Lokasi Penelitian. Karakteristik Responden Penelitian.

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Pendidikan dan Pekerjaan Responden di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 No Karakteristik f Pendidikan 1 SD 16 19.04 2 SMP 21 25.00 3 4 SMA SMK Akademi PT 35 12 41.67 14.29 Total 84 100.00 Pekerjaan 1 2 PetaniBuruh Tani PNSTNIPOLRI 20 20 23.81 23.81 2 Wiraswastapedagang 38 45.24 3 Tidak Bekerja 6 7.14 Total 84 100.00 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, tampak bahwa pendidikan responden penelitian pada umumnya adalah berpendidikan SMASMK yaitu, sebanyak 35 orang 41,67, berpendidikan SMP sebanyak 21 orang 25, berpendidikan SD sebanyak 16 orang 19,04, dan pendidikan responden paling sedikit adalah berpendidikan AkademiPT sebanyak 12 orang 14,29. Pekerjaan dari responden yang paling banyak adalah wiraswastapedagang, yaitu sebanyak 38 orang 45,24, PNSTNIPolri sebanyak 20 orang 23,81, PetaniBuruh Tani sebanyak 20 orang 23,81, dan paling sedikit responden tidak bekerja yaitu sebanyak 6 orang 7,14. 4.3. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian 4.3.1. Pengetahuan Responden Tentang Pemahaman Dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 Gambaran tentang Pengetahuan dan pemahaman responden dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Responden tentang Pengetahuan dan Pemahaman dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Pengetahuan f 1 Apakah anda pernah mendengar penyakit Demam Berdarah Dengue DBD? a. Ya. b. Tidak. 77 7 91.67 8.33 Jumlah 84 100.00 2 Apakah anda tahu tandagejala penyakit Demam Berdarah Dengue DBD? a. Ya. b. Tidak. 55 29 65.48 34.52 Jumlah 84 100.00 3 Apakah anda pernah mendengar istilah pemberantasan sarang nyamuk PSN penular penyakit demam berdarah dengue DBD? a. Ya. b. Tidak. 56 28 66.67 33.33 Jumlah 84 100.00 4 Apakah anda pernah mendengar 3M? a. Ya. b. Tidak. 48 36 57.14 42.86 Jumlah 84 100.00 5 Apakah anda pernah mendengar istilah Foging diasapi? a. Ya. b. Tidak. 47 37 55.90 44.10 Jumlah 84 100.00 6 Apakah nyamuk penyebab penyakit DBD berkembangbiak di air jernih yang menggenang? a. Ya. b. Tidak. 52 32 61.90 38.10 Jumlah 84 100.00 7 Apakah mengubur, menutup dan menguras TPA3M sangat efektif dalam penanggulangan DBD? a. Ya. b. Tidak. 48 36 57.14 42.86 Jumlah 84 100.00 8 Apakah pemakaian bubuk abate termasuk cara yang dapat membantu menanggulangi penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 46 38 54.76 45.24 Jumlah 84 100.00 9 Apakah memelihara ikan dapat membantu mengurangi jumlah nyamuk? a. Ya. b. Tidak 44 40 52.38 47.62 Jumlah 84 100.00 10 Apakah memasang kawat kasakelambu dapat membantu menanggulangi penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 52 32 61.90 38.10 Jumlah 84 100.00 Berdasarkan jawaban dari responden, terlihat bahwa pengetahuan responden tentang penyakit Demam Berdarah Dengue DBD, ternyata pada umumnya pengetahuan responden atau sebanyak 77 orang 91,67 telah mengetahui tentang penyakit Demam Berdarah Dengue DBD dan sebanyak 7 orang 8,33 menyatakan tidak mengetahui tentang penyakit Demam Berdarah Dengue DBD. Berkaitan dengan gejala penyakit DBD, ternyata sebanyak 55 orang 65,48 responden menyatakan mengetahui tentang gejala penyakit Demam Berdarah Dengue DBD, dan sebanyak 28 orang 34,52 responden menyatakan tidak mengetahui gejala tentang Demam Berdarah. Berkaitan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk penyebab DBD, hasil penelitian menunjukkan sebanyak 56 orang 66,67 responden menyatakan pernah mendengar istilah pemberantasan sarang nyamuk PSN penular penyakit Demam Berdarah Dengue DBD, sebanyak 48 orang 57,14 responden pernah mendengar istilah 3M, sebanyak 47 orang 55,90 responden pernah mendengar istilah Foging diasapi, hanya sebanyak 52 orang 61,90 responden mengetahui bahwa nyamuk penyebab penyakit DBD berkembang biak di air jernih yang menggenang. Dalam hal penanggulangan DBD, ternyata hanya sebanyak 48 orang 57,14 responden mengetahui bahwa dengan mengubur, menutup dan menguras TPA 3M sangat efektif dalam penanggulangan DBD, hanya sebanyak 46 orang 54,76 responden mengetahui bahwa pemakaian bubuk abate termasuk cara yang dapat membantu menanggulangi penyakit DBD. Dalam upaya pencegahan terkena gigitan nyamuk yang dapat menularkan penyakit DBD, ternyata hanya sebanyak 44 orang 52,38 responden mengetahui, bahwa memelihara ikan akan dapat membantu mengurangi jumlah nyamuk, dan sedangkan 52 orang 61,90 responden mengetahui dengan memasang kawat kasakelambu dapat membantu menanggulangi penyakit DBD. