Pengertian Work Value Nilai Kerja

20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Work Value Nilai Kerja

2.1.1 Pengertian Work Value Nilai Kerja

Literatur tentang nilai-nilai sangat luas meliputi berbagai macam topik dalam sosiologi, studi organisasi dan psikologi. Berbagai peneliti telah menetapkan nilai-nilai sejak tahun 1970an. An early definition by Rokeach, states that a value is an enduring belief that a specific mode of conduct or end-state of existence is personally or socially preferable to an opposite or converse mode of conduct or end-state of existence Definisi awal oleh Rokeach menyatakan bahwa nilai adalah kepercayaan abadi bahwa modus perilaku tertentu atau akhir tujuan secara pribadi atau lebih sosial ke mode yang berlawanan atau kebalikan dari perilaku atau akhir negara eksistensi Ucanok, 2008: 157. Rokeach 1973 dalam Crompton, 2010: 79 juga mendefinisikan nilai sebagai psychological representations of what we believe to be important in life and as “desirable trans-situational goals, varying in importance, that serve as guiding principles in the life of a person or other social entity ” representasi psikologis dari apa yang kita yakini menjadi penting dalam hidup dan sebagai transsituasional dari tujuan yang diinginkan, bervariasi dan penting, yang berfungsi sebagai prinsip dalam kehidupan seseorang atau badan sosial lainnya. Rokeach dalam Shiraev, 2012: 356 menambahkan bahwa nilai adalah sikap yang merefleksikan prinsip, standar, atau kualitas yang dianggap oleh individu sebagai sesuatu yang paling diharapkan atau tepat. Nilai adalah pandangan yang mapan bahwa perilaku spesifik yang sering disebut nilai instrumental atau tujuan disebut juga nilai terminal yang lebih disukai ketimbang perilaku atau tujuan lain. Nilai terminal biasanya merujuk pada perhatian sosial dan personal, sedangkan nilai instrumental mengacu pada moralitas dan isu kompetensi. Nilai-nilai pada umumnya berada pada posisi utama ketimbang sikap, dan menyebabkan individu membentuk pandangan tertentu terhadap berbagai macam isu. Menurut Kouzes dan Posner dalam Tadjoedin, 2009: 124 nilai merupakan cara berperilaku mode of conduct yang sangat spesifik atau merupakan pilihan akhir dari keberadaan end-state of selections and existence. Sedangkan menurut Sofyandi dan Garniwa 2007: 82 nilai merupakan keyakinan-keyakinan dasar atau suatu modus dari cara berperilaku atau keadaan akhir dari eksistensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau sosial dari pada suatu modus perilaku keadaan akhir eksistensi yang berlawanan atau kebalikannya. Menurut Ivancevich dkk, 2006: 42 nilai merupakan keinginan afektif, kesadaran, atau keinginan yang membimbing perilaku. Nilai pribadi seorang individu membimbing perilakunya di dalam dan di luar pekerjaan. Jika serangkaian nilai seseorang dianggap penting, maka nilai tersebut akan membimbing orang tersebut dan juga kemungkinan orang itu berprilaku secara konsisten terhadap berbagai situasi. Dose 1997 dalam Kasa, 2004: 2 menyimpulkan dari kebanyakan ahli teori nilai setuju bahwa individu bertindak atau bekelakuan mengikut nilai mereka. Karena nilai menentukan benar dan salahnya tindakan seseorang serta menunjukkan apa saja yang seharusnya dilakukan secara ideal. Nilai juga merupakan ide masyarakat tentang apa yang salah dan apa yang benar, seperti keyakinan para dewasa dan masyarakat sekitarnya bahwa manusia yang telah dewasa haruslah bekerja agar tidak di pandang sebelah mata dan mendapatkan status sosial dalam lingkungannya. Sedangkan kerja menurut Anoraga 2006: 11 merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Menurut Brown dalam Anoraga, 2006: 13 kerja itu sesungguhnya merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, sebab aspek kehidupan yang memberikan status kepada masyarakat. Bagi semua dewasa baik pria maupun wanita sejak dahulu kala memang menyukai pekerjaan. Menurut Anoraga, 2006: 11 sesungguhnya kerja itu adalah kegiatan sosial. Sedangkan menurut Smith dalam Anoraga, 2006: 12 kerja adalah untuk hidup. Dengan demikian, maka mereka yang menukarkan kegiatan fisik atau kegiatan otak dengan sarana untuk kebutuhan hidup, berarti bekerja. Dari pendapat tersebut maka hanya kegiatan-kegiatan orang yang bermotivasikan kebutuhan ekonomis sajalah yang bisa dikategorikan sebagai kerja. Mereka yang melakukan kegiatan dalam yayasan-yayasan sosial, yaitu mereka yang menjadi anggota dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial tanpa mendapatkan imbalan apapun tentulah tidak dapat dikatakan sebagai pekerja. Menurut Hegel 1770-1831 dalam Anoraga, 2006: 12 inti pekerjaan adalah kesadaran dari manusia itu sendiri. Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara obyektif ke dunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya membentuk tujuan-tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Demi mencapai tujuan-tujuan itu, orang terdorong melakukan suatu aktifitas yang disebut kerja. Peneliti disini menyimpulkan bahwa bekerja guna memenuhi kesejahteraan hidup, melakukan kegiatan atau aktifitas, sebagai suatu ibadah, pelayanan dan pengabdian, aktualisasi diri, suatu kewajiban dan tanggung jawab, mengaplikasikan ilmu, dan menambah pengalaman. Dari beberapa devinisi tokoh diatas, menurut analisis peneliti disini tentang nilai kerja sendiri di dasari oleh nilai. Setiap manusia pastinya mempunyai pegangan nilai yang dianggapnya itu benar dan diyakininya dalam melakukan pekerjaan. Nilai adalah keyakinan yang meresap di dalam prakarsa individual. Nilai mengandung suatu unsur pertimbangan dalam arti nilai mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai mempunyai atribut isi maupun intensitas. Sistem nilai diidentifikasikan oleh kepentingan relatif yang diberikan kepada nilai-nilai seperti kebebasan, kesenangan, hormat diri, kejujuran, kepatuhan, dan kesamaan. Berkaitan tentang adanya nilai kerja pada dewasa, manusia yang sudah dewasa serta memiliki pekerjaan membawa nilai masing-masing ke dalam pekerjaanya sehingga menjadi apa yang dinamakan nilai kerja. Nilai kerja terjemahan dari work value, peneliti disini menggunakan istilah work value untuk menyebut nilai kerja. Nilai kerja merujuk pada sikap individu terhadap kerja dan berkaitan dengan makna yang diberikan individu terhadap kerja. Nilai kerja sangatlah penting karena dapat menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal bagi para pekerja, sebagai kunci kesuksesan, serta dapat memenuhi kebutuhan hidup. Taris and Feij 2001 dalam Torgler, 2011: 7 provide a definition of intrinsic and extrinsic work values: “Intrinsic work values refer to the degree to which employees value immaterial aspects of their jobs that allow for self- expression as important, for example, job variety and autonomy. Extrinsic work values refer to the degree to which employees value material or instrumental work aspects, such as salary and opportunity for promotion, as important”. definisi nilai kerja intrinsik dan ekstrinsik: nilai kerja intrinsik mengacu pada sejauh mana karyawan menghargai aspek dari material pekerjaan mereka yang memungkinkan untuk mengekspresikan diri yang dianggap penting, misalnya berbagai pekerjaan dan otonomi. Nilai kerja ekstrinsik mengacu pada sejauh mana materi nilai karyawan atau aspek kerja instrumental, seperti gaji dan kesempatan untuk promosi yang dianggap penting. Berbicara nilai kerja instrinsik dan ekstrinsik, Nord dkk dalam Ucanok, 2009: 628 juga menyatakan bahwa nilai kerja dapat diklasifikasikan sebagai intrinsik atau ekstrinsik. Nilai kerja intrinsik merujuk kepada hasil akhir yang terjadi melalui kerja atau dalam perjalanan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas kerja seperti rasa prestasi dan tergantung pada isi dari pekerjaan. Nilai kerja ekstrinsik mengacu mengakhiri dari keadaan akhir yang terjadi sebagai konsekuensi dari pekerjaan, terlepas atau independen dari keadaan isi pekerjaan seseperti keamanan keluarga. Dari definisi tersebut, Ginzberg dalam Ucanok, 2009: 628 menambahkan dimensi ketiganya. Dimensi ketiga ini disebut nilai- nilai sosial atau lingkungan mengacu pada hubungan dengan rekan kerja dan lingkungan kerja itu sendiri. Disisi lain, Hashim berpendapat bahwa work values are values that lead to understanding the concept of work, in which Dewey 1916 differentiates between the terms job and work. According to Dewey, the term job refers to a way of making a living; on the other hand, work not only provides one with a salary to make a living, but also includes the deeper meaning of the purpose of life, personal well-being and one’s chosen vocation. Nilai kerja adalah nilai-nilai yang