2.2 Pendekatan inquiry
Pendekatan inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis, untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan Sanjaya, 2008: 196. Menurut Gulo 2008: 86 pendekatan inquiry berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis,
sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Hasil penelitian Anggraeni et al 2013 menunjukkan bahwa melalui pendekatan
inquiry, pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa student-centered learning dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati 2011 menyatakan bahwa LKS berbasis inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi Ekosistem. Dengan kata lain LKS berbasis inkuiri melatih kepada peserta didik untuk memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Penelitian tersebut didukung pula oleh jurnal penelitian Apriliyana et al 2012 yang menyatakan bahwa inquiry dapat meningkatkan pemahaman konsep dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa sehingga baik untuk diterapkan dalam pembelajaran.
2.2.1 Karakteristik pendekatan inquiry
Menurut Sanjaya 2008: 196-197, ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama model pembelajaran inquiry, diantaranya ialah sebagai berikut:
a. Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi juga
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran tersebut. b.
Seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dalam pendekatan
inquiry, guru bukan sebagai sumber belajar, namun sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
c. Tujuan penggunaan model pembejaran inquiry adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis. Sehingga siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, melainkan juga bisa menggunakan
potensi yang dimilikinya.
2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan pendekatan inquiry
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry, menurut Sanjaya 2008: 202, adalah sebagai berikut: 1 Orientasi: Guru
melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif; 2 Merumuskan masalah: merupakan langkah membawa siswa kepada
suatu persoalan. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan suatu masalah; 3 Merumuskan hipotesis: guru mengajukan
berbagai pertanyaan yang bisa mendorong siswa supaya dapat merumuskan jawaban sementara atau perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji; 4 Mengumpulkan data: yaitu aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan; 5 Menguji hipotesis:
menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data; 6 Merumuskan kesimpulan:
mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
2.2.3 Kelebihan dan kekurangan pendekatan inquiry