Keterbatasan Buku Teks Buku Teks

25

2.2.4. Keterbatasan Buku Teks

Di antara beraneka ragam jenis buku yang berdar, salah satu jenis buku yang dianggap paling berperan bagi siswa adalah buku teks. Setiap mata pelajaran sebaiknya dilengkapi dan ditunjang oleh minimal satu buku teks. Namun, harus disadari pula bahwa terkadang buku teks terdapat kekurangan-kekurangan. Kekurangan tersebut terkadang tak hanya berasal dari dalam buku, tetapi juga dari luar buku tersebut. Gambar 2.2 Faktor – Faktor Penentu Kualitas Buku Teks Kualitas buku teks Sudut pandangan Kejelasan konsep Relevansi dengan kurikulum Manarik minat Menumbuhkan motivasi Menstimulasikan aktifitas Ilustratif Komunikatif Menunjang pelajaran lain Menghargai perbedaan individu Memantapkan nilai – nilai 26 Green dan Petty dalam Tarigan, 2009:26, mengidentifikasikan beberapa keterbatasan buku teks, diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Buku teks itu sendiri tidaklah mengajar, tetapi merupakan suatu sarana pengajaran, 2 Isi yang disajikan sebagai perangkat-perangkat kegiatan belajar dipadu secara artifisial atau secara buatan saja bagi setiap kelas tertentu, 3 Pelatihan-pelatihan dan tugas-tugas praktis agaknya kurang memadai karena keterbatasan-keterbatasan dalam ukuran buku teks dan dikarekanan begitu banyaknya praktik-praktik dan pelatihan yang perlu dilaksanakan secara perbuatan, 4 Sarana-sarana pengajaran juga sangat sedikit dan singkat karena keterbatasan-keterbatasan ruang, tempat, atau wadah yang tersedia di dalamnya, serta 5 Pertolongan-pertolongan atau bantuan-bantuan yang berkaitan dengan evaluasi hanyalah bersifat sugestif dan tidak mengevaluasi keseluruhan sesuai hasil yang diinginkan. Buku teks tidak dapat menggantikan fungsi guru secara tuntas. Buku teks dianggap tidak dapat mengikuti dan menyesuaikan terhadap setiap kemungkinan situasi. Menurut Tarigan, isi atau bahan yang disajikan dalam buku teks sebenarnya dipadu secara artifisial. Maksudnya adalah sengaja dibuat-buat agar mendekati situasi yang sebenarnya terjadi pada kelas-kelas tertentu pada saat pembelajaran. Dalam segi teori, mungkin buku teks tidak menunjukkan kekurangan, tetapi dalam praktik, pelatihan-pelatihan yang tidak sesuai terkadang menjadi kekurangan dalam buku teks. Misalnya, pelatihan menggambar yang tertulis apda salah satu tugas di buku teks. Hal ini akan sulit dilaksanakan jika hanya berpedoman pada buku teks saja tanpa ada pengawasan atau instruksi langsung dari guru. 27 Buku teks juga terbatas dalam ruang atau halaman. Ini menyebabkan petunjuk, saran, contoh, ilustrasi pengajaran dinyatakan dalam bentuk yang singkat. Padahal dengan petunjuk dan saran yang luas serta contoh dan ilustrasi yang banyak sekalipun belum tentu menjamin pengajaran berjalan dengan maksimal. Dengan segala keterbatasan tersebut, harapannya guru dapat berperan lebih aktif untuk menutupi keterbatasan tersebut. Evaluasi yang terdapat pada buku teks dianggap kurang sempurna, menyeluruh, dan menyakinkan karena hanya bersifat sugestif, anjuran, dan pengawasannya yang longgar. Namun, evaluasi yang langsung disusun, dilaksanakan, diawasi, serta dimonitoring guru secara langsung hasilnya akan lebih dapat diandalkan. Perhatikan keterbatasan-keterbatasan buku teks yang divisualisasikan dalam bentuk skema di bawah ini. Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku teks harus dilengkapi dengan acuan yang lain agar sarana pengajaran semakin lengkap, padu, Buku teks itu sendiri “tidak mengajar” don’t teach Isinya biasanya dipadu secara artifisial Pelatihan dan tugas praktis yang kurang memadai Bantuan evaluasi hanya bersifat sugestif Sarana – sarana pengajaran dirasa kurang karena keterbatasan ruang Keterbatasan buku teks Gambar 2.3 Keterbatasan – Keterbatasan Buku Teks 28 dan menunjang sehingga kualitas pengajaran semakin baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan, serta hasil belajar pun dapat semakin berkualitas pula.

2.3. Ilustrasi