Tabel 7. Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang menurut Kecamatan, Jenis Kelamin
No Kecamatan
Laki-Laki Jiwa
Perempuan Jiwa
Jumlah Jiwa
Rasio Jenis Kelamin
1 Tamiang Hulu
9.202 8.785
17.987 105
2 Bandar Pusaka
6.157 5.865
12.022 105
3 Kejuruan Muda
16.484 16.440
32.924 100
4 Tenggulun
8.810 8.103
16.913 109
5 Rantau
17.048 17.003
34.051 100
6 Kota Kuala Simpang
9.526 9.163
18.689 104
7 Seruway
12.261 12.230
24.491 100
8 Bendahara
9.621 9.608
19.229 100
9 Banda Mulia
5.644 5.389
11.033 105
10 Karang Baru 8.907
18.644 37.551
101 11 Sekerak
3.131 3.118
6.249 100
12 Manyak Payed 15.190
14.796 29.986
103 Aceh Tamiang
121.981 129.144
261.125 102
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012
Penduduk Kabupaten Aceh Tamaing berjumlah 261.125 jiwa terdiri dari 121.981 jiwa laki – laki dan 129.144 jiwa yang tersebar disetiap kecamatan yang
ada di Kabupaten Aceh Tamiang. Tabel 6 menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Karang Baru yakni 37.551 jiwa dan yang
terendah adalah Kecamatan Sekerak yaitu sebesar 6.249 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rata - rata rasio jenis kelamin di Kabupaten Aceh Tamiang
sebesar 102 yang berarti jumlah penduduk laki – laki 1,02 lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan, sehingga dapat diketahui bahwa
jumlah penduduk laki – laki di Kabupaten Aceh Tamiang lebih besar dari pada jumlah penduduk perempuan.
4.3. Pendapatan Domestik Regional Bruto
Perekonomian suatu daerah terbentuk dari berbagai macam kegiatan ekonomi yang terjadi di daerah tersebut. Kegiatan ekonomi yang terdapat di suatu
daerah diklasifikasikan menjadi sembilan sektor ekonomi. Dengan
Universitas Sumatera Utara
pengelompokan kegiatan ekonomi dalam sembilan sektor akan dapat digambarkan sektor yang mempengaruhi pembentukan PDRB suatu daerah. Struktur ekonomi
pada suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam menghasilkan barang dan jasa. Struktur ekonomi dapat digambarkan dari
distribusi PDRB atas dasar harga berlaku yang dirinci menurut lapangan usaha. Untuk melihat kontribusi sembilan sektor ekonomi tersebut dapat dilihat pada
Tabel 8. Tabel 8. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Aceh Tamiang menurut
Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012
No Sektor
Rupiah Juta
Persentase
1 Pertanian
1.056.719,82 42.22
2 Pertambangan
267.581,15 10.69
3 Industri Pengolahan
212.994,88 8.51
4 Listrik, gas dan Air Bersih
21.502,59 0.86
5 Bangunan
201.758,60 8.06
6 Perdagangan, Hotel, Restoran
369.129,96 14.75
7 AngkutanKomunikasi
121.553,27 4.86
8 BankKeuPerum
50.419,45 2.01
9 Jasa
201.126,90 8.04
Total 2.502.786,62
100 Sumber: BPS Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2012
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa sektor pertanian memiliki kotribusi terbesar terhadap penyumbang PDRB Kabupaten Aceh
Tamiang yaitu sebesar 42.22 dan diikuti sektor perdagangan, hotel, restoran sebesar 14.75. Ini berarti bahwa Kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah
pertanian yang ditopang oleh sektor perdagangan, hotel dan kuliner, hal ini dapat dilihat dari struktur ekonomi Kabupaten Aceh Tamiang yang masih didominasi
oleh sektor pertanian dan perdagangan, hotel dan restoran. Komoditi perkebunan dan tanaman pangan yang banyak dihasilkan di Kabupaten Aceh Tamiang adalah
kelapa sawit, karet dan padi.
Universitas Sumatera Utara
4.5 . Penggunaan Lahan
Luas lahan Kabupaten Aceh Tamiang menurut jenis penggunaannya disajikan pada Tabel 9 yaitu sebagai berikut:
Tabel 9. Luas Lahan Menurut Jenis Penggunaanya di Kecamatan Aceh Tamiang
No Jenis penggunaan lahan
Luas lahan Ha Persentase
1 2
3 Lahan pertanian sawah
Lahan pertanian bukan sawah Lahan non pertanian
18.455 109.146,25
68.101,25 9.43
55.77 34.79
Jumlah 195.702.5
100
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tamiang 2012
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa penggunaan lahan yang paling banyak adalah lahan pertanian bukan sawah yaitu sebesar 109.146,25 Ha
dengan persentaase sebesar 55,77. Lahan pertanian bukan sawah digunakan untuk menanam tanaman perkebunan sperti sawit, karet dan kako. Ini berarti
bahwa pada umumnya lahan yang diusahakan paling banyak adalah lahan lahan pertanian bukan sawah untuk menanam tanaman keras terutama perkebunan.
4.4. Sarana dan Prasarana