• Proses perubahan yang terjadi dengan sendirinya proses alamiah
• Proses perubahan yang dibentuk, diarahkan, dikendalikan melalui proses perencanaan kota
Proses perubahan yang terjadi dengan sendirinya dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak menunjang bagi tercapainya tujuan dan
sasaran pembangunan. Oleh sebab itu, perubahan perlu dibentik secara sadar, diarahkan, dikendalikan melalui proses perencanaan kota.
Perencanaan kota mencakup suatu perencanaan kota yang bersifat menyeluruh dan perencanaan yang bersifat sektoral
7. Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang
mempunyai batasan wilayah adminisi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan
ciri kehidupan kekotaan. Sedangkan perkotaan, adalah satu kumpulan pusat-pusat permukiman yang berperan didalam suatu wilyah
pengembangan dan atau wilayah Nasional sebagai simpul jasa distribusi
II.9 Peri Urban
Peri urban daerah pinggiran kota atau yang dikenal urban fringe sebagai suatu wilayah peluberan kegiatan perkembangan kota telah menjadi perhatian
banyak ahli di berbagai bidang ilmu seperti geografi, sosial, dan perkotaan sejak tahun 1930 dikemukakan dalam literatur. Menurut Subroto Yunus, 2008
besarnya perhatian tersebut terutama tertuju pada berbagai permasalahan yang
Universitas Sumatera Utara
diakibatkan oleh proses ekspansi kota ke wilayah pinggiran yang berakibat pada perubahan fisikal misal perubahan tata guna lahan, demografi, keseimbangan
ekologis serta kondisi sosial ekonomi. Pokok persoalan yang terdapat di daerah pinggiran kota pada dasarnya
dipicu oleh proses transformasi spasial dan sosial akibat perkembangan daerah urban yang sangat intensif. Dari kecenderungan di atas maka salah satu arah
perkembangan kota yang perlu dicermati adalah perkembangan spasial yang berdampak pada perkembangan sosial ekonomi penduduk pinggian kota.
Salah satu isu yang perlu mendapat perhatian adalah menyangkut fenomena daerah pinggiran kota dan proses perubahan spasial dan sosial ekonomi
di daerah ini. Daerah pinggiran kota didefinisikan sebagai daerah pinggiran kota yang berada dalam proses transisi dari daerah perdesaan menjadi perkotaan.
Sebagai daerah transisi, daerah ini berada dalam tekanan kegiatan-kegiatan perkotaan yang meningkat yang berdampak pada perubahan fisikal termasuk
konversi lahan pertanian dan non pertanian dengan berbagai dampaknya. Perluasan kota dan masuknya penduduk kota ke daerah pinggiran telah
banyak mengubah tata guna lahan di daerah pinggiran terutama yang langsung berbatasan dengan kota. Banyak daerah hijau yang telah berubah menjadi
permukiman dan bangunan lainnya Bintarto, 1986. Hal ini menyebabkan terjadinya proses densifikasi permukiman di daerah pinggiran kota.
Sementara itu Bintarto 1989 dalam Subroto 1997 mengemukakan adanya lima wilayah kota dan desa sebagai susunan wilayah-wilayah interaksi
konsentrik, yaitu: 1.
Urban, suatu daerah yang memiliki susana kehidupan modern
Universitas Sumatera Utara
2. Sub Urban atau Faubourrgh, suatu area yang lokasinya dekat pusat kota
city dengan luas yang mencakup daerah penglaju commuters 3.
Sub Urban Fringe, suatu area yang melingkari suburban dan merupakan daerah peralihan antara urban dengan rural
4. Urban Fringe, semua daerah disekitar urban yang mempunyai sifat-sifat
mirip kota 5.
Rural Urban Fringe, suatu jalur daerah yang terletak antara daerah urban dan daerah rural yang ditandai dengan mixed landusing
Yang diperjelas seperti dalam gambar dibawah ini.
Gambar II.4 Skema Zona Kota-Desa
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Gambaran Umum Wilayah Studi III.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di propinsi Sumatera Utara yaitu di Kabupaten Deli Serdang tepatnya di Kecamatan Sunggal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar III.1.
Desa Sunggal Kanan
Gambar III.1 Lokasi Penelitian
Jl. Setia Indah Jl. Setia Makmur
Jl. Tj.
Ba lai
Jl. Se
i M
en cir
im
Kmpg. Lalang Diski
P D
A M
Universitas Sumatera Utara