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan responden terhadap Pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD diklassifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini. Tabel 4.3. Distribusi Kategori Pengetahuan Responden tentang Pemahaman Dalam Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 No Pengetahuan f 1 Baik 33 39.28 2 Cukup 34 40.48 3 Kurang 17 20.24 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebanyak 33 orang 39,28 pengetahuan responden tentang Pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berada pada kategori baik, sebanyak 34 orang 40.48 responden memiliki pengetahuan tentang pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berada pada kategori cukup, dan sebanyak 17 orang 20.24 pengetahuan responden tentang pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berada pada kategori kurang. Bila dilihat dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat Nagori Rambung Merah masih perlu diperhatikan berkaitan dengan penyakit demam berdarah dengue, baik dalam pencegahan maupun dalam penanggulangan bahaya penyakit demam berdarah dengue, agar masyarakat dalam lebih proaktif, berhati-hati terhadap bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue DBD. 4.3.2. Sikap Responden Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Gambaran Distribusi Jawaban Responden tentang Sikap Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Responden tentang Sikap Responden Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Pernyataan Sikap SS S KS TS 1. Lingkungan rumah yang bersih akan mencegah DBD 10 11.9 40 47.6 14 16.6 20 23.8 2 Tidur pagi dan siang lebih baik menggunakan kelambu - 42 50.0 31 36.9 11 13.1 3 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air merupakan salah satu cara penanggulangan DBD 15 17.8 35 41.6 30 35.7 4 4.8 4 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air adalah tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat 10 11.9 65 77,38 5 5,95 4 4.8 5 Tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan tertutup 8 9.5 55 65.48 9 10.71 2 2.38 6 Bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali 13 15.5 35 41.6 20 23.8 16 19.1 7 Jika ada kegiatan 3M di lingkungan, saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut - 25 29.8 24 28.6 35 41.6 8 Barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur. 15 17.8 45 53.6 24 28.6 - 9 Air dalam vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali 24 28.6 25 29.8 20 23.8 15 17.8 10 Menguras bak mandi kalau sudah kotor saja 10 11.9 35 41.7 25 29.8 14 16.6 Berdasarkan hasil penelitian tentang sikap terhadap pencegahan DBD, ternyata sebanyak 10 orang 11,9 menyatakan sangat setuju terhadap lingkungan yang bersih dapat mencegah DBD, 40 orang 47,6 menyatakan setuju bahwa lingkungan rumaha yang bersih akan dapat mencegah DBD, 14 orang 16,6 menyatakan kurang setuju terhadap lingkungan yang bersih dapat menanggulangi DBD, dan 20 0rang 23,8 yang tidak setuju terhadap pernyataan lingkungan yang bersih dapat menanggulangi DBD. Untuk penanggulangan DBD, sebanyak 42 orang 50 resonden setuju bila ingin tidur pada pagi dan siang lebih baik menggunakan kelambu, 31 orang 36,9 respoden tidak setuju bila tidur pagi dan siang lebih baik menggunakan kelambu, dan 11 orang 13,1 respoden tidak setuju bila tidur pagi dan siang lebih baik menggunakan kelambu. Berdasarkan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa adapun alasan responden tidak setuju menggunakan kelambu di pagi dan siang hari disebabkan tidak terbiasa, tidak memiliki kelambu dan terasa panas jika menggunakan kelambu. Selanjutnya, berkaitan dengan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air yang merupakan salah satu cara penanggulangan DBD, ternyata 15 orang 17,8 menyatakan sangat setuju dengan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air merupakan cara penanggulangan DBD, sebanyak 35 orang 41,6 responden setuju dengan dengan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air merupakan cara penanggulangan DBD, sebanyak 30 orang 35,7 responden kurang setuju dengan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air merupakan cara penanggulangan DBD, dan hanya 4 orang 4,8 responden menyatakan tidak setuju dengan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air merupakan cara penanggulangan DBD. Berkaitan dengan tanggungjawab pelaksanaan 3M, temuan penelitian menunjukkan sebanyak 10 orang 11,9 responden menyatakan sangat setuju bahwa 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat- tempat Penampungan Air merupakan tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat, 65 orang 77,38 responden menyatakan setuju bahwa 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air adalah tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat, 5 orang 5.95 responden menyatakan kurang setuju bahwa 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air adalah tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat, dan hanya 4 orang 4,8 responden menyatakan tidak setuju bahwa 3M Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air adalah tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat. Hasil temuan penelitian yang berkaitan dengan tempat penampungan air, sebanyak 18 orang 9,5 responden menyatakan sangat setuju jika tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan tertutup, 55 orang 66,48 responden menyatakan setuju jika tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan tertutup, 9 orang 10,71 responden menyatakan kurang setuju jika tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan tertutup, dan 2 orang 2,38 responden menyatakan tidak setuju jika tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan tertutup. Lebih lanjut temuan penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 13 orang 15,5 responden menyatakan sangat setuju bila bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali 35 orang 41,6 responden menyatakan setuju bila bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali, 20 orang 23,8 responden menyatakan kurang setuju bila bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali, sebanyak 