IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data Bulanan
Analisis Data
Bulanan merupakan
analisis tentang pola curah hujan, penentuan bulan basah dan kering serta keterkaitannya
dengan pola atau profil vertikal angin pada saat
hujan berkelanjutan
kontinu. Kototabang, Pontianak, dan Biak merupakan
kota-kota yang letaknya sama-sama berada di ekuator, dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8
Lokasi Penelitian,
yaitu Kototabang, Pontianak, dan
Biak Syamsudin 2006 Berdasarkan distribusi curah hujan
bulanan periode Maret 2007-Februari 2008 yang ditunjukkan pada Gambar 9 terlihat
adanya perbedaan yang signifikan antara curah hujan Kototabang, Pontianak, dan
Biak. Curah hujan rata-rata maksimum dimiliki oleh Pontianak sebesar 282.033
mm. Curah hujan rata-rata Biak sebesar 238.33 mm sedangkan Kototabang sebesar
177.18 mm.
Gambar 9 Distribusi Curah Hujan Bulanan Daerah Kototabang, Pontianak,
dan Biak Periode Maret 2007- Februari 2008
Daerah di sekitar ekuator, umumnya memiliki pola curah hujan equatorial atau
Semi Annual Oscillation SAO. Ciri khas
pola curah hujan Equatorial adalah memiliki dua puncak musim hujan. Berdasarkan data
curah hujan periode Maret 2007 – Februari 2008 yang ditunjukkan pada Gambar 9,
Pontianak dan Biak mempunyai pola curah hujan equatorial. Puncak musim hujan di
Pontianak terjadi pada bulan Mei dan Oktober 2007. Sedangkan Biak mengalami
puncak musim hujan pada bulan Juli 2007 dan Januari 2008.
Berbeda dengan daerah Kototabang, memiliki pola curah hujan monsoonal. Pola
curah hujan Monsoonal atau Annual
Oscillation AO
dicirikan oleh adanya perbedaan yang tegas antara musim hujan
dan musim kemarau yaitu enam bulan musim hujan dan enam bulan berikutnya
musim kemarau. Puncak musim hujan atau bulan basah di Kototabang terjadi pada
bulan Desember 2007 sehingga diduga bulan kering terjadi pada bulan Juni. Bulan basah
dan kering daerah Kototabang dijadikan bahan analisis untuk daerah Pontianak dan
Biak.
Berdasarkan data NCEPNCAR Re- analysis yang menunjukkan pola angin dan
curah hujan, pada bulan Desember tampak basah di berbagai daerah di Indonesia
dengan dominan adalah angin baratan. Angin ini yang membawa massa uap air
sehingga dijadikan indikator terjadinya hujan. Sedangkan untuk bulan Juni curah
hujan yang terjadi sangat rendah dengan angin yang terjadi adalah angin timuran.
Angin ini sangat terkait erat dengan musim kemarau, dapat dilihat pada Gambar 10 dan
11.
Gambar 10 Pola Angin yang dioverlay dengan Curah Hujan di Atas
Indonesia bulan Desember 2007
Gambar 11 Pola Angin yang dioverlay dengan Curah Hujan di Atas
Indonesia bulan Juni 2007 Secara umum curah hujan pada bulan
Desember terjadi secara kontinu atau terus menerus dengan rata-rata curah hujan di
ketiga tempat tersebut 10.8 mm. Sebaliknya curah hujan di bulan Juni terjadi secara
diskontinu atau terputus-putus dengan rata- rata curah hujan 9.8 mm. Curah hujan
kontinu atau berkelanjutan di daerah Kototabang terjadi pada tanggal 5-13
Desember 2007 dan 14-17 Juni 2007, dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13.
Gambar 12 Curah Hujan Harian di Atas Kototabang,
Pontinak, dan
Biak Bulan Desember 2007
Gambar 13 Curah Hujan Harian di Atas Kototabang,
Pontinak, dan
Biak Bulan Juni 2007 Berdasarkan Gambar 14 menunjukkan
kontur anomali angin zonal di Kototabang Tanggal 5-13 Desember 2007. Warna
merah menunjukkan angin baratan yang terjadi
sampai ketinggian
4 km.
Berdasarkan kontur tersebut terlihat adanya osilasi atau embutan 3 harian dengan angin
baratan maksimum terjadi pada tanggal 7 dan 12 Desember 2007.
Gambar 14 Kontur Anomali Angin Zonal di Kototabang pada Tanggal 5-13
Desember 2007
Pontianak tampak adanya osilasi angin baratan sekitar 4-5 harian dengan angin
baratan maksimum terjadi pada tanggal 7 dan 13 Desember 2007 . Angin baratan ini
terjadi di
bawah ketinggian
2 km.
Sedangkan pada ketinggian lebih dari 2 km terjadi
angin timuran,
tetapi tidak
membentuk pola tertentu. Pembelokan angin atau angin reversal terjadi pada
ketinggian sekitar 1.3 km, dapat dilihat pada Gambar 15. Sedangkan untuk daerah Biak
angin yang mendominasi pada tanggal 5 -13 Desember adalah angin timuran, lihat
Gambar 16.
Gambar 15 Kontur Anomali Angin Zonal di Pontianak pada Tanggal 5-13
Desember 2007
Gambar 16 Kontur Anomali Angin Zonal di Biak
pada Tanggal
5-13 Desember 2007
Pada saat bulan kering yaitu bulan Juni bukan berarti tidak ada hujan. Namun curah
hujan yang
terjadi sangat
rendah dibandingkan pada saat bulan basah. Angin
yang mendominasi pada saat bulan kering adalah angin timuran baik di Kototabang
maupun di Biak, lihat Gambar 17 dan 19. Akan tetapi beda dengan Pontianak, angin
yang mendominasi di daerah ini adalah angin baratan dengan tidak memiliki osilasi,
tampak pada Gambar 18.
Gambar 17 Kontur Anomali Angin Zonal di Kototabang pada Tanggal 14-17
Juni 2007
Gambar 18 Kontur Anomali Angin Zonal di Pontianak pada Tanggal 14-17
Juni 2007
Gambar 19 Kontur Anomali Angin Zonal di Biak pada Tanggal 14-17 Juni
2007
4.2 Analisis Data Tahunan