PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI UKURAN-UKURAN KERJA Tempat duduk yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

B. PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI

Beberapa prinsip ergonomi yang telah disepakati yang dapat digunakan sebagai pegangan yaitu : 1. Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penenpatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara- cara, harus menyelaraskan mesin macam gerak, arah dan kekuatan. 2. Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat digunakan oleh tenaga kerja yang kecil, seperti tempat duduk yang dapat distel naik turun dan lain-lain. 3. Ukuran-ukuran antropometri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran dan penempatan alat-alat industri harus sesuai dengan ukuran tubuh si pemakai.

C. UKURAN-UKURAN KERJA Tempat duduk yang baik memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1 Tinggi dataran duduk yang dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut, dangkan paha dalam keadaan datar. 2 Papan tolak punggung yang tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung. 3 Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm. 4 Pekerjaan yang berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Universitas Sumatera Utara 5 Dalam hal ini tidak mungkin, kepada pekerjaan diberi tempat dan kesempatan untuk duduk. Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-27 ke bawah, sedangkan untuk pekerjaan duduk 32-44 ke bawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat relaxed. Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung, lengan seluruhnya dan lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan di daerah tersebut, lebih- lebih bila sikap tubuh tidak berubah. Macam gerakan yang kontinyu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan gerakan yang tiba-tiba pada permulaan dan berhenti dengan paksa sangat melelahkan, gerakan ke atas harus dihindari. Berilah papan penyokong pada setiap lengan yang melelahkan. Gerakan ritmis seperti mendayung pedal, memutar roda, dan lain-lain memerlukan frekuensi yang paling optimum, yang menggunakan tenaga yang paling sedikit, misalnya pada frekuensi 60menit, mengayuh pedal dirasakan tenang. Kemampuan seseorang bekerja seharinya 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja sangat menurun. Waktu istirahat didasarkan pada keperluan atas dasar pertimbangan ergonomi, harus dihindari istirahat-istirahat sekehendak tenaga kerja, istirahat oleh karena penurunan kapasitas tubuh dan istirahat curian. Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan menjadi sekecil-kecilnya. Demikian juga daya penglihatan harus dipelihara sebaik-baiknya terutama dengan penerangan yang baik dan kondisi mental psikologis dipertahankan dengan adanya premi perangsang, motivasi, iklim kerja dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara D. DESAIN KURSI D.1. Kursi Ergonomi