16 orang 19,1 responden menyatakan sangat setuju bila bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali. Berdasarkan wawancara yang dilakukan responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju bak penampungan air dikuras seminggu sekali disebabkan terbatasnya waktu yang dimiliki untuk membersihkan bak tempat penampungan air. Waktu mereka banyak dihabiskan untuk mencari nafkah. Hasil temuan penelitian berkaitan jika ada kegiatan 3M di lingkungan, sebanyak 35 orang 41,6 responden menyatakan tidak setuju dengan pernyataan Jika ada kegiatan 3M di lingkungan, saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut, sebanyak 24 orang 28,6 responden menyatakan kurang setuju dengan pernyataan Jika ada kegiatan 3M di lingkungan, saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut, dan hanya 25 orang 29,8 responden menyatakan setuju dengan pernyataan Jika ada kegiatan 3M di lingkungan saya tidak akan mengikuti kegiatan tersebut. Sama halnya dengan pernyataan sebelumnya bahwa alasan responden untuk tidak akan mengikuti kegiatan 3M disebabkan waktu mereka yang sebahagian besar dihabiskan untuk bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah. Selanjutnya, hasil jawaban responden ketika ditanyakan tentang barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur, ternyata sebanyak 15 orang 17,8 responden menyatakan sangat setuju bila barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur, sebanyak 45 orang 53,6 responden menyatakan setuju bila barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur, dan sebanyak 24 orang 28,6 responden menyatakan kurang setuju bila barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur. Ketika ditanyakan pergantian air vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali, ternyata 24 orang 28,6 responden sangat setuju jika pergantian air vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali, 25 orang 29,8 responden menyatakan setuju jika pergantian air vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali, 20 orang 23,8 responden menyatakan kurang setuju jika pergantian air vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali, dan hanya 15 orang 17,8 responden menyatakan setuju jika pergantian air vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali. Ketika ditanya berkaitan dengan menguras air kamar mandi, ternyata ada sebanyak 14 orang 16.67 responden menyatakan tidak setuju menguras bak mandi kalau sudah kotor saja, sebanyak 25 orang 29,8 responden menyatakan kurang setuju menguras bak mandi kalau sudah kotor saja, sebanyak 35 orang 41.67 responden menyatakan setuju menguras bak mandi kalau sudah kotor saja, dan hanya sebanyak 10 orang 11,9 responden menyatakan sangat setuju menguras bak mandi kalau sudah kotor saja. Adapun alasan Hasil pengukuran tentang sikap responden terhadap pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD diklassifikasikan ke dalam 3 tiga kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran sikap responden tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5. Distribusi Kategori Sikap Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 No Sikap f 1 Baik 33 39.28 2 Cukup 38 42.25 3 Kurang 13 15.47 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sikap responden terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah adalah pada kategori baik, sebanyak 33 orang 39,28, sikap responden yang berkategori cukup sebanyak 38 orang 42,25 dan sikap responden yang berkategori kurang, sebanyak 13 orang 15,47. 4.3.3. Tindakan Responden Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Gambaran Distribusi jawaban responden tentang tindakan masyarakat terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden tentang Tindakan Responden Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Tindakan f 1 Menjaga Lingkungan selalu bersih a. Ya. b. Tidak. 75 9 91.67 8.33 Jumlah 84 100.00 2 Melakukan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air agar terhindar dari Demam Berdarah Dengue DBD a. Ya. b. Tidak. 50 34 59.52 40.48 Jumlah 84 100.00 3 Memberikan contoh 3M kepada anak-anak dan keluarga lainnya. a. Ya. b. Tidak. 45 39 53.57 46.43 Jumlah 84 100.00 4 Memberantas sarang nyamuk aedes aegypti untuk mencegah DBD a. Ya. b. Tidak 51 33 60.71 39.29 Jumlah 84 100.00 5 Menggunakan Kelambu apabila tidur di pagi dan siang hari a. Ya. b. Tidak. 46 38 54.76 45.24 Jumlah 84 100.00 6 Memberikan bubuk abate pada bak mandi a. Ya. b. Tidak. 54 30 64.29 35.71 Jumlah 84 100.00 7 Menutup bak mandi dan tempat penampungan air a. Ya. b. Tidak. 48 36 57.14 42.86 Jumlah 84 100.00 8 Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti dilakukan oleh pemerintah saja a. Ya. b. Tidak. 44 40 52.38 47.72 Jumlah 84 100.00 9 Membiarkan pakaian kotor bergantungan di pintu. a. Ya. b. Tidak 34 50 40.48 59.52 Jumlah 84 100.00 10 Melakukan 3M adalah merupakan tanggung jawab dari pemerintah saja a. Ya. b. Tidak. 