Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN
9 siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran yang efektif menurut Uno 2006:2 adalah pembelajaran yang
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan tujuan pembelajaran. Senada dengan Uno,
Depdiknas dalam Tapantoko, 2011:12 mendefinisikan efektivitas pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan peserta didik dalam interaksinya dengan
lingkungan belajar, baik dengan guru, buku pelajaran, atau media belajar lainnya dalam suasana edukatif sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran
adalah tingkat keberhasilan dari usaha seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini, efektivitas
yang dimaksud adalah efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Pembelajaran dikatakan efektif apabila pemahaman
konsep matematis siswa pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran dengan
pendekatan konvensional dan persentase siswa yang memahami konsep pada pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih dari 60.
2. Pendekatan Kontekstual
Menurut Gulo dalam Siregar dan Nara, 2010:75 pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan
lingkungannya. Senada dengan W Gulo, Komalasari 2010:54 menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap
10 proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pembelajaran kontekstual dikembangkan oleh The Washington State Concortium
for Contextual Teaching and Learning dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Bern dan Ericson dalam Komalasari
2011:6 menyatakan bahwa: Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas pendekatan kontekstual adalah sudut pandang terhadap
proses pembelajaran dimana guru mengaitkan materi pembelajaran dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Menurut Depdiknas 2003 pendekatan kontekstual terdiri dari tujuh komponen
utama yang bermanfaat dalam suatu pembelajaran yang digambarkan sebagai berikut.
a. Konstruktivisme Konstruktivisme adalah landasan berpikir pembelajaran kontekstual yang
menyatakan bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.
11
b. Menemukan Inquiri Menemukan merupakan inti dari pembelajaran kontekstual yang berpendapat
bahwa pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemu- kan, apa pun materi yang diajarkannya.
c. Bertanya Questioning Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya
dalam pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupa-
kan hal yang penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri, yaitu menggali informasi dan mengonfirmasikan apa yang sudah diketahui.
Dalam aktivitas belajar, kegiatan bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara
siswa dengan orang lain dan sebagainya. d. Masyarakat Belajar Learning Community
Konsep masyarakat belajar menyarankan agar pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari ‘sharing’ antarteman,
antarkelompok, dan antara yang sudah tahu dengan yang belum tahu. e. Pemodelan Modeling
Dalam sebuah situasi pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Pemodelan dasarnya membahasakan gagasan yang
dipikirkan, mendemonstrasikan gaya belajar seperti apa yang diinginkan oleh