Pengertian Kredit Tahap Analisa Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Jenis-jenis Kredit

a. Pengertian Kredit

Pasal 1 ayat 11 UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007: yang dimaksud dengan kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

b. Jenis-jenis Kredit

Menurut Kasmir 2000:76, ”jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dapat dilihat dari berbagai segi yaitu: kegunaan, tujuan kredit, jangka waktu, jaminan dan sektor usaha”. 1 Berdasarkan Kegunaan a Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Kredit modal yang diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya- 4 Universitas Sumatera Utara biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan merupakan contoh dari kredit modal kerja. b Kredit Investasi Merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyekpabrik baru dimana masa pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan. 2 Berdasarkan Tujuan Kredit a Kredit Produktif Merupakan kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. b Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena digunakan atau dipakai seseorang atau badan usaha. c Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdangangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan, yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier atau agen- Universitas Sumatera Utara agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu. 3 Berdasarkan Jangka Waktu a Kredit Jangka Pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b Kredit Jangka Menengah Merupakan kredit yang jangka waktunya berkisar 1 tahun sampai 3 tahun, kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit jangka menengah menjadi kredit jangka panjang. c Kredit Jangka Panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya lebih dari 3 tahun. Kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan. 4 Berdasarkan Jaminan a Kredit dengan Jaminan Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon auditor. Universitas Sumatera Utara b Kredit Tanpa Jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank bersangkutan. 5 Berdasarkan Sektor Usaha a Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang. b Kredit peternakan merupakan kredit yang diberikan untuk jangka waktu relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi. c Kredit industri merupakan kredit yang membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah dan besar. d Kredit pertambangan merupaka jenis kredit untuk usaha tambang. Kredit ini biasanya dalam jangka waktu panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang timah. e Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana prasarana pendidikan. f Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara. g Kredit perumahan merupakan kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan Universitas Sumatera Utara h Dan sektor-sektor usaha lainnya.

2. Tujuan dan fungsi kredit a. Tujuan Kredit

Tujuan pemberian suatu kredit adalah: 1 menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan, 2 meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuahn masyarakat, 3 memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.

b. Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Kasmir 2002:107 ialah: 1 untuk meningkatkan daya guna uang, 2 untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, 3 untuk meningkatkan daya guna barang, 4 untuk meningkatkan peredaran barang, 5 sebagai alat stabilitas ekonomi, 6 untuk meningkatkan kegairahan berusaha, 7 untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, 8 untuk meningkatkan hubungan internasional.

3. Kredit Usaha Kecil

Menurut Dendawijaya 2001:27, kredit usaha kecil adalah ” kredit yang diberikan kepada nasabah debitur untuk melayani kebutuhan usaha kecil debitur”. Konsep usaha kecil mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan Universitas Sumatera Utara dengan pengadaan barang maupun proses produksi hingga barang tersebut terjual. Konsep ini juga mengandung arti bahwa dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur. Konsep usaha kecil dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, membutuhkan pihak manajemen untuk menjamin komunitas operasi tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: volume penjualan, besar kecilnya skala usaha perusahaan, aktivitas perusahaan, perkembangan teknologi dan sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas. a. Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan usaha kecil. Apabila penjualan meningkat maka kebutuhan usaha kecil pun akan meningkat dan demikian pula sebaliknya. b. Besar kecilnya skala usaha perusahaan merupakan kebutuhan usaha kecil pada perusahaan besar dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur- unsur usaha kecil lainnya seperti kas dan persediaan. Universitas Sumatera Utara c. Aktivitas perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual. d. Perkembangan teknologi meruapakan kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi usaha kecil. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu, akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula. e. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas merupakan biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif lebih besar mempunyai kecendrungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaanlebih mampu untuk membayar transaksi- transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan barang yang cukup. Universitas Sumatera Utara Adapun tujuan dari diberikannya kredit usaha kecil adalah untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan kuantitatif produksi dimaksudkan untuk jumlah dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan peningkatan kualitatif dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kualitas atau kualitas produk yang dihasilkan.

4. Resiko Perkreditan

Setiap usaha yang dilakukan, terutama dalam kegiatan bisnis akan selalu dihadapkan dengan berbagai bentuk resiko. Menurut Budisantoso 2000:102 ”resiko pemberian kredit dibedakan menjadi dua macam yaitu resiko bisnis dan resiko non bisnis”. a. Resiko bisnis merupakan resiko kredit yang disebabkan karena faktor-faktor diluar kendali bank, baik yang berasal dari usaha debitur yang bersangkutan, dampak ekonomi secara makro, bencana alam, maupun faktor-faktor lainnya yang bersifat force majeure. Resiko bisnis tersebut tetap dapat terjadi walaupun rangkaian proses pemberian kredit sejak dari penetapan pasar sasaran sampai dengan pengawasanpembianaan kredit sejak dari penetapan pasar sasaran samapai dengan pengawasanpembinaan kredit telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat antara lain : telah dilakukan analisis 5`C, proses pemberian kredit didasar oleh itikad baik dari masing-masing pihak, telah dilakukan pengecekan atas kelengkapan dan kebenaran dokumen, telah Universitas Sumatera Utara dilakukan pengawasan atas pencairan kredit dengan benar dan telah dilakukan monotoring yang dapat dibuktikan secara tertulis. b. Resiko non bisnis merupak resiko yang timbul bukan dari akibat faktor-faktor yang bersifat bisnis, tetapi karena itikad tidak baik dari pejabat bank seperti tidak melakukan analisis dan evaluasi sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan asas-asas perkreditan yang sehat, pihak bank dibujuk dan diintidasi, dengan sengaja tidak mau atau enggan untuk memproses kredit lanjutan tanpa alasan yang jelas, menutup-nutupi kredit yang seharusnya telah bermasalah dan tidak melakukan monitoring kredit.