37 47 44.05 55.95 Jumlah 84 100.00 Hasil penelitian yang berkaitan dengan tindakan responden untuk Menjaga Lingkungan selalu bersih, ternyata sebanyak 75 orang 89,28 responden tetap menjaga lingkungan selalu bersih, sebanyak 55 orang 65,48 responden Melakukan 3M Mengubur barang-barang bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air agar terhindar dari Demam Berdarah Dengue DBD, sebanyak 45 orang 53,57 responden menyatakan memberikan contoh 3M kepada anak-anak dan keluarga lainnya, sebanyak 51 orang 60,71 responden menyatakan Memberantas sarang nyamuk aedes aegypti untuk mencegah DBD, sebanyak 45 orang 54,76 responden menyatakan menggunakan Kelambu apabila tidur di pagi dan siang hari, sebanyak 54 orang 64,29 responden menyatakan memberikan bubuk abate pada bak mandi, sebanyak 48 orang 57,14 responden menyatakan menutup bak mandi dan tempat penampungan air, sebanyak 44 orang 52,38 responden menyatakan pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti dilakukan oleh pemerintah saja, sebanyak 50 orang 59,52 responden menyatakan tidak membiarkan pakaian kotor bergantungan di pintu, sebanyak 47 orang 55,95 responden menyatakan melakukan 3M tidak merupakan tanggung jawab dari pemerintah saja. Hasil pengukuran tentang tindakan responden terhadap pemahaman dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD diklassifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran tindakan responden dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini. Tabel 4.7. Distribusi Kategori Tindakan Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Tindakan f 1 Baik 22 26.19 2 Cukup 42 50.00 3 Kurang 20 23.81 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas tindakan responden terhadap penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berada pada kategori Cukup, yaitu sebanyak 42 orang 50, tindakan responden berada pada kategori Baik, yaitu sebanyak 22 orang 26.19, dan tindakan responden berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 20 orang 23.81. 4.3.4. Sarana dan Prasarana Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Gambaran distribusi jawaban responden berkaitan dengam Sarana dan Prasarana terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden tentang Sarana dan Prasarana Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Sarana dan Prasarana f 1 Apakah di lingkungan tempat tinggal anda tersedia tempat yang memadai untuk dilakukannya penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue DBD? a. Ya. b. Tidak. 38 46 45.24 54.76 Jumlah 84 100.00 2 Apakah tempat penyuluhan tentang penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD memiliki fasilitas yang memadai? a. Ya b. Tidak 34 50 40.48 59.52 Jumlah 84 100.00 3 Apakah jumlah petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai? a. Ya b. Tidak 40 44 47.62 52.38 Jumlah 84 100.00 4 Apakah danabiaya dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai? a. Ya b. Tidak 35 49 41.67 58.33 Jumlah 84 100.00 5 Apakah metodecara yang dilakukan dalam penyuluhan penanggulangan DBD menggunakan bahan dan alat peraga yang memadai? a. Ya. b. Tidak. 45 39 53.57 46.43 Jumlah 84 100.00 6 Apakah dalam pelaksanaaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD melibatkan aparat desa dan kecamatan? a. Ya. b. Tidak. 46 38 54.76 45.24 Jumlah 84 100.00 7 Apakah dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD menggunakan teknologi informasi yang mendukung dalam penyuluhan tersebut? a. Ya. b. Tidak. 38 46 45.24 54.76 Jumlah 84 100.00 8 Apakah jumlah masyarakat yang hadir dalam mengikuti penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai? a. Ya. b. Tidak. 44 40 52.38 47.62 Jumlah 84 100.00 9 Apakah waktu untuk pelaksanaan dalam penyuluhan dalam penanggulangan DBD memenuhi jumlah waktu yang cukup memadai? a. Ya. b. Tidak 39 45 46.43 53.57 Jumlah 84 100.00 10 Apakah dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD menggunakan fasilitator yang menguasai tentang DBD? a. Ya. b. Tidak. 52 32 61.90 38.10 Jumlah 84 100.00 Hasil penelitian terhadap sarana dan prasarana tentang apakah di lingkungan tempat tinggal anda tersedia tempat yang memadai untuk dilakukannya penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue DBD menunjukkan bahwa 46 orang 54,76 menyatakan tidak ada tersedia tempat yang memadai untuk dilakukannya penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue DBD, dan 38 orang 45,24 menyatakan ada tempat yang memadai untuk dilakukannya penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue DBD. Hasil jawaban responden apakah tempat penyuluhan tentang penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD memiliki fasilitas yang memadai, menunjukkan bahwa 50 orang 59,52 menyatakan tidak memiliki fasilitas yang memadai, dan sebanyak 34 orang 40,48 menyatakan tersedia fasilitas yang memadai. Jawaban responden terhadap pertanyaan apakah jumlah petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai, menunjukkan 44 orang 52.38 menyatakan jumlah petugas kesehatan tidak memadai, dan hanya 40 orang 47.62 menyatakan jumlah petugas kesehatan memadai. Berkaitan dengan dana biya yang digunakan, menunjukkan bahwa 49 orang 58,33 menyatakan bahwa dana biaya yang digunakan dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD tidak memadai, dan hanya 35 orang 41,67 yang menyatakan dana biaya yang digunakan memadai. Hasil penelitian yang berkaitan dengan pertanyaan apakah metodecara yang dilakukan dalam penyuluhan penanggulangan DBD menggunakan bahan dan alat peraga yang memadai, menunjukkan bahwa 45 orang 53,57 responden mengatakan metodecara yang dilakukan dalam penyuluhan penanggulangan DBD menggunakan bahan dan alat peraga yang memadai, 39 orang 46,43 responden mengatakan metodecara yang dilakukan dalam