Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus sekurang-kurangnya memuat: nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;
besarnya utang pajak; perintah untuk membayar; dansaat pelunasan utang pajak.
C. BARANG-BARANG YANG TERMASUK OBJEK PENYITAAN DAN PENGECUALIANNYA
Barang milik Penanggung Pajak yang dapat disita adalah barang yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain
termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa barang bergerak maupun barang
tidak bergerak.
a. Barang Bergerak Penanggung Pajak yang Dapat Disita Meliputi:
Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai dan deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya, yang
dipersamakan dengan itu, obligasi, saham atau surat berharga lainnya, piutang dan penyertaan modal pada perusahaan lainnya. Semua barang bergerak yang ada
dirumah penaggung pajak seperti : Prakakas RT lemari, meja, kursi dan sebagainya; Barang-barang mewah TV, lemari es, tape recorder, kompor gas dan
sebagainya; Barang-barang perhiasan kalung, cincin, gelang dari emas, berlian dan batu permata lainnya; Uang tunai surat-surat berharga; Kendaraan mobil, sepeda
motor dan sebagainya; Lain-lainnya jam dinding, lukisan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
b. Barang Tidak Bergerak Penanggung Pajak yang Dapat Disita Meliputi:
Barang tidak bergerak, termasuk tanah, bangunan dan kapal, dengan isi kotor tertentu.Penyitaan sebagaimana dimaksud pada pasal 14 ayat 1 Undang-Undang
No. 19 Tahun 2000 dilaksanakan sampai dengan nilai barang yang disita
diperkirakan cukup melunasi utang pajak dan biaya penagihan.
Terhadap Penanggung Pajak Badan penyitaan dapat dilaksanakan atas barang milik perusahaan,pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung
jawab, pemilik modal, baik di tempatkedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain. Penyitaan dilaksanakan dengan
mendahulukan barang bergerak kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak. Urutan barang bergerak dan atau barang
tidak bergerak yang disita ditentukan oleh Jurusita Pajak dengan memperhatikan jumlah utang pajak dan biaya penagihan pajak, kemudahan penjualan atau
pencairannya.
c. Barang-Barang yang Dikecualikan dari Penyitaan
Adapun barang-barang yang dikecualikan dari penyitaan, menurut ketentuan Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 Tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa, adalah sebagai berikut : 1.
Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh penanggung pajak dan keluarga yang menjadi tanggungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta peralatan
memasak yang berada dirumah. 3.
Perlengkapan penanggung pajak yang bersifat dinas. 4.
Buku-buku yang berhubungan dengan jabatan atau pekerjaan penanggung pajak dan alat-alat yang digunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan.
5. Peralatan dalam keadaan jalan yang memiliki kegunaan untuk melaksanakan
pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak melebihi Rp.10.000.000
6. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh penanggung pajak dan
keluarga. Sewaktu-waktu Juru Sita Pajak dapat memberhentikan sesuai dengan
kapasitas dirinya apabila : Meninggal dunia; Pensiun; Karena alih tugas atau keperluan dinas lainnya; Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugasnya;
Melakukan perbuatan tercela; Melanggar sumpah atau janji Juru Sita Pajak. Dalam pelaksanaan penyitaan terhadap barang-barang yang akan disita, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh juru sita pajak seperti halnya penyitaan terhadap terhadap perhiasan emas permata dan sejenisnya yang dilakukan sebagai
berikut: Membuat rincian tentang jenis, jumlah dan harga perhiasan yang disita
dalam surat dan daftar yang merupakan Berita Acara Pelaksanaan Sita yang sebelumnya telah membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita
Universitas Sumatera Utara
D. PROSEDUR PENYITAAN OLEH JURU SITA PAJAK Adapun kegiatan tindakan pelaksanaan penagihan pajak,yaitu :
a. PENGELUARAN SURAT TEGURAN