Jarak dari Pemukiman
Peta jarak diperoleh dari proses buffering data lokasi pemukiman dengan menggunakan perangkat lunak ArcView. Peta batas pemukiman dalam bentuk
shapefile diolah dengan menggunakan fitur create buffer pada menu theme, sehingga diperoleh peta jarak dari pemukiman Nuarsa, 2005.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari penelitian Arianti 2006, jarak tempuh terjauh yang dapat dicapai oleh manusia adalah ± 4 km. Informasi ini
dijadikan sebagai dasar untuk membagi kelas jarak dari pemukiman. Tabel 7. Klasifikasi jarak dari pemukiman dan pembobotannya
Jarak dari Pemukiman m Kelasbobot
0 – 1000 1000 – 2000
2000 – 3000 3000 – 4000
4000 1
2 3
4 5
Sumber : Arianti 2006 dan modifikasi
4. Analisis Tumpang Susun
Untuk menghasilkan peta zona-zona daerah bahaya kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Toba Samosir, dari berbagai peta yang tersedia dan
menunjang dilakukan sintesis yang berkaitan dalam suatu analisis tumpang susun
dengan penilaian zona-zona bahaya kebakaran.
Mengingat keterbatasan data yang ada, pendekatan dilakukan dengan menerapkan beberapa asumsi untuk melengkapi keterwakilan data. Model peta
rawan kebakaran ini tidak secara khusus memperhatikan potensi penyulutan, melainkan lebih secara luas memprediksi kemungkinan kebakaran akan terjadi
serta kemungkinan intensitas serta dampak yang ditimbulkan.
Universitas Sumatera Utara
Potensi penyulutan juga dikembangkan sebagai salah satu komponen di dalam Sistem Analisa Ancaman Kebakaran Ruecker, 2007 yang dikembangkan
oleh SSFFMP dan modifikasi. Rawan Kebakaran = {40 Penutupan Lahan} + {30 Iklim} +
{20 Elevasi} + {10 Jarak Pemukiman} Kelas bahaya kebakaran hutan dan lahan ditentukan oleh penjumlahan dari
semua nilaibobot faktor-faktor elemen dalam suatu analisis tumpang susun. Penentuan banyaknya kelas dan interval kelas untuk menetukan kelas rawan
digunakan rumus Sturges di bawah ini. Banyak kelas = 1 + 3,3 log n
Interval kelas = Range
Banyak kelas Keterangan : n
= banyak data Range
= kelas tertinggi dikurangi kelas terendah Penyusunan dengan kisaran tingkat bahaya kebakarannya adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Klasifikasi tingkat kerawanan kebakaran hutan dan lahan
Tingkat Kerawanan Kelasbobot
Sangat Tinggi Tinggi
SedangMenengah Rendah
Sangat Rendah 160 – 325
326 – 491 492 – 657
658 – 823 824 – 990
Sumber: Hasil perhitungan berdasarkan rumus Sturges
Universitas Sumatera Utara
EvaluasiVerifikasi
Zona-zona rawan kebakaran dari peta hasil analisis tumpang susun overlay kemudian dievaluasi atau verifikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara
pengambilan titik ke lapangan ground check dan membandingkan data titik tersebut dengan hasil overlay penyebaran hotspot yang sebenarnya di peta.
Penentuan nilai akurasi hasil ground check digunakan rumus ; Jumlah Titik yang Benar di Lapangan x 100
Jumlah Titik yang Diambil Menurut Nugroho 2010 nilai akurasi yang mempunyai tingkat ketelitian
≥ 80 sudah dianggap baikmewakili.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi apabila terdapat 3 komponen penyebab kebakaran yang biasa disebut dengan segitiga api. Komponen-
komponen yang terdapat pada segitiga api tersebut yaitu bahan bakar, oksigen udara dan panas. Apabila ketiga komponen tersebut berada pada tempat yang
sama dan kondisi yang mendukung faktor satu dengan lainnya maka kebakaran akan terjadi.
Faktor-faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Toba Samosir
Ada beberapa faktor penyebab kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kabupaten Toba Samosir yaitu :
1. Tutupan Lahan Vegetasi