penyuluhan penanggulangan DBD tidak menggunakan bahan dan alat peraga yang memadai. Ketika ditanya keterlibatan aparat Desa atau Kecamatan, sebanyak 46 orang 54,76 responden mengatakan melibatkan aparat desa dan kecamatan dalam pelaksanaaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD, dan sebanyak 38 orang 45,24 mengatakan tidak melibatkan aparat desa dan kecamatan dalam pelaksanaaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD. Hasil penelitian yang berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi yang mendukung dalam penyuluhan dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD, sebanyak 38 orang 45,24 responden mengatakan menggunakan teknologi informasi yang mendukung dalam penyuluhan dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD, dan 46 orang 54,76 responden mengatakan tidak menggunakan teknologi informasi yang mendukung dalam penyuluhan dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD. Masalah kehadiran masyarakat yang mengikuti penyuluhan dalam penanggulangan DBD, menunjukkan sebanyak 44 orang 52,38 responden mengatakan masyarakat yang hadir mengikuti penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai, dan 40 orang 47,62 responden mengatakan kehadiran masyarakat mengikuti penyuluhan dalam penanggulangan DBD tidak memadai. Temuan penelitian tentang apakah waktu untuk pelaksanaan dalam penyuluhan dalam penanggulangan DBD memenuhi jumlah waktu yang cukup memadai, menunjukkan sebanyak 45 orang 53,57 responden mengatakan waktunya tidak memadai dalam pelaksanaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD, dan 39 orsng 46,43 responden mengatakan waktunya sudah memadai dalam pelaksanaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD. Jawaban responden terhadap pertanyaan apakah dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD menggunakan fasilitator yang menguasai tentang DBD, menunjukkan 52 orang 61,90 responden mengatakan fasilitator yang melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD menguasai tentang penyakit dan penangulangan DBD, dan 32 orang 38,10 responden mengatakan fasilitator yang melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD tidak menguasai tentang penyakit dan penangulangan DBD. Hasil pengukuran tentang sarana dan prasarana yang digunakan dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berdasarkan jawaban responden diklassifikasikan ke dalam 3 tiga kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran jawaban responden terhadap sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini. Tabel 4.9. Distribusi Kategori Sarana dan Prasarana Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Sarana dan Prasarana F 1 Baik 12 14.29 2 Cukup 37 44.05 3 Kurang 35 41.66 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas jawaban responden terhadap sarana dan prasarana berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 37 orang 44,05, jawaban responden terhadap sarana dan prasarana pada kategori kurang, yaitu sebanyak 35 orang 41,66, dan jawaban responden terhadap sarana dan prasarana pada kategori berada baik, yaitu sebanyak 12 orang 14,29. Berdasarkan data ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana terhadap penanggulangan DBD masih kurang maksimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap petugas kesehatan dan responden tentang kurangnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penanggulangan DBD ini adalah terbatasnya dana dan partisipasi masyarakat. 4.3.5. Peran Petugas Kesehatan Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Gambaran distribusi jawaban responden tentang Peran Petugas Kesehatan Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Responden tentang Peran Petugas Kesehatan Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Peran Tugas Kesehatan f 1 Apakah petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 48 36 57.14 42.85 Jumlah 84 100.00 2 Apakah petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam pencegahan penyakit DBD? a. Ya b. Tidak 50 34 59.52 4 0.48 Jumlah 84 100.00 3 Apakah petugas kesehatan menggunakan alat peraga dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD dan upaya pencegahannya? a. Ya b. Tidak 35 49 41,67 58,33 Jumlah 84 100.00 4 Apakah petugas kesehatan dapat memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam penecegahan penyakit DBD dengan baik sehingga dapat dimengerti? a. Ya b. Tidak 53 31 63,10 36,90 Jumlah 84 100.00 5 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan informasi tentang 3M melalui posterselebaranleaflet di lingkungan tempat tinggal anda? a. Ya. b. Tidak. 45 53.57 39 46.43 Jumlah 84 100.00 6 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini apakah petugas kesehatan memberikan anjuran dan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk mencegah penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 46 38 54.76 45.24 Jumlah 84 100.00 7 Apakah petugas kesehatan menganjurkan kepada masyarakat upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 54 30 64,29 35,71 Jumlah 84 100.00 8 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini petugas kesehatan melakukan kunjungan ke lingkungan anda dan melakukan penyuluhan dan tindakan untuk mencegah penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 44 40 52.38 47.62 Jumlah 84 100.00 9 Apakah ada petugas kesehatan menyarankan kepada anda dan keluarga untuk melakukan 3M secara rutin? a. Ya. b. Tidak 39 45 46.43 53.57 Jumlah 84 100.00 10 Apakah petugas kesehatan memberikan informasi agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat? a. Ya. b. Tidak. 