1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor  perikanan  sampai  saat  ini  masih  melakukan  eksplorasi  pada  hasil laut  yaitu tuna, udang dan rumput laut, sedangkan  berbagai  jenis moluska masih
belum  diminati  untuk  dikembangkan.  Salah  satu  contoh  moluska  adalah  kerang yang  merupakan  hasil  perikanan  yang  melimpah  di  daerah  tropis  dan  sumber
protein  hewani  yang  baik  dan  murah  bagi  masyarakat.  Kerang  dapat  pula dikembangkan  menjadi  salah  satu  produk  ekspor  yang  dapat  diandalkan.
Kekerangan  merupakan  salah  satu  jenis  makanan  yang  sangat  bergengsi  dan mahal  di  Eropa  dan  Amerika  utara  Andamari  dan  Subroto  1991  diacu  oleh
Rusyadi  2006.  Kerang di  Indonesia tersebar luas di  seluruh perairan Bengkulu, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,  Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya Suwignyo 2005. Kerang salju Pholas dactylus merupakan komoditas yang belum banyak
dikenal  oleh  masyarakat  luas  di  Indonesia.  Pemanfaatannya  di  beberapa  daerah hanya  sebagai  kerang  konsumsi.  Kerang  tahu  Meretrix  meretrix  di  Thailand
dapat  dipanen  satu  ton  per  hari  dari  suatu  kawasan  saja  yaitu,  di  pesisir  barat Thailand  Selatan,  sedangkan  di  Vietnam  hasil  tangkapan  mencapai
30.000  tontahun.  Hal  yang  sama  juga  terjadi  di  Indonesia,  di  kawasan Panimbangan,  pemanenan  berlangsung  sepanjang  tahun  dan  diambil  semua
ukuran  Rudi  dan  Rafii  1999  diacu  oleh  Apriyani  2003.  Menurut Yulianda dan Danakusumah 2000, keong macan Babylonia spirata merupakan
salah  satu  komoditi  ekspor  Indonesia  ke  beberapa  negara  yaitu  RRC,  Taiwan, Hongkong,  Malaysia  dan  Singapura.  Produksi  keong  macan  selama  ini  berasal
dari hasil tangkapan di alam, diantaranya perairan Teluk Pelabuhanratu. Pemanfaatan kerang dan keong umumnya adalah untuk dikonsumsi secara
langsung, karena banyak mengandung asam amino dan taurin yang terdapat pada 38  jenis  moluska  Gastropodae,  Brahiopodae  dan  Cephalopodae.  Kandungan
taurin  pada  setiap  moluska  berbeda-beda.  Konsentrasi  tertinggi  taurin  ditemukan pada gurita dan kekerangan Aiushin et al. 1997. Asam amino sangat dibutuhkan
oleh  tubuh  manusia.  Asam  amino  berfungsi  memperbaiki  jaringan  yang  rusak
setelah luka, melindungi hati dari berbagai zat toksik, menurunkan tekanan darah, mengatur  metabolisme  kolesterol,  mendorong  sekresi  hormon  pertumbuhan  dan
mengurangi kadar amonia di dalam darah Kamiya et al. 2002. Taurin di dalam tubuh manusia banyak dijumpai pada jaringan otot, otak,
dan  jantung  yang  berperan  untuk  membuat  jaringan-jaringan  tersebut  berfungsi dengan prima. Selain itu, taurin merupakan sumber tenaga bagi tubuh. Hal inilah
yang  menyebabkan  taurin  dikenal  sebagai  peningkat  vitalitas  BPOM  2009. Manfaat  lain  taurin  adalah  untuk  mencegah  diabetes,  mencegah  kerusakan  liver
akibat  alkohol,  penyembuhan  pada  masalah  penglihatan,  menurunkan  kadar kolesterol  darah,  menormalkan  tekanan  darah  dan  melawan  penyakit  hati
Okuzumi  dan  Fujii  2000.  Taurin  juga  sangat  dibutuhkan  pada  saat perkembangan  dan  pertumbuhan.  Oleh  sebab  itu,  dapat  kita  lihat  hampir  semua
susu-susu  formula  untuk  bayi  dan  suplemen  anak  memiliki  kandungan  taurin. Umumnya  taurin  diperoleh  dari  sapi  atau  hewan  sejenis  kerbau  namun  ternyata
taurin pun bisa didapatkan dari hewan-hewan lainnya yaitu dari otot babi atau hati babi Surbakti 2010. Hal inilah yang menyebabkan perlu dicarinya sumber taurin
yang halal sebagai alternatif untuk susu formula dan suplemen anak. Kerang tahu, kerang salju dan keong macan berpotensi untuk ditingkatkan
nilai  tambahnya  dengan  cara  sosialisasi  keunggulan  gizi  dari  komoditi  ini. Kurangnya informasi mengenai kandungan gizi menyebabkan perlunya penelitian
tentang  “Karakteristik  Asam  Amino  dari  Daging  Kerang  Tahu Meretrix  meretrix,  Kerang  Salju  Pholas  dactylus  dan  Keong  Macan
Babylonia spirata ”
. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
meningkatkan pemanfaatan yang lebih optimal.
1.2 Tujuan