Kurva Lorenz Lokasi dan Waktu Penelitian

perdesaan secara umum dapat dilihat dalam tiga kelompok Hernowo, 2003, yaitu : 1. Kebijakan secara tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya pembangunan perdesaan yang mendukung kegiatan sosial ekonomi, seperti penyediaan sarana dan prasarana pendukung pasar, pendidikan, kesehatan, jalan dan lain sebagainya. 2. Kebijakan yang langsung diarahkan pada peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan. 3. Kebijakan khusus menjangkau masyarakat melalui upaya khusus, seperti penjaminan hukum melalui perundang-undangan dan penjaminan terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat.

3.2. Kurva Lorenz

Kurva Lorenz digunakan untuk menganalisis statistik pendapatan baik pendapatan perorangan maupun pendapatan rumahtangga. Jumlah penerima pendapatan dinyatakan pada sumbu horizontal, tidak dalam arti absolut melainkan dalam persentase kumulatif. Sumbu vertikal menyatakan bagian dari pendapatan total yang diterima oleh masing-masing persentase kelompok penduduk tersebut. Sumbu tersebut berakhir pada titik 100 persen sehingga kedua sumbu vertikal dan horizontal sama panjangnya. Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase penerima pendapatan dengan persentase pendapatan total yang benar- benar diterima selama periode tertentu misalnya satu tahun atau satu bulan. Jika menggunakan data desil populasi terbagi menjadi 10 kelompok, sumbu horizontal dan sumbu vertikal dibagi menjadi 10 bagian yang sama Gambar 2. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Persentase Kumulatif Penerima Pendapatan P e rs e n ta s e K u m u la ti f P e n d a p a ta n Sumber : Todaro 2003 Gambar 2. Kurva Lorenz Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal yang merupakan garis pemerataan sempurna, maka semakin timpang atau tidak merata distribusi pendapatannya. Semakin parah tingkat ketidakmerataan pendapatan di suatu wilayah, maka bentuk kurva Lorenz akan semakin melengkung mendekati sumbu horizontal bagian bawah. Dalam data distribusi pendapatan di berbagai wilayah terdapat empat kemungkinan bentuk kurva Lorenz yang biasa ditemui. Dalam “kriteria Lorenz” mengenai distribusi pendapatan, ketika sebuah kurva Lorenz terletak di atas kurva Lorenz yang lain, distribusi pendapatan di wilayah pertama dikatakan lebih merata, sedangkan distribusi pendapatan di wilayah kedua dikatakan lebih tidak merata. Ketika dua kurva Lorenz saling berpotongan, sangat dibutuhkan informasi yang lebih banyak atau asumsi tambahan.

3.3. Kerangka Pemikiran Operasional

Paradigma baru pembangunan perdesaan dan pengentasan kemiskinan di perdesaan, bertumpu pada pemberdayaan masyarakat desa. Potensi desa dan potensi masyarakat desa harus diberdayakan. Demikian pula dalam memahami masalah kemiskinan di Kecamatan Cepu. Diperlukan kajian mengenai distribusi pendapatan penduduk rumahtangga di Kecamatan Cepu dan indeks kemiskinan manusia dari masing-masing desa untuk dapat menyusun strategi penanggulangan kemiskinan yang tepat dan terpadu. Penelitian ini melihat dari dua sisi dalam menanggulangi kemiskinan perdesaan. Sisi pertama adalah mencari penyebab kemiskinan di perdesaan. Kemiskinan di perdesaan terkait dengan masalah ketidakmerataan pendapatan rumahtangga. Sisi kedua adalah perlunya menemukan desa mana yang tergolong berpenduduk miskin dan tidak miskin berdasarkan indeks kemiskinan manusia yang berupa tingkat kehidupan, tingkat pendidikan dan tingkat ketetapan ekonomi. Hasil perhitungan dari indeks kemiskinan manusia diharapkan mampu mengkategorikan desa mana yang tergolong berpenduduk miskin dan tidak miskin. Melalui identifikasi dan analisis mengenai distribusi pendapatan rumahtangga dan pengkategorian desa, dapat dirumuskan strategi penanggulangan kemiskinan perdesaan yang tepat dan terpadu. Strategi pembangunan yang akan dirumuskan adalah strategi pembangunan perdesaan yang pro bagi pengentasan kemiskinan dan bukan semata-mata lebih mengutamakan orang kota. Tidak hanya hal tersebut di atas, strategi pembangunan yang dirumuskan adalah bukan pembangunan perdesaan yang lebih mengutamakan perbaikan fisik semata dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun, pembangunan perdesaan yang mampu memberdayakan potensi desa dan masyarakat desa. Strategi pembangunan tersebut dituangkan dalam rumusan alternatif strategis pembangunan perdesaan dalam mengentaskan kemiskinan. Tujuan utama dari rumusan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan berkurangnya kemiskinan di Kecamatan Cepu. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional

IV. METODE PENELITIAN

Kemiskinan di Perdesaan Kecamatan Cepu Analisis Disparitas Pendapatan Rumahtangga Indeks Kemiskinan Manusia Kategori Desa Berpenduduk Miskin atau Tidak Miskin Gini Ratio Alternatif Strategi Pengentasan Kemiskinan Perdesaan Kecamatan Cepu Rekomendasi Kebijakan

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Cepu dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cepu banyak terdapat penduduk miskin perdesaan. Jumlah penduduk miskin di Kecamatan Cepu sebesar 7.137 rumahtangga BPS, 2006. Pengumpulan data dan pengolahan data dilaksanakan selama bulan Februari 2008 sampai April 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data