52 32 61.90 38.10 Jumlah 84 100.00 Hasil penelitian tentang peran petugas kesehatan tentang apakah petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD, menunjukkan sebanyak 48 orang 57,14 responden mengatakan petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD, 36 orang 42,85 responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah secara langsung memberikan penyuluhan tentang penyakit DBD. Lebih lanjut, sebanyak 50 orang 59.52 responden mengatakan petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam pencegahan penyakit DBD, dan 34 orang 40,48 responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah secara langsung memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam pencegahan penyakit DBD. Selain itu, sebanyak Sebanyak 35 orang 41,67, responden mengatakan kesehatan menggunakan alat peraga dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD dan upaya pencegahannya, dan sebanyak 49 orang 58,33 responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah secara langsung memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam pencegahan penyakit DBD. Ketika ditanyakan tentang Apakah petugas kesehatan dapat memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam penecegahan penyakit DBD dengan baik sehingga dapat dimengerti, yaitu sebanyak 53 orang 63,10 responden mengatakan petugas kesehatan dapat memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam penanggulangan penyakit DBD, dan 31 orang 36,90 responden mengatakan petugas kesehatan tidak dapat memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam penanggulangan penyakit DBD. Temuan penelitian tentang Apakah petugas kesehatan pernah memberikan informasi tentang 3M melalui posterselebaranleaflet di lingkungan tempat tinggal, menunjukkan sebanyak 45 orang 53,57 responden mengatakan petugas kesehatan pernah memberikan informasi tentang 3M melalui posterselebaranleaflet, dan sebanyak 39 orang 46,43 responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah memberikan informasi tentang 3M melalui posterselebaranleaflet. Berkaitan dengan pertanyaan apakah dalam tiga bulan terakhir ini petugas kesehatan memberikan anjuran dan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk menanggulangi penyakit DBD, menunjukkan sebanyak 46 orang 54,76 responden mangatakan petugas kesehatan memberikan anjuran dan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk menanggulangi penyakit DBD, dan 38 orang 45,24 responden mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak pernah memberikan anjuran dan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk menanggulangi penyakit DBD. Berkaitan dengan pertanyaan apakah petugas kesehatan menganjurkan kepada masyarakat upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk menanggulangi penyakit DBD, menunjukan sebanyak 54 orang 62,29 responden mengatakan petugas kesehatan pernah menganjurkan kepada masyarakat upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk menanggulangi penyakit DBD, dan hanya 30 orang 35,71 responden mengatakan petugas kesehatan tidak pernah menganjurkan kepada masyarakat upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit DBD. Berkaitan dengan kunjungan tim kesehatan dengan pertanyaan apakah dalam tiga bulan terakhir ini petugas kesehatan melakukan kunjungan ke lingkungan anda dan melakukan penyuluhan dan tindakan untuk menanggulangi penyakit DBD, menunjukkan sebanyak 44 orang 52,38 responden mengatakan petugas kesehatan melakukan kunjungan ke lingkungan dan melakukan penyuluhan serta tindakan untuk menanggulangi penyakit DBD, dan sebanyak 40 orang 47.62 responden mengatakan petugas kesehatan tidak melakukan kunjungan ke lingkungan dan melakukan penyuluhan serta tindakan untuk menanggulangi penyakit DBD, Temuan penelitian tentang pertanyaan apakah ada petugas kesehatan menyarankan kepada anda dan keluarga untuk melakukan 3M secara rutin, menunjukkan sebanyak 45 orang 53.57 responden mengatakan petugas kesehatan tidak menyarankan kepada keluarga untuk melakukan 3M secara rutin, dan sebanyak 39 orang 46.43 responden mengatakan petugas kesehatan menyarankan kepada keluarga untuk melakukan 3M secara rutin. Berkaitan dengan pertanyaan apakah petugas kesehatan memberikan informasi agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat, menunjukkan sebanyak 52 orang 61.90 responden mengatakan bahwa petugas kesehatan memberikan informasi agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat, dan sebanyak 32 orang 38.10 responden mengatakan bahwa petugas kesehatan tidak memberikan informasi agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat. Hasil pengukuran tentang Peran Petugas Kesehatan dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berdasarkan jawaban responden diklassifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran jawaban responden terhadap Peran Petugas Kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11.Distribusi Kategori Peran Petugas Kesehatan Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Peran Petugas Kesehatan F 1 Baik 28 33.33 2 Cukup 27 32.14 3 Kurang 29 34.53 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel 4.1.1 tampak bahwa berdasarkan jawaban responden terhadap peran petugas kesehatan berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 28 orang 33,33, jawaban responden terhadap peran petugas kesehatan pada kategori cukup, yaitu sebanyak 27 orang 32,14, dan jawaban responden terhadap peran petugas kesehatan pada kategori kurang, yaitu sebanyak 29 orang 34,53. Walaupun hasil jawaban responden menunjukkan bahwa peran petugas kesehatan cukup baik, namun dalam prakteknya penyuluhan yang berkelanjutan dan terus menerus tentang DBD oleh petugas kesehatan di nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun hingga saat ini mengalami penurunan intensitasnya. 