mengarah pada pemahaman konsep kerja, di mana Dewey 1916 membedakan antara istilah pekerjaan dan bekerja. Menurut Dewey, pekerjaan merujuk pada cara untuk membuat hidup. Di sisi lain, bekerja tidak hanya menyediakan sessuatu dengan gaji untuk mencari nafkah, tetapi juga mencakup makna yang lebih dalam dari tujuan hidup, kesejahteraan pribadi dan satu yang dipilih panggilan dalam Hashim, 2009: 4. Feather dalam Mofard, 2012: 959 defined work values as motivations and encouragements that act as standards and criterions in order to motivate thoughts and actions that are related to work development nilai kerja sebagai motivasi dan dorongan yang bertindak sebagai standar dan kriteria untuk memotivasi pikiran dan tindakan yang berhubungan dengan meningkatkan pekerjaan. Definisi tersebut hampir sama dengan devinisi Super 1970 dalam Khanifar, 2011: 248 work values as the part of individuals values that work can satisfy nilai kerja sebagai bagian dari nilai-nilai individu yang dapat memuaskan pekerjaan. Super dalam Mofard, 2012: 959 menambahkan bahwa work values as goals and purposes that everybody strives to achieve them with purpose of satisfying hisher favorable needs nilai kerja sebagai tujuan dan tujuan dari semua orang untuk berusaha mencapai tujuan mereka dengan memuaskan kebutuhannya dan menguntungkannya. Menurut Heilinchu 2007 dalam Mofard, 2012: 959, work values considered as one of the important factors that motivate peoples to choosing determined work environment in terms of organizational and industrial psychology nilai kerja dianggap sebagai salah satu faktor penting yang memotivasi masyarakat untuk memilih lingkungan kerja ditentukan dalam hal psikologi organisasi dan industri. Menurut Dos 1999 dalam Khanifar, 2011: 248 work values are evaluative standards relating to work or the work environment which individuals use to discern what is right or to assess the importance of preferences for actions or outcomes nilai kerja adalah standar evaluatif berkaitan dengan pekerjaan atau lingkungan kerja yang digunakan individu untuk membedakan apa yang benar atau untuk menilai pentingnya preferensi untuk tindakan atau hasil. Menurut Issacson Brown 1997 dalam Kasa, 2004: 2 nilai kerja adalah suatu piawai yang memberi petunjuk kepada tingkah laku seseorang dalam menjalankan kerjanya. Menurut Hashim 2009 nilai kerja adalah keyakinan yang mendasari individu mempengaruhi pilihan pekerjaannya. Rokeach dalam Kinicki Kreitner, 2007: 7 mendefinisikan nilai kerja adalah keyakinan individu mengenai cara-cara bertingkahlaku yang dipilih dan kondisi akhir yang diinginkan yang dibawa ke dalam situasi kerja. Nilai kerja menurut Hofstede 1980: 81 merupakan orientasi individual dan sikap terhadap pekerjaannya sendiri, terhadap hubungan personalnya dengan anggota perusahaan dan loyalitas kepada perusahaan maupun organisasi. Brown 2002 dalam Mofard, 2012: 960 defined work values as the satisfying outcomes that everybody expects because of participation in work nilai kerja didefinisikan sebagai hasil memuaskan bagi semua orang yang mengharapkan karena partisipasi dalam pekerjaan. Menurut Li 2008 work values are goals that one seeks to attain to satisfy a need nilai kerja adalah tujuan dan suatu usaha untuk mencapai dalam memenuhi kebutuhan. Feather 1982 defined work values as a class of motives that serve as standards or criteria to stimulate thoughts and actions related to career development mendefinisikan nilai kerja sebagai motivasi yang berfungsi sebagai standar atau kriteria untuk merangsang pikiran dan tindakan yang terkait dengan pengembangan karir. Brown 2002 defined work values as the satisfactory outcomes that individuals expect to achieve through their participation in work activities nilai kerja sebagai hasil yang memuaskan bahwa individu berharap untuk mencapai melalui partisipasi mereka dalam aktivitas kerja dalam Khanifar, 2011: 248. Nilai kerja dapat didefinisikan sebagai kualitas-kualitas yang orang inginkan dari pekerjaan mereka yang mencerminkan korespondensi antara kebutuhan dan kepuasan. Super 1973 mendefinisikan nilai kerja sebagai tujuan yang satu berusaha untuk mencapai kebutuhan. Dose 1997 mendefinisikan nilai kerja sebagai standar evaluatif yang berkaitan dengan pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dimana individu