Migrasi Kawasan Kota TINJAUAN PUSTAKA

b. Jika tingkat pendapatan meningkat, karena hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan, perumahan, penurunan kepadatan rumah yang berarti peningkatan jumlah rumah. 2. Keadaan lalu lintas a. Bila kemacetan di jalan akan meningkat b. Bila sistem pemindahan massa tidak ekonomis lagi, dan dengan demikian perlu koordinasi 3. Perkembangan kota Bila pemerintah kota menghendaki mempengaruhi perkembangan kota dengan perencanaan transportasi.

II.8 Migrasi

Pertumbuhan penduduk kota secara umum dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pertumbuhan alamiah dan migrasi. Pertumbuhan alamiah adalah pertumbuhan akibat kelahiran dikurangi kematian, sedangkan pertumbuhan migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tujuan tertentu, seperti faktor sosial, ekonomi maupun politik. Dalam penelitian ini kajian terhadap fenomena pertumbuhan penduduk lebih disoroti dari aspek migrasi. Migrasi terdiri dari dua jenis, yaitu migrasi permanen dan migrasi sementara. Migrasi permanen adalah perpindahan penduduk yang berakhir pada menetapnya migran pada tujuannya, sedangkan migrasi sementara adalah perpindahan penduduk yang tidak menetap pada tujuan migran, tetapi kembali ke tempat semula. Sinulingga, 1999 Universitas Sumatera Utara Interaksi antara aspek-aspek psikologis keruangan akan menimbulkan akibat yang lain yaitu perpindahan orang-orang dari kota yang berfasilitas lengkap tetapi padat ke kota pinggiran yang mulai mengembangkan fasilitas-fasilitasnya. Migrasi yang seperti ini disebut migrasi dalam kota atau kadang-kadang disebut pergerakan bermukim. Fenomena ini dapat menjelaskan berkurangnya jumlah penduduk dari kota yang lebih padat penduduknya dan berkembangnya kota-kota yang relative belum padat termasuk kota-kota di pinggiran kota.

