pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang dipadukan dengan model pembelajaran audio visual.
4.2 PEMBAHASAN
Menurut Rusli Lautan dan Adang Suherman 2000:33 Guru harus memegang teguh tujuan unik penjasorkes yaitu pengembangan aspek psikomotor,
tetapi pengalaman belajar harus didesain agar memberi kontribusi terhadap perkembangan semua aspek baik kognitif dan afektif. Pada pembelajaran lompat
jauh ini akan lebih di tekankan dalam pemahaman gerak siswa dengan menggunakan media berbasis audio visual. Media tersebut akan menjadikan siswa
lebih memahami tentang teknik dasar gerak pada lompat jauh yang berupa teknik dasar awalan, teknik dasar tolakan, teknik dasar melayang, teknik dasar mendarat.
4.2.1 Hasil Unjuk Kerja Psikomotor
Menurut Uzer Usman 2011: 34 Ranah psikomotor mencakup tujuan- tujuan yang berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak. Dalam
lompat jauh, ranah ini akan berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melayang, dan mendarat. Pada ranah ini ada beberapa cakupan aspek
yang dinilai di antaranya teknik dasar awalan, teknik dasar tolakan, teknik dasar melayang, teknik dasar mendarat. Pada siklus I memperoleh hasil unjuk kerja
psikomotor siswa pada teknik dasar awalan, 23 siswa sudah mampu melakukan awalan sesuai dengan aspek yang diajarkan. Sisanya belum mampu melaksanakan
awalan secara baik, masih banyak siswa yang ragu-ragu dalam melakukan awalan sehingga pada teknik selanjutnya yaitu teknik dasar tolakan masih banyak siswa
yang melakukan tolakan tidak tepat pada papan tolakan. Hal ini juga dikemukakan dalam Yusuf Adisasmita 1992: 65 Tolakan mempunyai faktor penting Pada
teknik dasar melayang di udara, untuk dapat melakukan tolakan yang baik ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu: kecepatan horizontal yang diperoleh dari
awalan, dan kecepatan vertikal yang diperoleh dari kekuatan tolakan. Dari kedua kecepatan ini akan diperoleh paduan yang menentukan gerak titik berat badan. Di
lapangan menunjukkan ada beberapa siswa yang mampu melakukan sesuai dengan aspek yang diajarkan, tetapi masih banyak siswa belum mampu
melaksanakan secara baik. Pada teknik dasar mendarat, 18 siswa sudah baik dalam melakukan teknik dasar mendarat sesuai dengan aspek yang diajarkan, 14
siswa belum dapat mendarat dengan baik dikarenakan siswa mendarat menggunakan 1 kaki sebagai tumpuan akhir.
Pada perbaikan di siklus II hasil unjuk kerja psikomotor siswa mengalami peningkatan yang signifikan, di mana hampir seluruh siswa mampu menguasai
teknik dasar awalan yaitu melakukan awalan dengan lari, melakukan awalan dengan langkah yang teratur, dan sudah menambah kecepatan saat awalan hanya
ada 3 siswa yang masih ragu-ragu dalam melakukan awalan. Pada teknik tolakan hampir sama dengan teknik awalan tetapi hanya ada 2 siswa yang tidak tepat
dalam melakukan tolakan pada papan tolakan. Sedangkan pada aspek melayang di udara kurang begitu mengalami peningkatan dalam penilaiannya masih ada 10
siswa yang belum dapat melakukan gaya jongkok setelah melakukan tolakan, hal ini disebabkan karena siswa ragu-ragu dalam melakukan tolakan. Pada teknik
dasar mendarat mengalami peningkatan yang baik, di mana siswa sudah banyak yang mendarat menggunakan dua kaki dan posisi badan condong ke depan.
4.2.2 Hasil Unjuk Kerja Afektif