4.3.6. Peran Tokoh Masyarakat Terhadap Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 Gambaran distribusi jawaban responden tentang Peran Tokoh Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Responden tentang Peran Tokoh Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 No Peran Tokoh Masyarakat f 1 Apakah tokoh masyarakat pernah terlibat dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD dan bahaya yang ditimbulkannya? a. Ya. b. Tidak. 44 40 52.38 47.62 Jumlah 84 100.00 2 Apakah tokoh masyarakat pernah mengajak masyarakat untuk hidup bersih, menguras tempat penampungan air dan melakukan 3M agar terhindar dari penyakit DBD? a. Ya b. Tidak 36 48 42.86 57.14 Jumlah 84 100.00 3 Apakah tokoh masyarakat peduli terhadap kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan penyakit DBD? a. Ya b. Tidak 45 39 53.57 46.43 Jumlah 84 100.00 4 Apakah tokoh masyarakat bersama aparat desa pernah langsung turun ke lapangan memberikan saran kepada masyarakat tentang kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit DBD? a. Ya b. Tidak 48 36 57.14 42.86 Jumlah 84 100.00 5 Apakah tokoh masyarakat pernah menyerahkan poster atau leaflet yang berisikan tentang bahaya penyakit DBD? a. Ya b. Tidak 32 52 38.10 61.90 Jumlah 84 100.00 6 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini tokoh masyarakat pernah menganjurkan dan memberikan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk mencegah penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 34 50 40,48 59.52 Jumlah 84 100.00 7 Apakah tokoh masyarakat bersama dengan petugas kesehatan pernah memberikan ceramah kepada masyarakat di sekitarnya tentang bahaya penyakit DBD yang bisa menyebabkan kematian? a. Ya. b. Tidak. 39 45 46.43 53.57 Jumlah 84 100.00 8 Apakah tokoh masyarakat pernah memberikan bantuan abate dan bersama masyarakat menguras tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD? a. Ya. b. Tidak. 44 40 52.38 47.62 Jumlah 84 100.00 9 Apakah tokoh masyarakat pernah menggerakkan masyarakat untuk bergotongroyong melakukan kegiatan 3M untuk pencegahan DBD? a. Ya. b. Tidak 49 35 58.33 41.67 Jumlah 84 100.00 10 Apakah tokoh masyarakat pernah mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat? a. Ya. b. Tidak. 51 33 60,71 39,29 Jumlah 84 100.00 Hasil penelitian terhadap tokoh masyarakat, menunjukkan 44 orang 52,38 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah terlibat dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD, sebanyak 40 orang 52,38 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah terlibat dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD. Selain itu, sebanyak 48 orang 57,14 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah mengajak masyarakat untuk hidup bersih, menguras tempat penampungan air dan melakukan 3M agar terhindar dari penyakit DBD, sebanyak 36 orang 42,86 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah mengajak masyarakat untuk hidup bersih, menguras tempat penampungan air dan melakukan 3M agar terhindar dari penyakit DBD. Berkaitan dengan kepedulian tokoh masyarakat terhadap kebersihan, sebanyak 45 orang 53,57 responden mengatakan tokoh masyarakat peduli terhadap kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan penyakit DBD, dan hanya 39 orang 46,43 responden mengatakan tokoh masyarakat peduli terhadap kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48 orang 57,14 responden mengatakan tokoh masyarakat bersama aparat desa pernah langsung turun ke lapangan memberikan saran kepada masyarakat tentang kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit DBD, dan 36 orang 42,86 responden mengatakan tokoh masyarakat bersama aparat desa tidak pernah langsung turun ke lapangan memberikan saran kepada masyarakat tentang kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit DBD. Lebih lanjut ditemukan, sebanyak 52 orang 61,90 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah menyerahkan poster atau leaflet yang berisikan tentang bahaya penyakit DBD, sebanyak 32 orang 38,10 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah menyerahkan poster atau leaflet yang berisikan tentang bahaya penyakit DBD. Hasil temuan penelitian menunjukkan sebanyak 50 orang 59,52 responden mengatakan dalam tiga bulan terakhir ini tokoh masyarakat tidak pernah menganjurkan dan memberikan contoh tindakan yang baik dalam mengubur barang-barang bekas untuk menanggulangi penyakit DBD, dan 34 orang 40,48 responden mengatakan dalam tiga bulan terakhir ini tokoh masyarakat pernah menganjurkan dan memberikan contoh tindakan yang baik dalam mengubur barang-barang bekas untuk