Opini Audit, Ukuran Perusahaan, Dan Laba Rugi Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terd

0 4 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, OPINI AUDITOR, DAN KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011 – 2015).

6 6 103

Analisis Pengaruh Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), Ukuran Perusahaan Klien, Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Auditor Switching,

0 1 20

SKRIPSI PENGARUH AUDIT REPORT LAG DAN OPINI AUDIT TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN REPUTASI KAP SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 1 12

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KAP, KOMITE AUDIT, AUDITOR SWITCHING, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BEI TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 1 19

PENGARUH OPINI AUDIT, UKURAN KAP, KOMITE AUDIT, AUDITOR SWITCHING, PROFITABILITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DALAM BEI TAHUN 2011-2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 8