2.4 Kualitas Air
Kualitas air didefinisikan sebagai kondisi kualitatif air yang diukur dan diuji
berdasarkan parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan Pasal 1 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
Kualitas air dapat dinyatakan dalam beberapa parameter fisik atau keberadaan bahan-bahan yang dapat diamati secara kasat mata seperti kandungan
partikelkepadatan, warna, rasa, suhu, dan bau Widarto, 2006.
Air permukaan adalah bagian tubuh air yang paling rentan terhadap polusi karena bagian ini yang sangat mudah terkena polusi akibat dari pembuangan
air limbah Sundaray, 2006. Beberapa tahun terakhir seiring dengan perkembangan populasi, perkembangan industri dan pertanian, banyak limbah
industri, rumah tangga, dan limbah pertanian dibuang ke sungai yang menyebabkan banyak unsur hara dan material organik yang masuk kedalam
sungai lalu tersimpan sebagai sedimen pada dasar sungai Qinghai, 2011.
Beberapa penelitian terkait pengukuran kualitas air di lingkungan perairan sudah pernah dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Jamal Steveson 2015
dengan mengukur kualitas air berdasarkan indikator pH, kandungan DO, kekeruhan, total dissolved solids TDS, kadar garam dalam air, dan
konduktivitas air. Penetilitan yang dilakukan merupakan penelitian lanjutan dengan membandingkan data tahun 2014 dengan hasil penelitian tahun 2013
dan 2011. Namun penelitian ini perlu peningkatan dengan menambahkan termometer, pengembangan database, serta penyimpanan data cuaca.
Penelitian mengenai kualitas air juga dilakukan oleh A. F. Casper 2009 yang mengombinasikan antara teknologi Geographic Information System
GIS dengan Remotely Operated Vehicle ROV untuk mengembangkan karakterisasi kualitas air di Coastal Rivers, Gulf Mexico. Parameter yang
digunakan antara lain adalah konduktivitas air, temperatur, kekeruhan, kandungan DO, dan jumlah klorofil.