menanggulangi penyakit DBD. Sebanyak 45 orang 53,57 responden mengatakan tokoh masyarakat bersama dengan petugas kesehatan tidak pernah memberikan ceramah kepada masyarakat di sekitarnya tentang bahaya penyakit DBD yang bisa menyebabkan kematian, dan 39 orang 46,43 responden mengatakan tokoh masyarakat bersama dengan petugas kesehatan pernah memberikan ceramah kepada masyarakat di sekitarnya tentang bahaya penyakit DBD yang bisa menyebabkan kematian. Sebanyak 44 orang 52,38 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah memberikan bantuan abate dan bersama masyarakat menguras tempat penampungan air untuk menanggulangi penyakit DBD, dan sebanyak 40 orang 47,62 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah memberikan bantuan bubuk abate dan bersama masyarakat menguras tempat penampungan air untuk menanggulangi penyakit DBD. Temuan penelitian menunjukkan sebanyak 49 orang 58,33 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong melakukan kegiatan 3M untuk pencegahan DBD, dan sebanyak 35 orang 41,67 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah menggerakkan masyarakat untuk bergotong royong melakukan kegiatan 3M untuk penanggulangan DBD. Selanjutnya, sebanyak 51 orang 60,71 responden mengatakan tokoh masyarakat tidak pernah mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat, dan hanya 33 orang 39,29 responden mengatakan tokoh masyarakat pernah mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat. Hasil pengukuran tentang Peran Tokoh Masyarakat dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD berdasarkan jawaban responden diklassifikasikan ke dalam 3 tiga kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil perhitungan pengukuran jawaban responden terhadap Peran Tokoh Masyarakat terlihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13.Distribusi Kategori Peran Tokoh Masyarakat Terhadap Penanggulangan Demam Berdarah Dengue DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten SimalungunTahun 2014 No Peran Tokoh Masyarakat F 1 Baik 18 21.43 2 Cukup 31 36.90 3 Kurang 35 41,67 Total 84 100,00 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa jawaban responden terhadap peran tokoh masyarakat pada kategori baik, yaitu sebanyak 18 orang 21,43, jawaban responden terhadap peran tokoh masyarakat pada kategori cukup, yaitu sebanyak 31 orang 36,90, dan jawaban responden terhadap peran tokoh masyarakat yang berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 35 orang 41,67, 67

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Dalam Penanggulangan DBD Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Penanggulangan penyakit DBD merupakan solusi yang paling efektif dilakukan dalam mengurangi angka penderita penyakit DBD yaitu dengan pemberantasan vektornya dalam rangka memutuskan rantai penularan atau yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN DBD. Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan sumber penyakit DBD dilakukan terhadap nyamuk dewasa atau jentik-jentiknya. Hingga kini belum ditemukan vaksin atau obat untuk mencegah dan menanggulangi dan membasmi virus Demam Berdarah Dengue DBD, sehingga alat yang paling ampuh untuk menanggulanginya adalah dengan meningkatkan pola hidup sehat atau perilaku sehat dari masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu peningkatan pengetahuan masyarakat dalam mewujudkan perilaku sehat melalui penanggulangan DBD masih sangat relevan Depkes RI, 2003 Pengetahuan masyarakat dalam penelitian ini meliputi pengetahuan tentang penyakit DBD, penyebab DBD, cara penularan DBD, tanda-tanda DBD, dan upaya penanggulangannya. Pengetahuan adalah bentuk tahu individu yang diperolehnya dengan penalaran, perasaan dan akal pikiran tentang segala sesuatu yang dihadapinya. Ketika seseorang sudah tahu, lalu memahami dan kemudian melakukan tindakan tertentu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah proses penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan masyarakat sebahagian besar diperoleh berdasarkan hasil pendengaran dan penglihatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan DBD masih diperlukan. Pengetahuan tentang penanggulangan DBD yang kurang akan dapat mengakibatkan sikap dan tindakan penanggulangan yang kurang baik pula. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Green dan Kreuter 2005 yang menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi antara lain pengetahuan yang sejalan dengan pendapat Bloom dikutip oleh Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku nyata tindakan seseorang. Masyarakat merupakan elemen yang sangat menentukan penanggulangan DBD. Oleh karena itu pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan DBD haruslah terus menerus dilakukan. Minimnya pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan DBD dapat mengakibatkan rentannya terserang penyakit DBD. Upaya yang efektif dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan DBD antara lain melalui penyuluhan yang dilakukan secara ajek, periodik dan kontinyu dengan metode penyuluhan dan materi yang signifikan tentunya. Ada beberapa metode penyuluhan yang dapat diigunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan DBD antara lain metode penyuluhan massal, kelompok dan individual. Metode penyuluhan massal pada umumnya dapat menjangkau sasarankhalayak dengan jumlah yang