Sejarah Indonesia 67
E. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian autentik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Format penilaian sebagai
berikut :
1. Penilaian sikap
No Nama
Sikap Spiritual 1-4
Sikap Sosial Jumlah
Skor Jujur 1-4 Kerjasama
1-4 Harga
Diri 1-4 1
2 3
4 5
Keterangan:
a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual: • Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama
yang dianut • Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor: • 4 = jika siswa melakukan 4 empat kegiatan tersebut
• 3 = jika siswa melakukan 3 empat kegiatan tersebut • 2 = jika siswa melakukan 2 empat kegiatan tersebut
• 1 = jika siswa melakukan salah satu empat kegiatan tersebut.
68 Kelas XII SMAMA
b. Sikap Sosial
1 Sikap jujur Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong • Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiat • Terus terang
Rubrik pemberian skor: • 4 = jika siswa melakukan 4 empat kegiatan tersebut
• 3 = jika siswa melakukan 3 empat kegiatan tersebut • 2 = jika siswa melakukan 2 empat kegiatan tersebut
• 1 = jika siswa melakukan salah satu empat kegiatan tersebut.
2 Sikap kerja sama Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama • Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai toleran • Ramah dengan sesama.
Rubrik pemberian skor • 4 = jika siswa melakukan 4 empat kegiatan tersebut
• 3 = jika siswa melakukan 3 empat kegiatan tersebut • 2 = jika siswa melakukan 2 empat kegiatan tersebut
• 1 = jika siswa melakukan salah satu empat kegiatan tersebut.
3 Sikap harga diri Indikator sikap sosial “harga diri”
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek • Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat
sendiri.
Sejarah Indonesia 69
Rubrik pemberian skor • 4 = jika siswa melakukan 4 empat kegiatan tersebut
• 3 = jika siswa melakukan 3 empat kegiatan tersebut • 2 = jika siswa melakukan 2 empat kegiatan tersebut
• 1 = jika siswa melakukan salah satu empat kegiatan tersebut.
2. Penilaian Pengetahuan
No. Butir Instrumen
1. 2.
3. 4.
5.
Nilai = Jumlah skor
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati gambar berita koran mengenai konlik yang terjadi di Indonesia dan mengaitkannya dengan bentuk-
bentuk ancaman disintegrasi bangsa dalam sejarah Indonesia antara tahun 1948-1965.
No. Nama
Relevansi 1-4
Kelengkapan 1-4
Kebahasaan 1-4
Jumlah Skor 1-4
1. 2.
3. 4.
5.
Nilai = Jumlah skor dibagi 3 Keterangan:
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipaham sebagai cara siswa mengumpulkan informasi faktual dengan memanfaatkan indera
70 Kelas XII SMAMA
penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan berupa informasi
bukan CARA mengamati.
b. Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaan diperlakukan sebagai indikator penilaian kegiatan mengamati.
• Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
Kompetensi DasarIndikator Pembelajaran TP. • Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang
terliput atau semakin sedikit sisa residu fakta yang tertinggal. • Kebahasaan menunjukkan bagaimana siswa mendeskripsikan fakta-
fakta yang dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif tata kata atau tata kalimat yang benar dan mudah dipahami.
c. Skor rentang antara 1 – 4 • 1 = Kurang
• 2 = Cukup • 3 = Baik
• 4 = Amat Baik
Pembelajaran Kedua 90 menit “Konlik dan Pergolakan yang Berkait dengan Ideologi”
A. Pengantar
Pertemuan minggu kedua akan mengkaji konlik dan pergolakan di Indonesia antara tahun 1948-1965, yang berkait dengan ideologi. Pembelajaran
topik ini merupakan kajian yang sangat penting, terutama bila dikaitkan dengan pernah terjadinya konlik di masyarakat pada masa sekarang yang
berhubungan dengan masalah keyakinan yang dianut. Di sini, guru perlu menanamkan kesadaran kepada para siswa bahwa konlik semacam itu bukan
saja bertentangan dengan nilai dan prinsip persatuan bangsa, tetapi juga nilai kemanusiaan berupa jatuhnya korban dan kerugian yang tidak sedikit.
Upaya dialog hendaknya perlu lebih dahulu dilakukan. Namun sikap tegas pemerintah juga harus dimengerti dan dimaknai sebagai upaya penyelesaian
masalah, bila permasalahan yang ada malah berpotensi merugikan, merusak