II.9 Kawasan Kota

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud 1990 mengatakan maparkan bahwa kota adlah lingkungan yang terdiri atas bangunan rumah yang merupakan kesatuan tempat tinggal dari berbagai lapisan masyarakat. Dapat pula berarti sebagai daerah yang merupakan pusat kegiatan pemerintah, ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Metropolitan adalah suatu kawasan yang menjadi pusat kegiatan baik pemerintah maupun industri dan perdagangan. Sedangkan pengertian kota metropolitan itu sendiri adalah kota besar yang mempunyai pengaruh kuat terhadap daerah sekelilingnya, dengan adanya kota satelit dan kota- kota pinggiran. Berbagai kawasan mencoba memberikan batasan dan defenisi tentang kota namun dalam upaya merumuskan defenisi dan pengertian kota tidaklah mudah, para ahli mempunyai berbagai pandangan dan pendapat dengan alasan masing- masing. Rahardjo Adisasmita 2010 dalam Daldjoeni 1998 memaparkan defenisi kota dari berbagai pandangan para ahli: Universitas Sumatera Utara 1. Meyer melihat kota sebagai tempat bermukim bagi penduduknya, dan yang penting bukan terdiri dari rumah tinggal, jalan raya, rumah ibadah, taman dan sebagainya, meliputi pulapenduduk dan berbagai kegiatannya 2. Mumford memandang kota sebagai suatu tempat pertemuan yang kiblat keluar. Malah sebelum kota menjadi tempat tinggal yang tetap, orangnya ulang-alik dari pedesaan untuk menjumpai secara teratur. Kota dianggap sebagai magnet yang semakin kuat daya tariknya bagi perekonomian maupun keagamaan 3. Max Weber menilai bahwa suatu tempat dikatakan kota, jika penghuninya sebagian besar telah mampu memenuhi kebutuhan lewat pasar setempat. Adapun barang-barangnya di buat setempat pula ditambah dari yang pedesaan, ini dasar kosmopolitan kota yang menjadi dasar hakikat kota 4. Christalleer dengan Central Place Theory-nya menunjukkan fungsi kota sebagai penyelenggara dan penyedia jasa-jasa bagi daerah sekitarnya, kota sebagai pusat pelayanan. Sejauhmana kota menjadi pusat pelayanan tergantung pada sejauh mana daerah pedesaan sekitarnya memanfaatkan kota 5. With merumuskan kota sebagi wadah permukiman yang besar padat dan permanen dengan penduduk heterogen kedudukan sosialnya, oleh karena itu hubungan sosialantar penghuninya serba longgar, acuh dan relasinya tak pribadi 6. Marx dan Engels memandang kota sebagai perserikatan yang dibentuk guna melindungi hak milik guna memperbanyak produksi unit untuk mempertahankan diri para penduduknya Universitas Sumatera Utara 7. Harris dan Ullman melihat kota sebagai pusat untuk permukiman, pemanfaatan bumi dan manusia. Manusia disebut unggul dalam mengeksploitasi, buktinya pertumbuhan kota pesat dan mekar terus menerus, buktinya pertumbuhan kota pesat dan mekar terus menerus, tetapi disamping mekar terjadi kemiskinan bagi manusianya, sehingga muncul berbagai masalah sosial 8. Menurut Bintarto: dari segi geografi kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialisme atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur- unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya 1983 Serangkaian defenisi kota yang dikembangkan oleh para ahli dalam Ilham 1990 menyajikan sebagai berikut: 1. Kota secara umum dapat diartikan sebagai tempat konsentrasi penduduk dengan segala aktifitasnya 2. Kota adalah kelompok orang-orang dengan jumlah tertentu hidup dan berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis 3. Pengertian kota secara struktural, adalah suatu daeraharea atau wilayah yang secara administratif memiliki batas-batas dengan didalamnya terdapat komponen-komponen yang meliputi antara lain penduduk dengan besaran tertentu population size, sistem ekonomi, sistemsosial, saran maupun infra strukturn yang kesemuanya Universitas Sumatera Utara merupakan suatu kelengkapan secara keseluruhan. Pengertian kota secara fungsional adalah sebagai pusat permukiman penduduk, maupun pertumbuhan dalam sistem pengembangan kehidupnan sosio kultural yang luas 4. Dalam buku penerapan pasal 14, 15 UUPA tenteng Land Use Planning terhadap Pembangunan Nasional diberikan batasan bahwa kota adalah sebagai pusat-pusat kehidupan masyarakat 5. Menurut P.J.M Nas dengan mengutip pendapat Wirth, kota adalah sutau permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya karena jumlah penduduknya dan kepadatannya, keadaan daerahnya merupakn tempat tinggal permanen dan sifat heterogen di kota, maka hubungan sosial menjadi longgar, acuh dan tidak pribadi Impersonal Relation 6. Pada hakikatnya kota mempunyai dua pengertian: • Pertama, kota sebagai suatu wadah yang mempunyai batasan administrasi wilyah, seperti kotamadya, kota administratif, sebagaimana telah diatur dalm perundang-undangan • Kedua, kota adalah sebagai lingkungan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya Ibukota Kabupaten, Ibukota Provinsi yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan, permukiman dan pusat administrasi pemerintah Kota sebagai lingkungan kehidupan perkotaan dapat tumbuh dan berkembang melalui dua macam proses yaitu: Universitas Sumatera Utara • Proses perubahan yang terjadi dengan sendirinya proses alamiah • Proses perubahan yang dibentuk, diarahkan, dikendalikan melalui proses perencanaan kota Proses perubahan yang terjadi dengan sendirinya dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak menunjang bagi tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan. Oleh sebab itu, perubahan perlu dibentik secara sadar, diarahkan, dikendalikan melalui proses perencanaan kota. Perencanaan kota mencakup suatu perencanaan kota yang bersifat menyeluruh dan perencanaan yang bersifat sektoral 7. Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah adminisi yang diatur dalam peraturan perundangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan. Sedangkan perkotaan, adalah satu kumpulan pusat-pusat permukiman yang berperan didalam suatu wilyah pengembangan dan atau wilayah Nasional sebagai simpul jasa distribusi

II.9 Peri Urban