Sebaran Nilai Indeks Kekeringan

14 PLOT PELUANG DERET HARI KERING =5 DENGAN CURAH HUJAN BULANAN PROVINSI BANTEN 1979-2006 0.000 0.100 0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 100 200 300 400 500 600 CURAH HUJAN P DHK 5 data aktual model PLOT PELUANG DERET HARI KERING =10 DENGAN CURAH HUJAN BULANAN PROVINSI BANTEN 1979-2006 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.350 0.400 0.450 100 200 300 400 500 600 CURAH HUJAN DHK 1 data aktual model PLOT PELUANG DERET HARI KERING =15 DENGAN CURAH HUJAN BULANAN PROVINSI BANTEN 1979-2006 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 100 200 300 400 500 600 CURAH HUJAN DHK 1 5 data aktual model Gambar 8. Plot Peluang DHK 5,10 dan 15 Hari Berturut-turut atau Lebih dengan Curah Hujan Bulanan

4.5 Sebaran Nilai Indeks Kekeringan

Hasil sebaran indeks Palmer dengan 4 input yang terdiri dari curah hujan rata-rata bulanan, suhu rata-rata bulanan, AWC Available Water Capacity dan titik koordinat masing-masing stasiun. Suhu rata-rata bulanan dibangkitkan menggunakan rumus Braak melalui peta ketinggian yang diperoleh dari LAPAN Lampiran 8. Perhitungan AWC menggunakan peta jenis tanah Lampiran 9 yang disamakan wilayah-wilayahnya pada tabel hasil survey dan analisis sample fisika tanah provinsi Banten Lampiran 6. Koordinat masing-masing lintang dan bujur pada stasiun-stasiun dilihat melalui peta. 011 . 537 . exp 5 CH I DHK P + = ≥ 016 . 491 . 1 exp 15 CH I DHK P + = ≥ 014 . 955 . exp 10 CH I DHK P + = ≥ Adapun langkah-langkah pemodelan sebagai berikut Gambar 6: a Masukan input yang terdiri dari data suhu bulanan, curah hujan bulanan, AWC, dan koordinat masing-masing stasiun. Lalu klik kotak yang berisi tulisan “Bikin Format Masukan PDSI”. b Output pertama berupa folder pada masing-masing stasiun yang berisi 4 file. c 4 file tersebut terdiri dari suhu bulanan monthly_T, suhu bulanan pada saat normal mon_T_normal, curah hujan bulanan monthly_P, dan Parameter yang berisikan nilai lintang dan KAT stasiun. Lalu copykan aplikasi Palmer dengan nama pdsi10.exe d hingga muncul output secara otomatis, berupa folder dengan nama monthly. e Pada folder monthly berisikan 2 folder, yaitu original dan self_cal f Folder original dan self_cal memiliki file output yang sama, yang terdiri dari PDSI Palmer Drought Severity Index, PHDI Palmer Hydrological Drought Index, WPLM the Weighted PDSI , ZIND the Palmer Z-Index . Tapi untuk dibahas lebih lanjut, perhatian hanya difokuskan pada PDSI saja. Setelah model dijalankan, dari 62 stasiun hanya 40 stasiun yang dapat dijalankan hingga muncul hasil indeks Palmer masing- masing stasiun. 22 stasiun yang lain tidak didapat hasil indeksnya disebabkan adanya kesalahan struktur data yang ada. Hasil indeks Palmer dari 40 stasiun pengamatan hujan dianalisis dengan 8 parameter kekeringan. Hasil nilai indeks kekeringan Palmer setiap bulan pada seluruh tahun, menunjukkan sebaran yang hampir merata dengan nilai indeks rata-rata dari 40 stasiun di provinsi Banten sebesar 0.37 atau dapat dikatakan sifat cuaca di provinsi Banten adalah normal menurut indeks kekeringan Palmer, dengan curah hujan rata-rata 2070 mmtahun. Hasil indeks pada stasiun tertentu ada yang sedikit melebar dibandingkan dengan klasifikasi yang disusun oleh Palmer, yang hanya berkisar dari - 4 hingga +4. Nilai terendah sebesar -8.14 setara dengan curah hujan 0 mmbulan yang terdapat di stasiun Sepatan dibulan September pada tahun 2003, diartikan bahwa di stasiun tersebut terjadi sifat cuaca yang ekstrim kering. Nilai tertinggi sebesar 13.38 setara dengan curah hujan 1191 mmbulan yang terdapat di stasiun Gardutanjak dibulan November pada tahun 1993, nilai palmer pada stasiun tersebut diartikan terjadi sifat cuaca yang ekstrim basah. Ekstrim basah yang terjadi pada stasiun Gardutanjak didukung oleh curah hujan tahunan yang paling banyak turun dibandingkan stasiun yang lain, yaitu sebesar 3638 mmtahun. Angka -99 yang muncul dalam pemodelan secara otomatis bukanlah hasil perhitungan PDSI, melainkan adanya kesalahan data atau data pada bulan tersebut kosong atau hilang. Nilai PDSI rata-rata terbesar ada pada stasiun Panancangan, dengan nilai 3.16. Stasiun Panancangan terjadi sifat cuaca yang sangat basah menurut Palmer. Sedangkan nilai PDSI rata-rata terkecil ada pada stasiun Gunung Tunggal, dengan nilai -0.61. Dimana stasiun Gunung Tunggal terjadi sifat cuaca awal selang kering menurut Palmer. 15 a b c d e f Gambar 9. Langkah Untuk Menjalankan Pemodelan PDSI 16 17

4.6 Analisis Hubungan PDSI dengan Karakteristik Kekeringan