3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dari data yang diperoleh dan meliputi beberapa tahap yaitu tahap pengambilan sampel, perhitungan morfometrik,
perhitungan rendeman, tahap analisis kimia tiga jenis sampel berupa analisis proksimat kadar air, lemak, protein, dan abu, analisis asam amino dan taurin
dengan metode High Performance Liquid Chromatography HPLC. Diagram alir metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Diagram alir metode penelitian
3.3.1 Pengambilan dan preparasi bahan baku
Pengambilan sampel kerang tahu Meretrix meretrix, kerang salju Pholas dactylus dan keong macan Babylonia spirata di Muara Angke, Jakarta.
Sampel yang sudah diambil kemudian dimasukkan dalam coolbox dengan dilapisi es curai. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesegaran selama proses transportasi ke
laboratorium karakteristik bahan baku di Institut Pertanian Bogor. Setelah sampel diperoleh, dilakukan penentuan ukuran dan berat rata-rata dari tiga jenis sampel
Penentuan ukuran dan berat rata-rata dari tiga jenis sampel
Preparasi kerang tahu, kerang salju dan keong macan
Rendemen jeroan Rendemen daging
Rendemen cangkang
Analisis kimia: 1. Analisis proksimat
2. Analisis asam amino 3. Analisis taurin
Sampel kerang tahu, kerang salju dan keong macan
Karakteristik asam amino daging kerang tahu, kerang salju
dan keong macan 13
secara acak. Kemudian sampel dihitung rendemennya cangkang, daging, jeroan dengan rumus:
Daging-daging dari tiga sampel yang telah dipisahkan dari cangkangnya akan diuji kadar air, abu, lemak, protein, abu larut asam, asam amino dan taurin.
3.3.2 Analisis proksimat
1 Analisis kadar air AOAC 2005
Analisis kadar air dilakukan dengan penguapan menggunakan oven. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengeringkan cawan porselen pada suhu
102-105
o
C selama 1 jam. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang lebih 15 menit hingga dingin kemudian ditimbang. Cawan dimasukkan sampel
sebanyak 5 gram kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 102-105
o
C selama 6 jam. Setelah 6 jam cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator
hingga dingin kemudian ditimbang bobotnya. Perhitungan kadar air:
kadar air = B - C x 100 B
– A Keterangan: A = Berat cawan kosong gram
B = Berat cawan yang diisi sampel gram sebelum dioven C = Berat cawan dengan sampel gram setelah dioven
2 Analisis kadar abu AOAC 2005
Analisis kadar abu dilakukan dengan mengabukan sampel di dalam tanur. Tahap pertama cawan abu porselen dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada
suhu 105
o
C, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam cawan pengabuan yang
akan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600
o
C selama 6 jam, kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Proses pengabuan
dilakukan sampai abu berwarna putih. Setelah itu cawan didinginkan dalam desikator selam 30 menit, kemudian ditimbang bobotnya.
Rendemen = Bobot contoh gBobot total g x 100 14
Perhitungan kadar abu: kadar abu = C - A x 100
B – A
Keterangan: A = Berat cawan kosong gram B = Berat cawan yang diisi sampel gram sebelum ditanur
C = Berat cawan dengan sampel gram setelah ditanur
3 Analisis kadar lemak AOAC 2005
Sampel seberat 2 gram W
1
disebar di atas kapas yang beralaskan kertas saring dan digulung membentuk thimble. Sampel yang telah dibungkus
dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya W
2
dan disambungkan dengan tabung Soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam
ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak n-heksana. Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu
lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pelarut akan tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu
lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, setelah itu labu dimasukkan dalam desikator sampai beratnya konstan W
3
. Kadar lemak ditentukan dengan rumus:
kadar lemak = W
3
- W
2
x 100 W
1
Keterangan : W
1
= Berat sampel gram W
2
= Berat labu lemak tanpa lemak gram W
3
= Berat labu lemak dengan lemak gram
4 Analisis kadar protein AOAC 2005
Prinsip dari analisis protein, yaitu untuk mengetahui kandungan protein kasar crude protein pada suatu bahan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl. Sampel
ditimbang sebanyak 0,25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 mL, lalu ditambahkan 0,25 gram selenium dan 3 mL H
2
SO
4
pekat. Contoh didestruksi pada suhu 410
o
C selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl ditambahkan 50 mL akuades
15
dan 20 mL NaOH 40, kemudian dilakukan proses destilasi dengan suhu destilator 100
o
C. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer 125 mL yang berisi campuran 10 mL asam borat H
3
BO
3
2 dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda. Setelah volume
destilat mencapai 40 mL dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi dihentikan. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan
warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti contoh.
Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut : N = mL HCl
– mL blanko x N HCl x 14,007 x fp x 100 mg contoh x faktor koreksi alat
Faktor koreksi alat = 2,5 Kadar protein = N x faktor konversi
Faktor Konversi= 6,25
3.3.3 Analisis asam amino AOAC 2005 dengan modifikasi