Virus
6 1
2. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa
meng-hancurkan sel inang, dengan kata lain faga berintegrasi ke dalam
kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga. Istilah lisogenik mengim-
plikasikan bahwa profaga pada kondisi tertentu dapat menghasilkan faga aktif
yang melisis inangnya dikarenakan adanya pemicu dari lingkungan seperti
radiasi atau adanya beberapa zat kimia tertentu, hal inilah yang menyebabkan
virus mengubah mekanisme repro- duksinya dari cara lisogenik menjadi
cara lisis.
Untuk membandingkan siklus lisis dengan siklus lisogenik maka
digunakan contoh virus temperata, yaitu virus yang dapat menjalankan kedua cara replikasi tersebut di
dalam suatu bakteri. Faga temperata atau yang disebut dengan lambda
λ mirip dengan T4, tetapi ekornya hanya memiliki satu serabut ekor yang lebih pendek. Infeksi pada
E. Coli yang disebabkan oleh virus dimulai ketika faga mengikatkan diri pada permukaan sel
dan menginfeksikan DNA-nya ke dalam inang, kemudian DNA membentuk lingkaran yang terjadi selanjutnya tergantung cara
replikasinya, apakah dengan siklus lisis atau lisogenik.
Selama siklus litis, gen-gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi semacam pabrik yang memproduksi virus dan sel
tersebut segera lisis dan melepaskan virusnya. Genom virus berperilaku berbeda-beda, selama siklus lisogenik, molekul DNA
dimasukkan melalui rekombinasi genetik pindah silang ke dalam suatu tempat spesifik di kromosom sel inang, virus ini kemudian
disebut dengan profaga. Satu gen profaga mengkode suatu protein yang menghambat ekspresi sebagian besar gen-gen profaga lainnya.
Dengan demikian, genom faga lebih banyak diam saat berada di dalam bakteri, lalu bagaimana faga tersebut bereplikasi? Setiap kali
E. coli bersiap-siap membelah diri, E. coli juga mereplikasi DNA faga bersama-sama dengan DNA-nya sendiri dan menurunkan salinannya
kepada keturunannya. Satu sel yang terinfeksi dengan cepat dapat menghasilkan satu populasi besar bakteri yang membawa virus
tersebut di dalam
bakteriofaga. Mekanisme ini membuat virus dapat berprofagasi tanpa membunuh sel inang tempat mereka bergantung.
Gambar 3.6 reproduksi virus dengan mekanisme siklus lisogenik
Sumber: accessexcellence.org
Biologi Kelas X untuk Siswa SMA - MA
6 2
Sebelum kita membicarakan manfaat virus, ada baiknya kita bahas terlebih dahulu bahaya yang ditimbulkan virus dalam kehidupan
ini. Walaupun ukuran virus sangat kecil, tetapi virus sangat berbahaya bagi kehidupan. Virus dapat menginfeksi dan mereplikasikan DNA-
nya pada inang sehingga lama kelamaan inang akan terganggu metabolisme hidupnya. Pada akhirnya berpotensi untuk terjadinya
kematian. Ada tiga proses yang menyebabkan virus sangat berbahaya karena menimbulkan penyakit-penyakit baru dalam kehidupan kita,
yaitu kemampuannya melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mutasi dari virus-virus yang telah ada
Virus RNA cenderung memiliki kecepatan mutasi yang lebih tinggi dari biasanya, sebab replikasi dari asam nukleat tidak melibatkan
tahapan perbaikan kesalahan replikasi seperti pada replikasi DNA. Beberapa mutasi dapat menyebabkan virus yang sudah ada
berkembang perlahan-lahan menjadi varietas genetik baru yang mengakibatkan penyakit baru pada organisme yang telah memiliki
imunitas kekebalan tubuh terhadap virus moyangnya. Contohnya pada penyakit flu burung yang sampai sekarang belum ada obatnya,
ini dikarenakan virus ini sudah bermutasi menjadi virus jenis baru sehingga imunitas yang terbentuk tidak dapat menghadapi serangan
virus flu jenis baru ini.
2. Penyebaran virus-virus yang sudah ada dari satu
spesies inang ke spesies inang lainnya
Contoh permasalahan pada kasus Hantavirus yang biasa ditemukan pada hewan
pengerat khususnya Deer Mice Peromyscus
maniculatus, populasi hewan ini melonjak tajam pada tahun 1993 setelah cuaca yang
basah meningkatkan persediaan makanan bagi hewan ini. Manusia terkena Hantavirus
ketika mereka menghirup debu yang mengandung sedikit urin dan feses dari tikus
Deer Mice yang terinfeksi. Gejalanya mirip flu biasa yang muncul setelah 1 minggu,
kemudian diikuti oleh akumulasi cairan dan sel darah putih pada paru-paru yang menyebabkan
gangguan pernafasan, lalu mati.
Gambar 3.7 Deer mice Peromyscus maniculatus
D. Bahaya Virus bagi Kehidupan
Sumber: Umich.edu