mendiskusikan apa yang benar atau menilai pentingnya pilihan. Lebih lanjut Dose membagi nilai-nilai kerja menjadi dua dimensi: 1 mempunyai suatu unsur moral dan 2 derajat tingkat consensus mengenai arti penting dan keinginan dari nilai-nilai tertentu dalam Matic, 2008: 95. Nilai kerja merujuk pada sikap individu terhadap kerja dan berkaitan dengan makna yang diberikan oleh individu terhadap kerja. Rokeach mendefinisikan nilai kerja sebagai keyakinan individu mengenai cara-cara bertingkah-laku yang dipilih dan kondisi akhir yang diinginkan yang dibawa kedalam situasi kerja. Nilai kerja dapat menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal, sebagai kunci kesuksesan, serta dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam Sheila, 2013: 3. Nilai kerja sangat berkaitan dengan sikap, persepsi dan kepercayaan individu terhadap pekerjaannya. Nilai kerja juga boleh dijadikan petunjuk untuk menilai sejauh mana penilaian pekerja terhadap kerjanya dan bagaimana pula kebanggaan, rasa tanggung jawab, kesungguhan, cara bekerja dan akhirnya, prestasi kerja yang dihasilkan dalam Samad, 2009: 9. Sementara Kraska 1993: 340 mengemukakan bahwa nilai kerja merupakan salah satu bagian dari etika kerja yang menjadi penuntun dan diyakini setiap individu dalam bersikap dan berperilaku sesuai nilai atau aturan di tempat kerja. Sverko dkk, 2008: 539 menekankan bahwa nilai kerja adalah apa yang seseorang anggap penting untuk dipertimbangkan ketika bekerja. Nilai kerja menurut The Harrington O’Shea Career Decision-Making System CDM Brad, 1995: 360 ada 14 macam, yaitu: kreativitas, penghasilan uang, prestasi tinggi, kemandirian, keamanan bekerja, kepemimpinan, aktivitas fisik, prestise, aktivitas rutin, pekerjaan yang disupervisi, pekerjaan beragam varety diversion, bekerja dengan tangan, bekerja dengan pikiran, dan bekerja dengan orang. Sementara Rokeach membagi nilai menjadi dua perangkat, yaitu: nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal merujuk ke keadaan akhir ekstensi yang sangat diinginkan, yang merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang selama hayatnya. Nilai instrumental merujuk kepada modus perilaku yang lebih disukai atau cara untuk mencapai nilai-nilai terminal dalam Yahya, 2011: 11. Zedeck mendefinisikan nilai kerja sebagai pernyataan akhir yang memandu individu bekerja terkait kepentingan yang dapat dicapai melalui tindakan bekerja. Nilai kerja menurut Zedeck identik dengan usaha dan tujuan yang manusia inginkan didalam bekerja. Ucanok menggunakan istilah inti dari nilai dan tujuan kerja menjadi kesatuan yaitu nilai kerja dalam Ucanok, 2008: 157. Ros dkk dalam Ucanok, 2009: 628 adopt the view that, like basic values, work values are beliefs pertaining to desirable end-states e.g. high pay or behavior e.g. working with people and examine the relationship between these basic values and work values mengadopsi pandangan bahwa, seperti nilai-nilai dasar, nilai kerja adalah keyakinan yang berkaitan dengan tujuan akhir yang diinginkan misalnya gaji tinggi atau perilakunya misalnya bekerja dengan orang-orang dan menguji hubungan antara nilai-nilai dasar dan nilai-nilai kerja. Work values have been defined as the desirable outcomes individuals feel they should obtain through work. Nilai kerja didefinisikan sebagai hasil yang diinginkan individu merasa mereka harus mendapatkan melalui kerja Kaasa, 2011: 853. Beberapa tokoh diatas menyebut nilai kerja dengan berbagai istilah yang intinya sama dan saling melengkapi, dimana tujuan individu yang ingin dicapai dalam pekerjaannya. Nilai kerja adalah tujuan spesifik bahwa individu menganggap penting dan upaya para dewasa untuk mencapai kebutuhan ataupun kesenangan yang diberikan dalam melakukan aktifitas kerja. Salah satu aspek yang paling penting dari teori nilai kerja adalah bahwa pekerja memiliki nilai kerja yang berbeda dan berkaitan dengan alasan yang mereka miliki yaitu untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan yang mereka ingin melalui kerja. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, nilai kerja dapat diartikan sebagai suatu keyakinan dan sikap individu mengenai cara-cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu terhadap pekerjaannya yang digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.

2.1.2 Tipologi Nilai Kerja