2.3 Materi Sistem Reproduksi Manusia
Penyajian konsep sistem reproduksi disesuaikan dengan KTSP, pada semester genap. Berdasarkan KTSP, SK untuk materi sistem reproduksi yaitu
menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainanpenyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.
Dengan KD 3.7 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi,
kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainanpenyakit yang dapat terjadi pada reproduksi manusia. Menurut Masnur 2007 beberapa proses dalam materi sistem
reproduksi tidak dapat diamati secara langsung bersifat abstrak dan kompleks sehingga
guru perlu
merancang perangkat
pembelajaran dengan
metodependekatan yang tepat agar siswa dapat memahami konsep dari materi tersebut.
Pembahasan sistem reproduksi manusia diawali dari anatomi sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, respons seksual manusia, waktu dan pola
meiosis, interaksi hormon tropik dan hormon seks, gametogenesis manusia, kontrol hormonal dari sistem reproduksi laki-laki, siklus reproduktif perempuan,
perkembangan embrionik dan kelahiran, kontrasepsi dan aborsi serta teknologi reproduktif modern Neil, 2010: 170-186. Materi sistem reproduksi manusia
merupakan salah satu materi yang beberapa konsepnya bersifat abstrak dan kompleks, konsep-konsep yang diajarkan tidak bersifat hafalan tetapi bersifat
pemahaman misalnya pembahasan mengenai siklus reproduktif perempuan yang terdiri dari beberapa siklus diantaranya siklus ovarium peristiwa-peristiwa siklis
yang terjadi di dalam ovarium dan siklus uterus menstruasi dengan beberapa fase diantaranya fase luteal, fase proliferasi, fase sekresi dan fase aliran
menstruasi. Baik siklus maupun fase-fase yang terjadi tidak dapat dihafalkan melainkan perlu pemahaman karena konsepnya yang kompleks. Berdasarkan
karakteristik materi sistem reproduksi manusia yang kompleks dan beberapa konsepnya bersifat abstrak, maka dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan
pendekatan yang sesuai sehingga mampu membuat siswa menjadi paham dan tidak belajar dengan cara menghafal. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan
yaitu inquiry. Dalam pendekatan inquiry, pembelajaran berorientasi pada siswa student centered approach, pembelajaran bersifat penemuan melalui
pengamatan, observasi dan membuat belajar menjadi bermakna. Apabila siswa belajar dengan cara penemuan sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar
berdasarkan fakta maka ilmu atau informasi yang didapatkan melalui pengalamannya akan selalu diingat dan tidak mudah dilupakan, sehingga siswa
tidak belajar dengan cara hafalan untuk memahami materi sistem reproduksi manusia.
2.4 Kemampuan berpikir kritis