5. Prosedur Pemberian Kredit Usaha Kecil a. Tahap Permohonan Kredit

Tahap ini merupakan pernyataan awal yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila hendak mengajukan kredit, yaitu dengan mengajukan terlebih dahulu surat permohonan dan mengisi daftar isian yang disediakan oleh baank. Menurut Kasmir 2000:80, para nasabah yang ingin mengajukan permohonan harus melengkapi beberapa persyaratan berupa data atau informasi berikut: 1 identitas diri, 2 pribadi atau perseorangan: keterangan mengenai diri pemohon kredit, 3 badan usaha atau profesi terdiri dari: berbentuk badan usaha, susunan pengurus dan alamatnya, bidang usaha dan kegiatannya, dan susunan permodalan, 4 informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, 5 praspek dari nasabah yang bersangkutan untuk waktu yang akan datang, 6 informasi sosial ekonomi, Universitas Sumatera Utara 7 jumlah dan perincian penggunaan kredit, 8 rencana kapan penarikan dan pengembalian kredit, 9 informasi mengenai jaminan yang akan diberikan nasabah, 10 membuka rekening di bank bersangkutan.

b. Tahap Analisa Kredit

Permohonan kredit yang sehat harus didasarkan pada suatu analisa yang cermat atas permohonan kredit yang dimaksud. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk diberikan, dilakukan dengan 5C. Menurut Kasmir 2000:82, ”penilaian dengan 5C ini berisi penilaian mengenai character, capital, capacity, collateral, dan condition”. 1 Character, merupakan keadaan wataksifat, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Ini dapat dilihat dengan meneliti riwayat hidup nasabah, reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usaha, dan meminta bank to bank information. Hal ini merupakan ukuran kemauan untuk membayar. 2 Capital, adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Ini dapat melihat apakah penggunaan modal yang efektif dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, rentabilitas, dan solvablitas. 3 Capacity, adalah kemampuan yang dimiliki oleh nasabah dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Ini digunakan mengetahuimengukur sampai sejauh mana calon Universitas Sumatera Utara nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi hutang- hutangnya secara tepat waktu dari usaha yang diperoleh. 4 Collateral, adalah barang-barang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya, ini digunakan untuk menilai sejauh mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. 5 Condition, adalah situasi politik, ekonomi, sosial, budaya yang mempengarui kelancaran perusahaan calon nasabah. Selain dengan menggunakan prinsip 5C ini, pihak perbankan juga akan mempertimbangkan beberapa aspek yang mempengaruhi dalam pemberian kredit yaitu aspek hukum, aspek pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi, dan aspek amdal. 1 Aspek hukum. Sutarno menyatakan bahwa ”yang dinilai dalam aspek hukum adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit”. Penilain ini akan meneliti akte pendirian perusahaan, Surat Izin Usaha, Tanda daftar perusahaan, NPWP dan keabsahan surat yang dijaminkan. Aspek hukum sangat penting karena walaupun semua aspek yang ada cukup layak, tetapi apabila secara hukum dokumen yang diberikan tidak sah, maka semua perjanjian diangggap batal. 2 Aspek pemasaran. Dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana, misalnya pemasaran produknya minimal Universitas Sumatera Utara 3 tahun yang lalu rencana penjualan dari produksi untuk 3 tahun yang akan datang, peta kekuatan penting, dan prospek produk secara keseluruhan. 3 Aspek keuangan. Aspek yang dimiliki adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan data tersebut. Penilaian ini dilihat dari cash flow, payback, dan break even point. 4 Aspek teknis. adalah masalah yang berkaitan dengan produksi, seperti lokasi dan mesin yang digunakan. 5 Aspek manajemen. Dalam aspek ini yang dinilai adalah struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya dan pengalaman perusahaan dalam mengelolah berbagai proyek yang ada. 6 Aspek sosial ekonomi. Menganalisis dampak terhadap perekonomian dan masyarakat umum, seperti mengurangi pengangguran, meningkatkan ekspor dan lain-lain. 7 Aspek amdal. Menyangkut analisis apakah kredit yang diberikan tersebut nantinya akan digunakan untuk proyek yang dapat mengalami pencemaran lingkungan atau tidak. Wawancara dilakukan setelah pihak bank selesai melakukan analisis seperti yang tersebut di ataswawancara ini akan dilakukan pada dua tahap yaitu, pada tahap pertama, bertujuan untuk mendapatkan Universitas Sumatera Utara keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak bank, sekaligus untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Sebelum dilakukannya wawancara tahap kedua, maka akan dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan lapangan. Pada tahap ini pihak bank akan melakukan pemeriksaan langsung kelapangan dengan meninjau berbagai aspek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Data yang diperoleh dari pemeriksaan lapangan nantinya akan dicocokan dengan hasil dari wawancara tahap pertama. Biasanya, dalam melakukan pemeriksaan lapangan, calon nasabah tidak akan diberi tahu sebelumnya agar dapat dilihat langsung kondisi yang sebenarnya. Setelah itu, akan dilakukan wawancara tahap kedua. Pada tahap ini dilihat apakah ada kesesuaian dan mengandung kebenaran antara wawancara tahap pertama dengan pemeriksaan lapangan.

c. Tahap Keputusan Kredit